Share

Bab 851

"Semena-mena?" balas Malik. Dia duduk sembari memandang putra semata wayangnya. Ekspresinya tampak sedih dan muram. Dia berdiri, lalu berjalan keluar.

Sesaat, Malik berkata dengan suara rendah ke arah ruang kerja, "Agus, bukankah kamu bilang aku semena-mena? Kalau begitu, ikutlah denganku untuk lihat segila apa putra kesayanganmu sekarang. Kamu harus dengar sendiri kata-kata mengejutkan yang keluar dari mulutnya!"

Agus sontak terperanjat. Dia teringat dengan istrinya yang menangis sepanjang hari. Dia juga teringat ada dokter yang sering datang ke rumah. Bukan hanya dokter gizi, tetapi juga ada psikiater terkemuka di Kota Brata. Mereka mengepung Vigo, sedangkan Agus tidak boleh menemuinya.

Malik membuka pintu kamar. Vigo sedang berbaring di kasur. Dia terlihat makin kurus. Ada dokter di kedua sisinya. Malik meminta dokter pergi.

Kini, hanya ada tiga generasi pria Keluarga Sadali di dalam kamar. Malik berjalan ke arah kasur dengan perlahan. Dia memandang wajah Vigo dan berujar dengan eks
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status