Wajah Clara sontak memucat. Dia menundukkan kepala sambil mengusap perutnya.Clara tidak percaya, apakah dia benar-benar hamil? Namun, suaminya malah bertanya, "Anak siapa?"Selain anak Satya, memangnya anak siapa lagi? Masa anak Davin?Selama dua tahun terakhir, Clara benar-benar mencintai Satya. Namun seiring waktu, terutama saat melihat foto Satya berciuman dengan wanita lain, Clara tahu kalau Satya tidak mencintainya.Clara tidak bodoh, dia pernah menyelidikinya.Sekretarisnya Yoyok pernah menasihati Clara untuk menjauhi Satya. Katanya, Yoyok dan Satya bermusuhan. Namun, Clara malah menikah dengan Satya setahun yang lalu.Clara tidak mengerti. Dia mengusap perutnya sambil membungkukkan badan dan bergumam, "Satya, kamu mau anak ini?"Pertanyaan ini sulit dijawab. Melihat Satya yang diam saja, Clara pun mengetahui jawabannya.Satya curiga kalau anak yang dikandung Clara bukanlah darah dagingnya. Jadi, cara terbaik adalah menyuruh Clara untuk menggugurkannya. Kalaupun Satya tahu Clara
Meskipun tahu Clara sedang hamil, Satya masih melakukan hubungan dengan kasar.Tempat tidur mengeluarkan suara derak. Saking kuatnya, lukisan yang tergantung di atas dinding sampai jatuh.Namun Satya tidak peduli, dia terus menghantam tubuh Clara sambil memeluknya."Jangan, jangan ...." Clara menangis kesakitan.Meskipun dulu bersikap dingin, Satya tidak pernah bertindak sekasar ini. Satya yang sekarang terlalu menakutkan.Satya tidak melewatkan satu inci pun bagian tubuh Clara. Dia menggunakan segara cara untuk melampiaskan kemarahannya.Clara tidak tahan, dia pun menangis sampai pingsan.Akhirnya Satya berhenti. Dia berbaring di samping sambil menutup matanya.Satya terengah-engah membayangkan tindakannya barusan. Sebenarnya, apa yang membuat Satya marah? Dendamnya pada Yoyok atau karena Clara berselingkuh dengan pria lain?Clara tampak bahagia saat bersama pemuda itu. Berbeda jauh saat Clara dan Satya pertama kali pacaran.Apakah Clara bersikap semanis itu kepada semua pria? Apakah
Satya memandang Davin dengan tenang.Walaupun babak belur, sebenarnya Davin memiliki wajah yang anggun dan tampan.Satya berbicara sambil tersenyum, "Cuma gandengan? Pakai tangan yang mana?"Sembari bicara, Satya beranjak ke samping untuk mengambil tongkat.Davin menatap tajam pria yang berdiri di hadapannya. Sampai saat ini, dia masih tidak percaya Clara mau dinikahi pria ini.Clara adalah wanita yang lembut dan baik hati, sedangkan suaminya kejam dam tidak berperikemanusiaan.Davin menggertakkan giginya. "Aku tidak pernah menodai kehormatan Clara. Kamu mungkin sudah memiliki tubuhnya, tapi tidak hatinya. Cepat atau lambat, Clara akan melarikan diri dari kamu!"Satya membaca informasi mengenai data diri Davin. Belajar ilmu filsafat?Satya tertawa sambil mengenakan sarung tangan dan kacamata, lalu mengayunkan tongkatnya tanpa banyak bicara."Ah!" Davin menjerit, kedua tangannya lumpuh."Ini harga yang harus kamu bayar." Satya tersenyum puas. "Hidup atau mati, kamu yang tentukan sendiri
"Kak!" Annika terbangun dari mimpi buruknya.Sesaat membuka mata, suasana di sekeliling tampak gelap.Annika memimpikan Satya dan Clara. Sikap Satya mulai berubah, tetapi akhirnya Satya dan Clara tetap harus berpisah. Satya dan Clara mengalami seperti yang dialami Annika dan Zakki.Annika memeluk dirinya sendiri, sekujur tubuhnya bergetar. Mimpi itu terasa sangat nyata.Sesaat mengangkat kepala, Annika melihat Zakki yang duduk di kursi roda dan mengenakan piyama berwarna putih."Ariel baik-baik saja," kata Zakki dengan lembut."Aku tahu." Annika menatap Zakki, seakan memohon untuk memeluknya. Annika sangat gelisah, dia ketakutan.Untuk pertam akalinya, Annika meminta kepada Zakki, "Zakki, aku mau peluk."Suasana di dalam kamar gelap, sorotan mata Zakki tidak terlihat jeals.Annika mengira kalau Zakki akan pergi, tenyata Zakki malah menarik Annika ke pangkuannya."Kaki mati rasa, aku tidak akan kesakitan," ucap Zakki dengan setengah berbisik.Setelah beberapa saat, Zakki mengecup sambil
Annika ingin tahu, apakah Zakki serius dengan ucapannya?Zakki membalas tatapan Annika.Mereka pernah menjadi suami istri, mereka mengenal satu sama lain. Annika tahu bahwa Zakki masih mencintainya, makanya dia masih mengunjungi Vila Kusnadi dan bersedia melakukan hubungan suami istri.Walaupun kelelahan, Annika masih bersedia memuaskan Zakki. Kalau bukan cinta, lantas apa namanya?Hati Zakki terasa berkecamuk. Mereka pernah mencintai, tetapi tidak pernah "saling" mencintai. Dulu Annika mencintainya, tetapi Zakki malah bersikap dingin. Sekarang saat Zakki mencintainya ... mereka tidak ditakdirkan untuk bersama.Setiap melihat kakinya, harapan di hati Zakki terasa pupus. Pada akhirnya, yang tersisa cuma sedih dan penyesalan.Zakki menatap ekspresi Annika yang tampak sedih. Meskipun tidak tenaga, dia tidak mau menyusahkan Annika. "Annika, apakah menurutmu masih ada harapan di antara kita? Aku mencintaimu, tapi kamu sudah punya pacar. Cinta gampang diucapkan, tapi tidak mudah dilakukan. L
Annika tersenyum kepada Shinta melalui kaca spion.Lima belas menit kemudian, Annika tiba di rumahnya. Ketika hendak memasuki halaman, dia melihat sebuah mobil Land Rovar diparkir di depan gerbangnya.Annika melihat sosok yang berdiri di samping mobil, pria itu adalah Yoyok.Shinta langsung membentak, "Dia masih berani datang? Apakah dia masih belum puas menghancurkan keluarga kita? Apa lagi yang dia inginkan?"Annika mengerutkan alis. Yoyok pasti datang mencarinya untuk membicarakan masalah Satya dan Clara.Sebelumnya Annika belum memberi tahu Shinta. Namun setelah dipikir-pikir, Annika pun memutuskan untuk menceritakannya. "Satu tahun lalu, Kak Satya menikahi Clara, adiknya Yoyok. Clara baru berusia 21 tahun."Shinta membelalak. "Mustahil! Selama satu tahun kemarin, kita masih tinggal di Kota Aruma. Nggak mungkin kita tidak tahu. Jangan-jangan Yoyok memfitnah Satya?"Annika tersenyum kecut. "Aku sudah menghubungi Kak Satya, dia mengakuinya sendiri."Ekspresi Shinta tampak berkecamuk,
Wanita cantik itu adalah Annika ....Seiring berjalan waktu, Yoyok menyadari bahwa semua itu bukan simpati, tetapi kerinduan. Yoyok rindu melihat Annika yang berdiri di hadapannya sambil memohon dan menangis. Annika menceritakan masalah di dalam rumah tangganya, Yoyok merindukan tatapan Annika yang memercayainya ....Setiap dinas ke Kota Aruma, Yoyok selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi Annika.Yoyok bahkan sengaja menyekolahkan Clara di Kota Aruma agar dia punya alasan untuk lebih sering bertemu Annika.Meskipun hanya makan atau bertemu di kafe, Yoyok sudah merasa puas.Namun keadaan sekarang telah berubah. Yoyok hanya bisa mengubur semua rasa suka dan perasaannya. Annika tidak akan pernah mencintainya, yang ada di dalam hatinya cuma kebencian.Yoyok menyesal, dia merasa kotor.....Ketika Annika masuk, Shinta sedang menemani anak-anak bermain. Annika menghela napas panjang dan berkata, "Aku harus ke Kota Aruma sebentar. Bukan demi Clara, tapi demi Kak Satya. Hidup kita sudah t
Annika naik ke lantai dua, dia membuka beberapa kamar untuk mengeceknya.Annika tidak melihat foto pernikahan yang digantung di dalam kamar. Di kamar utama, Annika tidak melihat ada barang-barang milik wanita. Dia hanya melihat sebuah lukisan yang tergeletak di atas sofa.Sosok yang berada di dalam lukisan tersebut adalah Satya.Pakaian yang ada di kamar tidak terlalu banyak. Hanya beberapa helai pakaian wanita dan pria.Annika tahu, Satya pasti memperlakukan Clara dengan buruk. Mereka sudah setahun menikah, masa Clara hanya memiliki beberapa helai pakaian?Ketika melihat Annika turun, raut wajah Gracia terlihat gugup."Kakakku nggak sering pulang ke rumah ini?" tanay Annika.Kali ini Gracia mengangguk, dia tidak berbohong. "Iya, cuma pulang seminggu sekali."Annika tidak berani bertanya lebih jauh, dia tidak sanggup mendengarnya.Di saat Annika hendak beranjak pergi, dia melihat beberapa pengawal yang membawa ember berisi darah.Annika tersentak dan menoleh ke arah Gracia.Gracia tida