Share

Tak tinggal diam.

last update Last Updated: 2024-10-01 17:44:39

Mata Nimas yang bersirobok dengan netra milik Bisma memburam. Nimas menutup wajah dengan kedua tangan. Tangisan yang keluar, gambaran dari betapa dia begitu rapuh dan butuh sandaran.

Bisma mengurungkan niat untuk mendekat. Dia memilih membiarkan Nimas untuk menyelesaikan tangisannya dulu agar lebih lega.

Bisma tidak akan meminta Nimas untuk berhenti menangis. Memberikan waktu untuk seseorang menuangkan tangisannya sampai selesai, bagaikan membiarkan dia mengoceh dan mengeluarkan amarah lewat ucapan.

Hanya 10 menit waktu yang dibutuhkan Nimas untuk menuangkan kesedihannya melalui sebuah tangisan. Setelah itu, Nimas mencoba untuk menarik nafas dalam kemudian memberanikan diri menatap manik Bisma yang masih berdiri pada posisi semula.

"Aku nggak berniat sembunyikan kehamilanku, awalnya aku ingin memberi tahu mas Arjuna, tapi hingga detik ini, dia..."

Nimas tak mampu melanjutkan ucapannya dadanya sungguh sesak memikirkan kemungkinan yang akan terjadi.

Sementara Bisma ekspresinya begitu semerawut. Tersirat sakit, sedih, dan kemarahan yang muncul ketika dia harus berkali-kali menghela nafas panjang hanya untuk mengontrol perasaannya.

"Bisma." Suara Nimas seperti tertahan dengan tatapan pedih yang dilayangkan Bisma kepadanya, walaupun dia tetap memaksakan senyum.

Nimas agak kaget ketika pemuda itu bergerak maju mendekat, menarik kepala Nimas lalu menempelkan di atas dada bidangnya.

"Maaf sudah membuat mba terkejut." lirih Bisma.

Nimas memundurkan wajahnya dan menatap Bisma sekali lagi.

"Kalau mba mau aku tetap diam, maka aku akan diam." Bisma ikut mengurai pelukannya.

" Jika mba berkenan aku bisa membawa mba pergi sementara dari rumah ini, menjauh dari bang Arjun untuk menjernihkan pikiran."

Kedua mata Nimas meruncing dan auranya penuh dengan kecurigaan. "Kenapa kamu mau bantu aku?" tanyanya.

Senyum miring muncul dari bibir Bisma, pria yang kini terlihat gagah dengan seragam polisi lengkap tampak mendengus lirih sebelum berkata, "Karena aku membenci pecundang."

"Tapi aku hanya ipar, sementara mereka keluargamu, kita juga belum kenal dekat, bertemu juga masih bisa dihitung jari, kamu bisa kena masalah karena bantu aku."

"Berbuat baik sama seseorang itu nggak perlu tunggu sampai berapa lama, dan nggak perlu harus memiliki hubungan sebaik apa." jawaban Bisma lugas dan padat seolah telah mencakup semua maksud tujuan yang ingin ditanyakan lagi oleh Nimas.

Nimas bahkan sampai tidak bisa berkata-kata lagi. Dia memandangi wajah Bisma yang sedang menatapnya penuh senyum.

Senyum menghangatkan sekaligus menyejukkan hati dan pikiran Nimas yang sesungguhnya sedang hancur berantakan.

"Ehm ... Mba, kamu nggak pegel berdiri terus?" Bisma kembali merubah tatapan dan intonasi bicaranya menjadi lebih santai lagi.

Nimas berdecak, meredakan kegalauannya. Sedikitnya Nimas mulai memiliki teman untuk sekedar berkeluh kesah.

"Besok mas Arjun pulang." beritahu Nimas pada Bisma yang tengah melenggang santai ke dapur.

"Mba nanti ku kasih nomorku, kalau sewaktu-waktu butuh bantuan nelpon aja, jikapun aku berhalangan aku akan meminta rekanku untuk datang."

Nimas tak membuka bersuara sampai Bisma datang membawa dua mangkuk yang diletakkan di meja kaca.

"Tadi pas mau kesini aku ketemu bakso aci di jalan, beli aja dua bungkus barang kali mba mau."

Nimas menatap plastik yang tak jauh dari mangkuk yang diletakkan Bisma.

โ€‚Nimas kembali ingin menangis akibat rasa haru. Entah kebetulan atau memang dia yang beruntung keinginan kecil yang di ngidam kan bisa dikabulkan oleh Bisma sekali lagi, anaknya beruntung memiliki paman yang pengertian, Eh.

"Makan Mba.."

Pemuda itu bahkan sudah menuang bakso aci di kedua mangkok.

๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ

Dilain tempat, sepasang suami istri sedang berada diatas ranjang. Sejak semalam mood si wanita sudah buruk, di tambah pagi ini sekali lagi keinginannya tidak terwujud.

"Sudah dong sayang ngambeknya," Arjuna berusaha merayu sang istri yang tengah merajuk.

"Mas, aku cuma kepingin kamu, tapi kamu malah nolak aku," bentak si wanita sambil tangannya menyingkirkan tangan pria yang memeluknya dari belakang.

"Bukan nolak, mas nggak mau kamu dan anak kita kenapa-kenapa, kamu tahu kan Win, seberapa penting anak untukku."

"Mas, aku sehat, anak dalam rahimku juga sehat, dengan bercinta nggak akan buat anakmu mati."

Arjuna terdiam di balik punggung polos istrinya. Disaat marah seperti ini ucapan Winda sangat tidak terkontrol, tidak hanya nadanya yang tinggi, tapi Winda juga nggak segan-segan bicara hal kasar.

"Brengsek kamu mas, jauh-jauh bulan madu kamu anggurin aku!"

Arjuna mengepalkan tangan, empat tahun menjalani bahtera rumah tangga bersama Nimas, kehidupan mereka adem ayem, tidak pernah sekalipun perempuan itu meninggikan suara di depannya, perempuan yang menjadi istri pertamanya itu juga selalu bertutur lembut kendati dia tengah kesal.

Senyum gingsul yang dihiasi lesung pipi kala Nimas tersenyum bisa meredakan lelahnya kala seharian bekerja. Rasa rindu perlahan menyerbu sanubari. Menikahi Winda memang keinginannya, tapi melepaskan Nimas tidak akan pernah Arjuna lakukan.

****************

Minggu pagi. Nimas yang sedang menyapu halaman hampir menjerit gara-gara ada orang asing berpakaian compang-camping melompat ke atas pagar rumahnya.

"Mba ini aku,"

Nimas langsung bernapas lega sambil mengelus dada setelah memastikan suara berat bariton itu adalah milik adik iparnya, Bisma Maulana.

"Kok kamu kayak gelandangan?"

Bisma nyengir.

"Iya, mba. Dapat misi dari komandan." Jawab pemuda itu sembari menyerahkan kantung plastik berwarna hitam.

"Ini ada mangga muda, tadi ambilkan istri rekan, yang lagi ngidam, barang kali mba kepingin yang asem-asem juga."

Nimas terharu, bahkan di saat lagi tugas pun, Bisma mengingatnya. Beberapa kali berbincang, Nimas akhirnya tahu jika adik iparnya adalah seorang polisi, tepatnya serse yang pasti tugasnya banyak dihabiskan di luar kantor dengan misi penyamaran seperti saat ini, tugasnya mencari dan mengumpulkan informasi maupun bukti dalam rangka investigasi untuk mengungkap sesuatu kejadian guna menemukan tersangka yang di incar.

Nimas menerima kantung plastik dari Bisma.

"Kamu nggak masuk dulu."

"Kapan-kapan mba, aku juga mau kasih tau kalau untuk beberapa hari ini aku nggak bisa di hubungi, aku akan kirimkan nomor rekanku ke WA, mba bisa hubungi dia kalau butuh bantuan selama aku nggak ada."

Sikap Bisma sudah seperti seorang suami yang mengkhawatirkan istrinya, pemuda itu juga berpesan agar Nimas menjaga diri serta kandungannya dengan baik, Bisma janji akan langsung mengunjungi Nimas jika misinya selesai.

"Bisma... Hati-hati." pemuda itu tersenyum tipis, wajahnya yang dibuat cemong sedemikian rupa benar-benar seperti gelandangan sungguhan, tapi gigi rapinya yang terlihat putih bersih masih bisa memikat hati jika pemuda itu tersenyum memamerkannya.

Lewat tengah hari, ketenangan Nimas selama satu minggu akhirnya berakhir, kala langkah kaki sepasang suami istri kembali memasuki rumah yang Nimas tempati.

Dengan tangan yang membelit lengan Arjuna, Winda berjalan memasuki rumah. Nimas yang melihat kedatangan keduanya tak bergeming, setia duduk di depan televisi sambil menikmati pencok mangga muda.

"Nimas, tolong buatkan susu hamil rasa coklat ya, sekalian antar ke kamar." seru Winda kala melihat kehadiran sosok Nimas diruang keluarga.

Arjuna memandang Winda dengan tatapan heran, sementara Winda membalasnya dengan raut memelas.

"Mas, tiba-tiba aku mual."

Berbeda dengan Winda yang mengaku tiba-tiba mual, Nilam justru mendadak muak melihat sandiwara Winda.

"Punya tangan dan kaki kan? Sana buat sendiri ke dapur." balas Nimas, tanpa beramah-tamah.

"Mas, lihat! Dia selalu ketus padaku." adu Winda.

Arjuna dibuat serba salah, tadi saat diperjalanan pulang Arjuna sudah merangkai banyak kata untuk memulai obrolan dengan Nimas, memperbaiki hubungan yang sempat renggang diantara mereka. Namun, realita yang terjadi, baru hitungan detik kedua istrinya bertemu, mereka sudah terlibat adu mulut.

"Mas.."Winda menghentakkan kakinya.

Arjuna melirik pada Nimas yang acuh. Seperti menganggap mereka tak kasat mata. Arjuna menghela napas, melakukan hal yang tepat untuk kedamaian tubuhnya yang begitu lelah. Berharap untuk kali ini Nimas mau mengerti.

"Nimas tolong, aku dan Winda benar-benar capek."

Nimas berpaling, menatap tajam suaminya yang sekali lagi menumbalkan dirinya untuk Winda. Nimas benar-benar muak, Arjuna tidak akan tahu beratnya menjadi dirinya saat ini.

Nimas akhirnya berdiri, membuat senyum Winda dan Arjuna merekah bersamaan, tapi kaki Nimas bukan melangkah ke dapur melainkan kamar tamu yang kini ditempatinya.

"Perempuan nggak guna!" maki Winda dengan dada kembang-kempis.

Dibalik pintu Nimas tersenyum tipis. Mulai sekarang dia bertekad untuk membalaskan rasa sakit yang mereka torehkan di hidupnya.

Related chapters

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar ย ย ย Kembali tersakiti

    Nimas baru keluar kamar saat tiba waktu makan malam.Dimeja makan sudah ada Arjuna dan Winda yang tengah menikmati hidangan tanpa perduli pada Nimas yang masih merupakan nyonya rumah disini.Sekuat-kuatnya hati Nimas jika terus-terusan melihat suami dan pelakor berbahagia diatas penderitaan yang dia alami hatinya tetap saja terluka."Sudah bangun?" suara Arjuna tak Nimas jawab."Sini makan, tadi Winda sudah pesan banyak makanan untuk makan malam kita." tatapan hangat kembali Arjuna layangkan pada istri pertamanya."Aku nggak lapar.""Dasar nggak bersyukur, gengsi aku yang beli makanannya? La situ pemalas, tidur nggak tau waktu.""Kamu..,""Sudahlah Nimas, jangan diambil hati. Winda lagi hamil muda, mood-nya naik turun." nasehat Arjuna yang terkesan membela Winda. Lagi dan lagi."Mas, kamu nggak pernah ngertiin aku, aku juga istrimu.""Apa kamu sudah merasa jadi istri yang baik? Sudah beberapa hari ini kamu nggak lakuin tugasmu layaknya istri." suara Arjuna kembali naik.Egois. Banyak

    Last Updated : 2024-10-03
  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar ย ย ย Salah sangka lagi

    Nimas baru selesai membersihkan diri ketika pintu ruangannya terbuka.Bisma datang setelah selesai piket, pria itu membawa sesuatu di tangannya.Kemarin Nimas sudah membawa kasus penganiayaan yang dialami nya ke kantor polisi, seharusnya hari ini surat panggilan sudah diterima Arjuna.2 hari Nimas berada di rumah sakit untuk pemulihan. 2 hari juga ponselnya sengaja dinonaktifkan.Berpuluh-puluh kali juga Arjuna menghubungi tapi nomor Nimas tidak terhubung.Arjuna semakin murka saja saat Winda memberikan bukti rekaman dimana Nimas pergi menaiki mobil dengan pria lain dua hari yang lalu. Di tambah hari ini sebuah surat panggilan tiba-tiba datang kepadanya semakin membuat pria itu dilanda emosi yang luar biasa.Karena itu intensitas panggilan dan pesan dari pria itu makin menggila.Nimas yang baru mengaktifkan telpon genggamnya langsung mendapatkan notifikasi ratusan panggilan dan pesan dari Arjuna.Baru akan meletakkan benda itu kembali di atas meja, benda itu berdering, dan nama Arjun

    Last Updated : 2024-10-07
  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar ย ย ย Bantuan Bisma

    "Oke, kalau itu maumu! Tapi jangan ada barang satupun yang kamu bawa dari hasil uangku!" Kepala Nimas terangkat guna melihat wajah Arjuna, dari ekor matanya Nimas bisa menangkap ekspresi mengejek Winda karena ucapan Arjuna. Tekat Nimas sudah bulat, lebih baik pergi dalam keadaan terhina dari pada menanggung rasa sakit yang akan merenggut kewarasannya. Untuk kehamilannya, Nimas memutuskan bungkam, biar waktu yang akan menguak segalanya. Saat ini menjauh dari Arjuna adalah pilihan terbaik. Nimas menunduk guna menahan gejolak luka akibat perkataan Arjuna, dia merasa terbuang dan terhina di depan Winda. Tapi tidak apa-apa, lagi pula dia membawa bagian dari Arjuna yang akan dibesarkan sepenuh cinta. Setelah sedikit tenang perempuan itu akhirnya mengangkat kepalanya, senyum hangat tersungging di bibirnya. Nimas tidak berteriak, ataupun meraung, perempuan itu justru tersenyum anggun. "Baiklah," sepatah kata yang mampu menarik perhatian Arjuna sepenuhnya. Arjuna tidak akan mendug

    Last Updated : 2024-10-08
  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar ย ย ย Pesan Bisma.

    "Disini saja, lagian kamu udah keluarin uang banyak untuk rumah ini." ujar Nimas dengan segala pertimbangan.Bisma dan Bu Yuri pun saling berpandangan dengan senyum yang tersembunyi."Ayo masuk!" ajak Bisma.Nimas mengangguk ragu.Sesampainya didalam Nimas di suguhkan keadaan rumah yang bersih dan lengkap dengan segala fasilitasnya. Ada sofa di ruang tamu, ada televisi di ruang tengah dengan karpet bulu tebal berwarna hijau mint seperti warna cat rumah, ada rak buku di sudut ruangan serta pintu yang sepertinya mengarah ke dapur."Rumah ini sebenarnya memiliki dua lantai, kamu bisa menemukan ruang lain dibawah." ucap Bisma menerangkan.Nimas mengekor kemanapun Bisma berjalan, pemuda itu juga mengajak Nimas turun kelantai bawah yang ternyata juga terdapat satu kamar tidur lengkap dengan kamar mandi serta ruang baca. Jujur rumah ini sangat nyaman, belum apa-apa saja Nimas merasa betah."Kenapa fasilitasnya selengkap ini, pasti mahal ya uang sewa nya?" mendapat pertanyaan seperti itu Bism

    Last Updated : 2024-10-09
  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar ย ย ย Merasa kehilangan

    Arjuna menarik begitu saja tubuh Nimas memaksanya berdiri, tangan kanan pria itu sudah terangkat keatas ingin melayangkan tamparan pada wajah istrinya.Nimas yang takut sudah menutup wajahnya dengan kedua siku, perempuan itu berusaha melindungi diri dari pukulan Arjuna.Nyaris saja....Andai suara dari petugas kepolisian tidak terdengar, Nimas mungkin akan kembali mendapatkan tindak kekerasan dari Arjuna.Perlahan Arjuna seperti mendapatkan kesadarannya, pria itu segera menurunkan tangan yang hampir saja menyakiti Nimas.Sepersekian detik mereka semua saling diam, sebelum akhirnya sebuah pilihan Nimas ajukan."Setuju bercerai atau hukuman penjara. Kamu ada dua pilihan Mas."Arjuna meminta waktu pada petugas kepolisian untuk bicara dengan Nimas, berjanji akan memenuhi panggilan dari pihak kepolisian.Winda merenggut saat Arjuna meminta waktu untuk bicara berdua saja dengan Nimas."Apa maksudnya dengan bercerai atau hukuman penjara, Nimas?" tanya Arjuna setelah Winda dan Rubiah meningga

    Last Updated : 2024-10-10
  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar ย ย ย Rahasia Bisma

    Keinginan Arjuna ingin bertemu dengan Nimas terus tertunda karena dirinya kehilangan jejak perempuan itu. Ditambah lagi dengan pekerjaan Arjuna yang sempat bermasalah sehingga menyita waktu, Arjuna harus mengesampingkan kepentingan yang berkaitan dengan Nimas.Hari persidangan itu semakin dekat dan Arjuna yakin Nimas tidak akan hadir di persidangan mereka nanti.Bohong jika arjuna tidak merindukan sosok istri pertamanya, perempuan dengan lesung pipi serta gigi gingsul itu sudah menemaninya sejak lama hijrah dari Jogja ke ibukota. Nimas juga yang sudah menemaninya berjuang sampai pada titik ini.Pria itu pikir setelah mengatakan yang sebenarnya pada Nimas, istrinya hanya akan marah beberapa hari, dengan percaya diri Arjuna mengira Nimas akan menerima Winda seiring berjalannya waktu, mengingat seberapa dekat mereka dulu, Nimas dan Winda seperti tidak terpisahkan. Arjuna tidak menduga jika Nimas justru menuntut pisah. Hal yang sangat jauh dari pikirannya."Ngelamun lagi?" Arjuna hanya te

    Last Updated : 2024-10-11
  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar ย ย ย Perempuan itu

    "Apa yang kamu katakan, Bisma?"Nimas terperangah dengan ucapan yang baru saja Bisma katakan.Bisma melihat kearah Nimas sejenak, sebelum mengarahkan sebatang nikotin yang terapit jemari itu menuju bibirnya, menyulutnya dengan korek api sebelum dihisap dalam-dalam, kepulangan asap segera memenuhi udara disekitarnya begitu Bisma menghembuskan nafasnya."Kisah Mama dan kisah mu serupa, tapi Mama sedikit lebih beruntung. Wanita simpanan ayahku sedang hamil saat beliau mengetahui bahwa ayahku sudah memiliki istri, tapi kamu tau apa yang dia lakukan. Dia meninggalkan ayahku." Bisma tampak menerawang, kemudian pria itu menoleh pada Nimas."Saat itu ayahku mati-matian mempertahankan wanita itu. Tapi wanita itu tetap menolak, tidak lama kabar kehamilan Mama didengar oleh telinga wanita itu. Tanpa mengatakan sepatah katapun perempuan itu pergi meninggalkan kota yang menjadi tempat tinggalnya selama ini."Raut sendu Bisma mengusik Nimas."Kamu seperti mengenal sekali sosok yang kamu ceritakan,

    Last Updated : 2024-10-12
  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar ย ย ย Bertemu kaka Bisma.

    Seorang wanita tengah meringkuk di pembaringan. Seharian ini dirinya sedang di buat lelah lahir batin dengan segala rutinitas yang dikerjakan. Dia adalah Winda, perempuan yang baru beberapa bulan menjadi nyonya Arjuna sah dimata agama. Dia saat ini berada dalam fase dibantai habis lapisan oleh keadaan, pikiran dan perasaan. Namun rasa tanggung jawab mengharuskan ia tetap tegar dan harus berjalan apapun yang terjadi. Baru beberapa minggu hidup berdampingan dengan Arjuna dan Rubiah. Tapi rasanya Winda sudah sangat kepayahan dengan prilaku anak dan ibunya itu. Padahal dulu betapa cemburu nya Winda melihat kelembutan dan kasih sayang Arjuna pada Nimas. Arjuna begitu memanjakan dan meratukan perempuan itu. Sahabatnya juga terlihat bahagia hidup bersama Arjuna. Meski Winda tahu mereka sudah bertahun-tahun menantikan kehadiran sosok buah hati yang belum juga hadir. Husband able, Arjuna dimata Winda yang pada akhirnya membuatnya jatuh terpikat. "Bagaimana bisa sampai ada flek?" sua

    Last Updated : 2024-10-15

Latest chapter

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar ย ย ย Akhir bahagia

    "Bun,..""Keputusanku untuk bercerai sudah bulat Pak Adi yang terhormat, sabarku cukup sampai disini." Zoe berbalik membelakangi suaminya dan hendak berlalu. Tetapi ucapan Adi berhasil mengurungkan niatnya."Apa jika aku menyerahkan diri, kamu bersedia menungguku bebas?"Zoe tertegun sejenak karena ucapan suaminya. Laki-laki yang selama ini begitu tegas dan keras, bagaimana bisa merendah.Yudhistira menatap wajah papanya dengan sendu."Usia kita tidak lagi muda, hidup sampai besok saja belum tentu, mengapa harus menunggu sesuatu yang tidak pasti." Zoe tidak seketika luluh."Bun, Papa mohon!" Adi menekuk lututnya dan menunduk di belakang tubuh istrinya. Tanpa perduli di lihat oleh beberapa anak buahnya, termasuk Yudhistira."Pa." Yudhistira ingin membantu Adi berdiri tetapi Adi menolaknya. "Biarkan bunda mu tahu jika laki-laki ini sangat mencintainya, aku memang pernah salah ucap dengan mengatakan kata seandainya, tetapi ucapan itu hanya sedikit keegoisan. Nyatanya itu tak mengurangi k

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar ย ย ย Titik kehancuran

    "Jangan main-main Winda." mata Arjuna terbelalak saat Winda mendekatkan mata pisau di pergelangan tangannya sendiri.Negosiasi perceraian secara baik-baik tidak berjalan lancar. Winda tetap tidak mau Arjuna menceraikannya."Aku hanya perlu mati agar tak semakin sakit hati melihatmu tergila-gila dengan mantan!""Kamu salah paham. Aku ingin bercerai denganmu bulan karena Nimas tapi,..""Karena anak wanita itu, iya kan?"Arjuna mengusap wajahnya merasa frustasi berdebat dengan Winda hanya membuatnya semakin sakit kepala."Vanilla darah dagingku, dia anakku. Itu adalah faktanya." suara Arjuna memelan bersamaan dengan lelaki itu yang melangkah pelan mendekati Winda."Aku nggak perduli, kau yang janjikan kebahagiaan untukku, tetapi nyatanya kau hanya memprioritaskan kepentingan anak itu." Tubuh Winda bergetar, wanita itu terlihat sangat menyedihkan.Konsentrasi Winda mulai goyah, kesempatan itu dimanfaatkan Arjuna untuk menepis pisau di tangan Winda.Pergerakan Arjuna yang cepat mengejutkan

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar ย ย ย Perpisahan dan persatuan

    Adi seperti di paksa menelan ratusan pecahan kaca bulat-bulat, tidak hanya mulutnya yang terluka lambungnya pun terkoyak karena terlampau parah luka yang di derita.Ungkapan penyesalan sang istri seperti memukul telak harga dirinya.Adi lupa. Jika pengakuan Zoe setara dengan perkataannya yang menyinggung perihal istrinya yang terlalu lama membuatnya nunggu sehingga usia Zoe mempengaruhi mereka tidak bisa memiliki keturunan.Apa sebenarnya arti kecewa? Ditinggal pas lagi sayang-sayangnya atau tidak diberi kepastian saat mengawali hubungan?Bagaimana dengan sebuah hubungan, yang dimulai baik-baik antara dua manusia harus disisipkan kebohongan demi mewujudkan sebuah luka dimasa depan?Menikah atas dasar saling menerima. Tidak ada ada yang menolak untuk melangkah ke jenjang yang serius.Namun, setelah belasan tahun, saat seharusnya mereka menikmati masa tua, semua justru menimbulkan perpecahan.Hingga klimaks, di usia pernikahan yang harusnya semakin kokoh.Lontaran kata yang tidak akan

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar ย ย ย Kemarahan Adi

    Mobil Yudhistira baru saja memasuki area perumahan, ketika iring-iringan mobil pejabat menghalangi jalannya. Tidak perlu mencari tahu siapa yang berada di dalam mewah yang berhasil menghambat perjalanannya. Karena dari mobil berplat nomor pilihan itu keluar seorang pria yang langsung mengetuk kaca mobilnya. Alih-alih membuka jendela, Yudhistira memilih turun, dan menemui Papa sambungnya. Tetapi Adi membuka bagian pintu penumpang. "Kamu tidak mengangkat teleponku." "Apa itu perlu? " Amarah laki-laki itu sudah dipendam sejak kemarin. Jika ia marah sekarang, Bukankah hal yang wajar? Adi menoleh menatap Yudhistira. "Kamu juga tidak ada di kantor. Meeting? " Adi mendecih. "Apakah ada pertemuan di luar, benarkah itu bisnis? " "Aku tidak ingin berdebat dengan mu." Zoe membuka pintu mobil ingin keluar. "Aku belum selesai bicara, Zoe." tegas nada bicara Adi tidak membuat Zoe takut. "Jangan membentak Bunda!" Yudhistira mengingatkan Adi. "Kamu diam!" Adi tak suka ada seseorang yan

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar ย ย ย Kabar bahagia itu

    Bisma menuntun istrinya untuk duduk di tempat tidur."Mas__"Bisma memandang istrinya." Ya sayang" jawab Bisma tersenyum." Ada yang ingin ku sampaikan" Ujar Nimas menyentuh pipi Bisma." Apa itu?" Bisma menangkap tangan Nimas dan membawanya pada bibirnya untuk di kecup."Mas Bisma sebenarnya_________"Nimas menatap wajah Bisma yang terlihat penasaran dengan apa yang akan di katakan.Nimas membawa telapak tangan Bisma, dan di kecupnya beberapa kali sebelum di bawa keatas perutnya.Nimas mendekatkan bibirnya ke telinga Bisma." Disini ada anak kita" Bisik Nimas lirih, secepat kilat menjauh dari telinga Bisma dan menatap wajah suaminya." Sayang_____"Nimas mengangguk." Aku juga baru sadar setelah melihat vitamin yang dokter resep kan untukku, dan juga aku baru sadar selama kita menikah aku tidak pernah mendapatkan tamu bulananku "" Ya Allah__ Masyaallah!!" Bisma terengah, sedikit panik dan juga kaget. Bisma membalas tatapan mata istrinya dengan raut penuh iba, bibirnya yang bergeta

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar ย ย ย Menyadari

    Pagi itu Nimas tengah menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya di bantu Bu Yuri yang sejak subuh sudah datang karena ingin melihat Bisma secara langsung. Nimas yang tengah menata menu di meja terpaku pada kepingan vitamin yang diresepkan untuknya, wanita itu merasa familiar. Nimas mengingat tidak ada pesan apapun dari Mama mertuanya ketika mereka pulang dari rumah sakit. Datangnya sang suami dengan keadaan selamat menyedot perhatian semua orang termasuk dirinya sendiri, Nimas bahkan tidak memikirkan apa yang terjadi pada dirinya sendiri, terlalu lega, terlalu bahagia orang yang dicintainya pulang dengan keadaan selamat. "Ya Tuhan, mungkinkah?" Air mata Nimas mengalir tanpa bisa dicegah. Buru-buru meninggalkan dapur dan berjalan cepat ke kamar utama. Nimas buru-buru melihat kalender yang ada di kamar mereka, wanita itu terpaku pada barisan angka yang diamatinya, seketika tangisnya pecah sadar jika semenjak dia menikah dengan Bisma, dirinya tidak pernah mendapatkan tamu bulanan

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar ย ย ย Karma

    Derai tawa Winda membuat ketakutan Rubiah. Wanita itu berusaha mendekati Winda tapi di halangi oleh Arjuna."Biarkan Ma,""Tapi Arjuna, ..." Arjuna menggelengkan kepalanya, membuat Rubiah pasrah."Cerai kamu bilang? SETELAH AKU MATI-MATIAN BERJUANG, DAN KEGUGURAN BERKALI-KALI ANAK KAMU' KAMU AKAN MEMBUANG KU SEPERTI SAMPAH BEGITU??!!" Winda berteriak histeris."Berani kamu ceraikan aku, akan ku habisi anak perempuan jalang itu!!""WINDA!!""APA?!"Dada Arjuna naik turun, kedua tangannya terkepal di sisi tubuhnya, Winda benar-benar sudah tidak bisa di tolerir lagi, istrinya terlalu mengerikan."Vanilla tidak ada hubungannya dengan rusaknya hubungan ini, semua bermula dari KAMU!" hardik Arjuna.Rubiah terhenyak menatap wajah anak dan menantunya, untuk kali ini dia tidak mengharapkan Arjuna bercerai seperti yang sebelumnya, hatinya seperti teriris harus menyaksikan kegagalan Arjuna untuk yang kedua kalinya, dan sangat disesalkan perceraian putranya yang terdahulu akibat campur tangan dar

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar ย ย ย Arjuna menyerah

    Terlalu bahagia mengetahui jika Bisma selamat, tak ada satupun dari mereka yang sempat memberi tahu perihal kehamilan Nimas pada keduanya.Rubiah mengingatnya setelah sampai di rumah. Ingin membahasnya, tapi dia tidak ingin menciptakan keributan untuk anak sulungnya. Terlebih Rubiah tahu jika mood menantunya sedang tidak baik.Rubiah tidak menutup mata dengan kebencian yang terang-terangan Winda tunjukkan untuk Nimas. Dirinya juga sedikit merasa bersalah dengan menantunya itu karena tidak bisa mengendalikan perasaan bahagianya mengetahui Nimas akan memberinya cucu lagi.Rubiah tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bertemu dengan Vanilla, wanita paruh baya itu merasa sangat berdosa pada cucunya itu karena dulu pernah meragukan ayah biologisnya.Sepanjang perjalanan menuju kediamannya, wanita itu sudah menangkap ekspresi jengah dari menantunya, Arjuna alih-alih mengajak istrinya bicara pria itu sejak tadi hanya sibuk dengan telpon genggam yang terus berada di genggaman."Untuk har

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar ย ย ย Melepas rindu

    Polisi terlalu cepat menyampaikan kabar duka, terlalu gegabah mengambil kesimpulan jika Bisma tidak selamat. Hal itu tentu saja merugikan keluarga, membuat keluarga korban merasa berduka dan putus asa.Nimas tidak berani mengurai pelukan. Takut-takut jika sosok dihadapannya hanya bayangan. Nimas terlalu tenggelam dalam ketakutannya kehilangan suami sekali lagi.Arjuna membuang napas dari bibirnya seraya tersenyum saat melihat wanita yang begitu dicintainya sedang menangis di pelukan adiknya. Dadanya yang bergemuruh karena rasa sedih berangsur lega.Rasa cemburu itu masih menggerogoti, tetapi Arjuna berusaha sadar diri.Air mata Arjuna mengalir meskipun bibir pria itu tengah menerbitkan senyum.Yudhistira terpaku dengan pemandangan di hadapannya beberapa saat, sebelum pemuda itu menghampiri dimana sang bunda berdiri, Yudhistira segera bergegas membawa Bunda Zoe yang sedang duduk itu masuk kedalam dekapannya, dengan terburu-buru tanpa sepatah kata, tetapi siapapun tau hati pria itu se

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status