“Apa? Putra dari keluarga Galaxi yang memiliki seluruh hotel bintang lima dan tujuh di negeri ini?” tanya Reno sekali lagi memastikan.“Iya benar, Kak! Itu yang aku dengar dari orang kepercayaan mereka,” jelas Wira dengan bibir manyun.Mereka duduk di salah satu meja cafe untuk membicarakan tentang status Sam.“Papa pernah memberitahuku bahwa rumornya pewaris Galaxi group sudah meninggal atau sedang bersembunyi, tapi selama ini memang tidak pernah tampil di media, hanya pemimpin Galaxi Group saja yang sering muncul di televisi. Aset properti mereka sangat banyak bukan cuma hotel berbintang saja,” ucap Reno membeberkan informasi tentang keluarga Sam.“Ta-tapi apa benar kalau Sam adalah anak dari pengusaha kaya itu?” tanya Dinda dengan mata berbinar.“Iya, Kak. Bahkan ada tangan kanan papanya yang menjelaskan pada kami, sekarang semua karyawan hotel sudah tau siapa Sam sebenarnya. Sial! kenapa aku harus berurusan dengannya!” maki Wira kesal
"Saya tidak mau ditipu oleh pria kaya seperti Anda!" ucap Sarah sambil memeluk tasnya sebagai upaya melindungi diri.Sam tidak menyangka kalau respon Sarah berlebihan seperti ini. Dia pikir gadis itu bersikap seperti biasa dan akan bertanya padanya tentang kejadian yang sebenarnya.“Sarah, tolong dengarkan dulu penjelasanku! Aku punya alasan dibalik ini semua,” pinta Sam memohon.“Untuk apa, Sam? Kamu berpura-pura jadi orang miskin dan saat bertemu denganku, aku yakin kamu memanfaatkan kepolosanku! Aku merasa tertipu,” ucap Sarah sedikit lebih tenang kali ini.“Tidak, Sarah. Aku buka pria seperti itu, sungguh pertemuan kita tidak pernah aku duga, saat itu semua serba kebetulan. Aku memang memutuskan hidup menjadi orang biasa sejak empat tahun lalu tapi saat ini perusahaan sedang membutuhkanku jadi aku terpaksa membuka identitasku saat mengetahui Pak Sandy menyalahgunakan jabatannya.”Sam menjelaskan yang sebenarnya pada Sarah meskipun tid
Adam dan Sam yang sudah lebih dahulu menyambut Hendra dan Angelina, membiarkan mamanya mengobrol dengan mereka.Om dan tantenya memang jarang sekali ke rumah ini, mereka juga sulit untuk mengatur waktu bertemu. Hanya mama dan tantenya yang sering belanja atau ikut kegiatan sosialita yang disukai tantenya.Sementara suaminya yaitu Hendra pria berumur tiga puluh sembilan tahun itu seorang pengusaha pabrik semen yang sukses.Oleh karena itu bisnis Adam dan Hendra saling berhubungan tapi hanya Angelina yang bekerjasama dengan perusahaan Galaxi karena dia memiliki saham tiga puluh lima persen dan Adam tidak ingin terlibat terlalu jauh dengan iparnya karena ucapan Hendra saat itu yang membuat Samuel pergi dari rumah.Tapi biarlah untuk sementara ini Adam ingin keluarganya terlihat rukun dan damai.Dia sudah melakukan segala cara agar bisa mengawasi pergerakan Hendra dan untuk saat ini semuanya terlihat normal dan baik-baik saja. Adam tahu adiknya sangat mencintai suaminya maka dari itu dia
Sam mengantar keluarga tantenya sampai di halaman rumah.Setelah berbincang santai mereka pamit karena hari sudah malam dan besok Alice harus bangun pagi untuk sekolah."Bye, Cantik! Terima kasih ya Om dan juga Tante, sudah menyempatkan waktu untuk datang," ucap Sam tersenyum."Tidak usah sungkan. Nanti kita juga akan sering ketemu," jawab Angelina kalem."Om harap kita bisa bekerjasama nantinya," ucap Hendra tersenyum penuh arti."Iya, Om. Nanti Sam akan diskusikan hal ini dengan Papa," "Mas, nanti sering ke rumah ya. Aku mau ditemenin main," ucap Alice riang."Baiklah. Selamat jalan!"Sopir keluarga mereka pun segera melajukan mobil dengan pelan dan setelah keluar dari pagar barulah Sam masuk ke dalam rumah."Kerjasama apanya? Dasar ular beracun!" gumam Sam kesal.Sam pun menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.Setelah membersihkan diri, Sam ingin menelpon Sarah, tapi k
"Sarah, duduklah! Tunggu di sini sebentar. Aku akan melihat siapa yang datang," Gadis itu tersenyum sambil mengangguk.Dengan perasaan kesal Sam berjalan, meskipun begitu dia tetap harus membuka pintu kamarnya."Siapa sih ya-""Halo, Sam! Apa kabar?" ucap seseorang yang sangat dikenalnya. Dinda memakai dress berwarna merah yang seksi tak lupa dipoles dandanan bold dengan lipstik merah menyala. Kalau pria normal pasti tidak akan menolaknya tapi itu tidak berlaku bagi Sam."Untuk apa kamu datang kemari? Aku kan sudah bilang untuk tidak muncul dihidupku lagi!" bentak Sam.Dia merasa marah karena sudah diganggu tapi dia tidak mungkin berlaku kasar pada wanita. Cukup bentakan saja."Aku kemari mau meminta maaf dengan tulus. Aku benar-benar ingin memperbaiki semuanya," jelasnya dengan wajah sedih yang dibuat-buat.Dinda pun dengan cepat melangkah masuk, sedikit mendorong tubuh Sam."Hei! Janga
"Bagaimana bisa kamu masuk kemari?" tanya wanita cantik yang berusia sekitar tiga puluhan.Dia adalah Siska, sekretaris papanya di kantor. Wanita itu memindai Sam dengan tatapan curiga.Sam kepergok seperti maling saat ini. Dia harus menjelaskan sebelum wanita itu salah paham."Maaf, Mbak. Saya hanya melihat-lihat sekitar ruangan ini sambil me-""Diam di sana!" ucapnya galak.Belum selesai Sam berbicara tapi Siska sudah menelpon security untuk mengusirnya."Halo, Pak! Ada orang asing mencurigakan di ruangan Pak Adam. Iya! Cepat kemari!" pintanya lalu menutup telepon buru-buru.Siska yang baru saja turun ke pantry mengambil kopi untuk atasannya, merasa kecolongan.Dia tidak menduga kalau ada orang yang berani masuk kemari. Wanita yang memakai kacamata putih itu yakin kalau atasannya sudah ada di ruangan."Jangan coba-coba kabur ya! Tunggu di situ!" titahnya pada Sam."Tapi, Mbak. Saya ini tamunya Pak
Di kamar Sam…Setelah pulang dari apartemen, Sam lupa memberitahu Sarah kalau motornya ada di parkiran apartemen. Sam tidak perlu motor itu lagi, jadi dia akan memberikannya pada gadis itu.Setelah mandi dan memakai baju tidur, dia mengambil ponselnya di atas nakas.Dengan cepat jarinya mengetikkan pesan.[Aku lupa memberitahu soal motorku. Kuncinya ada di dalam laci meja kamarmu. Pakailah itu untuk pergi bekerja jadi tidak perlu repot lagi naik angkot.]Tak lama pesan Sam dibalas oleh Sarah.[Terima kasih, Sam. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana berterimakasih padamu.]Sam tersenyum membaca pesan itu. Gadis itu tidak berubah. Tetap rendah hati dan tidak enakan seperti dulu. Sama.Saat Sam sedang susah Sarah tidak pernah banyak menuntut padanya.Sam berharap gadis itu tidak berubah.[Cukup setia padaku. Itu saja. Sudah malam, istirahatlah. Nite Sayangku!]Sarah yang membaca pesan Sam jadi tersipu malu meskipun pemuda itu tidak dapat melihat rona merah pada wajahnya.Apalagi kejadia
Hendra yang baru saja pulang dari kantor, langsung menuju kamarnya untuk membersihkan diri.Saat masuk, dia melihat istrinya sedang menatap layar monitor laptopnya dengan serius."Ma, Alice sudah pulang?" tanya Hendra sambil melepas jam tangannya."Sudah, dia sedang di kamarnya," jawabnya menoleh dengan tersenyum.Hendra mengangguk membalas senyum istrinya."Oh ya, hari ini Samuel ikut rapat pertamanya untuk proyek yang baru," ucap Angelina bersemangat."A-apa? Apa semua direksi sudah tahu tentang Sam?" tanya Hendra penasaran.'Cepat sekali mereka bergerak!'"Sepertinya belum. Mas Adam masih merahasiakan identitasnya. Buktinya Sam hanya diperkenalkan sebagai karyawan baru," jawabnya kalem.'Kenapa begitu? Apalagi yang mereka tunggu?' batin Hendra bertanya-tanya."Lagipula untuk apa dia ikut rapat kalau hanya sebagai karyawan baru!" ujarnya ketus."Mas, kenapa bicara begitu? Bukankah ki