Sebenarnya Felix berencana untuk menyapa Patricia. Namun, Patricia malah tidak menghiraukannya. Hati wanita memang susah untuk dimengerti.Padahal sebelumnya Patricia terus mengusiknya. Sekarang Patricia malah tidak menganggap keberadaan Felix ….Setelah menghela napas, Felix pun pergi makan di ruang makan.Saat Felix berjalan ke ruang makan, Patricia pun sudah makan duluan. “Kenapa kamu makan duluan? Biasanya kamu tungguin aku!” Patricia tidak menghiraukan Felix. Dia melanjutkan santapannya.Melihat Patricia tidak meladeninya, Felix juga malas berbasa-basi lagi. Dia pun mulai makan sendiri.Suasana di dalam ruang makan sangat amat aneh. Bahkan, pelayan yang berdiri di samping juga tidak berani bersuara.Setelah makan selama beberapa saat, Felix merasa suasana ruangan agak tertekan. Dia spontan berkata, “Emm … bagaimana liburanmu? Sudah cukup?”Namun, balasan yang didapat Felix hanyalah keheningan.“Aku rasa liburannya sudah cukup. Besok sudah mesti bekerja. Hiroshita sudah bantu aku
“Hanya kebetulan saja. Anakku satu sekolah dengan anaknya wakil manajer. Jadi, aku kebetulan mengetahui masalah ini.”Felix mengangguk. Kemudian, tatapannya beralih ke lelaki tinggi dan kurus di tengah-tengah.“Namaku Naka Haru. Sebelumnya aku adalah kepala departemen dari Konsorsium Shin. Mohon bimbingannya.”“Kamu bisa membuat pengaduan karena seorang cewek. Kamu cukup beruntung bisa ada kesempatan seperti ini!” ucap Felix dengan bercanda.Berdasarkan informasi intelektual, Naka dan putra dari petinggi Konsorsium Shin menyukai cewek yang sama. Kemudian, petinggi pun memutasinya ke perusahaan cabang untuk menjadi kepala departemen.”“Hehe, masalah yang cukup memalukan. Semuanya murni kebetulan. Awalnya aku berpikir akan melewati sisa hidupku untuk menjadi orang biasa saja. Aku sungguh tidak menyangka bisa ada kesempatan sebagus ini!”“Keberuntungan juga adalah bagian dari kemampuanmu. Kelak kamu harus tunjukkan performa kerjamu!”Selesai berbicara, Felix melihat si lelaki tua. Lelaki
Ketika melihat senyuman di wajah Felix, Patricia spontan mengerutkan keningnya. Dia bertanya, “Kenapa kamu malah ketawa?”“Aku ketawa karena kamu imut sekali. Kamu merasa aku bawa kamu ke Komunitas Dewa Havana karena ingin memanfaatkanmu untuk menyelesaikan misi?”“Memangnya bukan?” tanya Patricia kembali.“Kenyataannya bukan seperti itu. Aku hanya sekalian pergi memantau lokasi saja. Waktu itu, aku benar-benar hanya ingin temani kamu untuk santai-santai! Kalau tidak, kenapa waktu itu aku tidak langsung ke Komunitas Dewa Havana saja?”Patricia mengedipkan matanya dengan kebingungan. Iya, kenapa?“Aku … aku tidak percaya. Bukannya misimu tidak akan bisa diselesaikan?”“Aku hanya dapat balasan cek kosong saja. Jadi, untuk apa aku berusaha keras untuk menyelesaikannya? Kalau aku ada waktu luang, aku baru akan menyelesaikannya. Kalau tidak ada, ya sudah. Segampang itu!”“Aku tidak percaya sama kamu. Sewaktu kita pergi ke Gunung Muji, bukannya kamu manfaatin aku buat selesain misi?” tanya P
“Sejak kapan kamu mulai suka sama aku?” tanya Felix.Wajah Patricia langsung merona. Sejak kapan mulai suka sama dia?Patricia tidak mengetahuinya. Pokoknya dia tanpa sadar sudah menyukai Felix. Terutama dalam beberapa hari ini, perasaannya semakin kental lagi. Kalau tidak, mana mungkin dia akan marah ketika mengira Felix sedang memanfaatkannya.“Aku tidak tahu. Pokoknya aku suka sama kamu. Bagaimana dengan kamu?”Setelah bertanya pertanyaan ini, Patricia langsung duduk, dan berbicara dengan gugup, “Jangan-jangan kamu baru suka sama aku? Atau kamu masih belum suka sama aku? Aku rugi, dong?”Melihat sikap tegang Patricia, Felix spontan tersenyum. “Sepertinya semuanya sudah terlambat?”“Aku … pokoknya kamu sudah janji sama aku. Kelak aku akan menempel sama kamu!”Selesai berbicara, Patricia spontan tersenyum, lalu melanjutkan, “Sekarang kalau ibuku nanya masalah kamu, aku tidak perlu cari cara untuk hadapi Ibu lagi. Karena putrinya sudah dibohongi sama kamu!”“Emm … aku khawatir setelah
Winfield tersenyum, lalu berkata, “Aku sudah tua, sudah pikun. Ngomong-ngomong, kenapa palu ini masih disegel. Coba kita buka segelnya. Aku sungguh penasaran dengan palu pemberian Felix!” Grace tidak berpikir terlalu banyak. Dia mengangguk, lalu hendak membuka segelan Palu Maharaja.Belum sempat Grace berjalan maju, dia malah ditarik Duma ke belakangnya.“Siapa kamu sebenarnya?” Duma melihat Winfield dengan tatapan ragu.“Menurutmu aku itu siapa? Otakmu korslet, ya?” tanya Winfield dengan tidak puas.“Kamu bukan Winfield! Winfield tidak mungkin lupa dengan harta astral. Dia juga tidak mungkin menyebut Palu Maharaja sebagai palu. Dulu Winfield pernah berpesan Pedang Ilahi tidak boleh digunakan bersamaan dengan Perisai Kirin. Kalau tidak, kedua harta astral itu akan rusak!”“Winfield” mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan santai, “Berhubung identitasku sudah terbongkar, kamu mati saja ….”Selesai berbicara, “Winfield” melepaskan Mahkota Jiwa, lalu menyerbu Duma.Ketika merasakan aur
Keesokan sorenya, pegawai tingkat eksekutif dari Negara Xia dan Amerika sudah datang. Akhirnya Felix terlepas dari kerjaan di Konsorsium Xia, dia pun membawa Patricia kembali ke Negara Xia.Felix dan Patricia sama-sama menaiki pesawat. Satunya mendarat di Zhongzhou, dan satunya lagi mendarat di Linyun. Saat Felix menuruni pesawat, tampak sudah ada 20-an mobil staf pelindung berhenti di depan bandara. Dapat diketahui betapa Qadir mementingkan barang peninggalan pamannya.Saat Duma menemukan keberadaan Felix, dia langsung melambaikan tangannya dan berteriak, “Hei, sebelah sini!”Ketika melihat mobil-mobil parkir dengan rapi, perhatian orang-orang sekitar langsung tertuju pada diri Felix. Siapa orang itu, sepertinya orang penting ….Felix yang menjadi pusat perhatian itu pun merasa canggung. Dia segera berlari ke sisi Duma, dan berkata, “Coba kamu lihat apa yang sudah kamu lakukan. Kenapa kalian seheboh ini? Cepat masuk mobil.”Saat mobil sudah meninggalkan bandara, Felix baru menghela na
Sanctuary?Seketika kedua mata Duma terbelalak. Dia segera bertanya, “Dari mana kamu bisa tahu kalau dia itu berasal dari Sanctuary? Apa kamu yakin? Siapa dia?”“Aku juga tidak tahu. Sewaktu aku ke Linyun, aku sempat bertarung dengan Pemimpin Sanctuary. Saat aku berhasil melepaskan topengnya, ternyata orang itu adalah Schanez. Tapi waktu itu Schanez sedang makan dengan Winfield ….”Duma akhirnya mengerti. “Winfield pernah bilang sama aku kalau orang itu juga adalah Master Elemen Semesta. Jadi, mereka itu orang yang sama? Orang yang menyamar sebagai Winfield itu adalah Pemimpin Sanctuary!Felix tidak berbicara. Dia yakin orang yang menyamar sebagai Winfield sudah pasti adalah anggota Sanctuary, tapi dia tidak yakin apakah orang itu adalah Pemimpin Sanctuary atau bukan.Setelah dipikir-pikir, saat Edward hendak dibunuh, dia pun menjeritnya dengan sebutan Pemimpin.Kemudian, saat dirinya sedang bertarung dengan orang itu, Anna dan Johnson memang bersikap sangat hormat terhadapnya, tapi se
“Pergi ke tempat ibu angkatku. Aku ingin pergi melihat lokasi kejadian. Kemudian, baru meneliti bagaimana cara menyelamatkan si Winfield!” Tiba-tiba Felix berbicara.“Kamu … kamu ingin menyelamatkannya? Tapi bukan sekarang juga, ‘kan? Dewa Qadir dan yang lainnya sedang menunggu barangmu!” ucap Duma.“Justru karena mereka ingin mendapatkan benda ini, aku baru mengabaikannya. Kalau tidak, bagaimana caranya aku bisa meminta bantuan dari Keempat Dewa Perang?” tanya Felix kembali.Akhirnya Duma mengerti. Dia pun berkata dengan antusias tinggi, “Pantas saja Winfield begitu suka sama kamu. Kamu punya banyak ide buruk, dan punya dukungan dari Keempat Dewa Perang. Tapi kamu juga mesti memikirkan masalah petinggi. Aku tidak berharap setelah Winfield bebas nanti, jabatannya malah dicabut!”“Segera! Selain itu, bilang sama petinggi, kita akan pergi mengunjungi Winfield!”“Oke, aku akan segera memberi tahu mobil belakang!” Sambil berbicara, Duma langsung mengeluarkan ponsel untuk menelepon.“Tidak