Setelah Wawan turun dari mobil bersama David, seorang pria botak yang memakai kalung emas di lehernya segera datang menyambut. “Kedatangan Tuan Chairil ke Nunukan, benar-benar merupakan kehormatan besar bagi saya.” “Tuan Baim terlalu serius. Kali ini kami datang tanpa diundang dan harus membuat Tuan Baim khawatir saja.” kata Wawan sambil tersenyum tenang. Di belakang, Brena memperkenalkan dia kepada David dengan suara pelan. “Tuan David, orang ini bernama Baim Cendana. Dia merupakan orang terkaya di Nunukan yang sedang bersaing dengan walikota Nunukan untuk mendapatkan posisi walikota. Keduanya saling berseteru dan oleh karena itu dia bermaksud meminta bantuan kekuatan Keluarga Chairil.”David mengangguk menunjukkan dirinya sudah mengerti. Pada saat ini, Wawan mulai memperkenalkan David kepada Baim. “Tuan Baim, kuperkenalkan padamu, ini adalah Tuan David, tamu kehormatan Keluarga Chairil.”Baim segera melangkah maju, menggenggam sepasang tangan David dengan sangat ramah dan mulai te
Untuk sesaat, sebuah tubuh yang tampak agak kurus, tapi tidak kehilangan lekukannya yang bulat dan menonjol terungkap di tengah udara. Wanita cantik itu memejamkan mata dan bulu matanya sedikit bergetar. Sepasang puncak putih salju yang sombong bergoyang ke atas dan ke bawah bagaikan jelly. Kelopak mata David tiba-tiba bergetar. Dia mengayunkan tangannya dan handuk mandi di atas lantai kembali membungkus tubuh Sofia. Setelah itu, David berbalik badan dengan cepat dan dengan nada marah berkata, “Apa yang kamu lakukan?”Sofia membuka mata dan melihat handuk di tubuhnya. Dia kembali menatap David yang membelakanginya. Wajahnya berubah menjadi sedikit pucat. “Tuan David, Anda……Anda tidak tertarik padaku?”“Aku beri kamu waktu 10 menit untuk berganti pakaian. Jika tidak, kamu pergi saja.”David melemparkan sebuah omongan dan langsung meninggalkan kamar. Sepuluh menit kemudian, dari dalam kamar terdengar suara pelan Sofia. “Su……sudah.”David berjalan masuk dan menatap lurus padanya sambi
“Apa? Menghancurkan 5 buah batu bata dengan 1 tinjuan?” Gerry dan Citra terguncang karenanya.“Apa artinya menghancurkan 5 buah batu bata? Tinju kilat guruku totalnya ada 5 rangkaian. Jika 5 rangkaian tinju dikeluarkan secara bersamaan, maka bisa membunuh seseorang menggunakan energi spiritual dari jauh.” kata Hansen seperti sedang pamer. “Kalian tahu Tison, raja tinju dunia, ‘kan? Tison juga pernah beradu dengan guruku secara pribadi. Sayangnya, dia bahkan sudah tumbang sebelum menghadapi rangkaian ke-dua tinju kilat dari guruku.”“B*rengsek!”“Hebat sekali!”Surya bertiga terkejut hingga ngomong kotor. “Kak Hansen, karena kamu adalah murid kebanggaan Guru Besar Mahendra, kamu pasti juga sangat hebat, ‘kan?” kata Citra dengan sepasang mata yang kagum. “Masih lumayan. Menghadapi 100 orang bukan masalah.” kata Hansen berpura-pura rendah hati. Begitu mendengar omongan ini, Surya semakin menaruh rasa hormat kepadanya dan berkata, “Kak Hansen, saya mempunyai seorang musuh bernama Davi
David mengerutkan alis dan melihat ke belakang. 4 orang terihat berjalan keluar dari restoran di samping dengan sombong. Yang berada di depan adalah Surya, Citra dan Gerry bertiga. Di belakang mereka diikuti oleh seorang pemuda kekar. “Kita pergi saja.”David malas untuk mengurus ketiga orang ini. Dia mengatakan sepatah kata kepada Sofia dan ingin beranjak pergi. Namun, Hansen justru terlebih dahulu menghadangnya dengan wajah tak bersahabat dan berkata, “Kamu adalah David?”“Kamu adalah……?” David mengerutkan alis. “David, kamu buta ya? Kamu bahkan tidak kenal Kak Hansen?”Surya melangkah maju dan berkata, “Kamu dengarkan baik-baik. Kak Hansen adalah murid resmi terakhir Guru Besar Mahendra, petinju kilat Jayanegara.”“Kak Hansen, anak ini adalah David yang kuceritakan padamu.”Dia mengangkat tangan dan menunjuk David. “Apa itu tinju kilat dan tinju roket, aku tidak pernah mendengarnya. Minggir! Aku tidak ingin berbicara untuk ke-dua kalinya.” kata David dengan kehabisan kesabaran.
Baim kembali melihat ke arah orang tua berkulit gelap dan berkata, “Syihad, bagaimana caramu bekerja? Kamu bahkan membiarkan masalah seperti ini terjadi pada tamu kehormatanmu.”“Hehehe, hal ini tidak perlu dicemaskan oleh dirimu, Baim.” Syihad tersenyum dingin dan berjalan masuk ke dalam gedung olahraga bersama Yayan dan yang lainnya. Syihad juga tidak marah. Bagaimanapun juga, keduanya sudah bersitegang sejak awal. “Tuan Chairil, hal selanjutnya tergantung pada kalian.”Wawan mengangguk dan masuk ke gedung olahraga bersama semua orang. Setelah masuk, David melihat sebuah arena besar yang terpampang di dalamnya. Ini merupakan sejenis arena yang mampu menampung seratus orang secara bersamaan. Dan di sebelah bawah, tersusun deretan tempat duduk berbentuk lingkaran yang setidaknya bisa diduduki oleh ribuan orang. Saat ini, di atas arena ada dua orang pria telanjang dada yang sedang beradu tinju.David tidak mengikuti Wawan dan yang lainnya, melainkan duduk di tempat yang ditemukann
Jika terjadi satu kali lagi, aku akan membunuh kalian!Omongan David bagaikan kata kunci yang langsung membuat ekspresi Surya dan yang lainnya kaku. Citra menutup mulutnya. Omongan kasar beberapa kali sudah tiba di tepi mulutnya, tetapi akhirnya tidak berani dilontarkan olehnya. Nada bicara David tidak seperti sedang bercanda. Jika benar-benar membuatnya marah, maka akibatnya tidak bisa dibayangkan. Meskipun Hansen tidak takut pada David, tapi memperbesar masalah juga bukan hal yang baik. Dia hanya bisa melemparkan sebuah omongan kejam, “Bocah, aku sudah mengingatmu!”David tidak mempedulikan beberapa orang itu lagi dan memutar kepala berkata kepada Sofia. “Kamu baik-baik saja, ‘kan?”“Tuan David, aku tidak apa-apa.” kata Sofia sambil menyeka air mata dan menggelengkan kepala. Pada saat ini, suara ribut tiba-tiba meledak di tempat itu. “Kalian cepat lihat, Pak Syihad sudah datang!”“Tidak hanya seperti itu, masih ada Pak Baim, orang terkaya di Nunukan lho.”“…...……”Semua orang b
David tertegun. Bagaimanapun juga dia tidak menyangka bahwa Hansen tiba-tiba akan membicarakan dirinya.“Guru Besar David?”Hanya raut Surya yang berubah dan dia berseru, “Apa mungkin merupakan Guru Besar David yang akhir-akhir ini dikabarkan bisa membunuh seorang ahli silat dalam satu kali tinjuan dan bisa mengendalikan petir itu?”Ayahnya adalah pemilik Restoran Sailendra dan sering melayani banyak tokoh besar Jayanegara. Oleh karena itu dia tentu juga sudah mendengar rumor tentang Guru Besar David. “Benar.”Hansen tersenyum meremehkan dan berkata, “Kedatangan guruku kali ini adalah untuk melawan Guru Besar David dari Keluarga Chairil itu.”“Kak Hansen, aku sudah mendengar bahwa Guru Besar David ini bisa mengendalikan petir. Apakah Guru Besar Mahendra adalah tandingannya?” kata Surya dengan sedikit tidak percaya. “Mengendalikan petir?”Dengan menghina, Hansen berkata, “Itu hanya rumor yang diedarkan oleh semua orang saja. Orang biasa mana mungkin mempunyai kemampuan mengendalikan p
Mahendra perlahan-lahan membuka sepasang matanya dan dengan tenang berkata, “Tuan Yayan tenang saja, saya tidak pernah keliru dalam mengambil tindakan.”“Baguslah kalau begitu. Silakan.” kata Yayan dengan semangat yang tak tertahankan. Saat semua orang mengira Mahendra akan naik ke arena dengan keterampilan yang sangat keren. Dia justru terlihat berjalan selangkah demi selangkah ke atas arena dengan satu tangan di belakang badan, seperti tidak memiliki sedikitpun kemampuan teknis. Di tengah kerumunan secara otomatis terdengar deretan suara kekecewaan. Bahkan Surya bertiga juga tidak terkecuali. Melihat keadaan ini, Hansen dengan sedikit canggung berkilah. “Uhuk uhuk uhuk. Guruku ini cenderung rendah hati dalam bertindak.” “Bisa dimengerti. Bagaimanapun juga Guru Besar Mahendra adalah seorang ahli. Orang ahli terbiasa kembali ke hal mendasar.” Surya buru-buru berkata sambil menganggukkan kepala.“Benar. Semakin seperti itu, kami semakin merasa Guru Besar Mahendra tidak bisa ditebak