"Yang bersih!" perintah Gagah di ambang pintu kamar mandi.
"Iya-iya, ini tinggal finishing.""Awas kalau masih ada bau atau ceceran tisu, aku bakal suruh kamu bersihin ulang toiletnya. Kamu paham?""Iya-iya ....""Good!"Gagah yang diburu waktu karena hari itu sudah mulai ngantor, pun kemudian bergegas mandi di kamar mandi yang ada di kamar tamu. Setengah jam kemudian ia kembali dalam kondisi segar, bertelanjang dada dengan handuk melilit di pinggangnya.Di saat lelaki itu hendak memasuki ruang wadrobe yang letaknya di samping kamar mandi, Yasmin muncul dengan menenteng kantong kresek hitam berisi tisu bekas ceboknya kemarin.Melihat tuan mudanya dengan penampilan yang tak biasa, membuat Yasmin melongo terpana. Dada bidang, perut sixpack, serta rambut gondrong Gagah yang biasa terikat tapi kini terurai basah membuatnya meneguk saliva."Apa kamu lihat-lihat? Memangnya aku pisang!" Gagah mentoyor dahi Yasmin dengan jari telunjuk saat melintas."Eh ... hah, pisang? Saya monyet, dong!""Haha, bukan aku yang ngatain, tapi kamu yang mengaku sendiri.""Enak aja," sungut Yasmin seraya meraup wajah kasar karena ia tak kuasa berkedip menatap keindahan makhluk Tuhan di depan matanya. Mau kedip katanya sayang, karena view seperti itu belum tentu bisa ia dapatkan besok atau lusa."Makanya jangan mesum!"Menyadari si tuan muda mengetahui isi di dalam otaknya yang ngeres, Yasmin langsung bergegas pergi.Gila! Kok bisa, ya, Tuhan ciptain makhluk yang sempurna kaya dia? Seandainya dia baik pasti gue bakalan klepek-klepek. Perutnya gak nahan kaya roti sobek, dadanya apalagi bidang dan kekar, pasti nyaman kalau gue bersandar di situ.Yasmin bergidik dan terkikik sendiri, penampilan si tuan muda mesum kembali terbayang, hal itu membuatnya mesem-mesem."Wooii, ngapain lo cengar-cengir sendiri? Gila, lo, ya?" Suara Suci membuyarkan lamunannya."Ah ganggu aja, lu, Ci.""Lo abis dari mana? Bangun tidur udah ngilang aja.""Habis ketemu sama walikota, doi ngajak sarapan bareng.""Dasar, lo! Palingan juga kena hukuman Bu Ayu, iya, 'kan?""Enak aja, lu. Sarapan, yuk, ah! Laper gue, efek diare kemaren jadinya pagi ini gue mau balas dendam."Suci tertawa, keduanya kemudian berjalan beriringan menuju dapur. Jam kerja akan dimulai setengah jam lagi, untuk itu mereka harus mengisi perut agar kuat dalam melaksanakan tugas yang tak pernah ada habisnya.đDi dalam ruang meeting utama, Bimo memperkenalkan Gagah kepada seluruh karyawannya, lelaki berusia lebih dari setengah abad itu begitu bangga dan yakin akan kemampuan sang putra dalam memimpin perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan, penyewaan, serta perawatan atau service alat-alat berat untuk proyek seperti forklift, truck, dan crane.PT.Harisson Jaya Unggul merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan yang berhubungan dengan alat berat yang cukup dikenal dan sudah melayani perusahaan-perusahaan besar terkemuka di Indonesia. Dengan majunya perkembangan ekonomi di Indonesia yang sangat pesat, telah menciptakan banyak sekali kesempatan di dalam banyaknya jumlah kontruksi dan proyek. Dalam hal ini Harisson hadir di tengah-tengah perkembangan ekonomi ini dengan memberikan alat berat yang handal dan berkualitas dalam memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan di dalam proyek tersebut.Fokus utama Harisson adalah melayani penyewaan alat untuk semua tipe pekerjaan, dimulai dari erection, setting/unsetting, fabrikasi, pembangunan jalan tol sampai konstruksi pabrik."Mulai hari ini, Gagah Permana Harisson resmi menjadi wakil saya di perusahaan ini, segala urusan yang menyangkut dengan planing, tender, kontrak, serta hal lainnya bisa Anda konfirm kepada beliau."Ucapan Bimo direspon anggukan oleh seluruh staff yang hadir, setelah disahkan menjadi wakil dari pemilik perusahaan, Gagah diminta untuk memberikan sambutan.Pemuda 30 tahun itu dengan penuh wibawa mulai menyampaikan sambutan yang disisipi visi dan misi ke depannya nanti, hal itu membuat Bimo terharu karena selama ini Gagah hidup semau sendiriâfoya-foya, judi, narkoba, mabuk, traveling, dan bergonta-ganti pacar.Tapi kepergian salah seorang adik kembarnya dalam sebuah kecelakaan tragis merubah segalanya, Gagah merasa sangat kehilangan sehingga membuatnya berubah dan berniat ingin membaktikan dirinya untuk keluarga.Selain Gagah, Anggunâsang ibu pun mengalami hal yang sama. Wanita 50 tahun tersebut sangat terpukul, sehingga beberapa foto keluarga yang semula terpampang besar di tembok ruang keluarga terpaksa disembunyikan."Selamat Mas Gagah atas posisinya," ucap seorang lelaki perlente berwajah oriental di akhir sesi meeting dan syukuran potong tumpeng."Nak, kenalkan ini Om Tanu, sahabat papa sewaktu kuliah dulu. Selain itu, beliau juga menjadi partner perusahaan kita."Gagah menjabat tangan Tanu. "Halo, Om. Makasih atas ucapannya," jawab Gagah sopan."Sama-sama, Mas. Semoga perusahaan ini semakin berjaya di bawah pimpinan seorang eksekutif muda seperti Mas Gagah," puji Tanu."Aamiin," ucap Gagah dan Bimo bersamaan.Di saat mereka sedang menikmati nasi tumpengnya, tiba-tiba seorang wanita berpakaian kurang bahan masuk dan memeluk Tanu."Bimo, Mas Gagah, kenalkan ini Claudia putriku.""Claudia? Ya ampun, Om pangling sekali melihatmu. Kapan kamu kembali dari Ausie?""Kemarin, Om. Om apa kabar?" Tanpa sungkan Claudia memeluk dan mencium pipi kanan-kiri Bimo.Beralih dari Bimo, Claudia beralih kepada Gagah."Hai, Gagah, selamat ya.""Makasih, Clau." Gagah meringis dan geli melihat tingkah polah Claudia yang agresif dan over ekspresif."Kamu masih ingat sama Claudia, gak, Gah? Dulu kamu dan dia satu TK.""Lupa-lupa ingat, Pa.""Gagah sombong, aku aja masih ingat loh!" seloroh Claudia sembari mencubit gemas perut Gagah.Tawa Bimo dan Tanu berderai."Kalau gak keberatan, bisakah Claudia turut membantu di perusahaan ini, Bim? Aku suruh dia urus perusahaanku, tapi dia gak mau dengan alasan ruwet kerja dengan keluarga. Maklumlah, perusahaanku cuma seujung kuku Harisson, jadi semua staffnya ya keluarga."Bimo tertawa dan kemudian menepuk pelan pundak Gagah. "Bagaimana, Gah? Apa kamu butuh sekretaris?"Mendengar pertanyaan papanya, Gagah tersenyum tidak tulus. Ingin menolak tapi takut kualat, karena sepertinya Tanu sengaja memanfaatkan situasi demi bisa mendapatkan apa yang diinginkan."Oh iya, ya, Gagah belum punya sekretaris, 'kan? Gimana kamu mau gak rekrut aku? Aku belum pernah kerja, tapi aku optimis 1000% kalau aku bisa kerja buat kamu."Hadeuh nih cewek! Agresif banget, aku hafal sekali tipikal cewek manja kaya si Claudia ini, kerja cuma buat modus."Nanti aku kabari, ya!" Gagah sama sekali tak berminat merekrut Claudia."Aku tunggu kabar baiknya, ya, Gah!" Dengan genit Claudia mengerlingkan sebelah matanya pada Gagah."Tenang saja, Sayang, Om Bimo akan mengusahakan sebuah posisi yang bagus kalaupun memang Gagah sudah punya kandidat untuk sekretaris, bukan begitu Bim?" Pernyataan Tanu yang bersifat suatu desakan itu dijawab anggukan oleh Bimo.Gagah yang jengah dengan keberadaan Claudia, pun langsung berpamitan dengan alasan ingin melihat-lihat area kantor.Tak menyerah pada situasi, Tanu memberi isyarat pada Claudia agar segera mengintil kemana Gagah akan pergi."Om Bimo, aku mau ikut Gagah, aku juga mau lihat-lihat area kantornya Om Bimo, boleh?""Boleh, Nak, silakan."Wajah Claudia semringah, kemudian ia segera berlari menyusul Gagah yang sudah keluar dari ruangan."Gagah! Tungguin," teriak Claudia dengan suara manja dibuat-buat.Gagah memutar bola matanya saat tahu Claudia ternyata sedang mengejarnya di belakang, dalam hatinya ia merutuk keberadaan gadis genit itu.đBersambungGagah mengempaskan diri di atas sofa di dalam kamarnya, melepas lelah setelah seharian dibuat pusing oleh kelakuan Claudia yang agresif sehingga membuatnya sulit untuk menghindar.Wanita yang usianya dibawah 1 tahun dibawahnya itu akhirnya ia terima sebagai sekretaris, keputusan tersebut terpaksa diambil karena desakan sang ayah yang merasa tidak enak pada sahabatnya.Mengingat kembali sosok Claudia membuat kepala Gagah berdenyut, ia memijat pelipisnya berharap setelahnya merasa enakan. Usahanya tak berhasil, karena semakin lama moodnya turun.Untuk memulihkan perasaannya yang suntuk, Gagah memutuskan menelepon Rahayu dan meminta dibuatkan minuman hangat entah air manis atau wedang jahe.Melalui saluran interkom ia bicara pada kepala pelayan, setelah itu ia beranjak dari sofa dan berpindah ke atas ranjang. Tak lama pintu diketuk, enggan bangun dari posisinya yang pewe, Gagah meminta seseorang yang pasti pelayan itu untuk masuk tapi dengan suara yang pelan.Tok ... tok ... tok!Suara k
Tuan Muda Mesum - 8By: Anieda TannishaGagah duduk di atas closet yang tertutup pada bagian atasnya, tatapannya tajam mengikuti gerak tubuh Yasmin yang sedang mengambil keperluan untuk membersihkan oli di kakinya. Setelah semuanya siap, wanita itu berjongkok."Yang bener aja kamu, Mimin! Masa iya pakai rok gitu mau jongkok di depan aku, emang dasar kamu itu, ya." Seolah belum hilang kekesalan di hati Gagah, sehingga apa pun yang dilakukan Yasmin selalu saja salah di matanya."Terus saya harus gimana, Tuan?""Kayang! Ya duduklah, Mimin gayung! Ambil bangku kecil.""Ba-baik, Tuan, kalau gitu saya permisi dulu," pamit Yasmin segera melesat mengambil benda yang disebutkan tuan muda tadi.Melihat tingkah pelayannya yang oon, Gagah geleng-geleng kepala. Sebenarnya Rahayu juga patut disalahkan atas insiden ini, tapi lelaki itu segan jika harus mengomeli wanita paruh baya tersebut hanya gara-gara hal sepele begitu, banyaknya jasa Rahayu membuatnya maklum dan meluapkan kekesalannya pada Yasmi
Tuan Muda Mesum - 9By: Anieda TannishaMelihat tuan mudanya murka seperti itu, Yasmin mengambil jurus langkah seribu meski tidak tahu apa kesalahannya. Sesampainya di dapur ia langsung menenangkan diri dengan duduk di bangku, mengatur napas yang tersengal."Lo kenapa, Yas? Kaya abis ngelihat hantu.""Lebih nyeremin dari lihat jurig, Ci. Gue habis diamuk tuan muda mesum," keluh Yasmin seraya mengulurkan tangan menunjuk dispenser dan mengelus tenggorokannya.Suci yang paham kalau temannya itu kehausan, pun segera mengambilkan minum. Dalam sekejap air dingin dalam gelas kaca yang besar tandas oleh Yasmin."Lo bikin salah apa sampai si tuan muda tamvan ngamuk?""Au, gue juga herman eh heran.""Mustahil kalau gak ada sebabnya, Yas.""Jadi gini ... pan dia tadi interkom gue waktu di laundry, katanya tolong bikinin jus jeruk pakai pencahar dan segera bawa ke kamarnya. Nah pas gue bawain tu minuman, eh ternyata di kamarnya ada cewek cakep sih tapi sayangnya tu cewek pake baju kurang bahan, r
Tuan Muda Mesum - 10By: Anieda TannishaTidak mau kecolongan setelah semalam gagal bertemu dengan sang tuan muda karena lelaki itu pulang saat malam sudah larut, pagi itu Yasmin bergegas ke kamar Gagah. Setelah mengetuk-ngetuk pintu beberapa kali tapi yang ingin ditemui tak kunjung membukakan pintu, akhirnya Yasmin memutuskan untuk turun dan kembali ke dapur.Sesampainya di sana, tampak Rahayu sedang menuangkan air panas ke dalam cangkir berisi bubuk minuman coklat instan. Melihat Yasmin datang, wanita itu kemudian memanggilnya."Kamu lagi sibuk gak?" tanya Rahayu."Enggak, Bu, saya belum mulai karena belum sarapan, hehe.""Kalau gitu tolong antar coklat panas dan bolu pisang ini ke belakang, tuan muda lagi berenang."Mendengar nama tuan muda disebut, wajah Yasmin semringah kemudian dengan semangat'45 ia mengangkat nampan yang sudah siap ke tempat yang disebutkan.Bu Rahayu anteng-anteng aja, berarti si tuan muda mesum itu belum bilang apa-apa. Duh semoga setelah gue minta maaf, dia
Untuk menyambut tuan muda, para pelayan sudah berjejer rapi di teras. Mereka menunduk sebagai tanda penghormatan, meski sosok yang ditunggu belum juga muncul."Duh, ngapain sih udah nunduk aja? Kan orangnya belum nongol?" sungut Yasmin menyikut rekan kerja yang berdiri di sampingnya."Ssstt, udah kamu ikutin aja! Kamu itu pelayan baru, jangan bantah apa yang sudah jadi tradisi keluarga ini."Yasmin menggaruk-garuk betis dengan ujung sepatu pantovel hitam yang dipakainya, dalam hati ia merutuk apa yang sedang terjadi kini. Menurutnya apa yang dilakukan semua orang termasuk dirinya adalah perbuatan bodoh, karena tuan muda yang akan disambut belum kelihatan batang hidungnya.Setelah lebih dari 10 menit berdiri, akhirnya deru mobil terdengar dari arah depan dari tempat penyambutan. Suara ucapan selamat datang mulai meramaikan, disusul derap langkah tegap yang semakin jelas.Pria dengan kemeja tangan panjang yang dilipat hingga sikut berwarna abu gelap itu memberi senyum serta menyapa
INSIDEN ES TELER"Siapa yang merekrutnya? Emm, siapa namanya pelayan baru ini?"Rahayu yang menangkap gelagat tidak baik di antara Yasmin dan tuan muda, menjawab pertanyaan Gagah dengan suara berat. "Saya yang rekrut, Mas. Namanya Yasmin Syahriani.""Sebagai apa dia di sini?""Masih training, Mas. Rencana ditugaskan untuk bagian laundry."Gagah melipat kedua tangannya di depan dada, matanya memicing pada sosok Yasmin yang mati kutu dengan wajah pucat pasi."Gak cocok dia di laundry.""Baiknya ditempatkan di mana, Mas? Biar saya nanti atur ulang sesuai dengan perintah Mas.""Dia itu bagusnya jadi bodyguard atau security dengan senjata bukan pentungan, tapi ... gayung," jawab Gagah seenaknya seraya berlalu masuk meninggalkan Rahayu dan pelayan lainnya yang melongo kebingungan menatap bergantian ke arah si tuan muda dan Yasmin yang cemberut.Sepeninggal Gagah, Yasmin mengepalkan kedua tangannya. Dalam hati ia merutuk ledekan yang dilontarkan si tuan muda barusan.Dasar tuan mud
MAAF, YASMIN!"Yasmin bego, begooo! Kok bisa mau beli tapi gak bawa hepeng, kan jadinya amsyiong." Saking kesalnya pada diri sendiri, Yasmin sampai menjitak kepalanya berkali-kali.Gontai ia berjalan menuju motor, terbayang wajah songong si tuan muda mesum. Bergidiklah Yasmin sembari mengusap tengkuk, pasti dia akan kena marah lelaki itu karena kembali dengan tangan kosong."Bodo amat, ah! Palingan dia ngoceh, dengerin aja masuk kuping keluar dari pantat," sungutnya lagi.Deru mesin motor terdengar, secepat kilat Yasmin memacu kendaraan roda dua tersebut kembali ke istana mewah Harisson.Sesampainya di kediaman megah yang ramai banyak orang, Yasmin segera mengayunkan langkah menuju lantai dua di mana kamar si tuan muda berada.Kedua kakinya terasa diganduli beban berat, meski ingin cuek tapi tak dapat dipungkiri kalau ia takut kalau si tuan muda mesum akan memecatnya."Ya Tuhan, jangan buat aku jadi pengangguran. Hutang aku ke koperasi simpan pinjam belum lunas, bukan masalah t
TOPI GAYUNGTangan Yasmin gemetaran memegang benda plastik berwarna merah muda, yang tidak lain adalah sebuah gayung yang sudah dimodifikasi menjadi sebuah topi yang memiliki tali pada sisi kanan dan kirinya."Jangan suruh saya pakai ini, Tuan! Please ... ganti pakai hukuman lain, deh. Besok saya bawain es teler, kalau perlu si abangnya saya bawa ke mari, suruh racik es telernya di mari. Gimana, Tuan."Gagah yang tak berhenti tertawa, pun menggeleng."Pakai!" titahnya langsung membuat wajah Yasmin semakin pucat."Tuan, jangan!""Pakai!""Ah, Tuan, jangan! Ah, jangan Tuan, awwww sakiiitt."Yasmin mengelus puncak kepalanya yang dijitak oleh Gagah gara-gara desahannya yang menyebalkan tadi."Ah-uh, ah-uh, dasar nona gayung. Tar dikira pembaca, aku ngapa-ngapain kamu.""Ya, Tuan. Jangan suruh sayaâ""Pakai, buruan! Kalau enggak, habis pesta kamu kemasi pakaian dan pulang ke rumah kamu, jangan ada di rumah ini lagi.""Ja-jangan, dong, Tuan!""Ya udah pakai, cepetan!""I-iya."