Zakki tidak bisa menjawab.Mereka berdua tidak saling bicara sampai akhirnya Shinta datang.Shinta buru-buru berlari ke lantai dua. Annika agak lega setelah mengetahui kedatangan Shinta. "Bi ....""Biar aku cek." Shinta sangat tenang, dia menepuk-nepuk pundak Ariel sambil menempelkan wajahnya di pipi Ariel.Shinta berbisik di telinga Ariel. Saat ini, Ariel masih berada di dalam alam mimpi.Tiba-tiba Ariel menangis sambil memanggil Shinta, "Nenek! Bibi Elisa menakut-nakuti aku. Katanya Papa jahat sama Mama, Papa mau mengurung Mama di rumah sakit jiwa. Papa nggak sayang Mama, Papa mau cari istri baru ...."Perasaan Shinta terasa campur aduk. Dia kasihan kepada Ariel, tetapi dia lebih kasihan lagi kepada Annika.Hati Shinta terasa remuk, dia menenangkan Ariel dengan penuh kelembutan. "Itu cuma halusinasi, hanya mimpi Ariel saja."Shinta menggosok tangan Ariel sambil mengulang-ulang ucapannya. Akhirnya, perlahan-lahan Ariel pun tertidur kembali.Shinta menemani Ariel. Malam ini, Shinta tid
Kalaupun Annika bisa memaafkannya, Zakki tidak dapat memaafkan dirinya sendiri.....Zakki turun ke lantai satu, Elisa masih menunggunya di bawah.Elisa melakukan sesuatu yang memalukan, tentu saja hati nuraninya merasa bersalah.Begitu Zakki turun, Elisa langsung mengeluh, "Tuan Zakki, Nona Annika kelewatan. Dia mau mengatur seisi rumah ini.""Memang seharusnya siapa yang bertangung jawab?" tanya Zakki sambil menatap perawat cantik yang ada di hadapannya.Zakki hanya ingin menggunakan Elisa untuk membuat Annika cemburu. Zakki tidak pernah tertarik, apalagi memberikan harapan kepada Elisa.Elisa tercengang."Aku akan mencabut lisensimu. Kamu tidak akan pernah bisa menjadi dokter," Zakki memberitahunya secara gamblang. "Satu lagi ....""Tinggalkan kota ini dalam waktu dua hari. Jangan menentangku! Aku akan meminta orang untuk mengemas barang-barangmu dan mengirimkannya. Mulai sekarang, aku akan mengutus pengawal untuk mengawasi gerak-gerikmu.""Kamu akan dikirim ke barat kota. Di sana a
Setelah beberapa saat, Annika langsung membentaknya, "Kak, kamu sudah gila?"Annika tidak pernah menggunakan nada kasar untuk berbicara kepada Satya.Satya terkejut. Saat ini, dia sedang berada di salah satu apartemen mewah yang ada di Kota Aruma. Di sinilah Satya menyembunyikan Clara, adik kandung Yoyok.Clara menikah di umur 20 tahun. Sejak menikah, kehidupan Clara hanya mengitari Satya.Setiap hari ada sopir yang mengantar jemput Clara untuk mengikuti kelas seni rupa. Begitu kelas selesai, Clara langsung kembali ke apartemen mewah ini. Clara tidak punya teman, dia hanya memiliki Satya.Satya juga melarang Clara belajar ataupun melakukan pekerjaan rumah. Selain melukis, tidak ada hal lain yang boleh dipelajari Clara.Clara adalah gadis yang polos, sekarang dia malas seperti terputus dari dunia luar.Untuk masalah ini, Satya melakukannya lebih kejam daripada yang pernah dilakukan Zakki kepada Annika. Satya tidak menyesal, dia merasa Yoyok pantas mendapatkan balasannya.Satya berpikir,
Satya menatap wajah Clara yang memerah.Clara masih muda, dia tidak memiliki pengalaman. Dia tidak bisa menutupi ataupun mengendalikan diri.Clara sering kewalahan meladeni Satya yang tidak cukup hanya sekali. Ditambah, Satya sudah satu minggu tidak pulang ke rumah.Saking kelelahannya, Clara sampai pingsan melayani gairah Satya.Satya menatap wanita yang terbaring di atas sofa. Clara memang tampak menyedihkan.Kemudian Satya merapikan pakaiannya, lalu menggendong Clara ke kamar yang ada di lantai dua. Satya tidak mungkin memandikan Clara, dia tidak pernah memperlakukan Clara dengan romantis.Satya menaruh Clara ke atas tempat tidur dan menyelimutinya, lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Satya puas setelah melampiaskan gairahnya.Ketika Clara sadarkan diri, Satya sudah berganti pakaian dan siap-siap pergi. Clara langsung bangun dan berlutut di atas tempat tidur, dia bertanya dengan hati-hati, "Kamu mau pergi lagi?"Satya tersenyum menggoda sambil mencubit lembut pipi Cla
Clara duduk di meja makan berlapis keramik nan mewah.Clara memegang ponselnya dan menatap berita itu hingga melamun.Tiba-tiba Clara menerima sebuah pesan dari orang asing.[ Halo, Clara! Aku Davin, apakah aku boleh mengajakmu berkenalan? ]Clara membaca pesan itu. Tiba-tiba, dia ingin tahu bagaimana rasanya dicintai.[ Boleh. ]....Tiga hari kemudian, pelayan menelepon Satya. Beberapa hari ini Clara pulang menggunakan transportasi umum."Akhir-akhir ini suasana hati Nona Clara kurang bagus," pelayan melaporkan."Em," Satya hanya menjawab singkat. Setelah menutup teleponnya, dia memanggil sekretarisnya, "Gracia, ke sini sebentar."Tak berapa lama, sekretaris Satya yang cantik datang menghadap. "Pak Satya, ada apa?"Satya bersandar sambil mengulurkan tangan untuk mengusap rambut Gracia yang hitam dan lembut. "Tolong cek jadwal Clara hari ini."Gracia tersenyum. "Baik, Pak."Gracia sangat gesit. Setelah mendapatkan jadwal, dia langsung melaporkannya kepada Satya, "Pak, hari ini Nona Cl
Clara meringkuk di sudut mobil.Biasanya, Clara mungkin akan ketakutan dan menangis. Namun, hari ini dia berani membalas tatapan Satya dan bertanya, "Kalau tidak mencintaiku, untuk apa menikahiku?"Sebenarnya jawabannya mudah. Kalau ingin balas dendam, Satya bisa menceritakan semuanya kepada Clara dan menyaksikan ekspresinya yang menyedihkan.Namun Satya tidak melakukannya. Sebaliknya, Satya malah marah dan membuang puntung rokoknya.Satya tidak berbicara di sepanjang perjalanan. Sesampainya di rumah, Satya langsung melepaskan ikat pinggangnya dan menyeret Clara masuk ke dalam rumah.Clara tahu apa yang ingin dilakukan Satya. "Nggak, nggak mau ...."Satya tidak memedulikan teriakan Clara, dia tetap menariknya masuk ke kamar dan melemparkannya ke atas tempat tidur.Satya ingin menghukum Clara. Satya melepaskan pakaian Clara dan menyiksanya.Satya meruntuhkan harga diri Clara.Clara tidak mengenakan sehelai benang pun, sementara Satya masih berpakaian rapi. Kemudian Satya menindih tubuh
Wajah Clara sontak memucat. Dia menundukkan kepala sambil mengusap perutnya.Clara tidak percaya, apakah dia benar-benar hamil? Namun, suaminya malah bertanya, "Anak siapa?"Selain anak Satya, memangnya anak siapa lagi? Masa anak Davin?Selama dua tahun terakhir, Clara benar-benar mencintai Satya. Namun seiring waktu, terutama saat melihat foto Satya berciuman dengan wanita lain, Clara tahu kalau Satya tidak mencintainya.Clara tidak bodoh, dia pernah menyelidikinya.Sekretarisnya Yoyok pernah menasihati Clara untuk menjauhi Satya. Katanya, Yoyok dan Satya bermusuhan. Namun, Clara malah menikah dengan Satya setahun yang lalu.Clara tidak mengerti. Dia mengusap perutnya sambil membungkukkan badan dan bergumam, "Satya, kamu mau anak ini?"Pertanyaan ini sulit dijawab. Melihat Satya yang diam saja, Clara pun mengetahui jawabannya.Satya curiga kalau anak yang dikandung Clara bukanlah darah dagingnya. Jadi, cara terbaik adalah menyuruh Clara untuk menggugurkannya. Kalaupun Satya tahu Clara
Meskipun tahu Clara sedang hamil, Satya masih melakukan hubungan dengan kasar.Tempat tidur mengeluarkan suara derak. Saking kuatnya, lukisan yang tergantung di atas dinding sampai jatuh.Namun Satya tidak peduli, dia terus menghantam tubuh Clara sambil memeluknya."Jangan, jangan ...." Clara menangis kesakitan.Meskipun dulu bersikap dingin, Satya tidak pernah bertindak sekasar ini. Satya yang sekarang terlalu menakutkan.Satya tidak melewatkan satu inci pun bagian tubuh Clara. Dia menggunakan segara cara untuk melampiaskan kemarahannya.Clara tidak tahan, dia pun menangis sampai pingsan.Akhirnya Satya berhenti. Dia berbaring di samping sambil menutup matanya.Satya terengah-engah membayangkan tindakannya barusan. Sebenarnya, apa yang membuat Satya marah? Dendamnya pada Yoyok atau karena Clara berselingkuh dengan pria lain?Clara tampak bahagia saat bersama pemuda itu. Berbeda jauh saat Clara dan Satya pertama kali pacaran.Apakah Clara bersikap semanis itu kepada semua pria? Apakah