Share

Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar
Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar
Penulis: Muhammad Yunus

Dipaksa poligami

"Siapa suruh kamu tidak hamil-hamil? "

Nimas membelalakkan mata setelah mendengar Arjuna mengatakan hal itu.

"Dengan atau tanpa izin darimu Winda akan tetap tinggal disini selama dirinya hamil!" tambah Arjuna dengan lantang.

Mata Nimas berhenti berkedip seakan jiwanya telah terlepas dari raga. Dia terus menatap Arjuna yang sekarang menatapnya penuh ancaman.

Bagai disayat sembilu, hati Nimas kini terasa hancur lebur. Suaminya baru saja mengakui bahwa telah menikahi sahabatnya dan ia dipaksa menerima wanita itu sebagai adik madu.

Lebih gilanya lagi, Arjuna berencana untuk membawa wanita itu untuk tinggal satu atap dengannya!

Di mana hati nurani Arjuna?

Nimas sedang dalam mode tak sadarkan jiwa, sampai sebuah dorongan menyentuh lengannya.

Nimas mengerjapkan mata.

"Cepat buatkan susu hamil untuk Winda! Di tas itu ada lengkap kebutuhan Winda dan calon anak kami!"

Bukan lagi sakit hati Nimas, melainkan hancur. Manik coklat itu berembun dan lambat laun mengeluarkan bulir-bulir air mata yang menetes dengan derasnya.

Terlebih melihat tangan perempuan lain bergelayut manja di lengan Arjuna. Winda bahkan tidak mengelak sedikitpun dan justru malah terkesan memamerkan kemesraan bersama Arjuna di depan mata Nimas.

Nimas masih butuh waktu untuk mencerna segalanya, tapi sepertinya Arjuna tidak peduli, karena lelaki itu kembali bicara.

"Mulai malam ini kamu pindah ke kamar tamu, karena Winda sedang hamil muda. Jadi, dia butuh perhatian lebih dariku." kata Arjuna sembari mengusap lembut kepala Winda yang kini bersandar di dada bidangnya. Pemandangan yang tentu mengiris-iris dada Nimas.

Tanpa peduli, Arjuna meninggalkan Nimas yang bahkan belum sempat berkomentar sedikit pun.

"Ya Allah, cobaan-Mu kali ini sangat pedih untukku."

Ujar Nimas sembari meremas perutnya yang masih rata, begitu sepasang pengantin yang tidak diketahui kapan mereka menikah itu berlalu dari hadapannya.

Padahal, saat ini di dalam rahimnya juga telah tumbuh janin milik Arjuna. Kehamilan ini baru Nimas ketahui pagi tadi. Oleh karena itu, dia begitu semangat kala Arjuna berkata kalau hari ini dirinya akan pulang.

Nimas tidak sabar untuk memberi tahu kabar kehamilannya pada Arjuna.

Namun, siapa sangka kalau kepulangan Arjuna kali ini membawa pergi kebahagiaan Nimas tanpa sisa. Pernikahan mereka sudah berjalan sekitar 5 tahun, dan dalam kurun waktu itu, Nimas merasa kalau perhatian dan rasa sayang Arjuna hanya sampai memasuki usia pernikahan ke tiga saja.

Selebihnya, pernikahan mereka mulai terusik karena tuntutan cucu dari orang tua Arjuna. Awalnya Arjuna meyakinkannya kalau tidak masalah kalau mereka belum juga memiliki keturunan. Dia pun selalu menghibur Nimas dengan kalimat lembutnya. Namun, desakan terus menerus dari keluarga membuat sikap Arjuna mulai berubah.

Di sisi lain, Winda adalah satu-satunya teman berbagi keluh kesah yang Nimas punya. Wanita yang memiliki tubuh tinggi, langsing, dan berlesung pipit manis itu menjadi teman wanita satu-satunya untuk Nimas di tanah perantauan.

Namun, siapa yang menduga jika orang yang sudah dipercaya dan dianggap sebagai saudara sendiri itu justru menusuknya dari belakang.

Masih sambil berdiri, Nimas menutup wajahnya dengan kedua tangan, perempuan itu tidak bisa membendung air mata, tangisnya pecah bersama dengan hancurnya rumah tangganya karena ketidaksetiaan Arjuna.

"Apa salah Nimas? Kenapa Mas Arjun tega menyakiti Nimas sedalam ini?" rintih Nimas yang akhirnya meluruhkan tubuhnya di atas lantai ruang tamu.

Ditatapnya koper-koper besar yang tadi sempat di tunjuk Arjuna. Dengan tanpa perasaan, Arjuna juga meminta Nimas untuk membuatkan susu hamil bagi istri mudanya, padahal Nimas sendiri juga tengah berbadan dua.

Perempuan bernama lengkap Nimas Ayu Aditi Mayangsari itu menikah dengan Arjuna Malik Ibrahim lima tahun yang lalu, di Jogja tempat pertemuan pertama mereka, saat itu Nimas masih kuliah, dia kerja di tempat karaoke buat menunjang kehidupan sehari-hari.

Hampir satu tahun Arjuna mengejar cinta Nimas yang pemalu, perempuan itu bahkan baru selesai sidang kala Arjuna melamarnya.

Akhirnya, Nimas luluh dengan kegigihan Arjuna. Oleh karena itu, seusai sidang, perempuan yang menyandang gelar sebagai sarjana hukum itu resmi dipersunting pangeran tampan yang awalnya menjanjikan kebahagiaan.

Nimas yang sudah yatim piatu di boyong laki-laki itu ke ibu kota setelah Arjuna dipindahtugaskan di kantor pusat hingga sekarang.

Siapa yang tahu kalau semua jadi begini?

"Loh mana susu untuk Winda?"

Pertanyaan bernada tinggi itu seketika menyadarkan Nimas dari lamunannya.

Nimas berdiri menghampiri Arjuna yang tengah berkacak pinggang.

"Mas, Nimas mau bicara." kata Nimas. Kali ini, dia sudah tidak peduli dengan wajah sembabnya, karena dia juga berhak menunjukkan luka yang sudah Arjuna torehkan.

"Ngomong tinggal ngomong kok repot!" ketus Arjuna.

"Mas sebenarnya ada...,

"Mas Arjuuuunn!" belum tuntas kalimat yang akan Nimas ucapkan suara Winda terdengar memanggil suaminya.

Nimas akan melanjutkan tapi Arjuna sudah keburu meninggalkan Nimas untuk bertolak kembali ke kamar utama yang kini di tempati Arjuna dengan Winda.

Hati Nimas mencelos, bahkan kini dia bukan lagi prioritas Arjuna. Air mata Nimas kembali luruh sepertinya dirinya tidak akan sanggup dipoligami.

Malang nian kebahagiaan Nimas harus dibarengi dengan pengkhianatan orang-orang yang di sayang.

"Dek, kita pergi saja ya. Ibu tidak sanggup tinggal satu atap dengan ayahmu" lirih Nimas kembali mengusap lembut perutnya yang masih datar.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kinanti Khilary
pergi saja lah, tinggalkan laki-laki goblok gitu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status