SENJATA MAKAN TUAN
Yasmin menatap sajian menu sarapan berobat pencahar di hadapan dengan tatapan ngeri, tak mungkin dirinya berterus terang karena itu sama saja bunuh diri. Kariernya sebagai jongos keluarga yang murah hati akan timit alias tamat, dan ia tidak mau hal itu terjadi."Kenapa gak dimakan? Jangan bilang kamu kenyang, karena pelayan di rumah ini jam sarapannya sudah dijadwal Bu Rahayu yaitu setengah jam lagi."Yasmin bergeming menelan saliva, keringat yang tak henti mengucur disekanya dengan telapak tangan."Woii, Mimin! Kok bengong?""Eh maaf, Tuan. Saya ... saya sebenarnya lagi diet karbo." Yasmin mengeles."Diet mau ngecilin apa? Badan tipis kaya lidi kaya gitu, sok-sok'an diet. Udah, ah, jangan banyak alasan ayo buruan makan! Aku niat baik loh, sengaja suruh kamu masak sarapan ya untuk diri kamu sendiri. Aku mau memastikan semua yang bekerja di rumah ini cukup gizi, gak kaya kamu peot."Gagah tidak tinggal diam, ia langsung mengambil sendok lalu menyiduk nasi goreng dan mengarahkannya ke mulut Yasmin yang terkatup rapat."Makan atau—""Jangan pecat saya, Tuan." Yasmin yang ketakutan pun mengambil alih sendok dan kemudian makan dengan lahap dengan tangannya sendiri.Gagah duduk di tepi meja sambil melipat kedua tangannya di depan dada, dalam hatinya ia bisa menebak bahwa sebentar lagi pelayannya itu akan mengalami sesuatu akibat ulahnya sendiri.Dugaannya tepat, di saat nasi goreng dan jeruk peras hangat di gelas sisa setengah, wajah Yasmin berubah merah. Kedua tangannya meremas perutnya yang terasa mulas.Berlagak bloon seolah tidak tahu apa-apa, Gagah bertanya kenapa kok Yasmin menghentikan makannya.Alih-alih menjawab, Yasmin bangkit dan berlari memasuki toilet sesaat setelah meminta izin pada Gagah."Rasain, senjata makan tuan!" gumam Gagah seraya berjalan menuju depan toilet, menekan saklar ke posisi OFF. "Selamat cebok pakai tisue kamu, Mimin! Haha, suruh siapa kamu main-main sama aku."Dengan senyum mengembang sempurna, Gagah kembali ke atas peraduan. Menarik selimut hingga batas leher. Si tuan muda mencoba untuk melanjutkan tidurnya yang terjeda iklan obat pencahar.Broooooooot! Prooooot! Prooooot!Suara misteri dari dalam kamar mandi membuat Gagah bergidik jijik. Sementara Yasmin meringis kesakitan, meremas perutnya yang melilit.Belum ada 5 menit Gagah menutup mata, tiba-tiba dari dalam toilet suara cempreng Yasmin terdengar."Tuaaaaaan, ini gimana nyalain keran air buat ceboknya, Tuaaann?"Mendengar teriakan Yasmin, Gagah tertawa tanpa membuka matanya."Wooiii, Tuaaann. Tuan sengaja ya, ngerjain saya?""Tuan mudaaa, tolongin saya, Tuan. Duh ini udah lengket, Tuan. Saya tahu Tuan sengaja matiin airnya, jangan gitu Tuan!""Huaaaaa, Tuan ... ampun, Tuan! Saya ngaku salah, tolong nyalain keran airnya Tuan. Mustahil saya keluar dari kamar mandi tanpa cebok, duh ini udah lengket.""Tuan nyebelin, ih. Tega banget sama saya, kan saya udah ngaku salah. Saya janji gak akan coba-coba jahatin Tuan lagi, ampuuun!"Di balik selimut tawa Gagah berderai, saking puasnya lelaki itu sampai sakit perut.Suasana kemudian menjadi hening, rupanya Yasmin pasrah dengan tisu seadanya untuk membersihkan bawahannya.Setengah jam kemudian pintu kamar mandi terbuka, Yasmin yang tidak tahan ingin cebok pun segera berlari tunggang langgang keluar kamar tanpa permisi pada tuannya yang sudah mengorok.Di kamar mandi khusus karyawan, Yasmin bolak-balik membuang hajatnya. Suci yang diperintahkan Bu Rahayu untuk melihat keadaan Yasmin pun segera membuatkan teh pahit juga memberikan obat diare."Lo istirahat aja, Yas. Perintah Bu Ayu," ucap Suci."Iya, Ci. Duh gue lemes banget, untung obat diarenya paten. Abis minum 2 langsung ilang mulesnya, tadi mah nyelekit.""Lo makan apaan, sih? Kok bisa mencret?""Ah, panjang ceritanya, gue ogah cerita sekarang. Gue pengen rebahan ngilangin lemes.""Ya udah kalau gitu, gue balik gawe, ya.""Oke, Ci. Makasih, ya."Suci mengangguk, kemudian ia berlalu meninggalkan Yasmin dalam kamar sendirian.🍁Di kamar, Gagah terbangun dalam keadaan lapar. Tanpa mandi, ia bergegas turun dan masuk ke ruang makan."Met pagi, Mas Gagah," sapa Rahayu dengan sopan."Pagi juga, Bu Rahayu. Sarapan apa pagi ini?""Loh?" Rahayu tertegun karena anak majikannya menanyakan menu sarapan, sedangkan beberapa waktu lalu Yasmin memasak nasi goreng yang katanya diminta langsung oleh lelaki itu."Loh, apa Bu?""Itu, tadi Yasmin—""Oh, nasi goreng ya? Kurang enak rasanya jadi aku gak makan banyak," jawab Gagah menahan tawa kala kembali kejadian yang menimpa pelayan barunya tadi."Lagian Mas Gagah kok tumben-tumbenan minta sarapan bukan sama ibu atau chef Mira.""Aku mau tahu aja, pelayan baru itu bisa masak apa enggak.""Maaf ya, Mas, kalau Yasmin kurang berkenan.""It's ok, Bu. Tolong sarapannya dibawa ke sini, ya, Bu.""Oh iya, Mas. Tunggu sebentar." Rahayu tergopoh menuju dapur untuk menyajikan makanan untuk Gagah yang sudah kelaparan.Tidak lama kemudian Rahayu kembali, si tuan muda mesum langsung melahap sarapannya hingga tandas tak bersisa."Bu Rahayu tak perlu membawakan makanan penutup."Rahayu yang tadinya hendak berlalu ke dapur pun urung beranjak dari tempatnya berdiri, memang sudah kebiasaan setiap pelayan yang menyajikan makanan di meja wajib berdiri menunggu sang majikan hingga selesai makan."Baik, Mas.""Bu, si Mimin pelayan baru itu mana?""Mimin?" Dahi Rahayu berkerut."Mimin ... Yasmin, Bu.""Oh, Yasmin. Dia sakit, Mas. Mendadak diare, sekarang orangnya saya suruh istirahat di kamar.""Sudah berobat?""Belum, tapi kebetulan ada obat diare di kotak P3K. Semoga dia sembuh.""Kalau gak sembuh sampai sore nanti, bawa segera ke dokter ya, Bu.""Baik, Mas."Setelah tidak ada lagi yang dibicarakan, Gagah bangkit dari kursinya dan kemudian berlalu meninggalkan Rahayu yang dengan sigap membereskan bekas makannya.Lelaki berkaus oblong itu tidak kembali ke kamarnya, tidak juga melakukan gym seperti biasanya, ia menaiki tangga di samping ruang laundry untuk menyambangi Yasmin di kamarnya.Sesampainya di ruangan dengan dua tempat tidur single, dua lemari kecil, dan sebuah kipas angin di tengah-tengah ruangan itu Gagah menghampiri Yasmin yang tampak tertidur pulas.Yasmin yang sensitif merasakan ada seseorang yang datang mendekatinya, pun langsung terbangun dan mengerjapkan matanya."Tuan," panggilnya pelan."Kamu masih diare?" tanya Gagah.Mendapat perhatian dari sang tuan muda, mata Yasmin langsung berkaca-kaca merasa terhura eh terharu."Saya sudah baikan, Tuan. Makasih banyak Tuan sudah perhatian dan nengokin saya," ucap Yasmin sembari tersenyum."Syukurlah kalau memang sudah sembuh. Tapi, kamu jangan geer dulu! Aku dateng ke sini mau bilang sesuatu.""Apa itu, Tuan?""Segera bersihin toilet di kamar aku! Tisu bekas cebok kamu pasti belum kamu buang, iya, 'kan?""Hah?!""Kok, hah?! Bersihin toilet di kamar aku! Maksimal 1x24 jam. Kamu paham?""Pa-paham, Tuan.""Bagus! Ya sudah silakan kamu tidur lagi, biar cepet sembuh, biar cepet juga kamu bersihin toilet di kamar aku."Gagah berlalu meninggalkan Yasmin yang mengepalkan kedua tangannya karena geram, disangkanya si tuan muda perhatian padanya tapi ternyata lelaki itu datang untuk mengingatkannya akan tisu bekas cebok yang belum diangkut keluar oleh dirinya.Kamvret lu tuan muda mesum! Barusan gue ngucap syukur sama Tuhan karena lu berbaik hati nengokin gue, tapi ternyata ... dasaaaaaar! SUNGGUH TERLALLUH KAMU FERGUSOOO eh RHOMAAAAAAH!"Yang bersih!" perintah Gagah di ambang pintu kamar mandi."Iya-iya, ini tinggal finishing.""Awas kalau masih ada bau atau ceceran tisu, aku bakal suruh kamu bersihin ulang toiletnya. Kamu paham?""Iya-iya ....""Good!"Gagah yang diburu waktu karena hari itu sudah mulai ngantor, pun kemudian bergegas mandi di kamar mandi yang ada di kamar tamu. Setengah jam kemudian ia kembali dalam kondisi segar, bertelanjang dada dengan handuk melilit di pinggangnya.Di saat lelaki itu hendak memasuki ruang wadrobe yang letaknya di samping kamar mandi, Yasmin muncul dengan menenteng kantong kresek hitam berisi tisu bekas ceboknya kemarin.Melihat tuan mudanya dengan penampilan yang tak biasa, membuat Yasmin melongo terpana. Dada bidang, perut sixpack, serta rambut gondrong Gagah yang biasa terikat tapi kini terurai basah membuatnya meneguk saliva."Apa kamu lihat-lihat? Memangnya aku pisang!" Gagah mentoyor dahi Yasmin dengan jari telunjuk saat melintas."Eh ... hah, pisang? Saya monyet, dong!""H
Gagah mengempaskan diri di atas sofa di dalam kamarnya, melepas lelah setelah seharian dibuat pusing oleh kelakuan Claudia yang agresif sehingga membuatnya sulit untuk menghindar.Wanita yang usianya dibawah 1 tahun dibawahnya itu akhirnya ia terima sebagai sekretaris, keputusan tersebut terpaksa diambil karena desakan sang ayah yang merasa tidak enak pada sahabatnya.Mengingat kembali sosok Claudia membuat kepala Gagah berdenyut, ia memijat pelipisnya berharap setelahnya merasa enakan. Usahanya tak berhasil, karena semakin lama moodnya turun.Untuk memulihkan perasaannya yang suntuk, Gagah memutuskan menelepon Rahayu dan meminta dibuatkan minuman hangat entah air manis atau wedang jahe.Melalui saluran interkom ia bicara pada kepala pelayan, setelah itu ia beranjak dari sofa dan berpindah ke atas ranjang. Tak lama pintu diketuk, enggan bangun dari posisinya yang pewe, Gagah meminta seseorang yang pasti pelayan itu untuk masuk tapi dengan suara yang pelan.Tok ... tok ... tok!Suara k
Tuan Muda Mesum - 8By: Anieda TannishaGagah duduk di atas closet yang tertutup pada bagian atasnya, tatapannya tajam mengikuti gerak tubuh Yasmin yang sedang mengambil keperluan untuk membersihkan oli di kakinya. Setelah semuanya siap, wanita itu berjongkok."Yang bener aja kamu, Mimin! Masa iya pakai rok gitu mau jongkok di depan aku, emang dasar kamu itu, ya." Seolah belum hilang kekesalan di hati Gagah, sehingga apa pun yang dilakukan Yasmin selalu saja salah di matanya."Terus saya harus gimana, Tuan?""Kayang! Ya duduklah, Mimin gayung! Ambil bangku kecil.""Ba-baik, Tuan, kalau gitu saya permisi dulu," pamit Yasmin segera melesat mengambil benda yang disebutkan tuan muda tadi.Melihat tingkah pelayannya yang oon, Gagah geleng-geleng kepala. Sebenarnya Rahayu juga patut disalahkan atas insiden ini, tapi lelaki itu segan jika harus mengomeli wanita paruh baya tersebut hanya gara-gara hal sepele begitu, banyaknya jasa Rahayu membuatnya maklum dan meluapkan kekesalannya pada Yasmi
Tuan Muda Mesum - 9By: Anieda TannishaMelihat tuan mudanya murka seperti itu, Yasmin mengambil jurus langkah seribu meski tidak tahu apa kesalahannya. Sesampainya di dapur ia langsung menenangkan diri dengan duduk di bangku, mengatur napas yang tersengal."Lo kenapa, Yas? Kaya abis ngelihat hantu.""Lebih nyeremin dari lihat jurig, Ci. Gue habis diamuk tuan muda mesum," keluh Yasmin seraya mengulurkan tangan menunjuk dispenser dan mengelus tenggorokannya.Suci yang paham kalau temannya itu kehausan, pun segera mengambilkan minum. Dalam sekejap air dingin dalam gelas kaca yang besar tandas oleh Yasmin."Lo bikin salah apa sampai si tuan muda tamvan ngamuk?""Au, gue juga herman eh heran.""Mustahil kalau gak ada sebabnya, Yas.""Jadi gini ... pan dia tadi interkom gue waktu di laundry, katanya tolong bikinin jus jeruk pakai pencahar dan segera bawa ke kamarnya. Nah pas gue bawain tu minuman, eh ternyata di kamarnya ada cewek cakep sih tapi sayangnya tu cewek pake baju kurang bahan, r
Tuan Muda Mesum - 10By: Anieda TannishaTidak mau kecolongan setelah semalam gagal bertemu dengan sang tuan muda karena lelaki itu pulang saat malam sudah larut, pagi itu Yasmin bergegas ke kamar Gagah. Setelah mengetuk-ngetuk pintu beberapa kali tapi yang ingin ditemui tak kunjung membukakan pintu, akhirnya Yasmin memutuskan untuk turun dan kembali ke dapur.Sesampainya di sana, tampak Rahayu sedang menuangkan air panas ke dalam cangkir berisi bubuk minuman coklat instan. Melihat Yasmin datang, wanita itu kemudian memanggilnya."Kamu lagi sibuk gak?" tanya Rahayu."Enggak, Bu, saya belum mulai karena belum sarapan, hehe.""Kalau gitu tolong antar coklat panas dan bolu pisang ini ke belakang, tuan muda lagi berenang."Mendengar nama tuan muda disebut, wajah Yasmin semringah kemudian dengan semangat'45 ia mengangkat nampan yang sudah siap ke tempat yang disebutkan.Bu Rahayu anteng-anteng aja, berarti si tuan muda mesum itu belum bilang apa-apa. Duh semoga setelah gue minta maaf, dia
Untuk menyambut tuan muda, para pelayan sudah berjejer rapi di teras. Mereka menunduk sebagai tanda penghormatan, meski sosok yang ditunggu belum juga muncul."Duh, ngapain sih udah nunduk aja? Kan orangnya belum nongol?" sungut Yasmin menyikut rekan kerja yang berdiri di sampingnya."Ssstt, udah kamu ikutin aja! Kamu itu pelayan baru, jangan bantah apa yang sudah jadi tradisi keluarga ini."Yasmin menggaruk-garuk betis dengan ujung sepatu pantovel hitam yang dipakainya, dalam hati ia merutuk apa yang sedang terjadi kini. Menurutnya apa yang dilakukan semua orang termasuk dirinya adalah perbuatan bodoh, karena tuan muda yang akan disambut belum kelihatan batang hidungnya.Setelah lebih dari 10 menit berdiri, akhirnya deru mobil terdengar dari arah depan dari tempat penyambutan. Suara ucapan selamat datang mulai meramaikan, disusul derap langkah tegap yang semakin jelas.Pria dengan kemeja tangan panjang yang dilipat hingga sikut berwarna abu gelap itu memberi senyum serta menyapa
INSIDEN ES TELER"Siapa yang merekrutnya? Emm, siapa namanya pelayan baru ini?"Rahayu yang menangkap gelagat tidak baik di antara Yasmin dan tuan muda, menjawab pertanyaan Gagah dengan suara berat. "Saya yang rekrut, Mas. Namanya Yasmin Syahriani.""Sebagai apa dia di sini?""Masih training, Mas. Rencana ditugaskan untuk bagian laundry."Gagah melipat kedua tangannya di depan dada, matanya memicing pada sosok Yasmin yang mati kutu dengan wajah pucat pasi."Gak cocok dia di laundry.""Baiknya ditempatkan di mana, Mas? Biar saya nanti atur ulang sesuai dengan perintah Mas.""Dia itu bagusnya jadi bodyguard atau security dengan senjata bukan pentungan, tapi ... gayung," jawab Gagah seenaknya seraya berlalu masuk meninggalkan Rahayu dan pelayan lainnya yang melongo kebingungan menatap bergantian ke arah si tuan muda dan Yasmin yang cemberut.Sepeninggal Gagah, Yasmin mengepalkan kedua tangannya. Dalam hati ia merutuk ledekan yang dilontarkan si tuan muda barusan.Dasar tuan mud
MAAF, YASMIN!"Yasmin bego, begooo! Kok bisa mau beli tapi gak bawa hepeng, kan jadinya amsyiong." Saking kesalnya pada diri sendiri, Yasmin sampai menjitak kepalanya berkali-kali.Gontai ia berjalan menuju motor, terbayang wajah songong si tuan muda mesum. Bergidiklah Yasmin sembari mengusap tengkuk, pasti dia akan kena marah lelaki itu karena kembali dengan tangan kosong."Bodo amat, ah! Palingan dia ngoceh, dengerin aja masuk kuping keluar dari pantat," sungutnya lagi.Deru mesin motor terdengar, secepat kilat Yasmin memacu kendaraan roda dua tersebut kembali ke istana mewah Harisson.Sesampainya di kediaman megah yang ramai banyak orang, Yasmin segera mengayunkan langkah menuju lantai dua di mana kamar si tuan muda berada.Kedua kakinya terasa diganduli beban berat, meski ingin cuek tapi tak dapat dipungkiri kalau ia takut kalau si tuan muda mesum akan memecatnya."Ya Tuhan, jangan buat aku jadi pengangguran. Hutang aku ke koperasi simpan pinjam belum lunas, bukan masalah t