Share

Bab 2

Author: Chikyciki
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Mas, kenapa lemarinya bergoyang?" 

"Sepertinya ada sesuatu di dalam sana, kita harus periksa," ujar Mas Adnan.

"Tapi sayang, kita belum selesai sampai puncaknya!" 

Aku mendengus mendengar ucapan Rayna, wanita itu benar-benar gatal. Di posisi seperti ini ia masih saja membicarakan tentang hasratnya, sedangkan respon Mas Adnan, dia terlihat tidak peduli dan kembali memakai bajunya lalu mendekati lemari ini. 

Ya tuhan, aku benar-benar takut. Bagaimana jika Mas Adnan sampai melihat kami berdua. 

"Mas Zayyan, bagaimana ini?" bisikku padanya. Tapi lelaki itu malah sibuk mengutak-atik ponsel miliknya. 

"Buat lemari ini semakin bergoyang!"

"Apa?" 

Brak! Brak! 

"Cit ... Cit!"

Mataku terbelalak saat melihat Mas Zayyan menggoyangkan lemari dengan kuat, sambil menghidupkan suara tikus di ponselnya yang terdengar seperti ribuan tikus berkeliaran.

"AAA DI DALAM SANA BANYAK TIKUS!" 

Aku melihat Rayna menjerit histeris, Mas Adnan yang sudah mendekati lemari ini pun langsung mundur dengan wajahnya yang juga terlihat ketakutan. 

"Mas, di dalam sana kayaknya isinya tikus semua." Rayna menangis sembari memeluk Mas Adnan.

"Kenapa di hotel bintang lima seperti ini ada tikus. Ini tidak bisa di biarkan, sekarang pakai bajumu. Mas akan melapor pada menejer hotel ini!" 

"Mas tunggu, aku takut."

***

"Ayok, keluar!" ujar Mas Zayyan saat melihat mereka berdua sudah pergi. Lelaki itu menarik tanganku, ia tampak celingungan menatap ke sekeliling. 

Kami akhirnya bernafas lega saat sudah keluar dari sana. "Hampir saja," ucapku sembari menoleh ke arahnya. 

Aku melihat wajah Mas Zayyan yang terlihat begitu tenang, aku heran apakah dia benar-benar tidak merasa terluka saat melihat istrinya bercumbu dengan lelaki lain. Rasanya aku sendiri ingin sekali menyiram bubuk cabe pada wanita itu, tetapi aku menahan diri karena tahu bahwa Mas Zayyan memiliki rencana yang lebih baik.

Tiba-tiba aku terkejut saat Mas Zayyan mengusap kedua pipiku dengan lembut.

"Sudahlah, jangan menangis lagi. Air matamu terlalu berharga untuk untuk lelaki seperti dia," katanya membuatku terpaku.

Ia lalu melirik arlozinya yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Dengan tegas, lelaki itu kembali menarik tanganku, membawaku masuk ke dalam kamar hotel yang berbeda.

"Mm--Mas, kenapa kita masuk ke kamar hotel?" tanyaku dengan gugup. Mataku kembali melebar saat seorang lelaki juga masuk ke dalam kamar ini. 

Mas Zayyan tidak menjawab apa-apa, ia hanya tersenyum tipis lalu menghampiri lelaki itu. 

"Terimakasih atas kerja samanya, Pak."

"Pak Zayyan, jika bukan karena Bapak adalah teman pemilik hotel ini, saya mungkin tidak akan bisa membantu Anda. 

Sebenarnya, tindakan seperti yang Anda lakukan tadi melanggar aturan hotel ini karena itu termasuk privasi pengunjung. Namun, karena ini adalah perintah langsung dari atasan dan dengan alasan yang masuk akal, kami akan dengan senang hati membantu Anda. 

"Apakah tadi mereka curiga?"

"Mereka sempat marah-marah, wanita tadi juga bilang akan memviralkan hotel ini. Tapi kami sudah mengatasi semuanya, mereka juga tidak curiga karna kami langsung menyuruh yang lain untuk membawa lemari itu keluar."

"Terimakasih Pak, saya senang bekerja sama dengan anda," ujar Mas Zayyan sembari menjabat tangannya. 

"Sama-sama Pak," jawabnya sembari menoleh ke arahku. "Dia?" 

"Namanya Kania, dia istri dari pria yang bersama Rayna."

"Wanita secantik itu diselingkuhi," ucap lelaki itu sembari terkekeh. 

"Yah, tapi perselingkuhan mereka ada untungnya untuk saya." 

Aku melebarkan mataku mendengar jawaban Mas Zayyan. Sedangkan lelaki tadi, ia juga tampak kaget. Tapi seolah enggan untuk bertanya. 

***

Setelah melihat kepergian lelaki tadi, Mas Zayyan menghampiriku yang masih berdiri di sisi kasur. Ia lalu mengajakku duduk dengan matanya yang terus menatap wajahku. 

"Benar kata lelaki tadi ... Sayang sekali, lelaki bodoh itu mencampakan bidadari sepertimu," ucap Mas Zayyan membuatku tersipu. 

Lelaki itu mengelus rambutku dengan lembut, entah kenapa aku begitu gugup sekarang, biasanya Mas Zayyan tidak seperti ini. 

Aku memejamkan mataku saat Mas Zayyan mendekatkan wajahnya padaku, tapi tiba-tiba lelaki itu seperti tersadar dan langsung  berdiri. 

"Ma--maafkan saya, Kania. Saya tidak bisa menahan diri saya ...." Ia menyugar rambutnya dengan kasar dan wajahnya tampak terlihat penuh penyesalan.

"Mas, kamu tidak melakukan apapun padaku. Tenanglah!"

"Tidak Kania, sekarang saya bisa menahannya. Tapi nanti mungkin tidak." 

Aku benar-benar tertegun mendengar ucapan Mas Zayyan, lelaki itu memang tidak pernah menyentuhku. Ia selalu bilang bahwa jika dia berbuat seperti itu, maka kami sama bejatnya dengan mereka. 

"Sekarang lebih baik kamu tidur, saya akan pergi memesan kamar lain. Sekamar berdua seperti ini tidak baik untuk kita." 

"Mas tunggu," teriakku membuat Mas Zayyan yang akan pergi kembali menoleh ke arahku. 

"Terimakasih!" ucapku membuatnya tersenyum.

"Hm ... Jangan kecewakan saya, Kania. Setelah semuanya terungkap, semoga saja kamu tidak berbuat bodoh dengan tetap mempertahankan lelaki itu." 

Tidak Mas, sekarang aku hanya mencintaimu. Tapi, ucapan itu hanya ada di hatiku. Entahlah, aku tidak bisa mengatakan itu semua padanya. 

Mas Zayyan menutup pintu dan pergi keluar, meninggalkanku yang masih sendirian di kamar ini. 

Aku kembali tersenyum mengingat kejadian tadi, apakah malam indah mereka kembali berlanjut atau ah sudahlah, aku tidak ingin memikirkannya. 

Ting! 

Ting!

Aku meraih ponselku sesaat setelah mendengar suara notifikasi yang berdering.

Mas Adnan:

[Sayang, sepertinya pekerjaanku dipercepat. Besok, aku akan pulang. Beristirahatlah dengan nyenyak, selamat malam.]

Mas Zayyan:

[Cepat tidur.]

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
bener kalian jangan seperti mereka dengan melakukan hal yg sm sebelum halal dan msalah rmh tangga kalian selesai.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 3

    Aku terkekeh melihat isi pesan mereka berdua, jika dilihat seperti ini pasti semuanya akan memilih Mas Adnan dan mencurigai Mas zayyan. Tapi ternyata semuanya berbanding terbalik, yang selalu bersikap manis malah lebih lihai dalam bermain di belakang. Aku memejamkan mata tidak ingin memikirkan hal apapun lagi, sekarang waktunya untuk istirahat karna berpura-pura baik setiap hari juga membutuhkan tenaga. ***Paginya aku bangun dan langsung bersiap untuk pulang, aku tidak ingin Mas Adnan curiga jika melihatku tidak ada di rumah saat dia pulang nanti. Tiba-tiba terdengar suara bell pintu berbunyi, membuatku terkejut sejenak sebelum aku segera berjalan mendekati pintu. Aku yakin itu pasti Mas Zayyan yang datang.Benar saja, saat aku membuka pintu. Mas Zayyan sudah tersenyum manis ke arahku. "Masuk, Mas!" Lelaki itu mengangguk, ia lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam. "Kania, kemarin saya sudah merekam pergumulan mereka. Di tambah dengan beberapa bukti yang kita kumpulkan mungkin

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 4

    Rayna dan Mas Adnan yang mendengar hal itu langsung melebarkan matanya. "Mas, kamu bercanda kan?""Menurutmu?" tanyanya sembari terkekeh. "Pak Zayyan suka bercanda ternyata." Mas Adnan ikut tertawa, ia lalu menatap ke arahku. "Mana mungkin saya ingin bertukar istri, saya sangat mencintai Kania," ucapnya membuat wanita yang berada di sampingnya tampak memandang lelaki itu dengan tajam. "Hm, kamu sangat beruntung Adnan. Tetapi saya lebih beruntung," ujar Mas Zayyan sembari memandang Rayna. Namun, tangan lelaki itu turun dan menggenggam tanganku.Aku melihat Wajah Rayna tampak bersemu merah, tapi aku tidak tau entah keberuntungan apa yang di maksud Mas Zayyan. Tiba-tiba seorang pelayan datang dan mengantarkan makanan yang kami pesan, akan tetapi selera makanku sudah benar-benar hilang. "Kenapa gak di makan?" tanya Mas Zayyan. "Gak papa." Deg! Aku langsung melebarkan mataku, dan mendongak menatap Rayna yang ikut terkejut karena jawaban kami berdua bersamaan."Ma--maaf, saya kira

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 5

    Aku mengangguk, akhirnya tidur sembari memunggungi Mas Adnan. Maafkan aku Mas, bukannya aku tidak ingin melayanimu akan tetapi perbuatanmu sudah benar-benar tidak bisa di maafkan lagi. Entah kenapa bayangan menjijikan dirinya dengan perempuan itu terus terngiang di pikiranku, membuatku kadang tidak bisa mengontrol emosiku padanya. ***Aku menatap jam yang sudah menunjukan pukul 15.30, aku langsung menjalankan kewajibanku yaitu memasak untuknya."Sayang, masak apa?" tanya Mas Adnan yang baru keluar dari kamar mandi. "Sayur sop, sama ayam goreng. Kamu bilang, Ibu akan datang. Jadi, aku harus menyiapkan makanan spesial untuknya kan? Jika tidak, dia akan mengatakan bahwa aku istri tidak berguna." Ucapanku membuat Mas Adnan tampak melebarkan matanya, tapi tidak ada sepatah katapun yang dia ucapkan sampai terdengar suara ketukan pintu di depan. "Hm, Itu pasti Ibu ... Mas buka pintu dulu yah," ujarnya lalu melangkahkan kakinya keluar, aku menghela nafas pelan. Kedatangan Ibu pasti akan

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 6

    Kami yang sedang duduk langsung berdiri, saat melihat Mas Zayyan memukul meja dengan wajahnya yang sudah memerah."Pak Zayyan, apa yang terjadi?" tanya Mas Adnan. Mas Zayyan terlihat menghela nafas berat. "Ada lalat tadi," jawabnya dengan suara pelan.Segera aku mengambil segelas air dan memberikannya padanya. "Minum dulu, Pak Zayyan. Maaf jika rumah kami sedikit kotor, hingga membuat lalat berdatangan.""Hm, lain kali kalo ada lalat berisik di dekatmu, pukul saja dia. Kamu bisa memukulkan?" tanyanya, sembari menatap tajam ke arah ibu mertua. "Nak Zayyan, maaf yah. Nantu ibu akan menyuruh Kania untuk lebih rajin lagi membersihkan rumah."Astaga Ibu, apa dia tidak sadar sindiran dari Mas Zayyan. "Bukan hanya rumah ini, tapi hati Ibu juga!"Nah kan, Mata Ibu dan Mas Adnan langsung melebar seketika mendapat ucapan menohok dari Mas Zayyan. "Maksudnya Mas Zayyan?" "Ibu seorang perempuan, harusnya Ibu mengerti kalo pembicaraan Ibu itu menyakiti menantu Ibu." "Tapi yang Ibu ucapkan itu

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 7

    Kami yang sedang duduk langsung berdiri, saat melihat Mas Zayyan memukul meja dengan wajahnya yang sudah memerah."Pak Zayyan, apa yang terjadi?" tanya Mas Adnan. Mas Zayyan terlihat menghela nafas berat. "Ada lalat tadi," jawabnya dengan suara pelan.Segera aku mengambil segelas air dan memberikannya padanya. "Minum dulu, Pak Zayyan. Maaf jika rumah kami sedikit kotor, hingga membuat lalat berdatangan.""Hm, lain kali kalo ada lalat berisik di dekatmu, pukul saja dia. Kamu bisa memukulkan?" tanyanya, sembari menatap tajam ke arah ibu mertua. "Nak Zayyan, maaf yah. Nantu ibu akan menyuruh Kania untuk lebih rajin lagi membersihkan rumah."Astaga Ibu, apa dia tidak sadar sindiran dari Mas Zayyan. "Bukan hanya rumah ini, tapi hati Ibu juga!"Nah kan, Mata Ibu dan Mas Adnan langsung melebar seketika mendapat ucapan menohok dari Mas Zayyan. "Maksudnya Mas Zayyan?" "Ibu seorang perempuan, harusnya Ibu mengerti kalo pembicaraan Ibu itu menyakiti menantu Ibu." "Tapi yang Ibu ucapkan itu

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 8

    Pov author"Kania, tunggu!" Adnan yang hendak menyusul, terhenti saat Ibunya menahan tangan lelaki itu. "Adnan, kamu mau kemana?" "Bu, Kania di bawa Pak Zayyan. Aku harus menyusulnya ....""Adnan, bos kamu itu sudah baik ingin merubah istrimu yang kampungan. Kenapa kamu malah menahannya?""Apa Ibu tidak lihat, Pak Zayyan begitu membela Kania. Adnan yakin jika dia menyukai Kania Bu," ucapan Adnan membuat wanita paruh baya itu langsung tertawa seketika. "Apa kamu tidak waras Adnan, dia memiliki istri yang sempurna. Mana mungkin dia menyukai Kania yang kampungan itu," dengus Ibu Adnan. Wanita paruh baya itu memang tidak menyukai Kania, karena dia berasal dari keluarga sederhana. Namun, Adnan yang berusaha terus-menerus akhirnya membuat wanita itu tidak bisa berbuat apa-apa. Meskipun begitu, selama dua tahun pernikahan mereka, wanita itu tetap membenci Kania."Bu, Kania dan Rayna itu sangat berbeda, Istri Adnan itu spesial Bu. Bisa tidak, jika ibu jangan ikut campur dengan urusan rum

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 9

    "Apa yang kalian lakukan di rumah saya?" Wajah Rayna tampak pucat, dia tergagap mencari kata-kata yang tepat. "Mas, ka-kami ....""Kania, ini tidak seperti yang kamu lihat, sayang."Zayyan tertegun saat Adnan berjalan ke arahnya lalu menghempaskan tangan lelaki itu."Sayang ... Tadi waktu Mas dan Bu Rayna sedang mendekor kamar ini, tiba-tiba ada air tumpah mengenai baju kami. Kamu jangan salah paham sama Mas! Kamu percaya 'kan?""Iya, Mas." Tidak ada reaksi apapun dari wajah Kania, benar-benar membuat Adnan tercengang. Biasanya, ia akan melihat raut wajah Kania yang begitu lucu karna cemburu, dia juga akan mencecarnya dengan banyak pertanyaan. Namun kali ini, ekspresi wajah Kania sangatlah datar dan tanpa emosi, membuat Adnan semakin terkejut."Sayang ...." "Bukannya kamu meminta aku untuk percaya ... Aku sudah percaya Mas!" Terdengar helaan nafas dari mulut Adnan. "Baiklah Kania, sekarang Mas mau tau apa yang kamu lakukan bersama Pak Zayyan. Mengapa kalian pegangan tangan?" "Sam

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 10

    "Sebentar lagi sayang, tunggu beberapa jam lagi, maka semuanya akan selesai!" Zayyan tersenyum, ia mengecup kepala Kania dengan pelan. Meski ia tau ini salah, tapi Zayyan sudah tidak peduli akan hal itu. "Sayang?"Deg! Suara teriakan yang familliar, membuat Kania dan Zayyan langsung melepaskan pelukannya. Di sana, terlihat dua orang yang begitu terkejut dengan apa yang mereka lihat."Kalian berselingkuh?" "Mamah, Papah .... Dari kapan kalian datang?" "Lupakan itu, Zayyan. Sekarang katakan siapa wanita itu?" Kania menunduk saat wanita paruh baya itu menunjuk wajahnya, tatapan tajam wanita tersebut membuat Kania merasa sedikit ketakutan."Mah, dia Kania. Calon istri Zayyan!" "Zayyan apa kamu sudah tidak waras? Kamu punya istri, dan malah mencintai orang lain! ... Dan dia, jangan katakan jika dia juga punya suami?" "Yah, memangnya kenapa, Mah?" Jawaban Zayyan membuat orang tuanya benar-benar melongo.Wajah anaknya juga terlihat begitu santai, tidak seperti Kania yang sudah ketaku

Latest chapter

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 32 (ENDING)

    "Selamat, Pak Zayyan. Anda sudah dibebaskan, namun Anda harus tetap stay selama 24 jam karena akan menjadi saksi dalam kasus ini." Seorang polisi bersalaman dengan Zayyan setelah mengeluarkannya dari sel tahanan.Zayyan hanya mengangguk dan mengikuti polisi tersebut. Pikirannya kini terarah pada keluarganya dan istrinya yang pasti sangat khawatir tentang keadaannya."Mas Zayyan!" Kania yang melihat Zayyan datang langsung berlari ke arahnya dan memeluk lelaki itu erat. Seketika, tangis Kania pecah di pelukan Zayyan. "Mas, apakah kamu baik-baik saja? Apakah ada yang terluka? Apa polisi menyakitimu?" tanya Kania khawatir. Namun Zayyan hanya menggeleng, sambil terus menatap wajah istrinya dan menciuminya di seluruh wajahnya. "Jangan khawatir, sayang. Mas baik-baik saja!""Zayyan, Nak!" Ibu, ayah, dan yang lainnya segera menghampiri Zayyan, dan memeluknya satu per satu. Dika dan Helena, yang melihat itu, tersenyum lega. Beban yang begitu berat seketika hilang dari pundaknya."Ayo, Hele

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 31

    "ARGH!" Dika mengusap wajahnya dengan kasar, penyesalan jelas terpancar di wajahnya. Sekarang, di mana dia akan menemukan mereka, apalagi membuktikan bahwa dia dan Zayyan tidak bersalah.Dika melihat sekeliling, namun tiba-tiba dia terkejut ketika seorang wanita berdiri di depannya, menatapnya dengan tajam.Dika menatap sekeliling, namun tiba-tiba ia terperanjat saat seorang wanita berdiri di hadapannya sembari menatap tajam dirinya. "Siapa kamu? Apakah kamu arwah gentayangan?" tanyanya membuat Dika langsung mengerutkan keningnya. Namun tidak terlihat raut ketakutan di wajah wanita itu, Dika yang sedang tidak ingin bercanda langsung bangkit dan hendak pergi. "Jika kamu bukan hantu, kamu pasti pembunuh itu!" Deg! Ucapan yang di lontarkan wanita itu membuat Dika langsung menghentikan langkahnya, ia kembali berbalik dan menatap datar wanita tersebut. "Apa maksudmu?" Wanita itu terkekeh pelan, ia lalu kembali mendekat ke arah Dika. "Saya tau, semenjak kejadian penemuan mayat di sini

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 30

    "BAJINGAN!" Semuanya terperanjat ketika melihat Ayah Zayyan langsung menghantam wajah Dika dengan keras hingga lelaki itu terhuyung ke belakang. Rasa perih seketika menjalar bersamaan dengan darah keluar di sudut bibirnya. "Kenapa kau melakukan itu, Dika? Kenapa?" teriak Ayah Zayyan sambil memegang kerah baju milik Dika.Sela tidak bisa berhenti menangis, ia belum pernah melihat Ayahnya yang semarah itu Pada Dika. Wanita itu juga sangat terguncang, terlebih ia menganggap Dika seperti kakanya sendiri. Melihat Sela yang terus menangis, Dika tidak tahan lagi. Ia yang sedari tadi hanya diam akhirnya kembali bersuara."Karna, dia!" Tunjuk Dika ke arah Sela. "Saya tidak ingin Sela tersakiti, dan saya akan menyakiti orang yang telah menyakiti orang yang saya cintai!" Deg! Kata terakhir yang keluar dari mulut Dika benar-benar membuat mereka melebarkan matanya. Dika kembali tersenyum, ia lalu menatap ke arah Sela."Sela, saya memang yang membawa pisau itu untuk membunuh Adnan. Namun, bu

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 29

    "M- Mas, aku percaya. Kamu pasti tidak melakukan semua itu!" Mendengar hal itu, Zayyan tersenyum. Ia lalu mengelus puncak kepala Kania. "Terima kasih, Sayang!" "Maaf, waktu menjenguk sudah habis!" Salah seorang polisi tiba-tiba datang dan membawa Zayyan pergi. Kania ingin mengejar, namun Dika langsung menahannya."Jangan berbuat bodoh, Kania. Jika kamu membuat keributan di sini, semuanya bisa menjadi lebih buruk!" peringat Dika dengan tegas, membuat Kania terdiam. Matanya terus menatap punggung Zayyan yang dikawal seperti tahanan. Rasanya begitu berat melihatnya dalam situasi seperti ini."Mas, aku akan mencari si pelaku sebenarnya dan membebaskanmu dari penjara," gumam Kania pelan, suara itu terdengar oleh Dika. "Ayo, Kania. Kita harus pulang sekarang!" kata Dika, Kania hanya mengangguk pasrah. Saat mereka hendak pergi, Ayah Zayyan mendekati mereka."Kania, Dika. Di mana Zayyan?" tanya Ayah Zayyan dengan wajah penuh kekhawatiran. "Tuan Zayyan telah dibawa masuk kembali, Pak. W

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 28

    "Aa--adnan, bangun. Kamu ingi menipu saya 'kan? Bangun Adnan!" Zayyan terus menggoyangkan tubuh Adnan hingga darah lelaki itu mengenai tangannya, bau anyir begitu menyeruak membuatnya seketika tersadar. Dengan nafas yang tersenggal-senggal, Zayyan mengambil tangan Adnan dan merasakan bahwa urat nadinya sudah tidak berdenyut. Demi meyakinkan diri, ia kembali menempelkan jarinya di hidung lelaki itu."Tidak mungkin!" Lelaki itu seketika memejamkan mata dengan badannya yang seketika melemas, saat menyadari jika Adnan sudah tiada. Tubuh Zayyan gemetar, ia tidak tau harus berbuat apa. Terpaksa lelaki itu menelpon ambulan dan membawa jenazah Adnan ke rumah sakit. ***Di sisi lain, Kania dengan cemas menunggu Zayyan. Lelaki itu bilang akan pulang pukul sepuluh malam, namun sekarang sudah tengah malam akan tetapi Zayyan tak kunjung datang. Kania berkali-kali menghubungi ponselnya, namun tidak ada jawaban. Ia yang kesal langsung melempar ponselnya ke sembarang arah. "Mas, kamu kemana si

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 27

    Zayyan tidak bisa menahan senyumnya saat melihat wajah Kania yang tampak kesal, wanita itu terus menggerutu karna tau Ibunya mendengar apa yang mereka bicarakan. "Mas Zayyan, kenapa bahas itu. Malu ih, di denger Ibu," keluhnya.Zayyan terkekeh, ia lalu mendekat ke arah Kania. "Hm, memangnya kenapa? Kan kita sudah suami istri!" bisiknya di telinga Kania. "Tapi 'kan, Mas ...."Cup! Mata Kania melebar saat Zayyan mencium bibir wanita itu sekilas, Kania yang sejak tadi tidak berhenti bicara langsung diam seketika. Kania yang sudah salah tingkah memilih untuk bangkit, namun Zayyan langsung menarik tangannya hingga badan wanita itu jatuh di pangkuan Zayyan. "Mau kemana, hm?" tanya Zayyan sambil melingkarkan tangannya di pinggang Kania. "Mas lepasin!" Kania memberontak namun Zayyan semakin mempererat pelukannya. "Diam Kania, saya masih merindukanmu," lirihnya membuat kania mengulas senyum tipis, ia yang menundukan kepala langsung mendongak menatap Zayyan. "Maafin kelakukan Mas kemari

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 26

    Pov authorKania terbangun dan menatap kamarnya sudah kosong, pikiran wanita itu kembali mengingat kejadian barusan. Air matanya menetes, ia yang tidak bisa mengontrol dirinya sampai melakukan hal sememalukan itu pada suaminya sendiri. Tiba-tiba mata Kania tidak sengaja menoleh ke arah meja di sampingnya, di sana sudah tersedia sarapan beserta secarik kertas kecil.Wanita itu mengambil kertas itu dan membacanya, di sana ada kata-kata manis yang membuat jantung Kania berdetak kencang. 'Jangan lupa sarapan sayang, dan tunggu aku pulang. Aku mencintaimu,'"Tidak, bagaimana aku bisa bertemu Mas Zayyan setelah kejadian tadi," gerutunya sembari menutup wajah. Ia merasa begitu malu, walaupun mereka sudah menikah namun baru kali ini ia seterbuka itu di depan Zayyan. Kania terdiam sejenak, setelah lama berpikir akhirnya ia kembali menaruh kertas itu di tempatnya dan turun dari tempat tidur. Ia memilih untuk pergi ke rumah orang tuanya, untuk saat ini ia ingin menenangkan diri dan menghinda

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 25

    Aku terus memandangi wajah cantik istriku, dan penyesalan kembali terlintas di hatiku."Sayang, setelah kamu bangun, semuanya akan berubah. Aku bersumpah akan membuatmu bahagia seperti dulu," bisikku sambil mencium keningnya dengan lembut.Aku mengambil tangannya dan mencium tangan mulus istriku, kemudian menyelimuti tubuhnya dengan penuh kasih sayang.Aku menghela nafas pelan. Lebih baik aku segera bersiap pergi ke kantor dan menyelesaikan pekerjaanku sehingga aku bisa secepatnya kembali untuk berduaan dengan istriku tanpa gangguan.Saat aku berjalan menuju kamar mandi, pandanganku tertuju pada sebuah tong sampah yang memperlihatkan sebuah baju yang begitu familiar. Aku merasa ada yang tidak beres dan mencoba mendekati tong sampah itu. Deg! Hati ini terasa begitu sesak saat aku mengambil baju itu dan ternyata sebuah lingre yang di pakai Kania saat malam itu, ya tuhan kenapa baju nya robek. Aku memegang kepalaku, rasa pusing menyeruak namun aku tidak mengingat apa yang terjadi. "

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 24

    "Berhenti untuk menganggu istri saya! Jika tidak, hidupmu kupastikan akan menderita, Adnan!" Aku menahan tubuh lelaki itu saat ia sudah ada di depan pintu, sedangkan Kania sudah pergi kembali ke depan. Adnan menghempaskan tanganku, ia lalu menatap remeh ke arahku. "Kau hanya mendapatkan raganya, tapi hatinya masih miliku, Zayyan!" ucapnya membuatku mengepalkan tangan. Jika saja kami tidak berada di rumah, mungkin aku sudah menghabisinya sekarang juga.Tahan Zayyan, menghadapi Adnan tidak perlu dengan kekerasan. Aku langsung tertawa hingga dia menatap heran ke arahku. Aku menepuk bahunya dengan keras. "Selain tidak tau malu, kau juga tidak tau diri adik ipar. Jelas-jelas kau tau jika Kania sangat mencintaiku, dan ...."Aku menjeda ucapanku, mendengar suara giginya gemeretak. Aku semakin tertawa karna berhasil memanasinya. "Yang kau katakan benar, jika istriku itu ...."Bugh! Belum sempat aku bicara, Adnan langsung menghantam rahangku membuatku tersungkur. Terlihat lelaki itu begi

DMCA.com Protection Status