Beranda / Romansa / Tuan Lumpuh, I Love You / Bab 2. Bertemu Tuan Muda Jaden

Share

Bab 2. Bertemu Tuan Muda Jaden

Penulis: Tri Setyorini
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-07 01:53:37

Nenek Miranti membawa Nara ke kamar Jaden, dan saat pintu dibuka, Nara melihat seorang pria dengan kursi rodanya duduk membelakanginya, dia sedang melihat ke arah luar jendela kamarnya.

"Jaden, nenek ingin bicara denganmu."

"Nek, aku sudah katakan jika aku tidak membutuhkan seorang pelayan untuk merawatku! Kenapa Nenek menganggap aku pria lumpuh yang tidak bisa apa-apa?" Pria bernama Jaden itu bicara tanpa melihat pada lawan bicaranya.

"Jaden, nenek mencarikan kamu seorang pelayan bukan karena nenek menganggap kamu tidak bisa apa-apa, tapi agar kamu ada yang memperhatikan lebih baik di sini."

"Tidak perlu ada yang memperhatikanku, Nek, aku bisa mengurus hidupku sendiri."

"Bagaimana kamu bisa mengurus dirimu sendiri? Kamu sendiri saja duduk di kursi roda," ucap Nara tegas.

Nenek Miranti yang mendengar hal itu seketika menoleh pada Nara yang berdiri tepat di sampingnya. Wajah Nara menunjukkan aura dinginnya.

"Siapa kamu berani mengatakan hal itu padaku?" Jaden seketika memutar kursi rodanya dan sekarang Jaden dan Nara saling berhadapan.

"Perkenalkan, nama saya Nara dan saya adalah pelayan pribadi Tuan Muda Jaden."

Sekarang Jaden dan Nara saling berhadapan.

"Cih! Pelayan pribadiku? Aku tidak membutuhkan pelayan pribadi sepertimu."

"Terserah Tuan Muda Jaden mengatakan apa, tapi Nenek Miranti sudah memberikan separuh dari gaji saya untuk menjadi pelayan pribadi Tuan Muda Jaden. Jadi, saya harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah saya sepakati dengan Nenek Miranti."

"Reno ... Reno ...!" teriak Jaden dan tidak lama seorang pria dengan kacamata putihnya masuk ke dalam kamar Jaden dan dia dengan cepat membungkukkan sedikit tubuhnya ke arah Jaden.

"Ada apa, Tuan Jaden? Apa ada yang harus saya lakukan?"

"Berikan sepuluh kali lipat gaji yang Nenekku berikan pada wanita tidak tahu diri ini!"

Nara terlihat samar menarik napasnya dan mengembuskannya perlahan.

Pria bernama Reno itu pun bingung, dia sampai melihat ke arah Nara dan kemudian berpindah pada Nenek Miranti.

"Ta-tapi, Tuan."

"Apa kamu mau membantah perintahku?" bentak Jaden marah.

"Iya, akan saya lakukan." Reno berjalan beberapa langkah, tapi kemudian langkah terhenti saat tangan Nara menahan lengan tangan Reno.

"Aku tidak membutuhkan uangmu, Tuan Jaden Luther. Aku datang ke sini karena aku harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah aku sepakati dengan nenek Tuan."

"Surat kontrak itu, aku akan menghancurkannya dan kamu bebas untuk pergi dari rumah ini."

Nara berjalan mendekat ke arah Jaden Luther dan dia membungkukkan sedikit tubuhnya agar wajahnya sejajar dengan pria yang duduk di kursi roda.

"Ini bukan masalah Tuan Jaden bisa merobek atau bahkan membakar surat kontrak itu, tapi lebih pada tanggung jawabku yang tetap mau menandatangi surat kontrak itu, walaupun aku tahu apa yang tertulis di sana."

Nenek Miranti dan Reno pun sekarang saling melihat.

"Apa yang kamu inginkan sebenarnya? Kenapa kamu ingin sekali menjadi pelayan pribadiku?" tanya Jaden dengan wajah dinginnya.

"Saat bertemu dengan Nenek Miranti dan bicara dengan beliau, aku melihat wajah Nenek Miranti seolah berharap agar cucunya yang dulu bisa kembali lagi di kehidupannya, dari sana aku berharap bisa membantunya."

Jaden sedikit terkejut mendengar apa yang Nara katakan. "Jaden yang dulu sudah meninggal saat kecelakaan mobil itu terjadi. Sebaiknya kamu pergi saja dari rumahku."

Nara kembali menarik tubuhnya menjadi posisi berdiri tepat di depan Jaden. "Apa yang kamu dapatkan dengan membenci seperti ini?"

Jaden tiba-tiba menarik dengan kasar pergelangan tangan Nara dan mencengkeramnya dengan erat sehingga membuat wajah Nara meringis kesakitan.

"Jaden, apa yang kamu lakukan?" Nenek Miranti tampak kaget.

"Tuan Muda Jaden." Reno pun kaget dan dia khawatir melihat Nara yang menahan sakit.

"Jangan sok pintar atau banyak bicara denganku. Sebaiknya kamu pergi atau aku akan membuat kamu menangis karena sudah bersikeras ingin menjadi pelayanku." Jaden dengan kasar melepaskan tangan Nara. "Pergi dari sini!" bentaknya marah.

Nara memijit pergelangan tangannya dan dia dapat merasakan kemarahan Jaden bukan padanya, tapi pada keadaanya saat ini.

Nenek Miranti dan lainnya meninggalkan Jaden di kamarnya sendiri. Mereka sekarang ada di ruang tengah.

Nenek Miranti meminta maaf pada Nara atas apa yang Jaden lakukan padanya, tapi Nara sama sekali tidak marah akan hal itu.

"Sudah banyak orang yang pernah melamar menjadi pelayan di sini. Mereka tergiur dengan gaji yang aku tawarkan, tapi hanya beberapa jam saja mereka mengundurkan diri, sampai aku membuat surat kontrak dan menjelaskan semua di sana. Mereka yang tidak melakukan sampai selesai pekerjaannya di dalam surat kontrak itu akan membayar ganti rugi, tapi karena tidak tahan dengan sikap tempramen dan kasar Jaden, mereka memilih membayar ganti rugi saja."

"Tapi Nenek Miranti tidak pernah memintanya karena nenek Miranti orang yang sangat baik," terang Reno.

"Iya, Ren, aku melakukan hal itu hanya ingin mereka tetap mau menjadi pelayan pribadi Jaden karena aku sendiri bingung harus berbuat apa untuk cucuku itu." Wanita tua itu menghela napasnya pelan.

"Tuan Jaden sebenarnya orang yang baik, tapi setelah kematian ayahnya, ditambah kecelakaan itu dan ditinggal oleh wanita yang sangat dia cintai, membuatnya berubah seperti ini. Aku sendiri sedih melihat Tuan Jaden yang seperti saat ini."

"Nara, kalau kamu ingin berhenti menjadi pelayan di sini, aku akan menghormatinya dan soal surat kontrak itu kamu buang saja."

Tangan Nara memegang tangan Nenek Miranti. "Nek, aku akan tetap bekerja di sini sebagai pelayan pribadi Tuan Muda Jaden sesuai surat kontrak yang aku sudah tanda tangani."

"Kamu serius, Nara?" tanya Nenek Miranti dengan wajah tidak percaya.

Nara mengangguk perlahan. Nenek Miranti tidak tahu jika selain ingin menjadi pelayan pribadi seorang Jaden Luther. Nara juga memilik rencana lain untuk pria arogan itu.

"Apa Nona Nara sudah memikirkannya baik-baik?" tanya Reno heran.

"Sudah. Aku sudah memutuskan untuk tetap bekerja di sini."

Nenek Miranti dan Reno sekali lagi saling melihat. "Kamu belum tahu apa yang bisa Jaden lakukan, Nara. Bahkan aku saja tidak didengarkan sekarang olehnya."

"Nenek tenang saja. Semoga aku bisa membuat Tuan Jaden menjadi lebih baik."

"Entah kenapa, saat melihatmu aku merasa ada sesuatu hal yang istimewa di dalam diri kamu, Nara," tutur Nenek Miranti.

"Tidak ada yang istimewa dariku, Nek. Aku hanya wanita biasa yang bekerja untuk mendapatkan uang, tapi aku juga harus bertanggung jawab dengan apa yang aku kerjakan."

"Terima kasih kamu mau bekerja di sini, aku lebih tenang jika meninggalkan Jaden untuk pergi ke luar negeri mengurusi bisnisnya yang setelah kecelakaan itu, Jaden sama sekali tidak mau keluar dari kamarnya."

"Aku juga senang melihat senyum Nenek itu." Nara melihat ke jam yang ada pada pergelangan tangannya. "Nek, sudah jam dua tepat, saatnya Tuan Muda Jaden makan kemudian minum obatnya."

"Kamu masih mengingat dengan baik semua yang tertulis di surat kontrak itu. Aku akan menyuruh pelayan mengantar makanan ke kamar cucuku."

"Biar aku saja, Nek yang membawakan makanan untuk Tuan Muda Jaden."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 3. Menjalankan Rencana Part 1

    Nara sudah berada di depan pintu kamar lelaki yang tadi mengusirnya dengan kasar. Dia sekali lagi menarik napasnya dalam sebelum akhirnya tangannya mengetuk pintu itu. Satu ketukan, Nara tidak mendapat jawaban. Nara kembali mengetuk pintu kamar itu hingga tiga kali ketukan. "Aku tidak mau diganggu!" seru suara Jaden terdengar begitu jelas di telinga Nara. "Tuan Muda Jaden, waktunya makan siang dan minum obatmu," Nara akhirnya memberanikan diri mengatakan sesuatu. "Sudah aku bilang, aku tidak mau diganggu. Kamu pergi dari sini!" bentaknya marah. Nenek dan Reno yang melihat hal itu tampak cemas. "Ren, Jaden kenapa hari ini terlihat begitu marah?" "Sebenarnya tadi Tuan Jaden melihat berita di sosial media jika Nona Kalista akan pergi ke Barcelona untuk pemotretan dan di sana Nona Kalista juga mengatakan akan sekalian liburan. Barcelona, kan, tempat yang sangat ingin didatangi oleh Nona Kalista jika nanti menikah dengan Tuan Jaden. Jadi, Tuan Jaden mungkin merasa kecewa karena dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 4. menjalankan Rencana part 2

    Nara menemui Nenek dan Reno yang ada di luar kamar Jaden. Nenek dapat melihat wajah Nara yang sepertinya baru saja menangis.Iya! Nara tadi sempat menitikkan air mata karena perlakuan Jaden di dalam kamar tadi."Nara, kamu baik-baik saja, kan?" tanya Nenek Miranti dengan wajah khawatirnya. "Nek, aku tidak apa-apa.""Nona Nara, tadi aku sempat mendengar suara piring pecah. Apa Tuan Jaden sudah menyakitimu?" Gantian Reno yang wajahnya cemas. "Tuan Muda Jaden tadi melempar piring makanannya saat aku menyuapinya.""Sudah aku duga, dia memang sering sekali seperti itu saat para pelayan yang aku tunjuk untuk merawatnya sedang membawakan dia makanan."Reno melihat warna merah pada kulit pipi Nara dan Reno tahu jika selain melempar piring makannya, bosnya itu juga menyakiti Nara."Apa Tuan Jaden juga menyakiti Nona Nara?" Telunjuk Reno menunjuk pada wajah Nara."Ya Tuhan! Cucuku benar-benar keterlaluan! Nara aku minta maaf karena cucuku sudah kasar sama kamu.""Nenek tidak perlu khawatir. O

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 5. Sikap Buruk Yang Nara Terima

    Hari itu juga Nenek Miranti menyiapkan banyak sekali keperluan untuk dibawa ke rumah kenangan.Nara malam ini juga tidur di rumah Jaden, dia meninggalkan rumah lamanya dengan membawa beberapa barang yang dia butuhkan. Malam itu, Jaden yang terbangun dan ingin mengambil air minum, tapi dia melihat gelas airnya tidak ada isinya."Pelayan di sini benar-benar tidak bisa bekerja dengan benar. Sebaiknya aku berhentikan saja mereka semua," umpatnya kesal.Jaden mencoba bangkit dari tempat tidurnya dan meraih kursi rodanya, tapi yang ada dia malah terjatuh."Tuan Muda Jaden!" suara yang Jaden kenali tiba-tiba ada di dalam kamarnya.Nara mencoba membantu, tapi pria itu terkejut melihat Nara ada di dalam kamarnya. Jaden malah mendorong tubuh Nara hingga Nara terjatuh dengan duduk dan tangannya menabrak pada kursi roda Jaden."Aduh!" Nara memegang sikutnya yang ternyata berdarah terkena tepi kursi roda Jaden."Kenapa kamu ada di sini?""Saya memang tinggal di sini sekarang, Tuan JL." Nara tetap

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 6 Ciuman Yang Tak Diinginkan

    Pagi itu Nara sudah bangun dan segera menyiapkan makan pagi untuk Jaden. Nenek yang berada di dalam dapur sedikit terkejut melihat ada Nara di sana. "Kamu sedang apa di sini, Nara?" "Pagi, Nek, aku sedang membuat makan pagi untuk tuan JL." Tangan Nara sembari mengaduk sesuatu di dalam panci berukuran sedang. "Tuan JL?" Nenek melihat bingung pada Nara. "Tuan JL itu ya cucu Nenek." "Kenapa kamu memanggil cucuku dengan sebutan Tuan JL?" "Tuan Jaden Luther dan aku singkat Tuan JL saja." "Hm! Kamu ini bisa-bisa mendapat masalah memanggil cucuku seperti itu. Dia itu orang yang tidak suka dikatai aneh-aneh." "Itu bukan aneh, Nek, tapi itu inisial nama saja. Dia kalau mau marah ya aku biarkan saja, kan memang dia suka sekali marah-marah." "Cucuku itu dulu memang orang yang tegas dan kaku, tapi dia selalu menunjukan rasa sayangnya padaku, Nara, tapi sejak kejadian itu dia bahkan sama sekali tidak pernah memeluk neneknya ini, padahal aku sangat merindukan dia memanggilku wanita tua ca

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 7 About Mandi

    Nara tampak berdiri terdiam di tempatnya, dia memikirkan tawaran yang Jaden baru saja berikan padanya.Tersungging senyum licik pada bibir lelaki yang sedang menatap Nara. "Bagaimana? Apa kamu mau melakukan apa yang aku inginkan, dan aku akan melakukan apa yang kamu inginkan?""Kenapa lelaki ini jadi mesum begini? Dari informasi yang aku dapatkan, dia bukan orang seperti itu? Apa dia sengaja agar aku menyerah menjadi pelayannya. Kamu salah jika mencari lawan, Tuan JL," Nara berdialog di dalam hatinya."Pelayan tidak tau diri! Kenapa malah diam saja? Apa kamu mendadak jadi tuli tidak mendengar apa yang aku katakan?""Baik, Tuan JL. Saya akan membantu Tuan JL mandi dan bahkan sampai berganti baju, tapi setelah itu Tuan JL harus makan dan pergi terapi."Jaden terhenyak mendengar apa yang Nara katakan, dia tidak mengira jika Nara akan mengiyakan apa yang dia inginkan."Aku kira dia seorang wanita baik-baik, tapi ternyata aku salah. Dia murahan," umpat Jaden dalam hati.Nara membantu Jaden

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 8 Kegigihan Nara

    Nara keluar dari kamar mandi meninggalkan Jaden sendiri di dalam. Dia memilih keluar karena pria di dalam sana sedang terlihat sangat marah padanya. Nara tidak mau tambah membuat Jaden semakin emosi."Kita lihat saja, nanti kalau kamu sudah di rumah kenangan, apa yang bisa kamu lakukan?" Nara berdialog sendiri.Beberapa menit kemudian Nara menempelkan telinganya pada daun pintu karena dia takut jika Jaden jatuh saat duduk di kursi rodanya setelah keluar dari bathub. "Nona Nara!""Nara tersentak kaget saat mendengar suara Reno dan ketukan pada pintu kamar Jaden."Reno ada apa ke sini?"Nara segera membuka pintu kamar Jaden dan dia melihat Reno sudah berdiri di depan pintu sembari mengedarkan pandangannya seperti mencari sesuatu."Nona Nara, Tuan Muda masih di kamar mandi?""Tuan JL masih di dalam kamar mandi, memangnya kenapa?""Dia tadi menghubungiku dan menyuruhku datang ke kamarnya untuk membantunya keluar dari kamar mandi.""Menghubungi kamu?" Nara memang ingat tadi dia melihat ad

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 9 Mengantar Terapi

    Jaden duduk di depan meja, di mana ada semangkuk sup buatan Nara. Jaden melihat ke arah dalam mangkuknya dengan sorot mata heran."Ini sup buatan saya sendiri, Tuan JL, jadi Tuan tenang saja karena ini sup yang sehat.""Sup jagung?"Nara mengangguk dengan cepat. "Bukankah Tuan JL suka sekali dengan sup jagung, makannya saya buatkan sup jagung.""Apa kamu tau semua itu dari kontrak yang kamu tanda tangani?""Tidak, saya tau karena saya mencari tau sendiri.""Jadi, kamu mencari tau semua tentangku?""Em ... bisa dibilang begitu karena aku harus profesional dalam bekerja. Sekarang Tuan JL makan dulu dan kita bisa segera berangkat untuk terapi."Jaden masih terdiam melihat sup di depannya. "Kenapa Tuan JL diam saja? Apa mau aku suapi?"Jaden kemudian menatap Nara datar. "Aku hanya lumpuh pada kakiku, tidak pada tanganku."Nara mengangguk perlahan. Jaden kemudian menyendokkan sedikit sup dan memasukkan ke dalam mulutnya. Nara melihat serius pada Jaden karena dia ingin mengetahui reaksi pr

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 10 Menculik Jaden Part 1

    Nara berdiri di depan kaca jendela besar di mana dia dari sana bisa melihat tuan mudanya sedang mengikuti terapi untuk bisa berjalan lagi. Nara melihat wajah Jaden tidak ada sama sekali ekspresi senangnya. Wajah itu terlihat datar dan dingin. "Dia apa aslinya memang seperti itu ya wajahnya?" Nara kembali melihat Jaden yang sedang duduk dan dipijit kakinya oleh sang terapis. Nara benar-benar memperhatikan cara terapis itu memijit kaki Jaden dan apa saja yang dilakukan pada Jaden. Sampai pada akhirnya, Jaden mulia berdiri dengan berpegangan pada kedua tiang datar. "Perlahan saja Tuan Jaden." Nara yang melihat Jaden berusaha berdiri dengan kakinya tampak senang, tapi juga khawatir. "Tuan JL, ayo berusahalah." Kedua tangan Jaden mencengkeram kedua pegangan kayu sembari menahan rasa yang mungkin sangat menyakitkan. "Argh! Shit! Sudah aku bilang kalau aku tidak bisa!" Jaden tiba-tiba marah karena dia terjatuh. Nara yang melihat dari kaca besar di depannya seketika mendekat ke ar

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03

Bab terbaru

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 50 Keinginan Alexa

    Semua sudah duduk di meja makan dengan kursi utama di tempati oleh Nenek Miranti. Reno dan Nara pun diajak untuk sarapan pagi bersama di satu meja makan."Nara, apa kamu yang memasak semua ini?" tanya Jaden sembari melihat ke arah wanitanya itu.Nara pun mengangguk. "Apa ada yang kurang dari rasa masakannya, Tuan JL?" tanya Nara penasaran.Jaden pun tersenyum kecil. "Tidak ada, aku sudah terbiasa dengan rasa masakan kamu ini, bahkan aku sampai lupa rasa masakan nenekku." Jaden pun melihat ke arah wanita tua yang juga sedang tersenyum padanya."Nenek itu sempat khawatir jika kamu akan tidak cocok dengan masakan Nara saat awal Nara membawa kamu ke sini."Nara pun melihat ke arah tuan lumpuhnya itu. "Semua itu penuh perjuangan dan cerita, Nek," sahut Nara."Jangan dibahas lagi masalah itu, Nara," jawab Jaden tegas yang tidak mau diingatkan akan bagaiman sikap dirinya dulu dengan Nara.Mereka tidak sadar jika dua pasang mata yang memperhatikan dan mendengarkan percakapan hangat mereka di

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 49 Nara Vs Alexa

    Andrew masih berdiri di tempatnya dan menatap heran pada wanita yang dia sebut pelayan kurang ajar itu."Maksud dia apa tadi? Apa dia sebenarnya mengetahui tentang obat ini?" Andrew pun menggenggam erat obat ditangannya. "Sebaiknya aku segera bicarakan hal ini dengan mama." Dia pun berjalan pergi dari sana."Ren, kamu lihat apa? Kenapa dari tadi serius sekali melihat ke arah luar jendela kamarku? Apa kamu melihat ada hantu di sana?" celetuk Jaden sembari kembali melanjutkan membaca dokumen yang tadi dibawakan oleh Reno."Apa tadi yang sedang Nara dan tuan muda Andrew bicarakan? Kenapa Nara aku lihat melemparkan sesuatu?" Reno berdialog dalam hatinya saat dia memang tadi sempat melihat Nara dan Andrew di luar."Ren, Minggu depan aku akan mulai kembali bekerja di kantor. Tolong kamu bersihkan semua barang-barang yang ada kaitannya dengan Kalista karena aku tidak ingin mengingat kembali semua masa laluku dengannya." Jaden melirik Reno yang di mana, Reno malah melamun memikirkan tentang N

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 48 Kecurigaan Nara

    Nara sedang berada di dalam kamar tuan lumpuhnya, seperti biasa Nara memberikan obat untuk Jaden minum setiap hari."Selamat malam, Tuan JL," tutur Nara lembut sembari menyelimuti kaki pria yang tengah duduk bersandar pada tepi tempat tidurnya."Nara, tunggu!" Tangan pria itu menggenggam lembut tangan wanita yang baru saja menjalin hubungan dengannya."Ada apa? Apa Tuan tidak bisa tidur lagi? Tapi aku sangat lelah hari ini, perjalanan di dalam pesawat sangat tidak mengenakan," Nara pun mengeluh."Nara, aku ingin kamu berjanji kalau tidak akan pernah meninggalkan aku dengan alasan apapun," ujar Jaden terdengar serius."Maksud Tuan JL?""Nara, aku tau sikap mamaku padamu terlihat jika dia tidak bisa menerimu menjadi kekasihku, tapi aku mohon kamu jangan memilih pergi karena hal itu. Apa yang terjadi dalam hidup kita nantinya, kita yang akan menjalani semuanya." Nara pun mengangguk. "Aku tidak akan memikirkan hal itu, Tuan, karena bagiku itu adalah dari Tuan JL sendiri. Kalau suatu hari

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 47 Kejutan

    Nara mendorong kursi roda Jaden menuju ke dalam rumah kenangan. Mereka berdua sudah tidak sabar ingin bertemu nenek Miranti. Reno yang berjalan di belakang keduanya pun masih tidak percaya jika Nara dan Tuan mudanya sudah menjalin hubungan, meskipun di dalam hatinya dia merasa sangat senang. "Halo, Jaden Sayang." Saat sudah memasuki rumah kenangan itu, tiba-tiba seorang wanita berjalan mendekat dan langsung memeluk Jaden. "Mama? Mama kapan datang?" tanya Jaden yang terlihat sedikit terkejut."Halo, Kak, apa kamu merindukan kamu?" Seorang laki-laki juga mendekat dan gantian memeluk Jaden.Nara yang berdiri tepat di belakang Jaden pun memperhatikan satu persatu dua orang yang Nara bisa menebak jika mereka adalah mama dan adik tiri tuan lumpuhnya."Kamu tadi pagi juga baru mendarat, saat di rumah mengetahui kamu sekarang tinggal di rumah kenangan, mama mengajak adikmu ke sini, sayang," ucap wanita paruh baya dengan wajah terlihat angkuhnya.Andrew adik tiri Jaden yang ada di sana mel

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 46 Dia Wanitaku

    Jaden tidak mau memaksa Nara menerima lamaran pernikahannya. Dia akan menjalani dulu kisah asmaranya dengan wanita yang sekarang menempati hatinya. "Nara, apa benar kamu besok akan kembali ke rumah keluarga Luther?" tanya sang ibu dan Nara pun menganggukkan kepalanya. "Kamu jangan lupa terus memberi kabar pada ibumu." "Iya, Bu, Ibu sudah punya nomorku yang baru, kan? Bu, tolong titip Nio. Aku juga sudah mentransfer sejumlah uang yang nenek Miranti berikan untuk pengobatan Nio, padahal aku tidak mau menerimabuangnya karena masih ada uang dari pria itu, tapi Nenek memaksa. Aku berikan saja semua pada Ibu karena aku pun tidak membutuhkan apapun." Nara pun mengusap lembut kepala putranya. "Ibu baik-baik di sini bersama Nio, ya?" Nara pun memeluk ibunya. Setelah tadi Jaden tidur pulas di kamar hotelnya, seperti biasa Nara langsung pergi ke rumah sakit untuk berpamitan pada ibu dan anaknya. Namun, kali ini Nara lebih berhati-hati karena kejadian dengan Kalista waktu itu. Nara pun senga

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 45 Menikah Denganku

    Dua hari berlalu, Nara menghabiskan waktu dengan pria yang dia cintai itu. Nara yang meskipun di sana sedang berlibur dengan Jaden, dia tetap saja selalu melakukan terapi pijat pada kaki pria itu. "Nara, besok kita pulang, apa kamu tidak ingin berbelanja sesuatu?" Nara pun menggeleng. "Aku tidak ingin membeli apapun, Tuan. Aku sudah senang bisa berjalan-jalan ke tempat yang ada bianglalanya besar itu," ujar Nara sembari tetap memijit kaki Jaden."London Eye, Nara, itu namanya London Eye." Jaden pun tergelak tawa melihat kepolosan wanita yang dia cintai itu."Aku lupa namanya, lagi pula bahasa Inggrisku juga tidak begitu bagus." Nara sekarang memberikan obat pada Jaden. Pria itu menerima dan langsung meminumnya. Jaden tidak sadar jika obatnya sudah diganti oleh Nara dan Nara masih akan terus mencari tahu tentang saudara tiri dari pria yang dia cintai itu."Nara, tempat mana yang menurut kamu paling indah di sini? Dan kamu ingin datangi sekali lagi?"Nara terlihat sedang berpikir. Ka

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 44 Pengakuan

    Jaden mengusir Kalista agar pergi dari sana dan Kalista pun yang merasa tidak dihargai oleh Jaden pergi dari sana."Tuan, aku kecewa pada Tuan JL." Nara yangsaat ini hatinya terasa sangat sakit pun berjalan menuju ke kamarnya, tapi Jaden mencoba mengejar Nara."Nara, tunggu!" Terdengar suara sesuatu jatuh dan Nara terkejut saat melihat tuan lumpuhnya terjatuh dari kursi rodanya."Tuan JL!" seru Nara seketika. Nara segera membantu Jaden duduk kembali ke kursi rodanya. "Nara, aku ingin bicara denganmu." Pria itu pun memegang tangan Nara.Nara tidak menjawab, tapi dia mendorong Jaden kembali ke kamarnya. Nara tanpa bicara mengambilkan baju untuk pria itu dan membantunya juga mengenakan pakaiannya.Pria di depannya itu tak melepaskan pandangannya pada Nara. "Nara, aku dan Kalista tidak melakukan apapun di sini.""Melalukan sesuatu pun itu bukan urusanku! Tuan masih sangat mencintainya, kan, dan percuma saja usahaku yang ingin membuat Tuan JL sembuh dari rasa sakit hati itu akan sia-sia.

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 43 Curiga

    Pagi-pagi sekali, Nara yang sudah bangun dari tidurnya, berjalan dengan cepat mencari taxi untuk pergi menuju ke arah rumah sakit di mana anaknya sedang dirawat. Nara ingin sebisa mungkin menghabiskan waktunya dengan putranya itu selama dia masih berada di London."Itu, kan, wanita kampungan yang mengaku sebagai istrinya Jaden." Kalista yang baru keluar dari club' malam tidak jauh dari hotel di mana Jaden dan Nara menginap melihat Nara naik ke dalam taxinya. Dia yang penasaran akhirnya mengikuti ke mana taxi itu membawa Nara.Di dalam taxi, Nara tidak sabar ingin segera sampai ke rumah sakit, tapi dia ingin mampir sebentar ke sebuah toko mainan untuk membelikan putranya beberapa mainan. "Untuk apa dia masuk ke dalam toko mainan anak-anak?" Kalista pun melihat heran.Tak lama Nara pun keluar dan dia segera naik ke dalam taxinya lagi. Tak lama Nara pun sampai di depan gedung rumah sakit dan dia segera berjalan masuk. Kalista yang masih heran, saat Nara membeli beberapa mainan, semakin

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 42 Pengganggu Datang Part 2

    Pria dengan kursi rodanya itu tampak tidak sabar menunggu pelayannya keluar dari dalam kamar. Tak lama pintu dibuka dan Nara pun tampak berdiri dengan gaun yang baru saja Tuan Mudanya itu berikan."Maaf, apa Tuan JL lama menungguku?" Pria yang sudah rapi dengan kemeja hitamnya itu tampak terdiam, namun kedua matanya sedang memindai sosok yang ada di depannya.Batin Jaden dia baru kali ini melihat sosok yang baginya begitu cantik, meskipun tidak bisa dipungkiri jika Kalista yang adalah mantan tunangannya juga sangat cantik, tapi entah kenapa bagi Jaden sosok Nara di depannya ini jauh lebih mempesona. "Tuan, ada yang salah dengan penampilanku?" seru Nara yang membuat Jaden sadar dari lamunannya."Tidak ada, kita pergi sekarang saja." Nara pun mengangguk setuju.Di restoran itu Jaden ternyata sudah memesan tempat untuk mereka berdua. Nara pun terlihat sedang memperhatikan sekelilingnya. "Restoran ini bagus sekali ya Tuan JL, pasti hanya orang-orang kaya yang bisa masuk ke sini," ujar

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status