Home / Romansa / Tuan Lumpuh, I Love You / Bab 4. menjalankan Rencana part 2

Share

Bab 4. menjalankan Rencana part 2

Author: Tri Setyorini
last update Last Updated: 2025-02-07 07:30:04

Nara menemui Nenek dan Reno yang ada di luar kamar Jaden. Nenek dapat melihat wajah Nara yang sepertinya baru saja menangis.

Iya! Nara tadi sempat menitikkan air mata karena perlakuan Jaden di dalam kamar tadi.

"Nara, kamu baik-baik saja, kan?" tanya Nenek Miranti dengan wajah khawatirnya.

"Nek, aku tidak apa-apa."

"Nona Nara, tadi aku sempat mendengar suara piring pecah. Apa Tuan Jaden sudah menyakitimu?" Gantian Reno yang wajahnya cemas.

"Tuan Muda Jaden tadi melempar piring makanannya saat aku menyuapinya."

"Sudah aku duga, dia memang sering sekali seperti itu saat para pelayan yang aku tunjuk untuk merawatnya sedang membawakan dia makanan."

Reno melihat warna merah pada kulit pipi Nara dan Reno tahu jika selain melempar piring makannya, bosnya itu juga menyakiti Nara.

"Apa Tuan Jaden juga menyakiti Nona Nara?" Telunjuk Reno menunjuk pada wajah Nara.

"Ya Tuhan! Cucuku benar-benar keterlaluan! Nara aku minta maaf karena cucuku sudah kasar sama kamu."

"Nenek tidak perlu khawatir. Oh ya, Nek, apa aku bisa bicara hal yang penting dengan Nenek?"

"Bicara hal yang penting apa, Nara?"

"Sebaiknya kita ke ruang tengah saja untuk membicarakan hal ini, Nek."

"Ya sudah, kita ke sana saja."

Nenek Miranti dan Reno serta Nara sekarang menuju ke ruang tengah, dan di sana Nara meminta izin pada Nenek Miranti untuk membawa Jaden keluar dari rumah.

"Nara, maksud kamu apa dengan ingin membawa cucuku pergi dari sini? Dan lagi pula, Jaden juga pasti tidak akan mau."

"Sebelumnya aku minta maaf jika terpaksa membuat rencana ini. Aku melihat Tuan Muda Jaden tidak akan bisa kembali menjadi dirinya yang dulu jika terus tinggal di sini, dan tadi aku melihat ada foto seorang wanita di kamarnya."

"Pasti Tuan Jaden masih terus teringat dengan Nona Kalista," sahut Reno.

"Kalista itu tunangan Jaden, Nara, tapi dia meninggalkan Jaden saat mengetahui cucuku tidak akan bisa berjalan lagi. Cucuku sangat mencintai wanita itu karena dia teman Jaden dari mereka kecil dulu."

"Tega sekali dia meninggal pria yang sangat mencintainya hanya karena tidak bisa berjalan," ucap Nara pelan.

"Kamu tidak tahu, jika Nona Kalista ini seorang model terkenal dan hidupnya semua harus berjalan dengan sangat sempurna. Dia pasti malu jika diketahui menikah dengan pria lumpuh. Oleh karena itu, dia meninggalkan Tuan Jaden," terang Reno.

Nara tampak terdiam sejenak. "Nenek, aku tahu jika kita baru saja mengenal, tapi aku berharap Nenek percaya padaku. Aku ingin membawa Tuan Muda Jaden pindah dari sini ke suatu tempat yang susananya lebih tenang dan tidak terlalu banyak orang. Di sana aku akan menjaga dan merawatnya."

"Kenapa harus seperti itu, Nara?"

"Nek, di sini dia masih menganggap jika dirinya masih bisa berkuasa, meskipun duduk di kursi roda, tapi jika hanya ada di dan pelayannya ini, dia akan paham jika dia tidak bisa berbuat seenaknya sendiri."

Nenek Miranti tampak terdiam, nenek mencoba memikirkan apa yang Nara inginkan. "Bagaimana ini, Ren?" Wanita tua itu melihat ke arah Reno sekarang.

"Sepertinya usul Nona Nara bagus, dan apa salahnya kita coba, Nek? Bukannya selama ini nenek tahu sendiri tuan muda bagaimana sikapnya pada orang-orang di sini? Nyonya Alexa dan Tuan Muda Andrew saja sampai tidak betah juga di sini karena sikap tuan Jaden."

"Nek, nanti aku juga yang akan mengantar Tuan Muda Jaden jika tiba waktu untuk kontrolnya."

"Nona Nara bisa mengemudi?"

"Tentu saja aku bisa, Ren."

"Wow! Ternyata Nona Nara itu serba bisa dan benar-benar mengejutkan," puji Reno

Nara hanya tersenyum kecil menanggapi pujian Reno. "Nenek, bagaimana dengan rencana yang aku katakan pada Nenek?" Nara memegang tangan wanita tua itu yang terasa dingin.

Nenek Miranti jelas saja bingung mengambil keputusan karena selama ini Jaden tinggal di sana dengannya.

"Nenek percayalah padaku, aku akan melakukan yang terbaik untuk tuan muda. Tuan Muda Jaden harus bisa sembuh dari sakit yang tidak hanya pada kakinya, tapi juga pada hatinya."

"Nara, jujur saja aku melihat ketulusan di mata kamu terhadap cucuku. Baiklah, aku akan mengizinkan kamu membawa cucuku."

"Nona Nara sudah memiliki rencana akan dibawa ke mana tuan Jaden?" ucap Reno.

"Aku mungkin akan menyewa sebuah villa yang sederhana di daerah yang agak jauh dari perkotaan, agar tuan muda mendapatkan suasana yang lebih tenang dan nyaman."

"Kenapa harus menyewa? Nenek, bukannya ada rumah peninggalan kedua orang tua Tuan Jaden dan letaknya di sebuah tempat yang agak terpencil, tapi di sana pemandangan sangat indah."

"Rumah kenangan yang putraku hadiahkan kepada mamanya Jaden maksud kamu, Ren?"

"Iya, Nek, bukannya rumah itu tidak ditempati siapapun, tapi Nenek tetap menyuruh orang untuk menjaga dan merawatnya agar tetap bersih."

"Iya, rumah kenangan itu sangat disukai oleh mendiang menantuku—Mamanya Jaden, dan itu adalah kado terindah yang pernah mendiang menantuku ucapnya.

"Kalau Nenek mengizinkan, aku akan membawa tuan muda ke sana saja."

"Baiklah! Aku akan menyuruh beberapa orang menyiapkan barang-barang keperluan selama kamu dan Jaden tinggal di sana."

"Terima kasih, Nek." Nara tersenyum senang mendengar rencananya berjalan lancar.

"Nek, rumah tinggal sudah beres, masalahnya sekarang bagaimana kita membawa Tuan Jaden keluar dari rumah ini dan mau pergi ke rumah kenangan?"

"Benar apa kata kamu, Ren. Cucuku sejak kejadian kecelakaan itu sama sekali tidak mau keluar, dia lebih sering mengurung dirinya di dalam kamar. Lalu, bagaimana kita membawanya keluar?" Nenek Miranti melihat ke arah Nara.

"Dipaksa dengan cara apapun, Tuan Jaden tidak akan mau, dan yang ada dia nanti akan semakin marah. Apa kita bius saja Tuan Jaden saat dia tidur, lalu kita bawa dia pergi ke rumah kenangan." Reno malah terkekeh.

"Reno! Dia itu cucuku. Bos kamu, jangan berpikiran melakukan hal seperti itu pada cucuku!" Tangan nenek mencubit lengan Reno.

"Aduh! Iya, Nek, maaf."

Nara melihat ke arah nenek dan Reno. "Kita akan menggunakan apa yang Reno tadi usulkan, Nek. Kita bius saja tuan muda dan dengan begitu akan lebih mudah membawanya ke rumah kenangan," ucap Nara santai.

"Apa?" Nenek Miranti dan Reno tampak terkejut.

"Nara, kamu serius?" tanya Nenek meyakinkan.

"Serius, Nek. Kita akan masukkan obat tidur pada minuman tuan muda dan nanti saat dia bangun, dia sudah berada di rumah kenangan. Nenek tidak perlu khawatir jika nanti cucu Nenek itu marah. Perlahan-lahan aku akan membuat dia terbiasa tinggal di sana karena semua ini memang untuk kesembuhannya."

"Benar apa yang dikatakan oleh Nona Nara." Reno sekali lagi tersenyum senang.

Nenek Miranti hanya dapat menghela napasnya panjang. Dia benar-benar tidak percaya akan mengikuti apa yang Nara katakan karena saat ini yang dia pikirkan agar cucunya bisa kembali menjadi Jaden Luther yang dulu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 5. Sikap Buruk Yang Nara Terima

    Hari itu juga Nenek Miranti menyiapkan banyak sekali keperluan untuk dibawa ke rumah kenangan.Nara malam ini juga tidur di rumah Jaden, dia meninggalkan rumah lamanya dengan membawa beberapa barang yang dia butuhkan. Malam itu, Jaden yang terbangun dan ingin mengambil air minum, tapi dia melihat gelas airnya tidak ada isinya."Pelayan di sini benar-benar tidak bisa bekerja dengan benar. Sebaiknya aku berhentikan saja mereka semua," umpatnya kesal.Jaden mencoba bangkit dari tempat tidurnya dan meraih kursi rodanya, tapi yang ada dia malah terjatuh."Tuan Muda Jaden!" suara yang Jaden kenali tiba-tiba ada di dalam kamarnya.Nara mencoba membantu, tapi pria itu terkejut melihat Nara ada di dalam kamarnya. Jaden malah mendorong tubuh Nara hingga Nara terjatuh dengan duduk dan tangannya menabrak pada kursi roda Jaden."Aduh!" Nara memegang sikutnya yang ternyata berdarah terkena tepi kursi roda Jaden."Kenapa kamu ada di sini?""Saya memang tinggal di sini sekarang, Tuan JL." Nara tetap

    Last Updated : 2025-02-07
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 6 Ciuman Yang Tak Diinginkan

    Pagi itu Nara sudah bangun dan segera menyiapkan makan pagi untuk Jaden. Nenek yang berada di dalam dapur sedikit terkejut melihat ada Nara di sana. "Kamu sedang apa di sini, Nara?" "Pagi, Nek, aku sedang membuat makan pagi untuk tuan JL." Tangan Nara sembari mengaduk sesuatu di dalam panci berukuran sedang. "Tuan JL?" Nenek melihat bingung pada Nara. "Tuan JL itu ya cucu Nenek." "Kenapa kamu memanggil cucuku dengan sebutan Tuan JL?" "Tuan Jaden Luther dan aku singkat Tuan JL saja." "Hm! Kamu ini bisa-bisa mendapat masalah memanggil cucuku seperti itu. Dia itu orang yang tidak suka dikatai aneh-aneh." "Itu bukan aneh, Nek, tapi itu inisial nama saja. Dia kalau mau marah ya aku biarkan saja, kan memang dia suka sekali marah-marah." "Cucuku itu dulu memang orang yang tegas dan kaku, tapi dia selalu menunjukan rasa sayangnya padaku, Nara, tapi sejak kejadian itu dia bahkan sama sekali tidak pernah memeluk neneknya ini, padahal aku sangat merindukan dia memanggilku wanita tua ca

    Last Updated : 2025-03-01
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 7 About Mandi

    Nara tampak berdiri terdiam di tempatnya, dia memikirkan tawaran yang Jaden baru saja berikan padanya.Tersungging senyum licik pada bibir lelaki yang sedang menatap Nara. "Bagaimana? Apa kamu mau melakukan apa yang aku inginkan, dan aku akan melakukan apa yang kamu inginkan?""Kenapa lelaki ini jadi mesum begini? Dari informasi yang aku dapatkan, dia bukan orang seperti itu? Apa dia sengaja agar aku menyerah menjadi pelayannya. Kamu salah jika mencari lawan, Tuan JL," Nara berdialog di dalam hatinya."Pelayan tidak tau diri! Kenapa malah diam saja? Apa kamu mendadak jadi tuli tidak mendengar apa yang aku katakan?""Baik, Tuan JL. Saya akan membantu Tuan JL mandi dan bahkan sampai berganti baju, tapi setelah itu Tuan JL harus makan dan pergi terapi."Jaden terhenyak mendengar apa yang Nara katakan, dia tidak mengira jika Nara akan mengiyakan apa yang dia inginkan."Aku kira dia seorang wanita baik-baik, tapi ternyata aku salah. Dia murahan," umpat Jaden dalam hati.Nara membantu Jaden

    Last Updated : 2025-03-01
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 8 Kegigihan Nara

    Nara keluar dari kamar mandi meninggalkan Jaden sendiri di dalam. Dia memilih keluar karena pria di dalam sana sedang terlihat sangat marah padanya. Nara tidak mau tambah membuat Jaden semakin emosi."Kita lihat saja, nanti kalau kamu sudah di rumah kenangan, apa yang bisa kamu lakukan?" Nara berdialog sendiri.Beberapa menit kemudian Nara menempelkan telinganya pada daun pintu karena dia takut jika Jaden jatuh saat duduk di kursi rodanya setelah keluar dari bathub. "Nona Nara!""Nara tersentak kaget saat mendengar suara Reno dan ketukan pada pintu kamar Jaden."Reno ada apa ke sini?"Nara segera membuka pintu kamar Jaden dan dia melihat Reno sudah berdiri di depan pintu sembari mengedarkan pandangannya seperti mencari sesuatu."Nona Nara, Tuan Muda masih di kamar mandi?""Tuan JL masih di dalam kamar mandi, memangnya kenapa?""Dia tadi menghubungiku dan menyuruhku datang ke kamarnya untuk membantunya keluar dari kamar mandi.""Menghubungi kamu?" Nara memang ingat tadi dia melihat ad

    Last Updated : 2025-03-02
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 9 Mengantar Terapi

    Jaden duduk di depan meja, di mana ada semangkuk sup buatan Nara. Jaden melihat ke arah dalam mangkuknya dengan sorot mata heran."Ini sup buatan saya sendiri, Tuan JL, jadi Tuan tenang saja karena ini sup yang sehat.""Sup jagung?"Nara mengangguk dengan cepat. "Bukankah Tuan JL suka sekali dengan sup jagung, makannya saya buatkan sup jagung.""Apa kamu tau semua itu dari kontrak yang kamu tanda tangani?""Tidak, saya tau karena saya mencari tau sendiri.""Jadi, kamu mencari tau semua tentangku?""Em ... bisa dibilang begitu karena aku harus profesional dalam bekerja. Sekarang Tuan JL makan dulu dan kita bisa segera berangkat untuk terapi."Jaden masih terdiam melihat sup di depannya. "Kenapa Tuan JL diam saja? Apa mau aku suapi?"Jaden kemudian menatap Nara datar. "Aku hanya lumpuh pada kakiku, tidak pada tanganku."Nara mengangguk perlahan. Jaden kemudian menyendokkan sedikit sup dan memasukkan ke dalam mulutnya. Nara melihat serius pada Jaden karena dia ingin mengetahui reaksi pr

    Last Updated : 2025-03-02
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 10 Menculik Jaden Part 1

    Nara berdiri di depan kaca jendela besar di mana dia dari sana bisa melihat tuan mudanya sedang mengikuti terapi untuk bisa berjalan lagi. Nara melihat wajah Jaden tidak ada sama sekali ekspresi senangnya. Wajah itu terlihat datar dan dingin. "Dia apa aslinya memang seperti itu ya wajahnya?" Nara kembali melihat Jaden yang sedang duduk dan dipijit kakinya oleh sang terapis. Nara benar-benar memperhatikan cara terapis itu memijit kaki Jaden dan apa saja yang dilakukan pada Jaden. Sampai pada akhirnya, Jaden mulia berdiri dengan berpegangan pada kedua tiang datar. "Perlahan saja Tuan Jaden." Nara yang melihat Jaden berusaha berdiri dengan kakinya tampak senang, tapi juga khawatir. "Tuan JL, ayo berusahalah." Kedua tangan Jaden mencengkeram kedua pegangan kayu sembari menahan rasa yang mungkin sangat menyakitkan. "Argh! Shit! Sudah aku bilang kalau aku tidak bisa!" Jaden tiba-tiba marah karena dia terjatuh. Nara yang melihat dari kaca besar di depannya seketika mendekat ke ar

    Last Updated : 2025-03-03
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 11 Menculik Jaden Part 2

    Nara hanya terdiam melihat pria di depannya itu. Dalam hati kecil Nara berkata, jika hanya untuk membius seorang Jaden Luther saja adalah hal yang sulit. Bagaimana jika nanti mereka akan tinggal satu atap?"Tuan harus minum untuk menghilangkan rasa takut Tuan JL karena naik mobil tadi."Jaden langsung memberikan tatapan tajamnya. "Jadi, kamu tahu kalau aku takut naik mobil?""Tentu saja saya tahu karena beberapa kali melihat Tuan JL panik dan cemas saat berada di dalam mobil.""Kamu benar-benar tidak tau diri. Kamu sengaja mengajakku ke pantai agar lebih lama bisa menyiksaku di dalam mobil."Nara menggeleng pelan. "Saya sama sekali tidak ada niat seperti itu. Saya malah ingin membuat Tuan JL bisa melawan semua rasa takut yang sedang Tuan rasakan karena saya tau jika Tuan JL orang yang sangat kuat."Nara membereskan pecahan kaca dan segera berjalan keluar dari kamar Jaden Luther.Terdengar suara marah Jaden yang juga membanting beberapa barang di dalam kamarnya."Oh Tuhan, apa aku bisa

    Last Updated : 2025-03-03
  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 12 Di Rumah Kenangan Part 1

    Nara sedang berpamitan dengan Nenek dan juga Reno. Dia akan segera membawa Jaden ke rumah kenangan yang letaknya lumayan jauh dari sana, dan nanti di tempat yang agak terpencil itu Jaden akan tinggal hanya berdua dengan Nara."Nara, tolong jaga cucuku dengan baik. Kalau kamu kesal padanya, ingat saja jika sebenarnya cucuku orang yang tidak seperti itu.""Nenek tenang saja karena beberapa hari dengan Tuan JL, aku sudah mulai terbiasa dengan sikapnya.""Nona Nara, semoga kamu tetap kuat dan sabar merawat Tuan Muda, tapi kalau tidak sanggup atau menyerah karena benar-benar sudah tidak bisa Nona Nara terima, Nona Nara bisa mengundurkan diri. Iya, kan Nek?" Reno melihat ke arah wanita tua yang kedua matanya tampak sembab."Iya, Nara."Nara memeluk Nenek dan Reno bergantian. Jaden sudah Nara tidurkan di kursi belakang mobil Jaden."Nek, Reno, aku mau berangkat dulu.""Iya, hati-hati, Nara." Nara mengendarai mobil sendirian memecah jalanan sore yang tampak sepi. Jaden masih terbaring nyeny

    Last Updated : 2025-03-04

Latest chapter

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 50 Keinginan Alexa

    Semua sudah duduk di meja makan dengan kursi utama di tempati oleh Nenek Miranti. Reno dan Nara pun diajak untuk sarapan pagi bersama di satu meja makan."Nara, apa kamu yang memasak semua ini?" tanya Jaden sembari melihat ke arah wanitanya itu.Nara pun mengangguk. "Apa ada yang kurang dari rasa masakannya, Tuan JL?" tanya Nara penasaran.Jaden pun tersenyum kecil. "Tidak ada, aku sudah terbiasa dengan rasa masakan kamu ini, bahkan aku sampai lupa rasa masakan nenekku." Jaden pun melihat ke arah wanita tua yang juga sedang tersenyum padanya."Nenek itu sempat khawatir jika kamu akan tidak cocok dengan masakan Nara saat awal Nara membawa kamu ke sini."Nara pun melihat ke arah tuan lumpuhnya itu. "Semua itu penuh perjuangan dan cerita, Nek," sahut Nara."Jangan dibahas lagi masalah itu, Nara," jawab Jaden tegas yang tidak mau diingatkan akan bagaiman sikap dirinya dulu dengan Nara.Mereka tidak sadar jika dua pasang mata yang memperhatikan dan mendengarkan percakapan hangat mereka di

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 49 Nara Vs Alexa

    Andrew masih berdiri di tempatnya dan menatap heran pada wanita yang dia sebut pelayan kurang ajar itu."Maksud dia apa tadi? Apa dia sebenarnya mengetahui tentang obat ini?" Andrew pun menggenggam erat obat ditangannya. "Sebaiknya aku segera bicarakan hal ini dengan mama." Dia pun berjalan pergi dari sana."Ren, kamu lihat apa? Kenapa dari tadi serius sekali melihat ke arah luar jendela kamarku? Apa kamu melihat ada hantu di sana?" celetuk Jaden sembari kembali melanjutkan membaca dokumen yang tadi dibawakan oleh Reno."Apa tadi yang sedang Nara dan tuan muda Andrew bicarakan? Kenapa Nara aku lihat melemparkan sesuatu?" Reno berdialog dalam hatinya saat dia memang tadi sempat melihat Nara dan Andrew di luar."Ren, Minggu depan aku akan mulai kembali bekerja di kantor. Tolong kamu bersihkan semua barang-barang yang ada kaitannya dengan Kalista karena aku tidak ingin mengingat kembali semua masa laluku dengannya." Jaden melirik Reno yang di mana, Reno malah melamun memikirkan tentang N

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 48 Kecurigaan Nara

    Nara sedang berada di dalam kamar tuan lumpuhnya, seperti biasa Nara memberikan obat untuk Jaden minum setiap hari."Selamat malam, Tuan JL," tutur Nara lembut sembari menyelimuti kaki pria yang tengah duduk bersandar pada tepi tempat tidurnya."Nara, tunggu!" Tangan pria itu menggenggam lembut tangan wanita yang baru saja menjalin hubungan dengannya."Ada apa? Apa Tuan tidak bisa tidur lagi? Tapi aku sangat lelah hari ini, perjalanan di dalam pesawat sangat tidak mengenakan," Nara pun mengeluh."Nara, aku ingin kamu berjanji kalau tidak akan pernah meninggalkan aku dengan alasan apapun," ujar Jaden terdengar serius."Maksud Tuan JL?""Nara, aku tau sikap mamaku padamu terlihat jika dia tidak bisa menerimu menjadi kekasihku, tapi aku mohon kamu jangan memilih pergi karena hal itu. Apa yang terjadi dalam hidup kita nantinya, kita yang akan menjalani semuanya." Nara pun mengangguk. "Aku tidak akan memikirkan hal itu, Tuan, karena bagiku itu adalah dari Tuan JL sendiri. Kalau suatu hari

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 47 Kejutan

    Nara mendorong kursi roda Jaden menuju ke dalam rumah kenangan. Mereka berdua sudah tidak sabar ingin bertemu nenek Miranti. Reno yang berjalan di belakang keduanya pun masih tidak percaya jika Nara dan Tuan mudanya sudah menjalin hubungan, meskipun di dalam hatinya dia merasa sangat senang. "Halo, Jaden Sayang." Saat sudah memasuki rumah kenangan itu, tiba-tiba seorang wanita berjalan mendekat dan langsung memeluk Jaden. "Mama? Mama kapan datang?" tanya Jaden yang terlihat sedikit terkejut."Halo, Kak, apa kamu merindukan kamu?" Seorang laki-laki juga mendekat dan gantian memeluk Jaden.Nara yang berdiri tepat di belakang Jaden pun memperhatikan satu persatu dua orang yang Nara bisa menebak jika mereka adalah mama dan adik tiri tuan lumpuhnya."Kamu tadi pagi juga baru mendarat, saat di rumah mengetahui kamu sekarang tinggal di rumah kenangan, mama mengajak adikmu ke sini, sayang," ucap wanita paruh baya dengan wajah terlihat angkuhnya.Andrew adik tiri Jaden yang ada di sana mel

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 46 Dia Wanitaku

    Jaden tidak mau memaksa Nara menerima lamaran pernikahannya. Dia akan menjalani dulu kisah asmaranya dengan wanita yang sekarang menempati hatinya. "Nara, apa benar kamu besok akan kembali ke rumah keluarga Luther?" tanya sang ibu dan Nara pun menganggukkan kepalanya. "Kamu jangan lupa terus memberi kabar pada ibumu." "Iya, Bu, Ibu sudah punya nomorku yang baru, kan? Bu, tolong titip Nio. Aku juga sudah mentransfer sejumlah uang yang nenek Miranti berikan untuk pengobatan Nio, padahal aku tidak mau menerimabuangnya karena masih ada uang dari pria itu, tapi Nenek memaksa. Aku berikan saja semua pada Ibu karena aku pun tidak membutuhkan apapun." Nara pun mengusap lembut kepala putranya. "Ibu baik-baik di sini bersama Nio, ya?" Nara pun memeluk ibunya. Setelah tadi Jaden tidur pulas di kamar hotelnya, seperti biasa Nara langsung pergi ke rumah sakit untuk berpamitan pada ibu dan anaknya. Namun, kali ini Nara lebih berhati-hati karena kejadian dengan Kalista waktu itu. Nara pun senga

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 45 Menikah Denganku

    Dua hari berlalu, Nara menghabiskan waktu dengan pria yang dia cintai itu. Nara yang meskipun di sana sedang berlibur dengan Jaden, dia tetap saja selalu melakukan terapi pijat pada kaki pria itu. "Nara, besok kita pulang, apa kamu tidak ingin berbelanja sesuatu?" Nara pun menggeleng. "Aku tidak ingin membeli apapun, Tuan. Aku sudah senang bisa berjalan-jalan ke tempat yang ada bianglalanya besar itu," ujar Nara sembari tetap memijit kaki Jaden."London Eye, Nara, itu namanya London Eye." Jaden pun tergelak tawa melihat kepolosan wanita yang dia cintai itu."Aku lupa namanya, lagi pula bahasa Inggrisku juga tidak begitu bagus." Nara sekarang memberikan obat pada Jaden. Pria itu menerima dan langsung meminumnya. Jaden tidak sadar jika obatnya sudah diganti oleh Nara dan Nara masih akan terus mencari tahu tentang saudara tiri dari pria yang dia cintai itu."Nara, tempat mana yang menurut kamu paling indah di sini? Dan kamu ingin datangi sekali lagi?"Nara terlihat sedang berpikir. Ka

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 44 Pengakuan

    Jaden mengusir Kalista agar pergi dari sana dan Kalista pun yang merasa tidak dihargai oleh Jaden pergi dari sana."Tuan, aku kecewa pada Tuan JL." Nara yangsaat ini hatinya terasa sangat sakit pun berjalan menuju ke kamarnya, tapi Jaden mencoba mengejar Nara."Nara, tunggu!" Terdengar suara sesuatu jatuh dan Nara terkejut saat melihat tuan lumpuhnya terjatuh dari kursi rodanya."Tuan JL!" seru Nara seketika. Nara segera membantu Jaden duduk kembali ke kursi rodanya. "Nara, aku ingin bicara denganmu." Pria itu pun memegang tangan Nara.Nara tidak menjawab, tapi dia mendorong Jaden kembali ke kamarnya. Nara tanpa bicara mengambilkan baju untuk pria itu dan membantunya juga mengenakan pakaiannya.Pria di depannya itu tak melepaskan pandangannya pada Nara. "Nara, aku dan Kalista tidak melakukan apapun di sini.""Melalukan sesuatu pun itu bukan urusanku! Tuan masih sangat mencintainya, kan, dan percuma saja usahaku yang ingin membuat Tuan JL sembuh dari rasa sakit hati itu akan sia-sia.

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 43 Curiga

    Pagi-pagi sekali, Nara yang sudah bangun dari tidurnya, berjalan dengan cepat mencari taxi untuk pergi menuju ke arah rumah sakit di mana anaknya sedang dirawat. Nara ingin sebisa mungkin menghabiskan waktunya dengan putranya itu selama dia masih berada di London."Itu, kan, wanita kampungan yang mengaku sebagai istrinya Jaden." Kalista yang baru keluar dari club' malam tidak jauh dari hotel di mana Jaden dan Nara menginap melihat Nara naik ke dalam taxinya. Dia yang penasaran akhirnya mengikuti ke mana taxi itu membawa Nara.Di dalam taxi, Nara tidak sabar ingin segera sampai ke rumah sakit, tapi dia ingin mampir sebentar ke sebuah toko mainan untuk membelikan putranya beberapa mainan. "Untuk apa dia masuk ke dalam toko mainan anak-anak?" Kalista pun melihat heran.Tak lama Nara pun keluar dan dia segera naik ke dalam taxinya lagi. Tak lama Nara pun sampai di depan gedung rumah sakit dan dia segera berjalan masuk. Kalista yang masih heran, saat Nara membeli beberapa mainan, semakin

  • Tuan Lumpuh, I Love You   Bab 42 Pengganggu Datang Part 2

    Pria dengan kursi rodanya itu tampak tidak sabar menunggu pelayannya keluar dari dalam kamar. Tak lama pintu dibuka dan Nara pun tampak berdiri dengan gaun yang baru saja Tuan Mudanya itu berikan."Maaf, apa Tuan JL lama menungguku?" Pria yang sudah rapi dengan kemeja hitamnya itu tampak terdiam, namun kedua matanya sedang memindai sosok yang ada di depannya.Batin Jaden dia baru kali ini melihat sosok yang baginya begitu cantik, meskipun tidak bisa dipungkiri jika Kalista yang adalah mantan tunangannya juga sangat cantik, tapi entah kenapa bagi Jaden sosok Nara di depannya ini jauh lebih mempesona. "Tuan, ada yang salah dengan penampilanku?" seru Nara yang membuat Jaden sadar dari lamunannya."Tidak ada, kita pergi sekarang saja." Nara pun mengangguk setuju.Di restoran itu Jaden ternyata sudah memesan tempat untuk mereka berdua. Nara pun terlihat sedang memperhatikan sekelilingnya. "Restoran ini bagus sekali ya Tuan JL, pasti hanya orang-orang kaya yang bisa masuk ke sini," ujar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status