Share

BAB 145. Memberi kabar ibu.

“Assalamualaikum, Bu. Apa kabar?” Kujawab telepon dari ibuku. Tumben sekali ibuku pagi-pagi telepon.

“Wa’alaikumsalam ....” Suara ibu serak parau seperti orang yang menahan tangis.

“Ibu menangis?” tanyaku khawatir.

“Enggak Nak, Ibu hanya batuk saja,” jawab ibu sedikit gugup. Aku jadi kepikiran. Padahal aku mau cerita tentang mertuamu yang sudah kembali.

“Ibu masak apa hari ini? Sudah sarapan belum?” tanyaku basa-basi semoga nanti ibu mau cerita beliau kenapa.

“Alhamdulillah sudah, Nak. Ibu masak opor ayam sama sambal merah kesukaan Bapak. Kamu masak apa, Nak? Toko gimana lancar?” Suara ibu sudah mulai ceria.

“Aku masak oseng toge campur kemangi sama goreng ayam, Bu. Alhamdulillah lancar. Kami ada rencana untuk buka cabang di pasar induk kabupaten, Bu. Tapi, entah kapan masih dipikir-pikir dulu.”

“Alhamdulillah, Ibu bahagia sekali dengarnya, Nak. Ibu, mau minta maaf sama kamu ....” Terdengar isak tangis ibu. Aku diam saja membiarkan ibu menangis terlebih dulu biar plong hatinya.

Samar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status