Beberapa hari kemudian…Hari ini semua orang tampak sibuk.Ya, saat ini adalah hari peresmian pertunangan Sam dan juga Sarah di dalam gedung hotel berbintang lima dengan fasilitas mewah, yang sudah tidak diragukan lagi.Mereka akan mengadakan acara penting itu dengan glamour dan elegan.Seluruh dekorasi sudah selesai dengan ditambah sedikit hiasan bunga mawar putih dan juga lily di berbagai sudut ruangan Ballroom yang besar itu.Susan yang mendesain semua itu dibantu oleh Wedding Organizer dan juga Angelina yang setia mendampinginya.Makanan pun sudah siap, mulai dari appetizer sampai dessert dan juga Indonesia maupun internasional sudah tersaji di buffet.Susan memandang setiap penjuru dengan mata yang berbinar dan senyum yang mengembang.Dia yakin kalau semuanya sudah sempurna dan sesuai seperti yang dia mau.Meja-meja bulat dengan kursi untuk sepuluh orang sudah tersusun dengan rapi dengan napkin berbentuk lilin di tengah piring.Dan selain duduk di meja yang sudah disiapkan, beber
Setelah bicara dengan beberapa klien, rekan bisnis dan juga tamu penting yang hadir, Sam merasa tidak nyaman karena Sarah tidak ada di acara itu.Dia memutuskan untuk segera menyudahi obrolan basa-basi itu dan menghampiri Sarah di ruangan VIP."Sayang, apa kamu baik-baik saja?" Sam terlihat khawatir.Sarah pun dengan cepat menghapus air matanya. Dia sedang termenung seorang diri."Aku baik-baik saja, Sayang," jawab gadis itu sambil memaksakan senyumnya."Sudah ya, Sayang. Jangan pikirkan apapun! Ayo kita nikmati pestanya. Papa dan Mama sudah mencarimu dari tadi," ucapnya sambil merangkul pundak tunangannya itu dengan mesra."Baiklah, tapi aku belum kuat untuk mengangkat wajahku di depan mereka," elaknya dengan tatapan sedih.Sam mengusap pipi Sarah yang basah dengan kedua jempolnya dan menangkup wajahnya agar menghadapnya."Aku tidak peduli dengan apa yang mereka katakan! Terserah mereka mau bilang apa atau bergosip apapun tentang kita! Yang penting sekarang ini kita hanya fokus pada
Besoknya…Semalaman dia tidak dapat tidur.Gadis itu masih bersedih dan mengurung diri di kamar.Matanya pun sembab dan penampilannya terlihat berantakan.Masih mengenakan dress tadi malam.Sonia mulai memikirkan rencana baru untuk menghancurkan hubungan Sam dan juga Sarah.Dia tidak rela kalau mereka hidup bahagia sementara dia menderita sendirian.Selagi mereka belum menikah, dia merasa masih ada kesempatan untuk memisahkan mereka berdua. Lalu tiba-tiba dia teringat pada Papanya.Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, Sonia bangkit berdiri dan melangkahkan kakinya untuk membersihkan diri.Setelah mandi dan berganti pakaian santai, Sonia turun untuk menemui Papanya di ruang keluarga.Karena ini hari minggu, jadi Handoko tidak pergi ke kantor.Gadis itu langsung menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa berseberangan dengan Papanya."Pagi, Pa!" sapanya lesu."Pagi! Kenapa lagi?" tanya Handoko seperti sudah tahu apa yang terjadi pada putrinya.Pria itu mendengar suara bising itu semalam, karena t
Susan jadi heran.Bagaimana bisa gadis di depannya ini percaya diri bisa membantu pernikahan anaknya."Apa maksudmu?" Susan terlihat bingung.Karena tidak mungkin Sonia menyumbangkan uang, mereka tidak memerlukan itu."Oh maaf, Nyonya. Maksud saya, saya bisa membantu mencarikan Wedding Organizer yang bagus! Saya ada kenalan yang terbaik di bidangnya," jelasnya lagi.Susan akhirnya paham apa maksud dari ucapan gadis yang ada di depannya saat ini."Oh begitu, tapi saya sudah mendapatkan WO yang bagus. Saya rasa kamu tidak perlu repot-repot untuk melakukan itu," tolaknya secara halus.Mendengar itu Sonia tidak ingin kehilangan kesempatan."Oh! Tenang saja, Nyonya. Kali ini saya yakin Nyonya akan puas dengan hasil mereka. Karena mereka adalah WO terbaik yang ada di kota ini! Kalau Nyonya Mau saya bisa membawa mereka kemari atau kita bisa mengunjungi langsung kantor mereka. Kebetulan pemiliknya adalah kenalanku, jadi aku sangat yakin kalau Nyonya pasti akan tertarik," jelasnya terus berusa
Besoknya…Sonia sangat antusias karena dari semalam dia sudah tidak sabar untuk menantikan hari ini.Gadis itu memakai dress berwarna silver yang sangat ketat tapi dia juga memakai blazer berwarna navy untuk menutupi bagian atas tubuhnya agar terlihat sopan.Tentu saja karena hari ini dia akan bertemu dengan Sam, jadi gadis itu berdandan secantik mungkin untuk memikatnya.Meskipun nanti tidak tahu apakah bisa berbicara dengan pemuda itu atau tidak, karena dia tahu kalau Sam sempat menolaknya waktu itu dan tidak ingin lagi melihatnya.Tapi Sonia tetap percaya diri dan sangat yakin karena kali ini Susan akan membantunya dan juga meluruskan sedikit kesalahpahaman di antara mereka.Apalagi dia datang kemari sebagai anak seorang rekan bisnis dari perusahaan keluarganya bukan lagi sebagai karyawan dari perusahaan Galaxi Group.Jadi dia harus berbangga diri karena berasal dari anak orang kaya, tidak seperti Sarah.Sonia merasa itu cu
Di Apartemen…Sarah membeli beberapa keperluan yang dia butuhkan di dapur karena mereka kehabisan bahan makanan.Juga saat ini Paman dan Tantenya terlihat sangat lelah sekali.Dan tidak enak kalau harus menunggu sampai besok pagi, jadi dia memutuskan untuk pergi belanja ke supermarket yang ada di ruko bersebelahan dengan gedung apartemen itu.Sarah tidak menyadari kalau dari tadi ada sebuah mobil jeep berwarna hitam yang mengikutinya sejak keluar dari apartemen.Karena hari sudah malam dan juga lampu yang kurang menerangi jalan membuat suasana sedikit remang.Mobil itu berjalan pelan dan semakin mendekati Sarah.Setelah melihat situasi aman, dua orang pria dengan penutup kepala turun dari mobil dan langsung melancarkan aksinya.Satu orang langsung membekap mulut Sarah dengan sapu tangan yang sudah diberi obat bius dan satu lagi menahan tubuhnya agar gadis itu tidak berontak.Sarah berusaha untuk berteriak tapi suaranya tid
Sam berjalan dengan mondar-mandir untuk mengurangi ketegangan di dalam dirinya.Pak Yudi pun berusaha untuk menenangkan anak dari Tuan besarnya itu."Tuan Muda, ayo duduk dulu! Tenangkan dirimu," ucap Pak Yudi sambil membawa tubuh Sam ke arah di sofa."Bagaimana aku bisa tenang, Pak?! Saat ini tunanganku tidak tahu berada di mana? Dan aku merasa sangat bersalah karena itu! Aku kembali gagal melindunginya!" ungkapnya penuh sesal."Ini bukan salah, Tuan Muda. Lagipula kan semuanya belum pasti, kita masih bisa mencari Nona Sarah. Saya yakin dia baik-baik saja," Pak Yudi pun menepuk pundak Sam untuk memberikan semangat dan kekuatannya.Sam mengepalkan kedua tangannya dengan erat, tatapannya setajam elang yang siap menerkam mangsanya."Aku mohon Pak Yudi segera kirim orang terpercaya yang bisa mencari Sarah! Kalau perlu kita harus segera menghubungi polisi! Aku tidak mau tahu! Kita harus segera menemukan tunanganku!" pinta pemuda itu dengan nada tegas yang sarat akan emosi."Baik, Tuan Mud
Sam merasa Sonia mulai berani padanya.Dia pun mengusir gadis itu pergi dari sana secara halus."Maaf, aku ada rapat penting sebentar lagi. Aku ingin bersiap. Jadi lain kali saja kita bahas soal ini," ucap Sam dengan datar.Dia sengaja bersikap cuek supaya Sonia bosan dan tidak betah."Oh, benarkah? Baiklah kalau begitu, saya permisi pulang dulu, Tuan!" jawab gadis berambut pirang itu dengan pasrah.'Yah! Bagaimana sih?! Baru juga sampai sudah disuruh pulang!' batinnya menggerutu.Sonia pun membereskan barang bawaan dan menenteng tasnya lalu bangkit berdiri dan pamit pada Sam."Saya permisi dulu, Tuan. Selamat pagi!" ucapnya tersenyum manis.Sam pun merespon hanya dengan menganggukkan kepalanya.Sonia mau tidak mau harus pergi dari sana.Lagipula dia tidak mungkin memaksa pria itu yang sedang sibuk, bisa-bisa dia diusir paksa oleh asistennya yang menyebalkan itu.Saat di dalam lift, gadis itu malah menendang dinding besi itu untuk melampiaskan kekesalannya.Braaakkkk!!!Dia pun menghe