Share

Kepala yang Panas

"Tetapi sekarang … Ayah tidak pernah lagi ingin punya anak laki-laki. Ayah sudah punya menantu yang hebat sepertimu. Dengan adanya kau, Ayah bisa merasakan kesempatan punya seorang putra. Meskipun yah … sangat nakal." Lucas terkekeh di akhir kalimat, sedangkan Zein hanya diam.

Pria itu menahan diri untuk tak tersenyum akan tetapi pada akhirnya dia tersenyum secara hangat, merasa hangat oleh kekehan ringan Lucas. Begini rasanya akrab dengan ayah? Semoga putranya suatu saat nanti merasakan kehangatan ini juga.

"Kau sudah seperti putraku, Nak. Aku tidak memberitahumu karena kau sudah repot oleh kondisi Zahra. Ayah tahu Zahra akhir-akhir ini juga sakit," ucap Lucas dengan nada pelan.

"Aku bisa merawat kalian berdua, Ayah." Zein berkata dengan nada serius.

Namun, Lucas malah tertawa geli. "Tumben. Tak Pak Tua lagi, Nak?"

Zein mendengkus pelan, dia terlihat kesal tetapi ujung-ujungnya tertawa jua. Hingga tak lama, Zahra datang dengan semangkuk sup, buah potong dan segelas air putih.

D
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Itsmii Ellym
kok blm up lagi ya..
goodnovel comment avatar
Endang Sulistyowat
Masih belom up lagi ya thour?
goodnovel comment avatar
nor Ain
pak raka makin tua makin emo ya.. cuba nanya dr hati.. pasti alana jelasin semuanya perasaan gundah psl chat dr enda segala. gengsi merasa selalu benar.. isteri lg hamil lagi2 ngak peka hati dan perasaannya bagaimana.. payahhh bak kata zein.. haissshhh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status