Beranda / Urban / Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi! / Bab 23 : Jadilah Kekasihku!

Share

Bab 23 : Jadilah Kekasihku!

Penulis: Pipi_Kiri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-24 11:21:25

Sam mengantar keluarga tantenya sampai di halaman rumah.

Setelah berbincang santai mereka pamit karena hari sudah malam dan besok Alice harus bangun pagi untuk sekolah.

"Bye, Cantik! Terima kasih ya Om dan juga Tante, sudah menyempatkan waktu untuk datang," ucap Sam tersenyum.

"Tidak usah sungkan. Nanti kita juga akan sering ketemu," jawab Angelina kalem.

"Om harap kita bisa bekerjasama nantinya," ucap Hendra tersenyum penuh arti.

"Iya, Om. Nanti Sam akan diskusikan hal ini dengan Papa,"

"Mas, nanti sering ke rumah ya. Aku mau ditemenin main," ucap Alice riang.

"Baiklah. Selamat jalan!"

Sopir keluarga mereka pun segera melajukan mobil dengan pelan dan setelah keluar dari pagar barulah Sam masuk ke dalam rumah.

"Kerjasama apanya? Dasar ular beracun!" gumam Sam kesal.

Sam pun menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Setelah membersihkan diri, Sam ingin menelpon Sarah, tapi k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 24 : Apa Kamu Penyusup?

    "Sarah, duduklah! Tunggu di sini sebentar. Aku akan melihat siapa yang datang," Gadis itu tersenyum sambil mengangguk.Dengan perasaan kesal Sam berjalan, meskipun begitu dia tetap harus membuka pintu kamarnya."Siapa sih ya-""Halo, Sam! Apa kabar?" ucap seseorang yang sangat dikenalnya. Dinda memakai dress berwarna merah yang seksi tak lupa dipoles dandanan bold dengan lipstik merah menyala. Kalau pria normal pasti tidak akan menolaknya tapi itu tidak berlaku bagi Sam."Untuk apa kamu datang kemari? Aku kan sudah bilang untuk tidak muncul dihidupku lagi!" bentak Sam.Dia merasa marah karena sudah diganggu tapi dia tidak mungkin berlaku kasar pada wanita. Cukup bentakan saja."Aku kemari mau meminta maaf dengan tulus. Aku benar-benar ingin memperbaiki semuanya," jelasnya dengan wajah sedih yang dibuat-buat.Dinda pun dengan cepat melangkah masuk, sedikit mendorong tubuh Sam."Hei! Janga

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 25 : Our First Kiss

    "Bagaimana bisa kamu masuk kemari?" tanya wanita cantik yang berusia sekitar tiga puluhan.Dia adalah Siska, sekretaris papanya di kantor. Wanita itu memindai Sam dengan tatapan curiga.Sam kepergok seperti maling saat ini. Dia harus menjelaskan sebelum wanita itu salah paham."Maaf, Mbak. Saya hanya melihat-lihat sekitar ruangan ini sambil me-""Diam di sana!" ucapnya galak.Belum selesai Sam berbicara tapi Siska sudah menelpon security untuk mengusirnya."Halo, Pak! Ada orang asing mencurigakan di ruangan Pak Adam. Iya! Cepat kemari!" pintanya lalu menutup telepon buru-buru.Siska yang baru saja turun ke pantry mengambil kopi untuk atasannya, merasa kecolongan.Dia tidak menduga kalau ada orang yang berani masuk kemari. Wanita yang memakai kacamata putih itu yakin kalau atasannya sudah ada di ruangan."Jangan coba-coba kabur ya! Tunggu di situ!" titahnya pada Sam."Tapi, Mbak. Saya ini tamunya Pak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 26 : Diremehkan Saat Meeting Pertama

    Di kamar Sam…Setelah pulang dari apartemen, Sam lupa memberitahu Sarah kalau motornya ada di parkiran apartemen. Sam tidak perlu motor itu lagi, jadi dia akan memberikannya pada gadis itu.Setelah mandi dan memakai baju tidur, dia mengambil ponselnya di atas nakas.Dengan cepat jarinya mengetikkan pesan.[Aku lupa memberitahu soal motorku. Kuncinya ada di dalam laci meja kamarmu. Pakailah itu untuk pergi bekerja jadi tidak perlu repot lagi naik angkot.]Tak lama pesan Sam dibalas oleh Sarah.[Terima kasih, Sam. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana berterimakasih padamu.]Sam tersenyum membaca pesan itu. Gadis itu tidak berubah. Tetap rendah hati dan tidak enakan seperti dulu. Sama.Saat Sam sedang susah Sarah tidak pernah banyak menuntut padanya.Sam berharap gadis itu tidak berubah.[Cukup setia padaku. Itu saja. Sudah malam, istirahatlah. Nite Sayangku!]Sarah yang membaca pesan Sam jadi tersipu malu meskipun pemuda itu tidak dapat melihat rona merah pada wajahnya.Apalagi kejadia

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 27 : Aku Mendukung Keponakanku!

    Hendra yang baru saja pulang dari kantor, langsung menuju kamarnya untuk membersihkan diri.Saat masuk, dia melihat istrinya sedang menatap layar monitor laptopnya dengan serius."Ma, Alice sudah pulang?" tanya Hendra sambil melepas jam tangannya."Sudah, dia sedang di kamarnya," jawabnya menoleh dengan tersenyum.Hendra mengangguk membalas senyum istrinya."Oh ya, hari ini Samuel ikut rapat pertamanya untuk proyek yang baru," ucap Angelina bersemangat."A-apa? Apa semua direksi sudah tahu tentang Sam?" tanya Hendra penasaran.'Cepat sekali mereka bergerak!'"Sepertinya belum. Mas Adam masih merahasiakan identitasnya. Buktinya Sam hanya diperkenalkan sebagai karyawan baru," jawabnya kalem.'Kenapa begitu? Apalagi yang mereka tunggu?' batin Hendra bertanya-tanya."Lagipula untuk apa dia ikut rapat kalau hanya sebagai karyawan baru!" ujarnya ketus."Mas, kenapa bicara begitu? Bukankah ki

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 28 : Rencana Licik Hendra

    Hari ini seperti biasa Sam akan berkunjung ke apartemen untuk bertemu Sarah. Dia ingin mengajaknya makan malam bersama layaknya sepasang kekasih pada umumnya.Setelah pulang dari kantor, dia segera bergegas mandi dan berganti pakaian.Saat menuruni tangga mamanya melihat Sam melangkah dengan terburu-buru."Mau kemana, Sayang?" tanya Susan mengejutkan putranya."Oh, Mama. Ini … apa itu, emmm Sam mau pergi sebentar ke rumah teman. Mau kumpul bareng!" jawab Sam berbohong.Entah kenapa dia masih ragu untuk memberitahu mamanya soal hubungannya dengan Sarah.Sam akan mengenalkan gadis itu pada orang tuanya dengan pelan-pelan nanti."Oh, gitu. Oke, hati-hati di jalan ya, Sam!" "Iya, Ma. Sam pergi dulu!"Dia pun pamit dengan mencium pipi kiri mamanya.Susan merasa ada yang disembunyikan oleh anaknya.Dia pun bergegas ke kamarnya untuk mengambil sesuatu.Apartemen Sam…Mobil Sam masuk ke dalam parkiran apartemen.Mereka berdua keluar dan segera menuju ke dalam lift.Setelah selesai mengantar

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 29 : Mobilku Disabotase?

    Sam sedang fokus membaca file berisi proyek baru yang akan mereka bangun nanti.Perhatiannya teralihkan oleh pintu yang tiba-tiba terbuka."Pak Yudi?" tanyanya dengan kening berkerut heran."Apa Tuan sedang sibuk?" tanya Yudi basa basi lalu duduk di kursi depan meja Sam."Oh, tidak. Ada apa, Pak? Apa Papa ada perlu denganku?" tebak Sam."Tidak, Tuan Muda. Aku baru saja melihat Hendra keluar dari perusahaan. Apa yang tadi kalian bicarakan?" ucap Yudi telak.'Sudah kuduga! Pasti soal itu!' batin Sam."Dia hanya mengucapkan selamat, Pak. Itu saja," jelasnya dengan senyuman.Pak Yudi hanya manggut-manggut sambil membetulkan letak kacamatanya."Tuan tidak perlu memikirkan apa yang beliau katakan. Fokus saja dengan pekerjaan. Dia memang suka ikut campur urusan orang lain," ujar Yudi penuh arti.Sam paham maksud dari Pak Yudi mengatakan itu.Memang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 30 : Tamu Yang Mengejutkan

    Setelah melakukan berbagai kegiatan sesuai rencana, mereka memutuskan untuk istirahat sejenak karena hari sudah beranjak sore. Pak Agung meminta mereka semua untuk berkumpul untuk membicarakan hasil pekerjaan mereka hari ini."Apa semua sudah selesai?" tanya Pak Bambang memulai pembicaraan."Ini semua data yang kita perlukan, Pak. Lalu berdasarkan data pengukuran, wilayah resort ini cukup luas bahkan kita bisa menambahkan beberapa area tambahan sementara kalau nanti ada ide selanjutnya," ucap Pak Agung sambil menutup file yang dipegangnya."Baik. Apa ada lagi yang ingin ditambahkan?" tanya Pak Bambang menatap mereka semua."Saya rasa untuk hari ini sudah cukup, Pak!" jawab koordinator lapangan."Baiklah, kalau diantara kalian ada ide atau saran silahkan dipersiapkan karena setelah ini saya akan memberikan laporan kepada Pak Yudi dan kita akan melakukan meeting dua hari lagi. Saat meeting nanti diharapkan semua yang ikut survei hari i

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 31 : Tinggalkan Anakku!

    Sarah meletakkan cangkir yang berisi teh di atas meja.Gadis itu pun duduk di sofa berseberangan dengan tamunya.Dia bingung harus mulai bicara dari mana untuk melepas kecanggungan. Apalagi setelah mengetahui siapa orang yang ada di hadapannya saat ini.Bahkan belum sempat Sarah bertanya siapa dan apa tujuannya, dia sudah memperkenalkan dirinya, seolah bisa membaca pikiran gadis itu."Siapa namamu?" tanyanya dengan suara lembut membuka obrolan."Nama sa-saya Sarah, Tante!" jawab gadis itu sedikit terbata.Dia sampai menelan ludah dan menggenggam tangan kirinya dengan erat karena gugup.Orang yang sedang menatapnya saat ini adalah Susan. Mamanya Sam.Dia sengaja datang untuk melihat siapa yang putranya temui, setelah melihatnya keluar dari apartemen ini.Sarah selalu menundukkan kepalanya karena merasa takut dan terintimidasi saat Susan melihat

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25

Bab terbaru

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 165 : Bisa kah Kita Berbaikan Lagi?

    Kedua mata wanita blasteran itu membulat sempurna.Tentu dia bisa menebak siapa yang ingin bicara dengannya. Dia pun berusaha untuk duduk supaya tetap tenang dan tetap bertanya dulu guna memastikan.“Si-siapa, Pak?” ucapnya gugup.Lalu tanpa menjawab petugas itu langsung memberikan gagang telepon pada orang di sampingnya.[“H-ha … halo, Angel. A-apa kabar?” ucapnya dengan terbata.]Tentu saja Angelina tahu dan mengenal dengan baik siapa orang yang sedang bicara dengan saat ini.‘Mas Hendra!’ batinnya terkejut.“Untuk apa lagi kau menelponku? Berani sekali kau melakukan ini!” ketusnya langsung.Tangannya sampai mengepal dengan erat untuk meredam emosi yang mulai bergejolak di dadanya.Hendra pun menelan ludahnya dengan kasar dia tahu tidak mungkin Angelina mau bicara dengannya atau lebih tepatnya orang yang sebentar lagi jadi mantan istrinya itu.Namun dia tidak punya pilihan lain.[“Angel, to-tolong dengarkan aku sebentar saja! Aku ingin bicara hal serius denganmu,” mintanya dengan s

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 164 : Ajak Kerja Sama Lagi

    Damar pun kembali ke perusahaannya setelah mengintai perusahaan Sam dari jauh.Dia pun mulai berpikir keras sekarang karena harus bisa membuat rencana selanjutnya. Apalagi Rio dan juga Johan sudah menyerahkan hal ini padanya.Tentu saja rasa gengsinya yang tinggi tidak akan terima kalau sampai ia gagal melakukannya."Perusahaan mereka cukup besar. Aku yakin butuh sesuatu yang berbeda untuk menumbangkan mereka. Ini tidak mudah," gumamnya seorang diri.Damar pun mengelus dagu dengan tangan kanannya.Lalu ia pun mengambil ponselnya dan menelpon temannya. "Halo, Johan! Aku sedang memikirkan kalian berdua dan juga rencana waktu itu. Menurutmu apa yang harus kita lakukan pada pemuda itu?"["Kenapa? Apa sekarang kau ragu?" tanya Johan memastikan.]Pria itu tersenyum sinis."Tentu saja tidak!" jawab Damar cepat. "Aku memang baru saja kembali ke perusahaanku setelah lewat di depan perusahaan mereka. Mereka sama sekali tidak bisa membuatku gentar. Ingat, kalian masih ada janji padaku!" ucapnya

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 163 : Cerminan Suamimu!

    Sarah sampai tergagap mendengar ucapan dari wanita yang terlihat masih muda itu. “Maaf, Mbak. Saya ini serius! Saya memang datang untuk membeli toko itu. Saya akan membuka toko kue,” jelas Sarah berusaha untuk meyakinkan. Tapi wanita itu malah mengangkat bibir atasnya dan memandang Sarah dengan remeh karena saat ini istri dari Samuel itu hanya memakai kaos blus yang dipadukan dengan celana jeans dan memakai sepatu Slip On biasa.Itu semua adalah baju yang biasa Sarah pakai bahkan sebelum menikah dengan Sam. Itu sebabnya dia terlihat sangat sederhana, bahkan mungkin tidak akan ada yang percaya kalau dia akan membeli salah satu ruko yang ada di kawasan elit itu. Sarah pun mengeluarkan kartu miliknya dan menyodorkannya di depan karyawan itu.“Ini, Mbak! Saya bisa bayar sekarang. Mana dokumen dan kuncinya? Mama mertua saya bilang saya tinggal mengambil kuncinya saja di sini!” ucapnya mulai terlihat kesal. Gadis itu pun mengambil kartu itu lalu membolak-baliknya.“Kartu apaan nih? Kart

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 162 : Memangnya Kamu Punya Uang?

    Kening Sam berkerut mendengar ucapan Sarah. Dia melepaskan genggaman tangannya di pundak istrinya yang cantik itu secara perlahan. Kali ini Sam benar-benar memasang wajah mode serius. "What? Bisnis apa, Sarah?" Sam sedikit bingung kemana arah pembicaraan ini. Sarah sudah menduga reaksi yang akan Sam berikan saat dia mengutarakan keinginannya itu. Dia pun mengatur napas dan kembali berkata, "Aku kan sangat suka memasak, apalagi membuat cake. Jadi aku mau buka toko kue sendiri, Sam. Aku mau punya kegiatan juga daripada … hanya duduk bengong di rumah," jelasnya sedikit takut dengan wajah tertunduk. "A-apa? Hahaha!"Tidak seperti dugaan Sarah, Sam malah menertawakannya. "Loh, kenapa kamu ketawa? Apa ada yang lucu?" Sarah bertanya dengan polosnya. Sam menggelengkan kepalanya lalu menjawab, "Aku pikir kamu akan mengatakan sesuatu yang aneh atau apalah yang membuatku khawatir, ternyata hanya itu. Kenapa tidak la

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 161 : Kerja Sama Balas Dendam

    Rio tersenyum senang mendengar itu. Keduanya pun bergegas menghampiri meja tempat pria itu sedang duduk. Johan pun mulai mengenalkan Rio dengan temannya itu secara langsung. Pria itu pun berdiri untuk menerima jabatan tangan dari Rio. "Aku Rio! Senang bertemu denganmu!" ucapnya mulai duluan. Dia pun tersenyum tipis, "Aku Damar! Senang bertemu denganmu juga!" jawabnya dengan suara berat yang khas. Terdengar sangat jantan dan pria sekali. Tubuh tinggi, tegap dengan kulit sawo matang semakin menambah kesan kalau dia orang yang pekerja keras. "Oke, Tuan-tuan. Cukup basa basinya! Mari kita lanjutkan obrolan ini dengan hal yang lebih serius!" ujar Johan terlihat bersemangat. Mereka pun duduk di kursi masing-masing, melingkari meja kaca yang ada di tengah. Tentu saja, Johan akan membahas soal masalah yang sudah menimpa Rio karena satu kesalahannya. Sekarang mereka ingin meminta bantuan pada Damar untuk menyaingi Sam. Ya, Damar Suseno adalah pengusaha yang sukses.Sama seperti Sam

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 160 : Teman Baru Kita!

    "A-apa?! Untuk apa, Tuan?" kening Juna langsung berkerut bingung. Sam pun menyandarkan punggungnya ke kursi. Terlihat tidak ada beban dan rileks. "Tenanglah, Juna. Aku punya rencana lain kali ini," ucap Sam santai. Juna pun mendengarkan apa yang Tuannya itu katakan tentang rencananya. Meskipun sedikit berbelit dan rumit tapi Sam akan berpura-pura tidak tahu perihal kebebasan Rio. "Tapi aku sedang tidak ingin membicarakan mereka saat ini, Juna. Nanti saja kita urus mereka. Fokus dulu pada jadwal pekerjaan kita ke depan. Lagipula aku tidak mau mereka mengambil alih semua pikiranku. Mereka itu hanya tikus kecil!" ujar Sam sambil mengibaskan tangan kanannya. Juna mengangguk setuju, tapi baginya tetap saja hal itu mengganggu pikirannya dan membuatnya tidak tenang. Bagaimanapun juga mereka sekarang akan terang-terangan menjadi musuh setelah kejadian ini. Entah kenapa perasaannya yakin akan hal itu. Dia juga ma

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 159 : Pria Itu Bebas?!

    Johan pun tersenyum menyeringai dan menjawab dengan santai. "Tentu saja! Jangan panggil aku Johan kalau tidak bisa melakukan hal itu!" ujarnya dengan menepuk dada sebelah kirinya, terkesan bangga. Mereka berdua pun tertawa bersama dan sangat terlihat akrab dengan merangkul pundak masing-masing. "Ayo! Aku traktir minum sepuasnya! Hahaha!" serunya dengan bersemangat. Mereka pun masuk ke dalam mobil untuk pergi ke klub miliknya. Hari ini khusus untuk merayakan kebebasannya setelah beberapa waktu merasakan dinginnya tidur di balik dinding sempit dan pengap. Pria itu adalah Rio. Ya, Johan memenuhi janjinya untuk menolong temannya itu ke luar dari penjara. Tentu saja dengan uang Rio miliki saat ini cukup untuk membuatnya bebas dengan syarat tetap harus ada penjamin yang mewakilinya. Meskipun Sam sudah meminta pihak kepolisian untuk memberatkan hukumannya tapi pria itu tidak gentar dan putus asa.Dia sudah banyak melakukan segala cara untuk bisa bebas. Dan akhirnya setelah lama men

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 158 : Rela Mengesampingkan Ego

    Kedua mata Reno pun terbelalak lebar. Entah kenapa dia merasa sangat takut kalau sudah menyangkut nama Papanya. Kali ini Juna berhasil membuatnya semakin kehilangan kendali. Tapi dia sudah bicara jujur dan mengungkapkan segala sesuatu yang Juna inginkan. Reno pun memutuskan untuk melunak dan mengikuti apa yang pria itu mau. Demi papanya!"Ja-jangan! Aku mohon jangan ganggu Papaku! To-tolong dengarkan aku! Aku bicara jujur dan sudah mengatakan semuanya padamu. Aku tidak tahu menahu tentang apa yang gadis itu lakukan! Percayalah!" ucapnya dengan mengiba. Sorot matanya terlihat sangat ketakutan sekaligus sedih. Reno tidak ingin Papanya susah lagi karena ulahnya. Uang mereka sudah banyak habis untuk menebusnya dari penjara. Dia tentu saja tidak ingin jatuh miskin. Saat ini saja mereka masih cukup kesulitan untuk mengembalikan harta kekayaan yang hampir terkuras habis. Demi menyelamatkan perusahaan dan nama ba

  • Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!   Bab 157 : Aku Tidak Terlibat!

    Juna pun menautkan kedua alisnya mendengar permintaan Sam. Dia pikir Tuannya itu akan membicarakan soal pekerjaan atau sebuah proyek baru, tapi ternyata malah mencari pria yang sudah seharusnya mereka lupakan. "Maaf, Tuan. Kalau boleh saya tahu, untuk apa Tuan mencari pria itu? Bukankah kita tidak ada urusan lagi dengannya?" Juna memberanikan diri untuk bertanya. Sam pun membuka kancing jasnya dengan cepat dan duduk di kursi kebesarannya. "Juna, apa kamu lupa? Bukankah gadis gila itu bilang kalau ada yang membantunya bebas? Mereka bebas bersama dari penjara dan bisa saja kan pacarnya itu membantunya dalam penyerangan kemarin! Kau harus cari tahu hal itu!" ucapnya tegas. Juna pun buru-buru mengatupkan mulutnya. Dia malu, kenapa bisa sebodoh ini dan tidak terpikirkan ke arah sana.Padahal dialah yang seharusnya memikirkan hal itu, bukannya Sam. Juna pun mengangguk cepat sebelum Sam jadi marah, "Maafkan saya, Tuan! Saya ak

DMCA.com Protection Status