Share

Bab 60

Penulis: Nona_Lyanna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-09 14:10:19

***

Waktu terus berganti. Setiap hari Naomi setia menemani Dev. Sesekali Naomi juga menceritakan tentang masa-masa indahnya dulu.

"Aku bosan, maukah membawaku keliling?" tanya Dev.

"Tentu saja, Mas. Ayo, kita keliling ke taman. Mas memang harus rilex," sahut Naomi.

Kini Naomi bersiap-siap untuk pergi keluar. Naomi juga meminta izin pada Lastri dan Sulis.

"Bu, Oma. Mas Dev ingin jalan-jalan di luar. Aku akan membawanya," ucap Naomi senang.

"Wah, bagus itu, Nak. Silakan bersenang-senang diluar." Lastri sangat antusias.

Dev berjalan pelan dengan bantuan Naomi, kini keduanya sudah berada di dalam mobil.

Sepanjang jalan, Naomi menceritakan tentang hal-hal yang pernah dilaluinya bersama.

"Dulu awal menikah kita sering duduk di taman. Hari ini aku akan membawa Mas ke sana," ujar Naomi.

"Benarkah? Terima kasih, sayang."

Mata Naomi berkaca-kaca karena bahagia. Suaminya bersikap romantis seperti dulu lagi.

'Ya, Allah ... apa aku salah, jika menginginkan ingatan Mas Dev seperti ini saja. Asal M
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 61

    ***Hari berikutnya ....Layla membersihkan ruangan seorang CEO Perusahaan tempat ia bekerja.Namanya, Irfan Firnanda Saputra. CEO muda yang tampan dan mapan."Kau OB baru?" tanya Irfan dengan gaya merendahkan."I-iya Pak," jawab Layla gugup.Irfan menatap Layla dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kemudian ia tersenyum getir."Benar-benar ingin bekerja sebagai OB, atau hanya kedok saja?" tanya Irfan pula."Apa maksud Bapak?" "Bukan apa-apa. Cepat bereskan gelas kotor di meja saya ini! Setelah itu buatkan saya segelas kopi yang pas. Ingat, harus pas!" Irfan terkenal cuek, dan angkuh. Usianya sekitar 27 tahun. Alisnya tebal, hidung mancung, bibir sedikit berisi tapi terkesan seksi. Setiap wanita yang melihatnya tentu akan terkesima, tapi akan berpikir dua kali setelah mengenal wataknya. Irfan cuek dan dingin, bahkan suka memandang rendah wanita. Itulah sebabnya hingga sampai saat ini, ia masih membujang.Layla bergegas membuatkan Irfan kopi. Ia sangat gugup, takut buatannya tak sesu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 62

    ***Air mata Dev jatuh begitu saja, ketika membaca percakapan lamanya dengan Rio.'Layla ... di mana sekarang kau Layla? Maafkan aku yang tak mencarimu. Tetapi setelah ini, aku berjanji akan menemuimu,' gumam Dev.Tak lama kemudian, Naomi masuk ke dalam kamar. Dev menyembunyikan ponselnya di bawah bantal."Mas, apa sudah baikan?" tanya Naomi lembut."Iya. Mas sudah tidak sakit kepala lagi," sahut Dev memaksakan sebuah senyuman."Sudut mata, Mas kok basah. Apa Mas tadi menangis?" Naomi mengusap sisa air mata Dev dengan ujung jarinya. Hati Dev bergetar, ia tak mengerti kenapa bisa mencinta wanita lain, selain istrinya. "Sayang, katakan yang sejujurnya! Siapa Layla?" Dev menggenggam tangan Naomi.Naomi terdiam, tubuhnya menjadi lemas ketika mendengar suaminya menyebut nama Layla lagi."Apa Mas masih memikirkan tentang Layla?" Naomi menatap serius ke arah mata suaminya."Mas tidak mengerti, tetapi nama itu selalu menyelinap dalam pikiran, Mas."Lagi-lagi jantung Naomi bagai dihujani du

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 63

    ***Saat sore hari, Irfan pulang dari kantornya. Kini Layla juga sudah diperbolehkan kembali setelah Bik Ika datang."Saya pamit, Nyonya." Layla mencium punggung tangan Leni."Hati-hati di jalan. Berjanjilah untuk main ke sini lagi nanti," ujar Leni menyentuh kepala Layla dengan lembut."Tentu saja, Nyonya. Saya pasti mengunjungi Nyonya lagi."Layla melangkah masuk ke dalam taksi. Irfan hanya diam menatap kepergian Layla. Sikap cuek dan angkuhnya membuat Irfan enggan banyak bicara dengan orang kalangan bawah.Sementara di sisi lain, Rio sudah sampai di rumah Dev. Sesuai perintah Dev, ia menjemputnya sore ini."Mau ke mana?" tanya Naomi pada Rio."Em ... e ...." Rio tak bisa menjawab."Mau mengecek bisnisku, sayang. Mas meminta Rio menemani," sambung Dev."Mas mengingat Rio?" Naomi sedikit merasa ada yang disembunyikan."Tidak, tapi Mas membaca dari pesan lama tentang urusan bisnis yang dibantu oleh Rio."Dev memang ahli berkilah. Namun, naluri seorang istri mengatakan Dev berdusta."A

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 64

    ***Dev masih membisu menyaksikan Layla yang sudah berlalu bersama pria lain.Ingatannya kembali, tapi Layla malah pergi."Mas, jika memang tak ada lagi cinta itu untukku. Maka aku ikhlas Mas tinggalkan," ucap Naomi lemah.Dev masih bergeming. Hatinya belum rela berpisah dengan Layla, apa lagi sampai melihatnya bahagia dengan pria lain."Mas, ayo pulang! Kita selesaikan masalah ini dengan jelas.""Kau selalu melibatkan keluargaku, Naomi. Tak bisakah masalah ini jangan diceritakan pada mereka?" Dev menatap datar."Mereka bagian dari kita, Mas. Mana mungkin menyembunyikan masalah sebesar ini."Dev dan Naomi terlibat adu mulut di Apartemen. Bagi Dev masalah ini hanya dibesar-besarkan oleh Naomi.Sedangkan bagi Naomi ini memang masalah yang serius. "Terserah Mas saja! Aku akan pulang sendiri." Naomi berlari keluar.Dev tak mengejar, ia masih mematung di dalam Apartemen.'Kau keterlaluan Layla, aku tak akan bisa terima begitu saja keputusanmu memilih pria lain, selain aku.' ***Sementara

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 65

    ***Naomi tak pulang hingga malam hari. Dev semakin cemas, ia mulai mencari keberadaan Naomi."Bu, aku ingin mencari Naomi," ujar Dev berpamitan."Iya, carilah istrimu dan bawa pulang. Ibu tahu Naomi sangat berduka saat ini. Mungkin dia sedang di rumah Mamanya," papar Lastri.Dev berlari setelah mendapat izin. Ia bergegas melajukan mobilnya. 'Naomi, maafkan Mas. Mas tidak akan menyakiti hatimu lagi,' gumam Dev.Sepanjang perjalanan Dev menyesali semua kesalahannya. ***Sementara Layla masih meratapi kesedihannya. Layla pun ingin memulai kehidupan yang baru. Irfan mengunjungi Layla, dengan alasan mengecek keadaan rumahnya."Kau masih bersedih?" tanya Irfan."Ya, tentu saja." Layla menjawab dengan datar."Rumah ini tidak gratis. Kau harus mengurusnya dengan baik! Jangan berlarut dalam perasaan sedihmu itu. Nanti bisa merugikan saya," papar Irfan."Merugikan Bapak?" Layla menatap bingung."Iya. Kau akan merugikan saya, jika di kantor kerajaanmu tak beres, dan kau akan merugikan saya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 66

    ***Layla dan Irfan semakin dekat. Bahkan Layla sudah membulatkan tekat untuk benar-benar melupakan Dev. "Saya tak mau kau bekerja di kantor lagi sebagai OB. Mulai hari ini, kau bekerja di rumah saya, membantu Bi Ika mengurus Oma sekaligus mengurus rumah," ujar Irfan."Baik, Pak. Saya akan lakukan apapun, karena Bapak sudah banyak membantu saya," sahut Layla."Bagus." Irfan merasa senang. Ada rasa yang berbeda di hatinya. Ini adalah kali pertama ia peduli dengan seorang wanita.***Sementara Dev semakin hari, semakin gusar. Naomi benar-benar tak ingin kembali padanya.Tubuh Dev kian kurus, makannya sudah tak teratur. Lastri sangat sedih melihat kondisi Dev saat ini.Sedangkan Naomi mulai bekerja lagi. Naomi tampak ceria dan melupakan kesedihannya."Kapan kamu akan menggugat cerai Dev?" tanya Melati sembari mengoleskan selai ke roti Naomi."Nanti, Bu. Sekarang aku mau fokus dulu dengan pekerjaanku," sahut Naomi datar.Naomi memang tak ingin kembali, tapi ia juga masih enggan mengguga

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 67

    ***"Layla!" teriak Irfan.Layla menatap ke arah Irfan sekilas. Namun, ia tak mempedulikannya. Irfan berlari sangat kencang.Kereta sudah semakin dekat. Mata Layla terpejam, angin melayangkan rambutnya hingga berantakkan. Irfan meraih tangan Layla ke samping, detik berikutnya kereta melintas.Jantung Irfan seperti ingin meloncat keluar. Jika telat sedetik saja, nyawa Layla tak mungkin terselamatkan."Kau sudah gila!" hardik Irfan.Layla bergeming. Tatapannya kosong, matanya basah."Ayo ikut saya!" Layla masih bergeming.Irfan sangat kesal. Kini Irfan menggendong tubuh Layla dan membawanya masuk ke dalam mobil."Lepaskan, Pak! Biarkan saya mati!""Jangan mati di sini," ketus Irfan.Kini Layla sudah berada di dalam mobil. Irfan melaju ke rumah yang tak jauh dari rel kereta itu.***Di sisi lain, Naomi memikirkan tentang cerita Leni. Naomi merasa ceritanya sangat mirip dengan pengalaman pribadi dirinya."Sayang, kenapa melamun?" tanya Melati."Tidak apa-apa, Ma."Ponsel Naomi bergetar,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 68

    ***Malam ini tepat pukul delapan. Irfan mematung di dalam kamar. Sementara Leni sudah bersiap-siap."Irfan, ayo keluar sayang! Kita harus berangkat sekarang!" teriak Leni dari luar kamar Irfan.Irfan membukakan pintu dengan wajah yang lesu. "Oma, aku tidak ingin pergi ke rumah Om Handoyo," ujar Irfan.Leni melototinya, kemudian berkata. "Harus mau!"Dengan langkah yang pasrah, Irfan keluar dari kamar. ***Di sisi lain, Toni sudah tahu kedekatan Layla dengan rekan bisnisnya yang ternama itu. Toni mencibir Layla. Baginya Layla memang wanita yang mahir menjerat laki-laki kaya.Setiap hari Toni hanya melampiaskan kekesalannya pada wanita-wanita penghibur."Mari bersenang-senang," ucap Toni mengangkat gelas minuman.Rumah yang mewah itu, ramai dengan teman-teman wanitanya. Sedangkan Layla, ia tak bersedih ataupun mengeluarkan air mata lagi. Sedari awal Layla sudah siap jika harus menerima kenyataan pahit kembali. 'Ya Allah, aku tahu dosaku di masa lalu sangatlah besar. Hadir dalam rum

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14

Bab terbaru

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 107

    BonusJudul: Ayah terhebatku.Di tahun 2000 silam, Ayahku mengalami kerugian besar pada usahanya, hingga bisnis yang sedang ia kelola itu harus ditutup.Aku pada masa itu masih sangat kecil, tapi aku dapat mengingatnya. Sejak kejadian itu, Ayah kembali banting tulang demi bisa menghidupi kami anak-anaknya.Dia bekerja apa saja asal menghasilkan uang dan masih halal. Sekarang, usiaku sudah 27 tahun, aku belum menikah. Akan tetapi, aku sudah memiliki kekasih, walau kami hanya berhubungan dari jarak jauh. Namanya, Riyan. Dia tinggal di kota Aceh, dan berkerja di kota Medan sebagai salah staf Bank swasta. Sedangkan aku tinggal di kota Jambi.Riyan menelponku. "Halo, Lyanna! Tadi aku sudah bicara pada Bunda. Beliau bilang, keluarga akan siap datang ke kotamu Minggu depan. Bagaimana? Apa kamu juga siap menerima kehadiran kami?" Aku menarik lekuk bibirku tersenyum. Tentu saja aku siap dan senang mendengar kabar bahagia ini."Aku InsyaAllah, siap. Hem, tapi aku harus bicara dulu pada Ayah

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 106

    ***POV Syarla.Malam ini aku merasa gelisah. Mungkin karena tak ada suamiku di rumah. Mas Roy ke luar kota memenuhi undangan dari rekan bisnisnya.Akan tetapi, perasaanku kali ini semakin tak enak. Aku merasa was-was dan seperti ada yang memperhatikan setiap langkahku.Brak!Aku terperanjat saat mendengar suara pecahan sesuatu di ruangan depan.Dengan langkah yang ragu, aku memberanikan diri keluar untuk memastikan."Bik Atun," lirihku sambil berjalan.Asisten rumah tangga yang baru bekerja tadi pagi itu tak terlihat. Aku semakin gemetar ketika derap kaki dari luar terdengar begitu jelas.Kaca depan rumah ini pecah berkeping-keping. Aku ketakutan hingga melakukan panggilan suara ke nomor Mas Roy.Suamiku tak menjawab telepon dariku. Aku terus mengulang-ngulangnya. Namun, tetap saja tak ada jawaban.Kini, aku kembali berlari ke dalam kamar. Aku memeluk lututku sendiri menahan getar yang semakin mengguncang tubuhku.Sebuah pesan aku kirimkan pada Mas Roy, berharap ia membacanya dan seg

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 105

    ***Aku pulang dengan melaporkan tentang apa yang aku lihat tadi. Kini, pihak kepolisian langsung bergegas menuju tempat yang aku ceritakan.Aku tak mau tinggal diam. Aku memilih untuk ikut memastikan.Perjalanan yang cukup jauh menyita banyak waktu. Saat ini terik matahari semakin tinggi, dan akhirnya aku kembali sampai di depan bangunan tua itu.Dua lelaki yang sempat menghalangi langkahku sebelumnya, kini sudah tak terlihat batang hidungnya. "Tuan Roy, apa benar ini tempatnya?" tanya penyidik."Benar, Pak. Tadi saya sempat melihat mobil Papa mertua saya berhenti di depan sini. Kemudian saya tidak tahu lagi karena ada dua preman yang menghadang saya," paparku."Baiklah. Kita akan mengecek ke dalam bersama-sama."Aku mengangguk setuju dan segera melangkah mengimbangi team penyidik..Sampai di dalam, bangunan tua itu sangat kotor dan penuh debu. Sepertinya memang sudah lama tak berpenghuni. Seluruh ruangan kami telusuri. Hasilnya sungguh mengecewakan, karena tak ada siapa-siapa yan

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 104

    ***Semalam aku tak tidur karena memikirkan masalah ini. Hingga pagi tiba, aku langsung bergegas ke kantor untuk menanyakan pada Melodi tentang undangan seminar kemarin."Mel, siapa yang memberikan undangan atas nama Wily Group itu?" tanyaku serius."Saya tidak kenal, Tuan. Namun, ia mengaku disuruh mengantarkan amanah undangan itu saja," ujar Melodi."Kalau begitu beri kabar pada Pak Wily, katakan padanya saya ingin bertemu!" titahku."Baik, Tuan."Melodi berlalu dari hadapanku. Detik berikutnya aku juga pergi ke kantor polisi untuk memastikan perkembangan tentang kasus hilangnya istriku..Sampai di sana."Sepertinya asisten rumah tanggamu terlibat, Tuan Roy. Semua cctv di area rumahmu mati dan tak berfungsi, bukan? Sekarang kita bisa memulai penyelidikan dari kediaman ART Tuan Roy itu," terang penyidik.Aku menelan ludah getir. Sungguh tak disangka kalau Bik Atun juga terlibat dalam masalah ini."Saya tidak tahu di mana tempat tinggalnya, Pak. Bahkan saya juga tak tahu apa-apa tent

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 103

    ***POV Roy.Aku pulang ke rumah setelah semua urusan kantor selesai, pun urusan dengan Broto. Syarla menyambutku dengan senyum terindah di wajahnya. Sungguh, saat ini hanya Syarla yang mampu mendamaikan hatiku yang sedang kepanasan karena dendam membara yang semakin menyala."Syarla, besok saya ada tugas ke luar kota. Apa kamu tidak masalah jika saya tinggal di rumah?" tanyaku dengan berat hati.Ya, besok aku akan menghadiri seminar penting. Sejujurnya aku tak mau meninggalkan Syarla, tapi aku juga tak ingin membuat citra perusahaanku buruk hanya karena satu kali ketidak hadiranku di sana."Hm, berapa lama, Mas? Aku takut Mas merindukanku nantinya," goda istri cantikku itu.Aku tersenyum sambil mencolek hidung mancungnya. Syarla tampak menggemaskan. Aku pastinya memang merindukan dirinya ketika berjauhan."Cuma dua hari, Syarla. Saya akan mempekerjakan asisten rumah tangga untuk membantumu di rumah, sekaligus untuk menemanimu agar tak sendirian," ujarku."Baiklah, Mas. Kalau begitu

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 102

    ***POV Roy.Malam ini aku merasa begitu bahagia. Ternyata dicintai dan mencintai begini syahdunya.Hatiku telah bertaut sepenuhnya pada hati Syarla. Ketulusannya mampu melunakkan kerasnya egoku yang selama ini membara..Dan pagi harinya, aku melangkah menuju pintu saat kudengar suara bel berbunyi.Seperti biasa, si pengganggu datang tanpa rasa malu."Tuan, saya nggak terima dengan perbuatan Tuan terhadap saya!" hardik Bianca yang langsung menyerangku.Di sampingnya, ada Mama Mia yang ikut serta mengantarkan putri tercintanya melabrakku."Benar, Nak Roy! Harusnya Nak Roy tak melakukan itu pada Bianca. Kesalahan apa pun yang dibuat Papanya di masa lalu, tak sama sekali berhubungan dengan Bianca," sambung Mama Mia.Aku mengukir senyum miris melihat Ibu dan Anak yang tak tahu diri ini."Lalu? Apa peduli saya?" ujarku tenang."Tuan Roy jahat! Saya nggak mau menanggung malu. Pokoknya Tuan Roy harus tanggung jawab!" Bianca meninggikan intonasi suaranya.Sepagi ini suasana rumahku sudah dib

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 101

    ***POV Syarla.Hari ini aku mengikuti semua kemauan suamiku. Termasuk menemaninya ke rumah orang tuaku.Acara sudah digelar meriah di sana. Pernikahan Mas Roy dengan Kak Bianca akan segera terlaksana. Namun, aku sudah tahu, bukan pernikahan yang dilandasi rasa cinta.Melainkan hanya untuk membalas dendam. Sama seperti ia menikahiku. Begitu pula niatnya menikahi Kak Bianca.Sampai di rumah Papa, aku kembali terpaku melihat sikapnya yang meminta penghulu untuk pergi. Entah apa yang sedang direncanakannya. Aku sendiri sudah lelah untuk berpikir bahkan untuk berontak."Tuan, jawab! Kenapa Tuan diam saja!" Kak Bianca mulai berteriak dengan panik. Aku yang berada di samping Mas Roy hanya bisa menyaksikan tanpa berani membuka suara."Baiklah, Bianca. Saya akan menjawab semua pertanyaanmu, juga pertanyaan kedua orang tuamu," papar Mas Roy.Semua tamu yang hadir ikut menyimak dan menatap serius ke arah kami. Mereka juga tentunya sudah tahu kalau aku adalah istri Mas Roy. Namun, dengan terb

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 100

    ***POV Roy.Pagi ini aku singgah ke rumah Broto. Sengaja aku memenuhi permintaan Bianca yang mengajak aku untuk membicarakan perihal pernikahan.Tak disangka di tengah pembahasan kami, tiba-tiba Syarla datang. Ia histeris mengatakan bahwa aku hanyalah ingin membalas dendam.Aku terdiam. Dari mana dia tahu akan rencanaku?Beruntungnya Bianca tak percaya dan hal itu membuat Syarla bertambah histeris.Istriku yang malang tersungkur ke lantai dengan kondisi yang tampak melemah."Syarla!" teriakku berlari ke arahnya.Namun, Syarla memberi isyarat agar aku tak mendekat."Cukup, Tuan Roy yang terhormat! Jangan berpura-pura lagi! Aku sudah muak!" hardiknya.Aku menelan ludah getir. Syarla tidak memanggilku dengan sebutan 'Mas' kali ini."Baguslah kalau kau sadar diri," sambung Bianca.Sekilas aku menoleh ke arah Broto yang tampak menunduk. Ia terlihat serba salah. Dasar lelaki tak berguna. Padahal jelas-jelas Syarla juga putri kandungnya. Kebencianku bertambah menjadi berlipat ganda pada l

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 99

    ***POV Syarla.Hatiku sakit sekali ketika pedas kalimat suamiku mengatakan bahwa aku terlalu percaya diri.Ya, aku memang beranggapan kalau Mas Roy sudah mulai mencintaiku. Namun ternyata aku salah.Aku masih tak mengerti kenapa ia mempertahankan pernikahan ini sedangkan di hatinya ada Kak Bianca.Rasanya aku ingin menyerah. Takdir selalu saja mempermainkan hidupku.Sebagai seorang anak, Papa membedakan aku dengan Kak Bianca. Sedangkan Mama, beliau selalu berkata aku adalah duri dalam hidupnya. Kehadiranku dianggap menambah luka hati Mama, sebab Ibuku adalah istri kedua Papa.Begitu cerita yang aku dengar dari mereka. Untuk kejelasannya aku tak tahu pasti. Karena Ibu pergi sewaktu aku masih bayi. Cantik parasnya hanya dapat aku kenali lewat gambar saja..Waktu berjalan, bel rumah berbunyi. Aku berlari membukakan pintu dengan cepat."Kenapa matamu sembab?" tanya Mas Roy menatapku dengan sedikit heran.Aku menggeleng dan berlalu ke dalam."Syarla, tunggu!" Langkahku terhenti. Sesak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status