Home / Pernikahan / WANITA YANG KAU HINAKAN / BAB 48. Yang dilihat Mak Manurung.

Share

BAB 48. Yang dilihat Mak Manurung.

Author: Kencana Ungu
last update Last Updated: 2022-10-28 08:40:24

🌸🌸🌸

Sejak kejadian adegan aku melempari pintu dapur ibu, mereka kompak mendiamkanku. Syukurlah ini jauh lebih baik dari pada mereka bertingkah bar-bar.

Malam ini aku berkutat dengan adonan donat dan bolu pisang ditemani Mas Danu. Dia takut akan terjadi kejadian seperti kemarin malam.

Saat sedang menggoreng donat menjelang azan subuh tubuhku rasanya panas sekali padahal aku menggoreng pakai kompor bukan tungku.

Brugh!

Suara seperti benda jatuh sangat jelas terdengar dari arah belakang rumah.

"Ita! Danu!" Terdengar panggilan Mak Manurung dari pintu depan sampai beliau menggedor-gedor.

"Sabar, Mak. Ada apa Mak, sampai ngos-ngosan begitu subuh-subuh. Ayo masuk dulu," ajakku pada Mak Manurung. Beliau mengikuti langkah kakiku.

"Mak, kayak habis nyangkul sawah sehektar subuh-subuh minum air putih sekali teguk gitu langsung habis," godaku.

"Ini bukan sekedar lari jauh puluhan kilometer, Ta, lebih dari itu karena jantung juga rasanya mau copot."

"Memang ada apa, Mak?" tanya Mas Danu.

"Emak,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 49. Melawan ibu.

    "Eeh, enggak usah masuk! Di luar aja!" pekik Mba Lili. Saat kaki ini hendak melangkah masuk ke dalam."Ada apa, Dan? Apa kamu sudah menyerah tinggal sendiri tumben banget ke sini pagi-pagi begini," ucap ibu."Enak aja! Di sini sudah enggak ada tempat untuk benalu macam mereka, Bu," sahut Mas Roni. Astaghfirullah ini laki-laki mulutnya lemes banget."Cepat bilang ada apa? Kami sibuk!" timpal Mbak Asih."Ibu, begini aku mau minta sertifikat kebun karet milikku yang dikasih Kakek dulu, Aku berniat untuk menjual kebun itu. Selama ini kan, hasilnya sudah Ibu nikmati. Jadi kurasa ini waktu yang tepat untuk kujual," terang Mas Danu.Ibu kaget mendengar penuturan Mas Danu, lalu terlihat sangat gelisah sedang yang lain diam mematung."Besok saja ya, Dan. Ibu sibuk mau berangkat kondangan," jawab ibu lalu hendak menutup pintu. Dengan cepat aku menahan pintu itu."Sekarang saja, Bu. Kan, gampang tinggal ngambil aja lalu Ibu kasihkan pada kami," kataku menimpali."Eh, kamu siapa ikut-ikutan ngom

    Last Updated : 2022-10-28
  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 50. Bicara dengan Mas Eko.

    Aku mengambil Kia dari gendongannya."Orang macam mereka ini jangan diladeni bisa sama gilanya, Ta. Ada apa rupanya sampai kau itu seperti kesetanan?" tanyanya.Mas Danu akhirnya menceritakan semuanya bahwa dia mau mengambil sertifikat kebun karet miliknya. Bukan dikasih malah sudah dijual."Gila kau memang! Hak orang main ambil. Begini saja Dan, kamu panggil RT atau pamong desa buat beresin masalah ini." usulnya.Mas Danu mengiyakan dan akan membawa masalah ini ke jalur hukum."Jangan, Dan. Ibu berjanji akan menggantinya, sebentar." Susah payah ibu berjalan ke kamarnya tidak lama kemudian memberikan map coklat setelah kami periksa itu sertifikat kebun karet milik ibu."Baik aku terima ini, Bu, meski ukurannya masih kalah jauh dengan milikku. Aku akan minta pada Wak Tono sisanya." Ibu melongo saja mungkin dia sangat menyesal sudah menjual miliki orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya."Kami permisi," ucapku. Mereka tidak menyahut. Baru saja melangkah ke luar pintu langsung dibantin

    Last Updated : 2022-10-28
  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 51. Penemuan buntelan kain putih.

    "Wei, bengong aja. Awas kesambet jin cantik baru tahu rasa, lo!" tegur Joko, teman baik Mas Danu.Aku yang sedang buat adonan bolu pisang pesanan Bu RT untuk siang nanti juga merasa heran, sejak pulang dari rumah ibu tadi Mas Danu banyak diam. Jika tidak kutanya dia akan diam saja biasanya dia selalu menggodaku.Kia yang berceloteh di samping Mas Danu juga hanya ditanggapi sesekali. Mungkin Mas Danu sedang memikirkan nasib keluarganya."Bisa aja, Jok. Ada apa, nih?" Kudengarkan obrolan mereka."Enggak ada apa-apa pingin main aja. Kayaknya lagi banyak masalah kelihatan banget dari raut wajahmu yang kusut macam orang kalah main judi," ujar Joko."Ha-ha beginilah, Jok. malahan lebih dari itu," kelakar Mas Danu."Seriusan?""Iya, kalau jadi orang bod*h seperti aku ya begini dibohongi sana sini dan diakali sana sini," keluh Mas Danu."Berat banget kayaknya masalah kamu, baru kali ini aku punya kawan yang kaya masalah.""Benar, sepertinya memang hanya aku yang kaya masalah," jawab Mas Danu

    Last Updated : 2022-10-28
  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 52. Kenapa kami jadi pusat perhatian.

    "Ayo, bantu aku baca ayat kursi, kita bakar benda-benda laknat ini," perintah Joko. Kami membaca ayat kursi khusuk sekali aku tidak lagi mempedulikan Kia yang menangis menjerit-jerit karena aku tahu itu bukan Kia."Alhamdulillah bisa terbakar. Insya Allah setelah ini Kia bisa tidur nyenyak lagi, dan tidak ada gangguan apa-apa lagi," terang Joko.Joko adalah salah satu teman Mas Danu yang punya kelebihan bisa melihat barang ghaib. Anak Indomie kata bahasa gaulnya. Eh, indigo."Makasih, ya, Jok, sudah bantu," ucap Mas Danu tulus. Joko hanya tersenyum saja."Ta, pisau ini sebelum kamu pakai cuci dulu sambil baca ayat kursi 7 kali ya. Kalau masih ada kejadian aneh-aneh lagi kalian jangan sungkan untuk bilang padaku.""Jok, apa yang mengirim akan terkena imbasnya setelah sihir itu dibakar?" tanya Mas Danu."Bisa jadi bisa juga enggak," jawab Joko singkat.Kemudian Joko pulang aku dan Mas Danu merasa lega dan senang sekali. Satu urusan selesai meski aku tidak tahu siapa yang mengirim itu un

    Last Updated : 2022-10-28
  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 53. Kejutan di rumah Wak Tono.

    "Maaf, Bapak ini siapa, ya?" tanya Mas Danu."Panggil Wak saja, Nak.""Oh, iya, maaf. Wak ini siapa, ya?""Ratno, kamu bisa panggil Wak Ratno. Ya Allah Danu kamu masih hidup rupanya." Aku dan Mas Danu saling berpandangan. Tidak mengerti apa yang beliau ucapkan."Wak, kenal dengan Mas Danu?" tanyaku."Kenal, Nak. Hanya saja karena rumah kami jauhan di luar kota jadi tidak pernah bertemu Danu lagi," jawab beliau antusias."Danu, tadi aku sudah sedikit ngobrol dengan beliau. Waktu Ratno kaget waktu melihatmu masuk tadi, ternyata Ibu menjual kebun karetmu pada Wak Ratno. Iya, kan, Wak?" kata Mas Eko."Iya, benar. Aku tidak menyangka Ibumu dan juga Wakmu itu berbohong padaku.""Maksudnya Wak, bohong bagaimana?" tanya Mas Danu belum mengerti alur pembicaraan Wak Ratno ini."Ya, bohong! Mereka bilang kamu sudah meninggal dan menjual kebun karet itu padaku. Mereka pakai surat kuasa atas nama kamu."Astaghfirullah ...." Aku dan Mas Danu bersamaan istighfar."Jahat sekali." Tes! Aku menangis me

    Last Updated : 2022-10-28
  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 54. Wak Ratno.

    #Baiklah aku akan menjelaskan sedikit tentang tanah kuburan yang di episode 25. Di sana aku bilang tanah kuburannya langsung to the poin, tapi ada yang sangat teliti . Maka dari itu aku akan jelaskan setahuku ya?jadi, tanah untuk media sihir itu bukan sembarang tanah. Harus tanah kuburan. Aku dapat informasi ini dari teman yang indigo. Selain tanah kuburan katanya tidak bisa.🌸🌸🌸Kami pulang naik mobil Wak Ratno Mobil silver tadi ternyata mobil Wak Ratno. Mobil yang putih dibawa anaknya.Sepanjang jalan Wak Ratno terus saja mengumpat tindakan Wak Tono dan ibu."Aku ini, Dan, ikut jimpitan dari zaman kamu orang masih kecil sampai detik ini enggak pernah menikmati uang jimpitan itu. Setiap aku tanya dijawabnya mereka aman, untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan.""Wak, kami sudah keluar dari jimpitan bulan ini, karena tidak sanggup bayar, kami tidak punya uang. Sewaktu aku ke sana minta bagian yang 35% tidak dikasih malah dicaci maki. Kemarin Wak Tono ke rumah malah nagih hut

    Last Updated : 2022-10-28
  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 55. Kabar duka.

    Aku dan Mas Danu terperangah melihat rumah Wak Ratno. Rumah beliau bak istana. Ukurannya besar bertingkat dengan gaya klasik modern. Seumur-umur aku baru lihat rumah sebagus ini selain di TV."MasyaAllah Wak, ini rumah apa istana?" ujar Danu. Wak Tono hanya terkekeh saja."Wak, cuma sendiri tinggal di rumah sebesar ini?" tanyaku penasaran."Enggak, anak-anak Wak semuanya tinggal jadi satu di sini. Mereka sudah punya rumah, tapi karena wasiat Ibunya mereka memutuskan untuk tinggal di sini sama-sama. Kalau tinggal sendiri ya, Wak, kesepian," jawabnya sambil menyuruh kami duduk."Sofanya bagus banget, Mas," bisikku pada Mas Danu."Iya, ssstt ... jangan kuat-kuat nanti malu kalau didengar sama Wak,""Nah, kalian mau minum apa biar dibuatkan sama Mbak yang kerja.""Apa aja, Wak," jawab kami serempak."Tunggu, ya, Wak mau ganti baju sekalian mau ambil sertifikat kebun kamu." Kami mengangguk."Kalau kalian mau keliling lihat-lihat juga enggak apa-apa, siapa tahu rumah Wak bisa jadi inspiras

    Last Updated : 2022-10-28
  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 56. Ujian seakan tak pernah habis.

    Plak!Aku membalas tamparan Mbak Lili. Dia pikir aku tidak punya perasaan yang bisa seenak jidat dia perlakukan semena-mena.“Jangan asal tuduh jika tidak ada bukti, Mbak!” Mbak Lili memegangi pipinya menangis histeris dan terduduk di tanah. Mas Danu dan Wak Ratno berjalan ke arahku.Dalam pelukan Mas Danu aku menangis sejadi-jadinya. Rumahku, uangku, baju-baju Kia. Semua aku tangisi karena hanya itulah harta kami.Tangisku dan Mbak Lili saling bersahutan. Pilu bagi siapa pun yang mendengarnya. Meski beda versi cerita kami. Entah lah ini Mbak Lili kenapa jadi ikutan nangis di sini ditonton para warga.Ibu datang tergesa, beliau memeluk Mbak Lili."Kita akan balas perbuatan Eko, Nak, tenang saja. Ibu siap mati untukmu," ucap ibu. Aku sedih sih, mendengar itu. Wanita mana yang rela di duakan. Ibu mana yang tega anaknya disakiti. Jika aku di posisi ibu pasti aku pun akan marah.“Sabar, Nak, sudah jangan menangis begitu seperti menangisi kematian. Insya Allah ada hikmah dibalik musibah in

    Last Updated : 2022-10-28

Latest chapter

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 203. Ending.

    ~k~u 🌸🌸🌸“Mas, siapa perempuan ini?” Akhirnya kutanyakan langsung foto yang tadi siang dikirim oleh paman.Mas Danu mengerutkan keningnya matanya menatapku penuh selidik.“Ini nomor Paman Mas, lihat tuh, WA-nya dari atas,” jelasku. Mas Danu memang tidak paham jika pakai smartphone.“Ini dikirim tadi pagi kenapa enggak bilang langsung, Dik?”“Gimana mau bilang kan, Mas sibuk di toko.”“Siapa wanita berbaju orange itu, Mas?” cecarku.“Itu ... em, tapi kamu jangan marah, ya?” Mendengar jawaban Mas Danu justru aku semakin takut. Takut kalau apa yang aku pikirkan benar.“Jawablah, Mas jangan berkelit gitu.”“Namanya Maya, dia teman sekolah Mas waktu SD. Waktu itu tanpa sengaja bertemu di toko. Setelah pertemuan pertama dia sering datang dan banyak bercerita tentang rumah tangganya ....” Mas Danu menjeda ceritanya.Aku sudah berkeringat panas padahal suhu udara malam ini dingin karena tadi sore hujan sangat deras dan sekarang pun masih gerimis kecil.“Karena Mas kasihan makanya Mas seri

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 202. Mengusir benalu.

    “Enggak bersih berarti tidak ada acara masuk rumah.” Mamah Atik ikut menimpali.“Apa ini sudah cukup, Bu?” tanya Evi memperlihatkan irik yang berisi pucuk daun singkong.“Belum! Petik yang banyak, di rumah banyak orang jadi banyak juga yang makan kalau cuma segini habis sama kamu aja!” Mamah Atik pun tidak kalah sengit memarahi Evi.“Aku adukan kalian sama Mas Danu biar kapok!” Ancam Evi.“Adukan saja sana! Danu tidak akan pernah ambil pusing,” jawab Mamah Atik.“Paman, jangan main HP terus nanti HP-nya masuk parit kami lagi yang disalahin dan suruh ganti,” kataku agak kuat karena jarak kami lumayan jauh.“Eh, iya, Ya. Ini aku hanya kirim pesan pada Danu saja,” jawab paman.Benar saja setelah kucek ponsel Mas Danu yang ada di saku celanaku ternyata ada pesan masuk lagi dari paman.[Keputusanmu akan menentukan nasib rumah tanggamu, Dan. Cepat katakan iya atau tidak!]Lagi hanya kubaca saja. Aku tidak berminat sama sekali untuk membalas.“Sudah ada gledek, tuh! Buruan nanti keburu turun

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 201. Mungkinkah?

    🌸🌸🌸Hidup sejatinya adalah perjalanan. Sekarang tergantung kita mau pilih jalan yang mana. Di depan sana ada banyak sekali rintangannya. Berkelok-kelok, lurus mulus, licin berlumpur atau naik turun.Aku menghela nafas berat saat membaca pesan dari paman Mas Danu. Pesan itu langsung kuteruskan ke ponselku.Paman Mas Danu sebenarnya belum selesai berbicara dengan Mas Danu hanya saja tadi tiba-tiba Joko menelepon ada pelanggan tetap mau belanja bulanan dan jumlahnya sangat banyak. Makanya Mas Danu buru-buru pergi ke toko.Paman dan juga Evi kami persilakan untuk menunggu di rumah. Bagaimana pun juga mereka adalah tamu.‘... Barang siapa beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya .... HR. Bukhari dan Muslim.Aku memang bukan seorang yang mulus tanpa dosa, tapi aku akan selalu berusaha berbuat baik pada siapa pun meski dianggap bodoh.Bapakku selalu berpesan untuk selalu berbuat baik meski kita dimanfaatkan, meski kita tidak dianggap. Karena kebaikan itu aka

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 210. Wanita baju Orange.

    ~k~u🌸🌸🌸“Loh, siapa kamu!” tegur Mamah Atik saat melihat pria seumuran bapak main nyelonong duduk di teras rumah tanpa permisi.Kami sedang berjemur sekalian menyuapi Kia. Beberapa hari ini hujan terus udara di sini pun sangat dingin.Orang itu bukannya menyahut malah menyalakan rokok.“Paman, ini sarapannya. Nasi uduk aja, ya? Duitku nipis,” ucap Evi. Kami kaget ternyata itu pamannya Mas Danu.“Kamu itu kenapa juga beli beginian. Rumah Mamasmu ini besar gendongan tentunya di dalam banyak makanan. Makan nasi uduk begini Paman mules perutnya.”“Kalian ngapain lihat-lihat! Sekarang mana Mas Danu. Aku mau ketemu Mas Danu,” bentak Evi pada kami.Baru saja aku hendak menyangkal ucapan Evi, Mas Danu sudah ke luar rumah.“Masss ....” Evi lari menghampiri Mas Danu.“Danu. Akhirnya kita bisa bertemu lagi. Paman dari kemarin sudah ada di sini, tapi anak buahmu bilang kamu ada urusan keluarga dan enggak pulang.” Orang yang mengaku Paman Mas Danu pun tergopoh-gopoh menghampiri Mas Danu.Mas Da

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 209. Mbak Susi lagi.

    Assalamualaikum everyone ....Alhamdulillah bisa up bab baru. Yuk, bantu follow akunku 😍🌸🌸🌸“Sini, Ta, biar Mamah yang telepon, Joko!” Kuberikan ponselku pada Mamah.Tidak menunggu lama telepon tersambung.“Halo, Mas Joko! Ini Mamah Atik. Tolong itu barang-barang yang mau diangkut sama Susi ambil lagi!”“Loh, a—nu, Bu. Itu katanya sudah dapat izin dari Ita,” jawab Mas Joko terbata pasti Mas Joko kaget Mamah Atik to the poin begitu.“Enggak! Baik Ita ataupun Danu enggak ada yang izinin. Di mana Susi? Apa sudah pulang?”“Be—lum, Bu. Ma—sih nimbang telur.”“Dasar orang tidak tahu malu. Pokoknya aku enggak mau tahu, ya, ambil lagi apa yang mau diangkut Susi kalau enggak gaji kamu bulan ini tidak aku berikan!” Ancam Mamah Atik.“Aduh! Ba—ik, Bu.”Tuuuutt ....Mamah mematikan telepon.“Ini, Ta. 10 menit lagi kita telepon Joko. Kamu itu menyek-menyek jadi orang makanya saudara-saudara kamu itu selalu saja meremehkanmu.”“Aku hanya tidak ingin hubungan yang sudah tidak baik makin tidak b

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 208. Istri muda?

    Hatiku panas mendengar perempuan lain mengagumi suamiku.“Mana anakmu kenapa tidak kamu ajak?” tanya Mas Danu.“Mas aku capek loh, nungguin kamu panas dan haus juga kamu malah tega tanya ini dan itu di sini,” rengeknya.Kami masuk dan Evi membuntuti kami.“Mas, rumahmu bagus banget ya, pantas paman selalu membanggakan kamu.” Mas Danu diam saja. Dia fokus minum dan menikmati donat yang kusuguhkan.“Danu, kamu makan dulu. Pasti kamu lapar,” titah Mamah Atik.“Iya, Mah. Dik, temani Mas makan, ya?”“Aku juga mau makan Mas. Yuk, aku temani.” Evi gegas berdiri dan menarik tangan Mas Danu.“Bukan Dik, kamu. Itu panggilan untuk istriku. Aku memanggilmu dengan namamu saja.” Mas Danu menampik tangan Evi. Dia seperti menahan malu.“Mas meja makanmu bagus banget. Seumur-umur aku baru lihat,” ucap Evi. Dia langsung duduk dan mengambil makan tanpa kami suruh terlebih dahulu.“Evi, sebentar lagi kami mau pergi sebaiknya kamu pulang dulu. Rumah ini akan kami kosongkan.”“Apa? Ya ampun, Mas! Aku jauh-

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 207. Tidak sopan.

    “Terserah Mbak aja mau bilang apa,” sungutku.“Eh, Ta. Aku cuma mau kasih tahu, ini Ibu lagi sakit, tadi pas ambil wudu untuk salat Zuhur terpeleset dan jatuh. Kami sudah bawa ke klinik. Ibu sekarang di rawat. Kamu ke sini, ya? Eh, jangan lupa bawa uang kami tidak ada duit untuk bayar biaya rawat Ibu.” Sebenarnya aku sangat syok dan juga sedih mendengar kabar ini, tapi karena yang memberi tahu adalah Mbak Susi aku jadi kesal padanya.“I—ya, Mbak. Insya Allah aku ke sana.”“Jangan pakai insya Allah, Ta! Kamu harus segera ke sini!”“Iya, Mbak. Insya Allah.”“Kamu itu insya Allah terus. Aku ti ....” Tuuutt! Kumatikan telepon. Percuma saja ngasih tahu Mbak Susi.Ponsel kembali berdering. Tapi, tidak kujawab. Biarkan saja. Mbak Susi itu bisanya ngajak ribut saja.“Siapa, Ta. Kok kayaknya kamu kesal gitu?”“Mbak Susi, Mah. Ngasih tahu kalau ibu masuk rumah sakit. Jatuh di kamar mandi,” jawabku sedih.“Innalillahi wa’innailaihiroji’un. Terus gimana kondisi ibumu, Ta?”“Aku enggak tanya sama

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 206. Adik tiri.

    *Cinta adalah perbuatan. kata-kata dan tulisan indah hanyalah omong kosong! (Tere Liye)*Assalamualaikum semuaaaaaaa senang sekali Danu kembali hadir. Semoga kalian sehat dan bahagia selalu. Bantu follow, yuk!🌸🌸🌸 “Maaf siapa, ya?”Bukannya menjawab pertanyaanku justru perempuan ini nyelonong masuk begitu saja lalu duduk manis di sofa.“Eh, siapa kamu! Datang-datang enggak sopan!” bentak Mamah Atik.“Perkenalkan aku Evi, adik Mas Danu,” ucapnya bangga.Aku dan Mamah Atik saling berpandangan. Mamah Atik seolah menanyakan apa benar. Aku hanya menggeleng tidak tahu.“Salah alamat kali. Kan, banyak ‘tu yang namanya Danu,” ujar Mamah Atik lagi.“Enggak, dong! Nih, lihat!” Wanita yang bernama Evi ini memperlihatkan foto Mas Danu. Dari mana dia dapat foto terbaru Mas Danu. Itu foto diambil dua hari yang lalu saat kami jalan-jalan ke air terjun. Itu foto bersamaku bisa-bisanya fotonya dicrop begitu saja.“Iya, benar ini Danu anakku, dan ini Ita istri Danu,” ucap Mamah Atik. Wanita yang b

  • WANITA YANG KAU HINAKAN   BAB 205. Evi datang.

    “Mainan sama Kia. Anakmu ini cantik dan pintar sekali ya, Dan. Aku jadi pingin punya anak,” jawab Mbak Asih seolah-olah dia tidak sedang sakit.“Alhamdulillah iya, Mbak.“ Mas Danu memangku Kia. Aku ikut duduk di lantai bersama mereka.“Mbak Asih kemarin ke mana sih, katanya kerja kok, enggak pulang?” tanyaku hati-hati. Mbak Asih hanya menggeleng saja.“Mbak Asih, Ita itu mau ngajak shopping beli baju baru. Eh, malahan Mbak Asih enggak pulang-pulang,” kata Mas Danu lagi.“Harusnya kamu telepon dulu, Ta. Jangan main asal tunggu. Kalau kamu kasih tahu mau ngajakin aku shopping pasti aku enggak mau janjian sama Mas Roni,” jawab Mbak Asih sambil menoyor kepalaku.“Oh, jadi Mbak Asih pergi shopping sama Mas Roni?” tanyaku.“Bukan shopping sih, tapi bulan madu. Kami tidur di hotel.” Mendengar pengakuan Mbak Asih Mas Danu sangat marah. Aku pun kaget. Kalau sudah ngomongin hotel sudah pasti ada bumbu-bumbu di dalamnya.“Mbak, harusnya jangan mau diajak Mas Roni kalau enggak shopping. Enak shop

DMCA.com Protection Status