TOPI GAYUNG
Tangan Yasmin gemetaran memegang benda plastik berwarna merah muda, yang tidak lain adalah sebuah gayung yang sudah dimodifikasi menjadi sebuah topi yang memiliki tali pada sisi kanan dan kirinya."Jangan suruh saya pakai ini, Tuan! Please ... ganti pakai hukuman lain, deh. Besok saya bawain es teler, kalau perlu si abangnya saya bawa ke mari, suruh racik es telernya di mari. Gimana, Tuan."Gagah yang tak berhenti tertawa, pun menggeleng."Pakai!" titahnya langsung membuat wajah Yasmin semakin pucat."Tuan, jangan!""Pakai!""Ah, Tuan, jangan! Ah, jangan Tuan, awwww sakiiitt."Yasmin mengelus puncak kepalanya yang dijitak oleh Gagah gara-gara desahannya yang menyebalkan tadi."Ah-uh, ah-uh, dasar nona gayung. Tar dikira pembaca, aku ngapa-ngapain kamu.""Ya, Tuan. Jangan suruh saya—""Pakai, buruan! Kalau enggak, habis pesta kamu kemasi pakaian dan pulang ke rumah kamu, jangan ada di rumah ini lagi.""Ja-jangan, dong, Tuan!""Ya udah pakai, cepetan!""I-iya."Dengan terpaksa dan dalam kondisi di bawah ancaman akhirnya Yasmin memakai gayung tersebut ke kepala dan kemudian menyimpulkan tali di kedua sisinya, hal itu membuat Gagah tertawa terbahak-bahak.Cekrek! Cekrek!Yasmin diam saja ketika si tuan muda mengambil gambar dirinya beberapa kali, dia pasrah dengan apa yang akan terjadi sebentar lagi yang jelas buatnya asal jangan sampai dipecat."Sudah sana kamu turun ke bawah!""Ba-baik, Tuan." Gontai Yasmin melangkah meninggalkan sang tuan muda yang puas mengerjainya.Di dalam hati wanita itu merutuk kedzaliman Gagah padanya, ia memiliki dendam yang ingin dibalaskan pada suatu hari nanti."Tunggu!"Langkah Yasmin langsung terhenti ketika baru menuruni anak tangga yang pertama, ia menoleh kepada Gagah yang berjalan mendekat ke arahnya."Ada apa lagi, Tuan?" Yasmin tampak menghela napas."Kamu boleh melepaskan topi gayung itu, dengan syarat."Yaelah hidup si tuan muda mesum ini penuh dengan syarat, kamvret memang manusia satu ini.Yasmin bergeming, ia menunggu si tuan muda melanjutkan ucapannya."Kamu gak nanya syarat apa?""Saya menunggu Tuan sebutkan syaratnya.""Oke, sebagai gantinya, besok pagi buatin saya sarapan istimewa. Menunya terserah kamu yang penting enak dan higienis, kamu paham?"Mendengar syarat yang diajukan sangat ringan dan mudah baginya, wajah Yasmin seketika berubah menjadi semringah. Ia kemudian mengangguk mantap seraya menyunggingkan senyuman."Siap, Tuan!""Antar sarapan itu ke kamar, jangan terlalu pagi dan jangan juga terlalu siang.""Wokeh, Tuan. Siap saya laksanakan.""Ya sudah, turun cepat! Bekerja yang benar, jangan buat masalah.""Baik, Tuan. Terima kasih."Dengan gerakan cepat Yasmin melepas topi gayung dan kemudian turun dengan tergesa takut Bu Rahayu memarahinya.Gayung di tangan ia simpan di tempat yang aman, lalu secepat kilat ia melesat ke tempat di mana ia bertugas. Menyiapkan soft drink ke gelas-gelas berkaki tinggi, agar pelayan dari restoran mudah dan cepat mengambil untuk kemudian disuguhkan kepada para tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut.Pesta penyambutan berlangsung meriah dan semarak dengan hadirnya penyanyi wanita ibu kota yang cukup terkenal, suara merdunya mendayu-dayu mengalunkan syair indah.Dengan iringan gitar akustik, wanita berambut sebahu yang tengah duduk di atas panggung rendah itu terus bernyanyi menghibur semua orang yang berada di pesta.Tamu undangan yang berasal dari kalangan kaum tajir mulai berdatangan, menyalami Bimo Harisson—tuan besar—dan Gagah. Setelahnya Bimo mengajak mereka berbincang sekilas tentang terjunnya Gagah dalam bisnis keluarga."Bila putra saya sudah menguasai semua bidang, maka saya akan ambil pensiun," kata Bimo pada relasi yang berada bersamanya."Bapak masih muda, janganlah cepat pensiun," jawab salah seorang berjas abu muda yang usianya di atas Gagah sedikit."Sudah mau masuk 60, saya mau menghabiskan masa tua dengan istri di sebuah tempat yang jauh dari hingar bingar kota.""Papa ingin mengajak mama semedi ke puncak, Pak Bus.""Haha, Anda bisa saja Pak Gagah. Tapi memang bagus sekali niat Pak Bimo, di puncak suasananya tenang dan gak polusi. Bapak dan ibu bisa honeymoon terus.""Halah, Pak Bus ada-ada saja."Tawa mereka berderai, tak lama kemudian tamu tersebut dipersilakan untuk mencicipi hidangan yang telah disediakan. Pesta kebun yang mengusung konsep standing party itu didukung oleh cuaca malam yang cerah, semesta seolah turut bahagia tak menunjukkan adanya tanda-tanda akan turun hujan.Selain keluarga Harisson dan tamu undangan, sukacita juga dirasakan oleh seluruh pekerja yang turut andil dalam mensukseskan acara. Bimo yang sedang berbahagia tanpa disangka memberikan bonus berupa uang cash masing-masing senilai lima ratus ribu rupiah.Usai acara semua pelayan di bawah Rahayu tampak duduk manis di dalam ruang makan, mereka melepas lelah sambil menikmati makan malam yang kemalaman."Sering-sering dagh ngadain acara pesta penyambutan tuan muda, biar Tuan Bimo sering juga kasih angpao, hehe," kelakar Yasmin seraya menciumi amplop putih di tangan."Haha, iya, Yas. Coba tuan dan nyonya punya anak cowok lagi," ujar Suci."Sayang mereka cuma punya satu anak lelaki," timpal pelayan lain yang usianya di atas Yasmin dan Suci."Oh gitu, aku kok gak tahu menahu soal keluarga Harisson ini. Gak ada foto keluarga besar dipajang, biasanya kan kalau orang kaya suka gitu. Bejejer rapi pakai baju mahal dengan pose keren.""Dulu ada, tapi—""Kalau kalian sudah selesai makan, cepat istirahat!" potong Rahayu di ambang pintu.Semuanya seketika diam, Yasmin melirik Suci yang mengangkat bahunya tanda bahwa dirinya tidak tahu menahu tentang kisah foto keluarga yang tadinya ada tapi sekarang jadi tiada.🍁Keesokan harinya ....Pagi-pagi Yasmin sudah sibuk di dapur, ia sedang membuat sarapan untuk tuan mudanya sebagai pengganti syarat topi gayung semalam.Gadis itu tampak senyum-senyum sendiri, rupanya ia memiliki sebuah rencana untuk membalas dendam pada tuan muda dengan sarapan buatannya."Apa dibikin, Yas? Sejak kapan kamu bertugas di dapur?" tanya Rahayu."I-ini, Bu Ayu, tuan muda minta aku bikinin sarapan."Rahayu menoleh ke arah Yasmin, dengan penuh selidik ia kembali bertanya, "Ibu yakin, kamu dan tuan muda ada sesuatu. Jawab jujur, sebenarnya ada masalah apa kamu dengan Mas Gagah? Ibu kenal betul siapa dia, dia itu gak akan sembarangan nyuruh orang untuk menyiapkan segala keperluannya apalagi untuk urusan perutnya.""Duh, Bu Ayu, kan udah aku bilang gak ada apa-apa. Ini cuma kebetulan aja kali, tuan muda minta dibikinin sarapan pas aku lagi ngambil cucian kotor di depan kamarnya."Bergegas Yasmin menuangkan nasi goreng lengkap dengan toping telur mata sapi ke atas piring keramik, hal itu ia lakukan demi bisa menghindar dari cecaran Rahayu."Aku permisi dulu, Bu Ayu, tuan muda udah nungguin," pamit Yasmin sembari mengangkat nampan.Sesampainya di depan kamar Gagah, ia mengetuk pintu. Cukup lama Yasmin memanggil tuan mudanya."Kamu ngapain?" tanya Gagah setengah sadar, lalu menguap lebar membuat Yasmin langsung menutup hidungnya."Tuan, kalau nguap itu ditutup. Nanti setan masuk.""Mustahil bisa masuk, orang setannya gede gitu bawa nampan lagi."Mendengar ucapan Gagah, Yasmin mengerucutkan bibirnya."Sarapannya saya taruh di mana, Tuan?""Sini bawa masuk, taruh di atas meja sana."Yasmin menurut, setelah ditaruh ia kemudian berpamitan tapi niatnya itu dicegah oleh Gagah."Kenapa saya gak boleh pergi?" tanya Yasmin heran."Boleh pergi, setelah sarapan.""Apa?" Mata Yasmin membulat sempurna."Bolot! Kamu boleh pergi, tapi setelah sarapan."Secepat kilat Yasmin menggeleng, ia menutup mulutnya rapat-rapat dengan kedua tangannya.Apa jadinya jika dia harus menyantap nasi goreng dan jeruk peras hangat yang telah diberi obat pencahar?"Saya tidak mau, Tuan! Itu sarapan buat Tuan saja," tolak Yasmin dengan wajah ketakutan.Gagah yang curiga pada gerak gerik Yasmin pun tak tinggal diam, ia menarik lengannya dan mendudukkan gadis itu di kursi putar yang menghadap ke meja."Makan atau aku minta Bu Rahayu untuk memecatmu," ancam Gagah disambut keringat dingin yang mengucur deras di kening dan leher Yasmin.Walah, tulung-tulung!SENJATA MAKAN TUANYasmin menatap sajian menu sarapan berobat pencahar di hadapan dengan tatapan ngeri, tak mungkin dirinya berterus terang karena itu sama saja bunuh diri. Kariernya sebagai jongos keluarga yang murah hati akan timit alias tamat, dan ia tidak mau hal itu terjadi."Kenapa gak dimakan? Jangan bilang kamu kenyang, karena pelayan di rumah ini jam sarapannya sudah dijadwal Bu Rahayu yaitu setengah jam lagi."Yasmin bergeming menelan saliva, keringat yang tak henti mengucur disekanya dengan telapak tangan."Woii, Mimin! Kok bengong?""Eh maaf, Tuan. Saya ... saya sebenarnya lagi diet karbo." Yasmin mengeles."Diet mau ngecilin apa? Badan tipis kaya lidi kaya gitu, sok-sok'an diet. Udah, ah, jangan banyak alasan ayo buruan makan! Aku niat baik loh, sengaja suruh kamu masak sarapan ya untuk diri kamu sendiri. Aku mau memastikan semua yang bekerja di rumah ini cukup gizi, gak kaya kamu peot."Gagah tidak tinggal diam, ia langsung mengambil sendok lalu menyiduk nasi gore
"Yang bersih!" perintah Gagah di ambang pintu kamar mandi."Iya-iya, ini tinggal finishing.""Awas kalau masih ada bau atau ceceran tisu, aku bakal suruh kamu bersihin ulang toiletnya. Kamu paham?""Iya-iya ....""Good!"Gagah yang diburu waktu karena hari itu sudah mulai ngantor, pun kemudian bergegas mandi di kamar mandi yang ada di kamar tamu. Setengah jam kemudian ia kembali dalam kondisi segar, bertelanjang dada dengan handuk melilit di pinggangnya.Di saat lelaki itu hendak memasuki ruang wadrobe yang letaknya di samping kamar mandi, Yasmin muncul dengan menenteng kantong kresek hitam berisi tisu bekas ceboknya kemarin.Melihat tuan mudanya dengan penampilan yang tak biasa, membuat Yasmin melongo terpana. Dada bidang, perut sixpack, serta rambut gondrong Gagah yang biasa terikat tapi kini terurai basah membuatnya meneguk saliva."Apa kamu lihat-lihat? Memangnya aku pisang!" Gagah mentoyor dahi Yasmin dengan jari telunjuk saat melintas."Eh ... hah, pisang? Saya monyet, dong!""H
Gagah mengempaskan diri di atas sofa di dalam kamarnya, melepas lelah setelah seharian dibuat pusing oleh kelakuan Claudia yang agresif sehingga membuatnya sulit untuk menghindar.Wanita yang usianya dibawah 1 tahun dibawahnya itu akhirnya ia terima sebagai sekretaris, keputusan tersebut terpaksa diambil karena desakan sang ayah yang merasa tidak enak pada sahabatnya.Mengingat kembali sosok Claudia membuat kepala Gagah berdenyut, ia memijat pelipisnya berharap setelahnya merasa enakan. Usahanya tak berhasil, karena semakin lama moodnya turun.Untuk memulihkan perasaannya yang suntuk, Gagah memutuskan menelepon Rahayu dan meminta dibuatkan minuman hangat entah air manis atau wedang jahe.Melalui saluran interkom ia bicara pada kepala pelayan, setelah itu ia beranjak dari sofa dan berpindah ke atas ranjang. Tak lama pintu diketuk, enggan bangun dari posisinya yang pewe, Gagah meminta seseorang yang pasti pelayan itu untuk masuk tapi dengan suara yang pelan.Tok ... tok ... tok!Suara k
Tuan Muda Mesum - 8By: Anieda TannishaGagah duduk di atas closet yang tertutup pada bagian atasnya, tatapannya tajam mengikuti gerak tubuh Yasmin yang sedang mengambil keperluan untuk membersihkan oli di kakinya. Setelah semuanya siap, wanita itu berjongkok."Yang bener aja kamu, Mimin! Masa iya pakai rok gitu mau jongkok di depan aku, emang dasar kamu itu, ya." Seolah belum hilang kekesalan di hati Gagah, sehingga apa pun yang dilakukan Yasmin selalu saja salah di matanya."Terus saya harus gimana, Tuan?""Kayang! Ya duduklah, Mimin gayung! Ambil bangku kecil.""Ba-baik, Tuan, kalau gitu saya permisi dulu," pamit Yasmin segera melesat mengambil benda yang disebutkan tuan muda tadi.Melihat tingkah pelayannya yang oon, Gagah geleng-geleng kepala. Sebenarnya Rahayu juga patut disalahkan atas insiden ini, tapi lelaki itu segan jika harus mengomeli wanita paruh baya tersebut hanya gara-gara hal sepele begitu, banyaknya jasa Rahayu membuatnya maklum dan meluapkan kekesalannya pada Yasmi
Tuan Muda Mesum - 9By: Anieda TannishaMelihat tuan mudanya murka seperti itu, Yasmin mengambil jurus langkah seribu meski tidak tahu apa kesalahannya. Sesampainya di dapur ia langsung menenangkan diri dengan duduk di bangku, mengatur napas yang tersengal."Lo kenapa, Yas? Kaya abis ngelihat hantu.""Lebih nyeremin dari lihat jurig, Ci. Gue habis diamuk tuan muda mesum," keluh Yasmin seraya mengulurkan tangan menunjuk dispenser dan mengelus tenggorokannya.Suci yang paham kalau temannya itu kehausan, pun segera mengambilkan minum. Dalam sekejap air dingin dalam gelas kaca yang besar tandas oleh Yasmin."Lo bikin salah apa sampai si tuan muda tamvan ngamuk?""Au, gue juga herman eh heran.""Mustahil kalau gak ada sebabnya, Yas.""Jadi gini ... pan dia tadi interkom gue waktu di laundry, katanya tolong bikinin jus jeruk pakai pencahar dan segera bawa ke kamarnya. Nah pas gue bawain tu minuman, eh ternyata di kamarnya ada cewek cakep sih tapi sayangnya tu cewek pake baju kurang bahan, r
Tuan Muda Mesum - 10By: Anieda TannishaTidak mau kecolongan setelah semalam gagal bertemu dengan sang tuan muda karena lelaki itu pulang saat malam sudah larut, pagi itu Yasmin bergegas ke kamar Gagah. Setelah mengetuk-ngetuk pintu beberapa kali tapi yang ingin ditemui tak kunjung membukakan pintu, akhirnya Yasmin memutuskan untuk turun dan kembali ke dapur.Sesampainya di sana, tampak Rahayu sedang menuangkan air panas ke dalam cangkir berisi bubuk minuman coklat instan. Melihat Yasmin datang, wanita itu kemudian memanggilnya."Kamu lagi sibuk gak?" tanya Rahayu."Enggak, Bu, saya belum mulai karena belum sarapan, hehe.""Kalau gitu tolong antar coklat panas dan bolu pisang ini ke belakang, tuan muda lagi berenang."Mendengar nama tuan muda disebut, wajah Yasmin semringah kemudian dengan semangat'45 ia mengangkat nampan yang sudah siap ke tempat yang disebutkan.Bu Rahayu anteng-anteng aja, berarti si tuan muda mesum itu belum bilang apa-apa. Duh semoga setelah gue minta maaf, dia
Untuk menyambut tuan muda, para pelayan sudah berjejer rapi di teras. Mereka menunduk sebagai tanda penghormatan, meski sosok yang ditunggu belum juga muncul."Duh, ngapain sih udah nunduk aja? Kan orangnya belum nongol?" sungut Yasmin menyikut rekan kerja yang berdiri di sampingnya."Ssstt, udah kamu ikutin aja! Kamu itu pelayan baru, jangan bantah apa yang sudah jadi tradisi keluarga ini."Yasmin menggaruk-garuk betis dengan ujung sepatu pantovel hitam yang dipakainya, dalam hati ia merutuk apa yang sedang terjadi kini. Menurutnya apa yang dilakukan semua orang termasuk dirinya adalah perbuatan bodoh, karena tuan muda yang akan disambut belum kelihatan batang hidungnya.Setelah lebih dari 10 menit berdiri, akhirnya deru mobil terdengar dari arah depan dari tempat penyambutan. Suara ucapan selamat datang mulai meramaikan, disusul derap langkah tegap yang semakin jelas.Pria dengan kemeja tangan panjang yang dilipat hingga sikut berwarna abu gelap itu memberi senyum serta menyapa
INSIDEN ES TELER"Siapa yang merekrutnya? Emm, siapa namanya pelayan baru ini?"Rahayu yang menangkap gelagat tidak baik di antara Yasmin dan tuan muda, menjawab pertanyaan Gagah dengan suara berat. "Saya yang rekrut, Mas. Namanya Yasmin Syahriani.""Sebagai apa dia di sini?""Masih training, Mas. Rencana ditugaskan untuk bagian laundry."Gagah melipat kedua tangannya di depan dada, matanya memicing pada sosok Yasmin yang mati kutu dengan wajah pucat pasi."Gak cocok dia di laundry.""Baiknya ditempatkan di mana, Mas? Biar saya nanti atur ulang sesuai dengan perintah Mas.""Dia itu bagusnya jadi bodyguard atau security dengan senjata bukan pentungan, tapi ... gayung," jawab Gagah seenaknya seraya berlalu masuk meninggalkan Rahayu dan pelayan lainnya yang melongo kebingungan menatap bergantian ke arah si tuan muda dan Yasmin yang cemberut.Sepeninggal Gagah, Yasmin mengepalkan kedua tangannya. Dalam hati ia merutuk ledekan yang dilontarkan si tuan muda barusan.Dasar tuan mud