Dua orang pria, satu pria dewasa dan satu anak kecil kecil, menatapnya dan mendesaknya untuk memanggil Julius Hill "suami".Sebuah adegan tiba-tiba melintas di kepala Chelsea. Dalam sebuah ruangan yang romantis, Chelsea bersandar dalam pelukannya dengan manja dan memanggilnya, "Suami, suami."Chelsea hanya bisa merangkul Ray Kecil ke dalam pelukannya dan membujuk, "Ray, Ibu adalah seorang gadis, akan merasa malu, jangan mendesak Ibu lagi, ya. Tunggu nanti malam, saat Ibu dan Ayah sendirian, Ibu akan memanggil Ayahmu, ya?"Ray Kecil menutupi mulutnya dan tertawa, "Haha, Ibu merasa malu. Oke, Ayah, Ibu bilang dia akan memanggilmu diam-diam."Julius Hill yang duduk di depan mengangkat alisnya. "Kalau begitu, aku akan menantikannya."Chelsea, "..."Jika bukan karena ada Ray Kecil di sini, Chelsea benar-benar ingin bertanya apa maksudnya!Mobil melaju sampai ke pedesaan. Ray Kecil membuka tas camilannya dan mengeluarkan sebungkus manisan plum kering. "Ibu, ayo makan sebiji."“Terima kasih
Julius Hill menatap Chelsea melalui kaca spion. Dia melihat Chelsea sedang tersenyum lebar. Dia berkata dengan tatapan yang menggoda, "Karena Presiden Hill sudah memintanya, tentu saja aku harus membantu."Sambil berbicara Chelsea mendekatinya lagi dan menyodorkan botol kecil di tangannya, "Ayo, Presiden Hill!"Tatapan Chelsea sangat menantang, yang maksudnya --- Kau adalah pengecut jika tidak berani!Julius Hill menatap Chelsea. Sekarang Chelsea berada di samping telinganya, rambut cokelat ikalnya membuatnya terlihat makin cantik. Wajah mungilnya yang cantik menjadi makin cerah. Jakun Julius Hill mulai bergerak. Dia terkekeh pelan, "Oke."Detik berikutnya Julius Hill menginjak rem dan mobil mewah itu berhenti di sisi jalan.Apa yang dia lakukan?Chelsea sangat terkejut Julius Hill tidak mengikuti skenarionya. Pada saat ini, Julius Hill turun dari mobil dan berjalan ke pintu belakang. Kemudian, dia langsung membuka pintu, "Ayo, turun."Chelsea tidak berani menantangnya dan sangat ketak
Setelah berbicara, Chelsea mendorongnya dengan sekuat tenaga dan melarikan diri dengan tergesa-gesa.Julius Hill tersenyum tipis saat melihatnya melarikan diri.....Mereka berdua kembali ke mobil. Ray Kecil tersenyum lebar. Dia baru membuka mulutnya dan ingin berbicara. Chelsea buru-buru menutupi mulut kecil putranya --- kau lebih baik jangan bicara lagi.Chelsea merasa Ray Kecil sengaja mengerjai ibunya.Mobil melaju kencang ke pedesaan. Mereka memasuki daerah perkebunan stroberi. Chelsea dan Ray Kecil sedang memetik stroberi. Ray Kecil memetik sebutir stroberi yang merah dan besar dan menyodorkannya kepada Chelsea. "Ibu, bagian lancip stroberi ini untukmu."Ray Kecil bersikap seperti seorang pria sejati, memberikan ujung stroberi yang lancip untuk seorang gadis.Chelsea menggigit sedikit. "Hm, stroberi ini sangat manis dan banyak airnya."Ray Kecil juga menggigit sedikit. "Wah, memang enak."Sambil berbicara, Ray Kecil menyerahkan sisa pantat stroberi untuk Julius Hill. "Ayah, p
Chelsea sudah angkat bicara, Julius Hill melirik Ray Kecil dengan kesal, lalu berjongkok dan menepuk punggungnya, "Ayo, naik."Ray Kecil menari dengan gembira dan segera naik ke punggung ayahnya. Dia mulai menunggangi kuda.Julius Hill berdiri, Ray Kecil sudah lebih tinggi dari ayahnya dan berhasil memetik ceri yang merah mengkilat.Tiga orang itu bermain cukup lama, tak terasa matahari sudah terbenam. Julius Hill berkata, "Ayo, kita pergi, sebentar lagi tempat ini akan ditutup.""Oke."Naik gunung mudah, tetapi turun gunung lebih sulit. Chelsea adalah seorang gadis dan fisiknya agak lemah. Dia merasa kakinya sangat sakit dan tidak bisa berjalan lagi.“Ibu, kenapa kau tidak jalan lagi? Apa sudah tidak bisa berjalan?” Ray Kecil bertanya dengan penuh perhatian.Chelsea duduk di atas batu besar dan beristirahat sejenak. "Aku tidak bisa berjalan lagi, kalian jalan dulu saja, aku akan menyusul kalian nanti."“Tidak, aku mau bersama Ibu. Ibuku begitu cantik, bagaimana jika ada yang merebut
Jadi mereka masuk ke kamar satu-satunya dalam penginapan.Setelah mendorong pintu, Chelsea melihat hanya ada satu tempat tidur di dalam, tetapi mereka bertiga.Chelsea tidak tahu bagaimana mengatur tempat tidur, Presiden Hill pasti harus tidur di lantai, tetapi tidak tahu apakah Presiden Hill bersedia.Pada saat ini, Ray Kecil naik ke tempat tidur dan berbaring dengan nyaman di atasnya. "Asyik, aku akhirnya bisa tidur bersama Ayah dan Ibu malam ini. Ibu tidur di dalam, aku tidur di tengah dan Ayah tidur di luar."Masalah Chelsea sudah terselesaikan, karena Ray Kecil sudah mengatur tempat tidur. Mereka sekeluarga akan tidur bersama.“Ray, kamu mandi dulu.” Chelsea mengusir Ray Kecil untuk mandi di kamar mandi.Sekarang hanya ada mereka berdua di dalam ruangan itu, Chelsea berbisik, "Presiden Hill, beri tahu putramu nanti, ranjang ini terlalu sempit untuk tiga orang. Kau tidak bisa tidur dengan nyenyak dan takut akan jatuh di tengah malam, jadi akan tidur di lantai."Julius Hill meliri
Julius Hill mengulurkan tangan untuk menarik pakaian Chelsea dan terus menerus mencium lehernya."Presiden Hill, lepaskan aku... ah!" serunya.Namun teriakannya lembut dan menggoda dan tidak terdengar seperti suaranya sendiri.Ada apa dengannya?Wajah Chelsea menjadi panas dan memerah. Chelsea tiba-tiba menyadari tubuhnya tidak menolak sentuhan intimnya sama sekali. Sebaliknya, dia justru ... sangat menyukainya.Tubuh Chelsea sudah makin melembut.Julius Hill tentu saja juga memperhatikan perubahan dan reaksi tubuhnya. Dia mencium daun telinga kecilnya yang seputih salju. "Chelsea, jangan menolak lagi. Kau juga menyukainya dan sangat senang, 'kan?"Chelsea berharap bisa menemukan lubang bawah tanah dan bersembunyi di dalamnya. Apakah karena dia sudah terlalu lama tidak bersama pria? Bagaimanapun juga, usianya sudah matang, mungkin inilah penyebabnya.Chelsea sangat malu dan marah. Dia membuka mulutnya untuk menggigit pundak Julius Hill.Julius Hill sudah tidak bersamanya selama tiga t
Julius Hill menepuk kepala putranya. "Apakah sudah mengerti? Tidak boleh merebut ibumu denganku lagi!"“Huh!” Ray Kecil segera memprotes. Dia berkacak pinggang. “Tidak bisa, Ayah! Ibu juga milikku, aku juga ingin bersama Ibu, kau tidak boleh merampas Ibu dariku! "Sepertinya ayah dan anak ini akan berkompetisi merampas orang. Julius Hill berusaha menahan keinginannya untuk melempar Ray Kecil, karena Chelsea pasti akan melindungi putranya. Dia tidak mau menyinggung Chelsea. Bagaimanapun, Chelsea tetap akan bersamanya malam ini ...Julius Hill melembutkan nada bicaranya."Ray Hill, bukankah kau selalu bilang ingin punya adik perempuan? Jika kau selalu menempel dengan ibumu setiap hari, bagaimana kami bisa melahirkan seorang adik perempuan untukmu?"Ah.Ray Kecil juga baru teringat dengan masalah ini. "Ayah, lalu bagaimana?""Bukankah tadi kau bilang ingin tidur di tengah? Nanti setelah mandi, beri tahu Ibumu kalau kau mau tidur di dalam, agar ibumu bisa tidur di tengah jadi Ayah bisa b
Chelsea menoleh dan menatapnya dengan tak percaya. "Presiden Hill, apa yang kau bicarakan?""Apa aku salah bicara? Bukankah kau yang diam-diam menyuruh Ray tidur di dalam? Padahal Ray awalnya berkata dia mau tidur di tengah. Chelsea, apa kau begitu berharap bisa tidur bersamaku?"Chelsea mengerutkan alisnya. Dia paling benci difitnah orang lain. "Presiden Hill, jangan bicara sembarangan. Aku tidak begitu, kau pikir dirimu siapa? Siapa yang ingin tidur denganmu!""Chelsea, kau marah karena niatmu sudah terbongkar?"Chelsea sangat marah. Mengapa pria ini bersikeras memfitnahnya? Dia juga tidak tahu mengapa Ray mau tidur di dalam.“Kalau begitu aku turun saja, aku tidak mau tidur dengan kalian. Aku tidur di lantai saja.” Untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah, Chelsea langsung turun dan ingin tidur di lantai.Namun, Julius Hill sekarang tidur di luar. Tempat tidur ini terlalu kecil, Julius merentangkan kaki panjangnya. Jika Chelsea ingin keluar, harus melangkahi dia.Chelsea mengan
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan