Sarah pun langsung menjawab dengan tegas."Tidak! Enak saja! Aku masih menjaga diriku dengan baik!" jawabnya dengan memanyunkan bibirnya.Sudah tentu dia tidak terima dituduh dengan hal seperti itu.Selama ini Sarah selalu menjaga kehormatannya dan juga Sam tidak pernah melakukan hal lebih padanya.Dia juga yakin kalau Sam bukan pria yang seperti itu, meskipun awalnya dia sedikit ragu dan takut, tapi setelah mengenal sifatnya lebih jauh, dia tahu kalau pria yang dicintainya itu bisa menghormati seorang wanita, apalagi dia sangat patuh dan hormat pada Mamanya."Bohong deh!" ledeknya lagi."No! I'm still virgin! Dia juga pria baik-baik tau! Romantis, ganteng, lucu, dan pengertian. Kalian pasti iri!" ujar Sarah memanasi teman-temannya.Mereka pun terlihat merengut kesal karena gadis itu berhasil membalikkan keadaan."Terus kenapa juga berhenti kerja mendadak dan misterius?" ucapnya dengan raut wajah kesal yang terlihat jelas.Sarah yang sudah terlanjur kesal dan emosi karena dirundung be
Gadis itu meraung dan menjambak rambut dengan kedua tangannya.Dia membuat Handoko menjadi bingung harus berbuat apa."Samuel hanya milikku, Pa! Aku tidak rela kalau dia menikah dengan gadis kampungan itu?!" teriaknya lagi.Handoko pun memeluk putrinya dengan sayang dan mengajaknya untuk kembali duduk di sofa."Sonia, dengarkan papa! Kamu tidak boleh menyukai seseorang secara berlebihan! Itu tidak baik, Sayang! Nanti papa akan carikan kamu pemuda yang baik," hibur Handoko dengan usapan lembut di kepala putrinya.Iya, gadis yang sedang menangis histeris itu adalah Sonia.Setelah dipecat secara tidak hormat dia hanya menghabiskan waktunya di rumah saja dan sekarang setelah kembali mendengar Sam akan meresmikan pertunangannya, dia kembali menjadi Sonia yang semua keinginannya harus terpenuhi.Dia masih tidak bisa melupakan Sam dan merasa tidak rela kalau mereka akan menikah.Sebabnya itulah dia tiba-tiba menjadi histeris seperti tadi.Papanya tidak mengetahui kenapa anaknya bisa bersikap
Beberapa hari kemudian…Hari ini semua orang tampak sibuk.Ya, saat ini adalah hari peresmian pertunangan Sam dan juga Sarah di dalam gedung hotel berbintang lima dengan fasilitas mewah, yang sudah tidak diragukan lagi.Mereka akan mengadakan acara penting itu dengan glamour dan elegan.Seluruh dekorasi sudah selesai dengan ditambah sedikit hiasan bunga mawar putih dan juga lily di berbagai sudut ruangan Ballroom yang besar itu.Susan yang mendesain semua itu dibantu oleh Wedding Organizer dan juga Angelina yang setia mendampinginya.Makanan pun sudah siap, mulai dari appetizer sampai dessert dan juga Indonesia maupun internasional sudah tersaji di buffet.Susan memandang setiap penjuru dengan mata yang berbinar dan senyum yang mengembang.Dia yakin kalau semuanya sudah sempurna dan sesuai seperti yang dia mau.Meja-meja bulat dengan kursi untuk sepuluh orang sudah tersusun dengan rapi dengan napkin berbentuk lilin di tengah piring.Dan selain duduk di meja yang sudah disiapkan, beber
Setelah bicara dengan beberapa klien, rekan bisnis dan juga tamu penting yang hadir, Sam merasa tidak nyaman karena Sarah tidak ada di acara itu.Dia memutuskan untuk segera menyudahi obrolan basa-basi itu dan menghampiri Sarah di ruangan VIP."Sayang, apa kamu baik-baik saja?" Sam terlihat khawatir.Sarah pun dengan cepat menghapus air matanya. Dia sedang termenung seorang diri."Aku baik-baik saja, Sayang," jawab gadis itu sambil memaksakan senyumnya."Sudah ya, Sayang. Jangan pikirkan apapun! Ayo kita nikmati pestanya. Papa dan Mama sudah mencarimu dari tadi," ucapnya sambil merangkul pundak tunangannya itu dengan mesra."Baiklah, tapi aku belum kuat untuk mengangkat wajahku di depan mereka," elaknya dengan tatapan sedih.Sam mengusap pipi Sarah yang basah dengan kedua jempolnya dan menangkup wajahnya agar menghadapnya."Aku tidak peduli dengan apa yang mereka katakan! Terserah mereka mau bilang apa atau bergosip apapun tentang kita! Yang penting sekarang ini kita hanya fokus pada
Besoknya…Semalaman dia tidak dapat tidur.Gadis itu masih bersedih dan mengurung diri di kamar.Matanya pun sembab dan penampilannya terlihat berantakan.Masih mengenakan dress tadi malam.Sonia mulai memikirkan rencana baru untuk menghancurkan hubungan Sam dan juga Sarah.Dia tidak rela kalau mereka hidup bahagia sementara dia menderita sendirian.Selagi mereka belum menikah, dia merasa masih ada kesempatan untuk memisahkan mereka berdua. Lalu tiba-tiba dia teringat pada Papanya.Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, Sonia bangkit berdiri dan melangkahkan kakinya untuk membersihkan diri.Setelah mandi dan berganti pakaian santai, Sonia turun untuk menemui Papanya di ruang keluarga.Karena ini hari minggu, jadi Handoko tidak pergi ke kantor.Gadis itu langsung menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa berseberangan dengan Papanya."Pagi, Pa!" sapanya lesu."Pagi! Kenapa lagi?" tanya Handoko seperti sudah tahu apa yang terjadi pada putrinya.Pria itu mendengar suara bising itu semalam, karena t
Susan jadi heran.Bagaimana bisa gadis di depannya ini percaya diri bisa membantu pernikahan anaknya."Apa maksudmu?" Susan terlihat bingung.Karena tidak mungkin Sonia menyumbangkan uang, mereka tidak memerlukan itu."Oh maaf, Nyonya. Maksud saya, saya bisa membantu mencarikan Wedding Organizer yang bagus! Saya ada kenalan yang terbaik di bidangnya," jelasnya lagi.Susan akhirnya paham apa maksud dari ucapan gadis yang ada di depannya saat ini."Oh begitu, tapi saya sudah mendapatkan WO yang bagus. Saya rasa kamu tidak perlu repot-repot untuk melakukan itu," tolaknya secara halus.Mendengar itu Sonia tidak ingin kehilangan kesempatan."Oh! Tenang saja, Nyonya. Kali ini saya yakin Nyonya akan puas dengan hasil mereka. Karena mereka adalah WO terbaik yang ada di kota ini! Kalau Nyonya Mau saya bisa membawa mereka kemari atau kita bisa mengunjungi langsung kantor mereka. Kebetulan pemiliknya adalah kenalanku, jadi aku sangat yakin kalau Nyonya pasti akan tertarik," jelasnya terus berusa
Besoknya…Sonia sangat antusias karena dari semalam dia sudah tidak sabar untuk menantikan hari ini.Gadis itu memakai dress berwarna silver yang sangat ketat tapi dia juga memakai blazer berwarna navy untuk menutupi bagian atas tubuhnya agar terlihat sopan.Tentu saja karena hari ini dia akan bertemu dengan Sam, jadi gadis itu berdandan secantik mungkin untuk memikatnya.Meskipun nanti tidak tahu apakah bisa berbicara dengan pemuda itu atau tidak, karena dia tahu kalau Sam sempat menolaknya waktu itu dan tidak ingin lagi melihatnya.Tapi Sonia tetap percaya diri dan sangat yakin karena kali ini Susan akan membantunya dan juga meluruskan sedikit kesalahpahaman di antara mereka.Apalagi dia datang kemari sebagai anak seorang rekan bisnis dari perusahaan keluarganya bukan lagi sebagai karyawan dari perusahaan Galaxi Group.Jadi dia harus berbangga diri karena berasal dari anak orang kaya, tidak seperti Sarah.Sonia merasa itu cu
Di Apartemen…Sarah membeli beberapa keperluan yang dia butuhkan di dapur karena mereka kehabisan bahan makanan.Juga saat ini Paman dan Tantenya terlihat sangat lelah sekali.Dan tidak enak kalau harus menunggu sampai besok pagi, jadi dia memutuskan untuk pergi belanja ke supermarket yang ada di ruko bersebelahan dengan gedung apartemen itu.Sarah tidak menyadari kalau dari tadi ada sebuah mobil jeep berwarna hitam yang mengikutinya sejak keluar dari apartemen.Karena hari sudah malam dan juga lampu yang kurang menerangi jalan membuat suasana sedikit remang.Mobil itu berjalan pelan dan semakin mendekati Sarah.Setelah melihat situasi aman, dua orang pria dengan penutup kepala turun dari mobil dan langsung melancarkan aksinya.Satu orang langsung membekap mulut Sarah dengan sapu tangan yang sudah diberi obat bius dan satu lagi menahan tubuhnya agar gadis itu tidak berontak.Sarah berusaha untuk berteriak tapi suaranya tid