INSIDEN ES TELER
"Siapa yang merekrutnya? Emm, siapa namanya pelayan baru ini?"Rahayu yang menangkap gelagat tidak baik di antara Yasmin dan tuan muda, menjawab pertanyaan Gagah dengan suara berat. "Saya yang rekrut, Mas. Namanya Yasmin Syahriani.""Sebagai apa dia di sini?""Masih training, Mas. Rencana ditugaskan untuk bagian laundry."Gagah melipat kedua tangannya di depan dada, matanya memicing pada sosok Yasmin yang mati kutu dengan wajah pucat pasi."Gak cocok dia di laundry.""Baiknya ditempatkan di mana, Mas? Biar saya nanti atur ulang sesuai dengan perintah Mas.""Dia itu bagusnya jadi bodyguard atau security dengan senjata bukan pentungan, tapi ... gayung," jawab Gagah seenaknya seraya berlalu masuk meninggalkan Rahayu dan pelayan lainnya yang melongo kebingungan menatap bergantian ke arah si tuan muda dan Yasmin yang cemberut.Sepeninggal Gagah, Yasmin mengepalkan kedua tangannya. Dalam hati ia merutuk ledekan yang dilontarkan si tuan muda barusan.Dasar tuan muda mesum! Kalau aja lu bukan anak majikan, udah gue sumpel mulut lu pake celemek yang gue pake ini, aarrgh!"Kamu ada masalah dengan tuan muda, Yas?" tanya Rahayu serius penuh selidik.Yasmin menggeleng ragu. "Eng-enggak, Bu Ayu.""Serius?""Iya, Bu. Sumpah deh beneran aku gak bo'ong.""Jangan sampai kamu buat masalah, Yas.""I-iya, Bu Ayu. Percaya sama aku.""Musrik saya percaya sama kamu, Yas!""Hehehe, Ibu bisa aja.""Tapi beneran ya, kamu dan tuan muda sebelumnya tidak pernah ketemu atau pernah bertemu tapi kamu berbuat yang aneh-aneh sama tuan muda.""Sumvah anna zuzur, Bu Ayu.""Halah kamu ini, ya sudah kamu kembali bekerja! Ayo yang lainnya juga kembali bekerja."Semua pelayan bubar dan berjalan memasuki rumah, begitu juga dengan Yasmin yang melangkah beriringan dengan Suci."Ya ampun, Yas, ini hati gue berdenyut waktu disapa tuan muda. Apalagi waktu doi senyum, gila itu bibirnya basah bikin bibir gue senad senud!""Ah dasar murahan, lu. Otak lu mesum, sama kaya si tuan muda itu.""Maksud lo, Yas? Tuan muda mesum? Memangnya sebelumnya lo pernah ketemu sama doi?""Iya, dia nerobos masuk ke bilik toilet di mana gue baru selesai buang hajat. Gue baru aja naikin kancut dan baru mau nurunin rok mini seragam kerja gue. Sialan, 'kan, tuh si tuan muda mesum! Abis dia gue pukulin pakai gayung."Suci yang tercengang menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan, ia menahan tubuh Yasmin agar berhenti sejenak karena dia merasa tidak percaya dengan pernyataan Yasmin barusan."Seriusan, lo?""Iyalah, masa iya gue ngadi-ngadi! Gue masih gedek, tapi worry jadinya sekarang seudah tahu dia ternyata jadi majikan gue, amsyiong!""Wah-wah, bahaya ini, Yas! Lo bisa-bisa dipecat gak terhormat, jadi pengangguran lo."Yasmin memutar bola matanya, kemudian ia mentoyor kepala Suci yang usianya sebaya dengannya."Lu kalau ngemeng jangan yang jelek-jelak, napa, Suciiiii! Biar kata gue gedeg sama si tuan muda mesum, tapi gue butuh kerjaan ini. Secara biar kata jabatan gue cuma jongos, tapi gaji di sini lumayan dibanding jadi pelayan cafe. Gue punya cicilan ke koperasi simpan pinjam pake jaminan ijazah SMA gue.""Hutang apaan?""Hutang bekas judi bokap. Bokap gue mati bukannya ninggalin warisan ... ini malah ninggalin hutang, sial banget kan nasib gue."Suci cengengesan dan kemudian menggamit lengan Yasmin dan melanjutkan langkah menuju kantor mereka alias dapur.🍁Hari ini semua orang di rumah megah keluarga Harisson tampak sangat sibuk, mereka sedang sibuk mempersiapkan segala keperluan untuk acara pesta penyambutan tuan muda yang baru kembali dari luar negeri.Penyambutan dilakukan bukan tanpa alasan, semua dilakukan karena Gagah yang awalnya seorang pemalas yang tidak peduli pada bisnis keluarga tiba-tiba mengajukan diri untuk terjun dalam pekerjaan dengan syarat ia harus mengunjungi negara Israel demi bisa melihat burung Hud-hud dari dekat. Syarat yang aneh bukan?"Pastikan semua tidak ada masalah! Meski hidangan yang disajikan dihandle oleh pihak restoran kesukaan keluarga, tapi nyonya besar tidak mau satu orang pun dari restoran tersebut standby di dapur untuk mengatur sajiannya. Pelayan dari restoran hanya ditempatkan di depan untuk melayani tamu undangan, kalian mengerti?" Rahayu memimpin rapat pelayan di sebuah ruangan yang merupakan sebuah ruang makan khusus bagi para pekerja di rumah tersebut."Mengerti, Bu Ayu," jawab keenam pegawai kompak."Ok, good. Ini ada seragam yang wajib kalian pakai malam nanti, ingat rambut jangan ada yang digerai, semua wajib dicepol. Makeup harus natural, jangan menor nanti kalian disangka ondel-ondel."Riuh rendah tawa memecah hening, Rahayu yang tegas tapi santai pun turut terkekeh dengan guyonan selingan yang barusan terlontar."Ini seragam kalian, ambil dengan tertib jangan berebut! Ada namanya kok, sesuai dengan size.""Baik, Bu Ayu.""Oh iya, setelah dapat seragam kalian langsung bersiap, maksimal satu jam dari sekarang semua harus sudah standby lagi di ruangan ini, kalian paham?""Paham, Bu Ayu.""Good!"Setelah memastikan semua OK, Rahayu kemudian meninggalkan ruangan untuk mengecek persiapan di luar.Yasmin yang sudah mendapatkan seragam lantas mengajak Suci teman sekamarnya untuk segera naik ke kamar mereka, keluar dari ruangan keduanya berjalan melewati dapur menuju tangga yang terletak di samping pintu kaca yang menghadap ke halaman belakang.Tapi belum mereka menaiki anak tangga tiba-tiba di ambang pintu dapur seseorang memanggil Yasmin."Ya ampun itu tuan muda," pekik Suci pelan mencolek-colek lengan Yasmin."Emang tuan muda, mata gue belum rabun.""Mau apa si tuan tamvan manggil elo, Yas?""Meneketehe, huh!"Yasmin dengan enggan berjalan ke arah Gagah yang sedang berdiri bersandar di pilar."Gue wakilin, Yas, kalau emang lo kagak mau," ucap Suci dengan polosnya.Yasmin masa bodo dengan ocehan rekan kerjanya itu, ia memasang wajah tenang meski sebenarnya yang terjadi jantung Yasmin dag-dig-dug dweeerr takut Gagah memecatnya gara-gara insiden waktu itu."Duh, jalan kamu kok lelet banget sih, Min!"Ah, sialan emang ya si tuan muda mesum ini. Ngoceh mulu bisanya, kamvret!"Maaf, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?""Aku haus, tolong bikinin aku minuman segar, dong!"Mendengar perintah bodoh Gagah, membuat mata Yasmin melotot sempurna."Kenapa kamu melotot? Kamu gak suka aku suruh-suruh?""Maaf, Tuan. Saya kaget, kirain Tuan mau nyuruh apa, ternyata cuma mau minta minum.""Iya, aku haus banget. Es teler dengan alpukat, kelapa muda, dan nangka satu ya, anter ke kamar aku!""Apa? Es teler? Di kulkas adanya soft drink, jus kemasan, dan sirup—""Maksimal 20 menit, es teler yang aku mau tadi harus sudah ada di kamar."Gagah ngeloyor pergi dengan wajah menyeringai jahil, tawa tanpa suaranya tercipta sesaat setelah berbalik badan karena merasa tergelitik melihat mimik bingung Yasmin."Buruan kamu, Mimin! JANGAN BENGONG!" teriak Gagah sebelum ia memasuki ruang tengah.Yasmin menepuk jidatnya yang lumayan lebar, ia sadar betul permintaan tuan mudanya itu hanya akal-akalan agar bisa mengerjainya.Maman-Mimin, Maman-Mimin, seenaknya aja manggil gue asal. Huh! Awas lu tuan muda mesum, suatu hari nanti bakalan gue balas! Jangan sebut gue Yasmin kalau kagak bisa bikin elu kapok ngerjain gue.Tidak ingin membuang waktu, Yasmin langsung tancap gas mencari apa yang dimau Gagah, setelah sebelumnya menitipkan seragam pada Suci.Sesampainya di garasi, Yasmin menaiki dan memacu motor matic yang menjadi kendaraan operasional sehari-hari.Lima menit kemudian, Yasmin sampai di jalan raya besar. Laju kendaraan mulai dikurangi demi bisa menemukan tukang es teler. Beruntung di pertigaan jalan, penjual yang dicari pun terlihat.Yasmin menepi dan turut mengantri, dalam penantian wanita itu harap-harap cemas karena ia lihat toples-toples dalam gerobak sudah tinggal sedikit isinya."Duh, kebagian gak, ya?" gumam Yasmin kembali melirik ke kaca gerobak.Hingga sepuluh menit kemudian, ia sampai pada barisan pertama."Tinggal seporsi, Neng.""Pas, Bang. Bungkus!""Oke."Di saat si penjual es teler sedang sibuk meracik pesanannya, Yasmin tiba-tiba menjerit histeris karena lupa membawa uang."Boleh ngutang dulu gak, Bang?"Si penjual tidak menjawab, ia malah menunjuk sebuah stiker yang menempel di kaca samping gerobak persis tepat di depan mata Yasmin.Dengan lemas Yasmin membaca tulisan di stiker tersebut. "HARI INI BAYAR, BESOK NGUTANG!""Tungguin deh, Bang! Aku ambil duit dulu.""Telat, Neng. Ni es telernya udah ada yang booking, noh ibu hamil di belakang Neng tadi waiting list ke temen saya, pas saya lagi bikinin buat Neng. Besok aja lagi ke sini, jangan lupa bawa duit!"Dengkul Yasmin seketika lemas, ia menggaruk-garuk kepalanya dan tanpa malu ia berteriak, "TIDAAAAAAAAKKKK! Kamu kejam, Rhomaaaaaa!"MAAF, YASMIN!"Yasmin bego, begooo! Kok bisa mau beli tapi gak bawa hepeng, kan jadinya amsyiong." Saking kesalnya pada diri sendiri, Yasmin sampai menjitak kepalanya berkali-kali.Gontai ia berjalan menuju motor, terbayang wajah songong si tuan muda mesum. Bergidiklah Yasmin sembari mengusap tengkuk, pasti dia akan kena marah lelaki itu karena kembali dengan tangan kosong."Bodo amat, ah! Palingan dia ngoceh, dengerin aja masuk kuping keluar dari pantat," sungutnya lagi.Deru mesin motor terdengar, secepat kilat Yasmin memacu kendaraan roda dua tersebut kembali ke istana mewah Harisson.Sesampainya di kediaman megah yang ramai banyak orang, Yasmin segera mengayunkan langkah menuju lantai dua di mana kamar si tuan muda berada.Kedua kakinya terasa diganduli beban berat, meski ingin cuek tapi tak dapat dipungkiri kalau ia takut kalau si tuan muda mesum akan memecatnya."Ya Tuhan, jangan buat aku jadi pengangguran. Hutang aku ke koperasi simpan pinjam belum lunas, bukan masalah t
TOPI GAYUNGTangan Yasmin gemetaran memegang benda plastik berwarna merah muda, yang tidak lain adalah sebuah gayung yang sudah dimodifikasi menjadi sebuah topi yang memiliki tali pada sisi kanan dan kirinya."Jangan suruh saya pakai ini, Tuan! Please ... ganti pakai hukuman lain, deh. Besok saya bawain es teler, kalau perlu si abangnya saya bawa ke mari, suruh racik es telernya di mari. Gimana, Tuan."Gagah yang tak berhenti tertawa, pun menggeleng."Pakai!" titahnya langsung membuat wajah Yasmin semakin pucat."Tuan, jangan!""Pakai!""Ah, Tuan, jangan! Ah, jangan Tuan, awwww sakiiitt."Yasmin mengelus puncak kepalanya yang dijitak oleh Gagah gara-gara desahannya yang menyebalkan tadi."Ah-uh, ah-uh, dasar nona gayung. Tar dikira pembaca, aku ngapa-ngapain kamu.""Ya, Tuan. Jangan suruh saya—""Pakai, buruan! Kalau enggak, habis pesta kamu kemasi pakaian dan pulang ke rumah kamu, jangan ada di rumah ini lagi.""Ja-jangan, dong, Tuan!""Ya udah pakai, cepetan!""I-iya."
SENJATA MAKAN TUANYasmin menatap sajian menu sarapan berobat pencahar di hadapan dengan tatapan ngeri, tak mungkin dirinya berterus terang karena itu sama saja bunuh diri. Kariernya sebagai jongos keluarga yang murah hati akan timit alias tamat, dan ia tidak mau hal itu terjadi."Kenapa gak dimakan? Jangan bilang kamu kenyang, karena pelayan di rumah ini jam sarapannya sudah dijadwal Bu Rahayu yaitu setengah jam lagi."Yasmin bergeming menelan saliva, keringat yang tak henti mengucur disekanya dengan telapak tangan."Woii, Mimin! Kok bengong?""Eh maaf, Tuan. Saya ... saya sebenarnya lagi diet karbo." Yasmin mengeles."Diet mau ngecilin apa? Badan tipis kaya lidi kaya gitu, sok-sok'an diet. Udah, ah, jangan banyak alasan ayo buruan makan! Aku niat baik loh, sengaja suruh kamu masak sarapan ya untuk diri kamu sendiri. Aku mau memastikan semua yang bekerja di rumah ini cukup gizi, gak kaya kamu peot."Gagah tidak tinggal diam, ia langsung mengambil sendok lalu menyiduk nasi gore
"Yang bersih!" perintah Gagah di ambang pintu kamar mandi."Iya-iya, ini tinggal finishing.""Awas kalau masih ada bau atau ceceran tisu, aku bakal suruh kamu bersihin ulang toiletnya. Kamu paham?""Iya-iya ....""Good!"Gagah yang diburu waktu karena hari itu sudah mulai ngantor, pun kemudian bergegas mandi di kamar mandi yang ada di kamar tamu. Setengah jam kemudian ia kembali dalam kondisi segar, bertelanjang dada dengan handuk melilit di pinggangnya.Di saat lelaki itu hendak memasuki ruang wadrobe yang letaknya di samping kamar mandi, Yasmin muncul dengan menenteng kantong kresek hitam berisi tisu bekas ceboknya kemarin.Melihat tuan mudanya dengan penampilan yang tak biasa, membuat Yasmin melongo terpana. Dada bidang, perut sixpack, serta rambut gondrong Gagah yang biasa terikat tapi kini terurai basah membuatnya meneguk saliva."Apa kamu lihat-lihat? Memangnya aku pisang!" Gagah mentoyor dahi Yasmin dengan jari telunjuk saat melintas."Eh ... hah, pisang? Saya monyet, dong!""H
Gagah mengempaskan diri di atas sofa di dalam kamarnya, melepas lelah setelah seharian dibuat pusing oleh kelakuan Claudia yang agresif sehingga membuatnya sulit untuk menghindar.Wanita yang usianya dibawah 1 tahun dibawahnya itu akhirnya ia terima sebagai sekretaris, keputusan tersebut terpaksa diambil karena desakan sang ayah yang merasa tidak enak pada sahabatnya.Mengingat kembali sosok Claudia membuat kepala Gagah berdenyut, ia memijat pelipisnya berharap setelahnya merasa enakan. Usahanya tak berhasil, karena semakin lama moodnya turun.Untuk memulihkan perasaannya yang suntuk, Gagah memutuskan menelepon Rahayu dan meminta dibuatkan minuman hangat entah air manis atau wedang jahe.Melalui saluran interkom ia bicara pada kepala pelayan, setelah itu ia beranjak dari sofa dan berpindah ke atas ranjang. Tak lama pintu diketuk, enggan bangun dari posisinya yang pewe, Gagah meminta seseorang yang pasti pelayan itu untuk masuk tapi dengan suara yang pelan.Tok ... tok ... tok!Suara k
Tuan Muda Mesum - 8By: Anieda TannishaGagah duduk di atas closet yang tertutup pada bagian atasnya, tatapannya tajam mengikuti gerak tubuh Yasmin yang sedang mengambil keperluan untuk membersihkan oli di kakinya. Setelah semuanya siap, wanita itu berjongkok."Yang bener aja kamu, Mimin! Masa iya pakai rok gitu mau jongkok di depan aku, emang dasar kamu itu, ya." Seolah belum hilang kekesalan di hati Gagah, sehingga apa pun yang dilakukan Yasmin selalu saja salah di matanya."Terus saya harus gimana, Tuan?""Kayang! Ya duduklah, Mimin gayung! Ambil bangku kecil.""Ba-baik, Tuan, kalau gitu saya permisi dulu," pamit Yasmin segera melesat mengambil benda yang disebutkan tuan muda tadi.Melihat tingkah pelayannya yang oon, Gagah geleng-geleng kepala. Sebenarnya Rahayu juga patut disalahkan atas insiden ini, tapi lelaki itu segan jika harus mengomeli wanita paruh baya tersebut hanya gara-gara hal sepele begitu, banyaknya jasa Rahayu membuatnya maklum dan meluapkan kekesalannya pada Yasmi
Tuan Muda Mesum - 9By: Anieda TannishaMelihat tuan mudanya murka seperti itu, Yasmin mengambil jurus langkah seribu meski tidak tahu apa kesalahannya. Sesampainya di dapur ia langsung menenangkan diri dengan duduk di bangku, mengatur napas yang tersengal."Lo kenapa, Yas? Kaya abis ngelihat hantu.""Lebih nyeremin dari lihat jurig, Ci. Gue habis diamuk tuan muda mesum," keluh Yasmin seraya mengulurkan tangan menunjuk dispenser dan mengelus tenggorokannya.Suci yang paham kalau temannya itu kehausan, pun segera mengambilkan minum. Dalam sekejap air dingin dalam gelas kaca yang besar tandas oleh Yasmin."Lo bikin salah apa sampai si tuan muda tamvan ngamuk?""Au, gue juga herman eh heran.""Mustahil kalau gak ada sebabnya, Yas.""Jadi gini ... pan dia tadi interkom gue waktu di laundry, katanya tolong bikinin jus jeruk pakai pencahar dan segera bawa ke kamarnya. Nah pas gue bawain tu minuman, eh ternyata di kamarnya ada cewek cakep sih tapi sayangnya tu cewek pake baju kurang bahan, r
Tuan Muda Mesum - 10By: Anieda TannishaTidak mau kecolongan setelah semalam gagal bertemu dengan sang tuan muda karena lelaki itu pulang saat malam sudah larut, pagi itu Yasmin bergegas ke kamar Gagah. Setelah mengetuk-ngetuk pintu beberapa kali tapi yang ingin ditemui tak kunjung membukakan pintu, akhirnya Yasmin memutuskan untuk turun dan kembali ke dapur.Sesampainya di sana, tampak Rahayu sedang menuangkan air panas ke dalam cangkir berisi bubuk minuman coklat instan. Melihat Yasmin datang, wanita itu kemudian memanggilnya."Kamu lagi sibuk gak?" tanya Rahayu."Enggak, Bu, saya belum mulai karena belum sarapan, hehe.""Kalau gitu tolong antar coklat panas dan bolu pisang ini ke belakang, tuan muda lagi berenang."Mendengar nama tuan muda disebut, wajah Yasmin semringah kemudian dengan semangat'45 ia mengangkat nampan yang sudah siap ke tempat yang disebutkan.Bu Rahayu anteng-anteng aja, berarti si tuan muda mesum itu belum bilang apa-apa. Duh semoga setelah gue minta maaf, dia