Share

BAB 144. Mereka dengki.

“Maafin Bapak ya, Bu. Insya Allah Wak Tono tidak apa-apa,” ucap Mas Danu. Bapak tersenyum mendengar ucapan Mas Danu.

“Oh, iya, siapa ini yang pakai baju kuning?” tanya bapak pada Mbak Lili.

“Ini Lili, Mas. Dari pagi tadi dia ingin sekali bertemu denganmu,” jawab ibu sumringah.

“Ya Allah, Lili. Wak sampai enggak paham. Mana suamimu? Mana anak perempuanmu satunya, Yem?” Ditanya suami Mbak Lili langsung cemberut.

“Suaminya lagi pulang ke rumah istri mudanya, Mas. Katanya tadi cuma sebentar, tapi sampai malam begini belum pulang. Kalau Asih masih dagang Mas, di perempatan gang situ nanti beli ya dagangan Asih. Enaka loh masakannya.” Bapak kaget mendengar jawaban ibu.

“Iya, insya Allah nanti aku mampir. Loh, ini Lili masa sih, wanita secantik ini diduakan?” tanya bapak lagi.

“Ya, namanya juga orang enggak bersyukur Mas. Kamu tahu Mas, madunya Lili jelek banget,” jawab ibu semangat.

“Innalillahi waInnailaihiroji’uun ... Yem, tidak patut kamu bilang begitu. Orang cantik jelek akhlaknya banya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status