Mata Angelina terbelalak dan napasnya sedikit tersengal melihat foto yang ada di tangannya.
Di foto itu memperlihatkan Hendra dan juga Pak Bambang yang masih terlihat muda, sedang menyusun dan mengemas obat-obatan terlarang."Itu adalah saya dan juga Pak Hendra. Dulu saya adalah kurirnya dan Pak Hendra adalah pemasok sekaligus pengedar. Tapi itu terjadi bertahun-tahun yang lalu, di saat kami masih sama-sama muda. Mungkin jauh sebelum mengenal Ibu Angelina," jelas Pak Bambang singkat."Ya Tuhan!"Angelina pun menggelengkan kepalanya karena masih tidak percaya.Karena apa yang dia dengar dan apa yang dia lihat saat ini, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Sam dan juga Adam padanya saat itu.Angelina pun duduk dengan tubuh lemas dan merasa bersalah kepada Adam, karena dia sudah tidak percaya dan juga menyakiti saudaranya itu dengan kata-katanya yang kasar saat marah waktu itu.Ditambah lagi sampai membuat Adam membekukan akses"Apa Papa bilang barusan? Apa maksud Papa?!" Angelina pun kembali berdiri dari duduknya.Hendra pun tergagap karena dia keceplosan dengan mengatakan rahasia yang selama ini ia simpan rapat-rapat dari semua orang.Tapi sekarang mau tidak mau dia terpaksa mengatakannya karena sudah terpojok dan sudah kalah telak dari mereka semua.Angelina sudah mengetahui semua rahasianya dan juga semua yang dia lakukan selama ini, jadi dia merasa untuk apalagi menutup-nutupi semuanya, itu tidak akan mengembalikan apapun seperti sediakala."Iya, benar sekali! Itu semua adalah benar, Ma. Aku memang menikahi Mama, karena Mama adalah anak dari orang kaya dan juga mewarisi kekayaan dari keluarga Galaxi. Tentu saja aku menginginkan harta! Kalau tidak untuk apa aku mengincar Mama dari dulu!" jawabnya dengan enteng.Angelina menggelengkan kepalanya dengan cepat.Dia benar-benar tidak menyangka mendengar langsung hal itu dari mulut suaminya sendiri!.Orang
"Apa?!""Angel, apa maksud yang kamu katakan itu barusan? Bagaimana kamu bisa yakin?" tanya Adam tidak percaya.Dia berharap telinganya salah mendengar ucapan adiknya tersebut."Iya, aku awalnya juga tidak percaya, Mas! Tapi aku mendengar langsung dari mulutnya Mas Hendra! Bahkan dia juga ingin menyingkirkan Samuel untuk menguasai perusahaan Galaxi! Aku benar-benar malu, Mas! Aku benar-benar minta maaf pada Mas dan juga Mbak Susan. Huhuhu!" Angelina pun kembali menangis tersedu setelah menjelaskan semuanya.Adam dan Susan pun saling pandang mendengar penuturan dari adiknya itu.Mereka benar-benar tidak menyangka kalau Hendra adalah pria yang benar-benar licik dan juga keji.Susan sampai menggelengkan kepalanya karena benar-benar khawatir akan keselamatan anak mereka satu-satunya yaitu Sam!Meskipun Adam sudah mengetahui hal itu tapi tetap saja kalau mendengar langsung dari Angelina sangat membuatnya emosi.Adam pun m
Di Rumah Angelina…Pagi ini Angelina menyiapkan sarapan seperti biasa, tapi bedanya kali ini hanya untuk dua orang saja yaitu dia dan juga anaknya Alice."Pagi, Ma!" sapa putrinya itu dengan riang."Pagi juga, Sayang. Ayo, makan dulu roti bakarnya! Nanti keburu dingin!""Oke, Ma. Oh ya, Papa mana, Ma? Kenapa tidak ikut sarapan bersama kita?" Alice terlihat celingukan mencari keberadaan Hendra.Angelina pun menghentikan aktivitasnya mengoles selai strawberry pada roti itu.Dia pun memasang senyum manis lalu berkata, "Papa tadi sarapan duluan dan sudah pergi ke kantor karena ada urusan penting. Kita sarapan berdua saja ya, Sayang. Tidak apa-apa, kan?" jawab Angelina berbohong."Oh, oke deh sip!" Alice pun mengangguk paham.Alice memakan rotinya dengan lahap, Angelina pun merasa bersalah dengan anaknya karena tidak jujur.Dia belum siap untuk menjelaskan yang sebenarnya pada gadis remaja itu.Angelina
"Bagaimana mungkin perusahaan sebesar itu bisa bangkrut dalam waktu sekejap? Kenapa kamu tidak pernah becus dalam mengelola sesuatu!" cecar Angelina dengan wajah marah.Dia merasa pria yang berdiri mematung saat ini pasti sudah melakukan suatu hal yang salah, sehingga membuat perusahaan yang dibangun dengan susah payah itu hancur tiba-tiba begitu saja."Itu adalah urusanku! Kamu tidak berhak ikut campur urusan perusahaanku!" jawab Hendra tidak mau kalah."Kenapa aku tidak bisa? Itu juga menjadi urusanku karena aku juga pemilik dari perusahaan itu! Aku tidak menyangka, kenapa kamu bisa bodoh dalam mengelola keuangan perusahaan? Sudah berapa kali aku memberikanmu modal tapi kenapa setelah berhasil kamu selalu minta uang, uang dan uang! Sekarang lihat? Jangankan untuk membuat perusahaan semakin besar lagi, kamu malah menghancurkannya! Dasar tidak berguna! What a shame!" maki Angelina mengeluarkan semua kekesalan sambil menunjuk wajah Hendra.Hendra y
Angelina menarik napas dalam-dalam.Dia mencoba untuk tetap tenang dan terlihat baik-baik saja.Meskipun dia sendiri tidak tahu apa saja yang sudah terjadi di perusahaan ini.Dia pun mengambil keputusan cepat untuk menjawab pertanyaan mereka semua."Saya juga tidak tahu, tapi untuk sementara saya mohon kalian semua untuk tenang! Saya akan berusaha untuk mengatasi hal ini! Oke? Kalian tenang saja, semua akan tetap saya gaji seperti biasa!" jawab Angelina berusaha kuat.Mereka semua masih saling pandang, karena masih ingin mengajukan protes."Kembalilah bekerja, kami akan bicara terlebih dahulu dengan atasan kalian!" ujar Pak Yudi membantu Angelina."Benar! Saya sedang berusaha untuk mengembalikan perusahaan ini seperti semula! Saya juga mohon bantuan dari teman-teman semua!" pintanya lagi.Akhirnya para karyawan pun kembali ke ruangan masing-masing setelah mendengar penjelasan dari Angelina.Kemudian dengan cepat
"Apa maksud, Papa? Kenapa bisa bicara seperti itu? Bukankah Angelina itu adik Papa, kenapa tidak mau membantunya?!" ucap Susan dengan wajah kesal."Papa coba pikirkan lagi. Bagaimanapun juga hanya kita harapan Tante satu-satunya," kali ini Sam ikut angkat bicara.Lalu Adam pun tersenyum dan terkekeh pelan."Hahaha! Kalian semua salah paham! Maksudku, tentu saja papa tidak bisa karena sedang sibuk mengurus perusahaan kita. Jadi yang bisa melakukan itu adalah Samuel! Itu yang papa maksud!" jelasnya dengan tersenyum geli."Papa kenapa bicara seperti itu sih! Bikin mama jantungan saja!" hardik Susan sambil mencebikkan bibirnya.Adam pun tertawa dengan lepas karena berhasil membuat istrinya itu kesal, sedangkan Sam hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan kedua orang tuanya itu."Oke, Pa. Sam akan membicarakan hal ini pada Tante Angelina!" ujar Sam dengan yakin."Iya, Nak! Tunjukkan pada mereka kalau kamu adalah orang yang
Sam dan Juna berada di yang di Club milik Rio.Mereka kembali mengadakan pertemuan untuk menyelesaikan kerja sama yang kemarin."Selamat siang, Tuan Sam. Senang sekali akhirnya kita bisa bertemu lagi!" sapa Rio dengan senyum yang mengembang."Selamat siang juga Pak Rio! Bagaimana, sudah siap untuk memulai bisnis baru kita?" tanya Sam basa basi."Tentu saja! Saya sangat bersemangat loh!" jawab Rio antusias."Baiklah, Asisten saya akan menjelaskan secara singkat detailnya," ucap Sam sambil memberi kode kepada Juna.Juna pun mengangguk paham dan mulai membuka tabletnya."Baik, Tuan. Pak Rio, saat ini Resort kami sedang dalam pembangunan dan sebentar lagi selesai. Kami tertarik dengan konsep yang dimiliki oleh club milik Bapak! Jadi kita akan mulai melakukan perombakan pembangunan pada bagian sisi kiri resort yang menghadap ke laut, sehingga sangat cocok untuk dijadikan club pantai seperti ini!" beberapa Juna sambil memberik
Sebelum para gadis masuk…Dion memanggil salah satu di antara mereka.Dia melihat sekeliling terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada yang melihatnya.Dia memberikan botol kecil yang berisi serbuk putih kepada gadis cantik itu."Ini! Pakai ini saat kamu memberikan minuman pada pria itu! Rio sudah mengetahuinya!" ucapnya ambil menyodorkan benda tersebut.Gadis itu pun menerimanya, "Oke siap, Bos! Beres deh!" ujarnya tersenyum genit.Dion pun memberikan beberapa lembar uang sebagai upahnya. Tentu saja wanita itu dengan sangat senang hati menerimanya. Lalu memasukan uang itu ke dalam pakaian dalamnya.Dion merasa kali ini rencananya akan berjalan dengan mudah.'Semoga mereka tidak menyadarinya!' batinnya berharap.Di dalam ruangan…Mereka terlihat makan bersama dan sesekali membahas masalah pekerjaan.Juna membiarkan saja para gadis itu merayunya.Ada yang sengaja menyentuh lengannya lembut atau sekedar mengedipkan mata nakal sambil tersenyum menggoda.Juna menanggapi dengan ekspresi d