Share

70. Malam Pertama(21+)

last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-22 00:23:20

PoV Batara

"Anak-anak sudah tidur?" tanyaku pada Kikan begitu selesai melipat sajadah. Aku terlambat solat isya tadi karena meeting dengan investor luar sampai jam delapan. Aku baru tiba di rumah jam sembilan lewat lima belas menit.

"Sudah, Pak, baru saja," jawab istriku. Aku mengulum senyum.

"Kenapa masih panggil bapak sih? Panggil mas atau ayang atau beib atau apalah gitu, Bun!" Kikan mengulum senyum. Ia duduk di depan cermin sambil menyisir rambutnya.

"Biar saya!" Aku mengambil sisir itu, lalu menyisir rambut panjang Kikan yang lebat dan hitam. Saat masih satu kantor denganku enam bulan lalu, rambut istriku pendek, tetapi panjang rupanya lebih cocok dengan Kikan dan lebih cantik. Aku mencium rambutnya. Aroma samponya sangat aku sukai.

"Ada apa, Mas?" aku tersenyum lebar.

"Nah, gitu, panggil mas gak papa, jangan bapak! Saya senang kamu di sini." Aku masih terus menyisir rambutnya yang panjang tergerai.

"Memangnya saya mau ke mana?"

"Oh, iya, kamu bulan ini belum bayar kontrakan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   71. Check in

    "Pusing ya?" tanya Kikan dengan seringainya. Aku mengangguk lemah tak berdaya. Bisa-bisa udah mau sampai finish, anak-anak malah bangun. Gimana aku gak str3s? Kalian pernah begini kan? Pasti tahu rasanya dan sejak tadi Kikan hanya senyam-senyum saja seperti meledekku. Rambut kamu sama-sama basah, tetapi basah yang sia-sia. Maura dan Baim tidak mau tidur di kamar mereka. Malah jadi pindah tidur di kamarku dan Kikan. Aku sampai tidak bisa tidur karena menunggu anak-anak pulas, tetapi saat aku memindahkan mereka, baru juga aku menutup pintu kamar, dua anakku sudah bangun lagi dan minta pindah lagi. "Perasaan tadi kita tidur di kamar papa deh, kenapa udah di kamar kita ya, Dek? Ayo, kita pindah ke kamar papa dan bunda lagi. Enak saja papa dan bunda mau berduaan tanpa anak!" Aku mendengar gerutuan Baim saat dengan mata kantuknya, berjalan menggandeng Maura kembali ke kamarku. Hingga akhirnya aku menyerah dan tidur. Tidur ayam yang tidak pulas."Bunda masakannya enak," puji Maura saat men

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   72. Mantan Istriku Hamil

    "Kikan, kamu ... aku minta maaf soal..." aku tak sanggup meneruskan kalimat ini. Kikan masih terdiam setelah menerima telepon dari Dewi. Kabar Dewi hamil tentu saja membuatku syok, apalagi Kikan. Kami baru saja memulai untuk menjalani rumah tangga seperti rumah tangga orang lain, tetapi sudah ada saja ujian yang datang menghampiri."Kita bicara setelah kita membersihkan diri yuk!" Aku pun turun dari ranjang. Aku juga membantu Kikan untuk turun dan berjalan ke kamar mandi. "Mas, aku gak akan kamu tinggalin'kan?" rasanya aku ditampar begitu keras mendengar pertanyaan dari istriku. Kami sudah selesai bersih-bersih dan memakai pakaian lengkap lagi. "Siapa yang mau ninggalin kamu, Kikan?" jawabku yakin. Ya, tentu saja aku yakin karena aku memang sudah sangat mencintai Kikan. Bahkan dari sejak awal Kikan punya masalah dengan suaminya. "Kita akan bicarakan baik ya gimana masalah ini ya? Aku lapar. Kita makan ya." Kikan mengangguk. Ini sudah jam satu siang dan perutku sejak tadi berbunyi m

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   73. Istri Kedua vs Istri Pertama

    PoV Kikan"Ya ampun, Mama masih gak percaya dengan kabar ini! Kok bisa sih hamil anak kamu? A-apa kamu yakin itu anak kamu?!" Ibu mertuaku menatap mas Batara tanpa berkedip. Jelas ia marah dan tidak terima karena ibu mertuaku tidak suka dengan Dewi. "Mama menyesal membiarkan kamu menikahi Dewi waktu itu. Ternyata dia musuh dalam selimut. Dia menikah hanya ingin harta kamu dan sekarang dia menjerat kamu, memenjarakan kamu dengan kabar kehamilannya. Kenapa kamu gak ajak dia periksa ke dokter untuk memastikan? Bisa saja dia pura-pura hamil. Biar dokter kandungan langganan almarhum Mutia yang memeriksa. Dokternya Baim dan Maura." Mas Batara menoleh ke arahku. Raut wajah tidak tega sangat jelas terlihat di sana."Jika saya harus pergi ke dokter kandungan, maka saya mau Kikan ikut, Ma.""Oh, iya, tentu saja, Mama juga mau ikut. Bukan Mama antusias karena Dewi hamil, tetapi karena mau memastikan dia bohong atau tidak."Malam itu, akhirnya kami tidur di rumah mama. Anak-anak sudah tidur seja

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   74. Tegas pada Dewi

    Bolehkan aku menganggap istri tua mas Batara adalah pelakor? Wanita itu terus saja mencoba mengirimkan pesan pada suamiku. Jika nomornya aku blokir, maka ia pun akan mengganti dengan nomor lain. Dewi sangat membuatku kesal. Memang aku tidak perlu khawatir akan suamiku, tetapi batu yang keras, jika terus saja ditetesin air, maka bisa berlubang bukan? Aku tidak mau perasaan mas Batara jadi terkikis karena Dewi yang terus menganggu. Kring! Kring!Lamunanku buyar saat ponselku berdering. Ada nama Fano di layar ponselku. Fano adalah asisten mas Batara yang berjenis kelamin lelaki. Aku memang yang minta agar suamiku memiliki asisten lelaki saja, jangan perempuan. "Halo, Fano, gimana? Ada kabar apa?""Halo, Bu, di kantor ada Bu Dewi.""Apa? Mau apa Dewi ke kantor mas Batara?""Gak tahu, Bu, tapi bawa rantang. Mungkin bawain bekal makan siang." Aku menggeram. Untunglah mas Batara puasa hari ini, sehingga bisa aku pastikan suamiku tidak akan menyentuh masakan Dewi. Bisa saja makanan itu men

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   75. Di rumah Sakit

    "Biar aku yang temui Dewi, Mas. Kamu di dalam saja ya." Mas Batara mengangguk patuh. "Maaf, Pak Arman, ini ada iklan sedikit, Pak. Silakan lanjut ngobrolnya di belakang sama suami saya ya," kataku pada Pak Arman. Aku pun bergegas menuju ruang tamu. Pintu rumah rupanya ditutup oleh bibik, sehingga wanita bernama Dewi itu hanya bisa duduk di teras rumahku. "Mau apa?" tanyaku ketus. Ia bangun dari duduknya dengan terkejut. Mungkin ia tidak menyangka aku yang menemuinya ."Saya mau bicara dengan suami saya?" "Suami Anda atau suami saya? Tolong diingat lagi statusnya ya, Mbak. Suami saya gak ada. Masih di luar. Ada perlu apa? Sampaikan saja langsung pada saya!" "Heh, dasar pelakor gak tahu diri! Saya tahu kamu yang menggoda suami saya. Kamu yang menghasut anak-anak agar benci pada saya. Kamu adalah ular sebenarnya!" Maduku ini begitu berapi-api memakiku, tetapi aku tidak akan terpancing, karena aku bukan wanita bodoh."Saya mau masuk!" Ia mencoba masuk, tetapi berhasil aku tahan. Bahka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   76. Cerita yang Diungkap Kikan

    PoV 3"Bunda, di perut Bunda kapan ada adek bayinya?" tanya Maura saat gadis kecil itu baru saja selesai berpakaian. Hari ini hari Sabtu dan Kikan menemani anak-anak sambungnya pergi berenang ke waterpark. Kikan yang tengah menyisir rambut Maura, langsung berhenti sejenak. "Doakan ya, Sayang," jawab Kikan pelan. Jauh di dalam hatinya pun ingin sekali segera memiliki anak dari Batara, tetapi sampai empat bulan setengah ia menikah dengan suaminya, belum ada tanda-tanda ia hamil. Hanya datang bulannya saja jadi tidak beraturan. "Maura selalu doain kok. Maura mau punya adek ya Allah. Maura doanya gitu." Kikan tersenyum, lalu mencium pipi gembul Maura. "Aamiin, semoga doanya Maura dan abang Baim terkabul ya.""Bunda, ini kembaliannya." Baim datang bersama pelayan cafe. Mereka sedang berada di foodcourt kolam renang untuk menyantap makanan. Anak-anaknya selalu saja kelaparan hebat bila selesai berenang. "Makasih, Baim. Ayo, dimakan nasi goreng dan juga diminum tehnya." Keduanya makan d

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   77. Obat Apa Ini?

    Esti memandang amplop coklat yang sudah ada di tangannya. Air matanya masih belum berhenti mengalir. Meski bayi yang ia kandung tidak ia harapkan, tetapi nalurinya sebagai seorang ibu membuatnya begitu berat melepas buah hati yang bahkan belum ia lihat wajahnya sama sekali. Untungnya bapaknya sempat memotret cucunya saat sedang dibersihkan bidan tadi dan saat Pak Ramdan pura-pura membeli minum, ia kembali memotret cucunya dalam keadaan yang sudah rapi dan dibedong. Cucunya lelaki dan ia pun sangat senang. Namun, takdir yang harus ia dan putrinya jalani saat ini sangat menyedihkan. Pria itu juga tidak bisa menyalahkan Esti sepenuhnya karena putrinya tidak punya pilihan lain mengambil jalan yang salah. Bukan cuma Esti yang dilanda sedih, bapaknya pun sama. Pak Ramdan memandangi ponselnya dengan sedih. Mobil yang mereka tumpangi saat ini sedang membawa mereka pulang ke rumah, tetapi hati ayah dan anak itu sedang dilanda kedukaan. Meski uang ada di tangan mereka, tetapi bayi lelaki itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   78. Karma Berjalan

    Galih masih berada di salah satu rumah sakit untuk bertemu dengan dokter yang saat ini sedang mengobati sakitnya. Walau berobat bukan dengan asuransi bonafit, tetapi paling tidak ia bisa berobat gratis tanpa membayar dokter dan juga resep obat. Meski sesekali ada vitamin yang harus ia tebus dan tidak di cover BPJS, tetapi masih jauh lebih ringan dibandingkan jika ia harus mengeluarkan biaya dari dompet sendiri. "Bagaimana, Dok?" tanya Galih cemas. "Masih susah tidur?" "Masih, Dok, sesekali saya masih tidur tapi cepat terbangun. Tidurnya gak lelap, gak nyenyak kayak biasanya. Udahannya lemes dan gak semangat. Padahal vitamin dan saran dokter udah saya kerjakan.""Olah raganya gimana?" "Olah raga paling jalan pagi aja, Dok." "Saya rujuk ke penyakit dalam ya, Mas. Diperiksa lagi lebih lanjut sekalian cek fungsi ginjal. Sepengatahuan saya, kejantanan Mas tidak kunjung kembali bukan karena kecelakaan waktu itu saja, tetapi bisa banyak faktor. Seperti makan yang tidak sehat, minuman ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22

Bab terbaru

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   138. Keputusan Alma

    Part 34.Pagi hari sebelum berangkat bekerja Brian menyempatkan diri untuk berbicara dengan Baim. Di meja makan kini hanya tinggal mereka berdua sementara yang lain sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing. "Mas?" Brian menyapa. Baim menoleh, seraya menaikkan alisnya menatap Brian. "Kenapa?" Pria itu menyahut, kemudian menyendok sarapan miliknya. "Aku harus tahu di mana Alma sekaran. Mama minta aku cari dia." Brian mengatakan alasan dari pertanyaannya. Baim menatap sekilas, memperhatikan sang adik dengan seksama. "Jadi kamu nyari cuman karena Mama nyuruh kamu?""Ya nggak gitu, aku kan tetap harus tahu karena Alma itu juga istri a—" "Mantan istri kamu." Baim mencoba mengingatkan. "Aku cuman mau Mas kasih tahu dia di mana sekarang?" Brian menekankan, karena ia tak mau lagi berbasa-basi. Yang ditanya menggelengkan kepalanya, kemudian berjalan ke dapur untuk meletakkan piring makan dan mencuci. "Lagian kamu ngapain nyari dia? Lagian rasanya, Alma juga lebih bahagia tanpa kamu." Sa

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   137. Diusir

    Pasti anak yang dikandung Alma adalah anak Brian. Gak mungkin anak orang lain. Siap! Aku benar-benar dibohongi! Felisa pulang dengan keadaan hati yang panas. Disaat ia baru berbaikan dengan suaminya, meskipun belum seperti dulu, tapi ia berusaha sabar. Pikiran Felisa sama sekali tidak bisa tenang. Terkejut juga, ternyata hubungan Alma dan Brian bukan seperti apa yang ada dalam pikirannya. Hubungan mereka berdua sudah lebih jauh dari itu, apalagi ada benih Brian dalam kandungan Alma."Lo kenapa sih Fel? Habis balik dari toilet kok kayaknya nggak tenang banget?" Bella bertanya pada Felisa. "Nggak apa-apa sih, Kita balik aja yuk. Gue bener-bener lagi bad mood nih."Keduanya kemudian memutuskan untuk kembali pulang. Rencana untuk bersenang-senang dan berbelanja sirna sudah. Felisa melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen. Hari sudah cukup sore dan sepertinya Brian juga sudah tiba. "Udah pulang kamu?" Brian bertanya ketika mendengar suara pintu yang terbuka. "Iya," jawab Felisa ke

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   136. Bertengkar

    "Mana istri kamu itu?" tanya Kikan kesal pada Brian yang baru saja kembali dari kantor polisi. Felisa benar-benar menguji dirinya. Malam tadi ternyata Felisa ditangkap dan ditahan oleh kepolisian setelah berpesta dengan beberapa temannya di klub. Dan Brian yang bertanggung jawab untuk itu. Setelah menyelesaikan urusannya di kantor kepolisian, Brian meminta Felisa untuk kembali ke apartemen. Sementara itu harus kembali ke rumah. "Dia ada di apartemen Ma." Brian menjawab malas. Kikan kesal, tidak habis pikir dengan kelakuan Felisa seperti itu. "Ada-ada aja, nggak ada yang benar dari istri kamu itu. udah pakaian nggak sopan, tingkah lakunya juga kayak gitu. Kamu itu suka dia dari mananya sih?"Brian sudah cukup kesal dan lelah dengan kelakuan Felisa hari ini. Dia juga rasanya sangat malas untuk menanggapi perkataan sang mama. "Udah ya ma, aku mau ke kamar."Brian kemudian melangkahkan kakinya ke kamar. Pria itu duduk di tempat tidur memikirkan apa yang seharusnya dilakukan setelah ini

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   135. Pakaian Terbuka Felisa

    “Aku ke bawah duluan. Kamu nyusul aja kalau udah selesai,” kata Brian dari luar pintu toilet.Di dalam kamar mandi Felisa sedang membersihkan dirinya. Selesai mandi, ia berjalan keluar menggunakan pakaian daster midi super seksi, menunjukkan lekuk tubuh dan juga potongan yang pendek.Saat Felisa melangkahkan kakinya menuju meja makan membuat Baim, Maura, dan Batara— ayah mertuanya menatap dengan tatapan tak enak. Untung saja saat ini Kikan sedang berada di luar entah bagaimana reaksinya ketika melihat pakaian Felisa.“Maaf terlambat, aku habis mandi.” Felisa mengatakan dengan tak enak. Semua yang berada di sana mencoba mengalihkan pandangannya dari Felisa. Baim awalnya biasa saja, tapi akhirnya dia memutuskan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Lalu disusul oleh Batara, yang melangkahkan kakinya meninggalkan ruang makan. Keduanya merasa tak nyaman sebagai laki-laki. “Makanya, kamu tuh kalau di sini pakai bajunya yang lebih sopan gitu loh.” Itu adalah suara Maura. Maura kemudi

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   134. Rasakan!

    Setelah kemarin mengucapkan talak, Brian merasa lega. Setidaknya hubungannya dengan Felisa kini tidak perlu ditutupi lagi. Pagi ini bahkan bersiap untuk ke pengadilan, akan mengajukan gugatan cerai kepada Alma.Sarapan pagi di meja makan terasa sunyi. Semua diam tak ada yang berbicara dengan Brian. Mereka semua kesal dengan kelakuan Brian, sementara Brian memilih tak peduli dan makan sarapan paginya seperti biasa. "Kalau kalian semua mau musuhin aku nggak apa-apa. Aku anggap ini sebagai pembayaran dosa Aku karena sudah bersikap seenaknya." Brian bertutur. Baim dan Maura sama-sama berdecak dan menggelengkan kepalanya. Benar-benar tak menyangka kalau Brian berani berkata seperti itu."Kamu tuh bener-bener nggak ada rasa bersalahnya ya?" Maura bertanya kesal kepada sang adik. Saat itu ia mendapatkan senggolan dari Baim meminta Maura untuk diam saja"Jangan lupa habis makan semua cuci piring sendiri, ingat lagi nggak ada bibi." Itu suara Baim yang memberitahu kepada yang lain.Saat ini

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   133. Baim Mencari Alma

    Setelah bertemu dengan Pak Rahmat membuat Brian sedikit kesal karena dia dipukuli oleh pria itu. Meskipun ada perasaan lagi karena telah menolak dalam perjalanan beliau memutuskan untuk mampir ke sebuah klinik, mengobati luka-luka yang ia dapatkan lagi bolgem mentah dari Pak Rahmat"Emangnya habis berantem sama siapa Pak?" tanya dokter yang menangani Brian. Brian tentu saja akan malu jika dia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. bahwa mukanya babak belur karena dihajar oleh ayah mertuanya . "enggak, ini saya tadi jatuh, kepleset di tangga."Sang dokter hanya tersenyum saja melihat apa yang dikatakan oleh Brian. tentu saja dia sudah mengetahui, kalau Brian itu biji dipukuli dan bukan terjatuh.Bryan sedikit menjerit ketika sudut bibirnya yang robek diobati oleh dokter. Agak sedikit malu sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi luka itu benar-benar sakit saat sedang dibersihkan oleh dokter."Aduh, hati-hati dok, itu tadi kena meja waktu saya jatuh."Sang dokter menganggukan kepalanya "sa

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   132. Perdebatan Melisa dan Mertua

    "Permisi," sapa Felisa di luar rumah.Cukup lama wanita itu berdiri, sampai akhirnya Kikan berjalan keluar untuk membukakan pintu. Kikan jelas terkejut ketika melihat Siapa yang datang.Sementara Felisa berusaha tersenyum manis, kemudian mencium tangan sang ibu mertua. "Apa kabar Mama? Gimana sehat?" Dia bertanya berusaha berbasa-basi dan menunjukkan sikap manisnya, agar semakin mudah diterima oleh keluarga Brian. "Ngapain kamu ke sini?" Kikan bertanya sambil menatap Felisa dari atas sampai bawah.Dari dulu sampai sekarang kelakuan Felisa masih sama saja. Menggunakan pakaian ketat dan seksi seperti itu, menunjukkan lekuk tubuh sangat tidak disukai oleh Kikan. Menurutnya itu tidak sopan. Sangat tidak menyangka sekali ternyata Brian menyukai model Felisa yang seperti gadis murahan menurut Kikan."Saya ke sini mau ngobrol sama tante, eh mama." Felisa merevisi ucapannya sendiri. Bukankah mereka sudah menjadi menantu dan mertua? Seharusnya ia bisa memanggil Kikan dengan sebutan Mama kan?

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   131. Menemui Mertua

    Hari-hari yang dilalui Brian kini terasa berbeda dia benar-benar merasa kesepian setelah Alma meninggalkannya. Lebih parahnya lagi, sang istri bahkan tidak bisa dihubungi sampai saat ini. Meskipun Ia melakukan kegiatan seperti biasa, ada ruang di relung hatinya yang terasa kosong dan hampa."Bengong aja lo?" Kemal bertanya pada Brian yang sejak tadi hanya terdiam sambil menatap ke jendela.Brian hanya menaikkan kedua bahu, kemudian merebahkan kepalanya di atas meja kerja. Rasa hampa yang dirasakan bahkan sampai ke kantor. Menyebabkan beberapa pekerjaan jadi ia kerjakan dengan lambat.Kemal berdecak, tentu saja hal ini bisa menjadi bahan untuknya menggoda Brian. "Mana nih semangat pengantin barunya? Baru begitu aja udah loyo. Biasanya lo ngeledekin gue sama Diana." Kemal katakan itu sambil melirik ke arah Diana yang menganggukkan kepalanya setuju."Ah, kalian berdua berisik. Gue lagi males, bukan masalah pengantin baru atau enggak. Gue cuman lagi bad mood aja." Brian beralasan, bisa m

  • Vitamin Stamina Pria di Laci Lemari Pembantuku   130. Gugatan Cerai

    Flash backPagi-pagi sekali Alma sudah terbangun. Hatinya sudah mantap dan Ia memutuskan untuk kembali ke rumah sang ayah di Bandung. Setelah terbangun, segera mandi dan merapikan pakaian. Hari masih benar-benar pagi, bahkan matahari belum nampak ke peraduannya. Alma sudah terbangun dan menyibukkan dirinya di dapur untuk membuat sarapan pagi bagi keluarga Brian. "Kok tumben kamu masak pagi-pagi banget Alma?" Itu adalah suara sang ibu mertua. Kikan baru saja bangun, dia lalu membuatkan teh hangat untuk sang suami. "Loh Alma?" Sang ayah mertua tidak kalah kagetnya melihat sama hantu sudah begitu sibuk dan rapi pagi ini. "Alma boleh bicara sebentar Ma, Pa?"Orang tua Brian saling tatap kemudian menganggukkan kepalanya. Alma lalu meminta keduanya untuk duduk di kursi makan karena ia berniat untuk menyampaikan keinginannya."Sebelumnya Alma minta maaf, sama Papa sama Mama, tapi sekarang Alma butuh waktu, mau menenangkan diri dulu. Alma mau izin untuk pulang ke rumah bapak." Mendengar i

DMCA.com Protection Status