Annika naik ke lantai dua, dia membuka beberapa kamar untuk mengeceknya.Annika tidak melihat foto pernikahan yang digantung di dalam kamar. Di kamar utama, Annika tidak melihat ada barang-barang milik wanita. Dia hanya melihat sebuah lukisan yang tergeletak di atas sofa.Sosok yang berada di dalam lukisan tersebut adalah Satya.Pakaian yang ada di kamar tidak terlalu banyak. Hanya beberapa helai pakaian wanita dan pria.Annika tahu, Satya pasti memperlakukan Clara dengan buruk. Mereka sudah setahun menikah, masa Clara hanya memiliki beberapa helai pakaian?Ketika melihat Annika turun, raut wajah Gracia terlihat gugup."Kakakku nggak sering pulang ke rumah ini?" tanay Annika.Kali ini Gracia mengangguk, dia tidak berbohong. "Iya, cuma pulang seminggu sekali."Annika tidak berani bertanya lebih jauh, dia tidak sanggup mendengarnya.Di saat Annika hendak beranjak pergi, dia melihat beberapa pengawal yang membawa ember berisi darah.Annika tersentak dan menoleh ke arah Gracia.Gracia tida
Annika menghadapi Yoyok dengan tenang. "Aku nggak bisa membantu banyak, mereka kabur ke luar negeri. Aku nggak tahu kapan mereka pulang. Kalaupun kembali, kurasa mereka tidak akan tinggal di tempat yang sama. Kamu tahu sendiri perkembangan bisnis kakakku selama 2 tahun ini. Kalau dia mau bersembunyi, aku pun tidak bisa melakukan apa-apa."Yoyok memercayai Annika. Dia tahu, Annika adalah wanita yang baik.Annika tertawa mendengarnya. "Aku kira, bagimu kebaikan adalah hal yang tidak berharga."Kemudian Annika bangkit berdiri dan berpamitan. "Kalau ada informasi, aku akan menghubungimu."Namun Yoyok malah menarik pergelangan tangan Annika, sama seperti beberapa tahun lalu. Bedanya, Annika yang dulu lemah dan penakut, tetapi Annika yang sekarang adalah pebisnis handal.Yoyok menatap Annika dan berkata, "Annika, aku menyukaimu."Suasana di sekitar sontak terasa sunyi.Annika berusaha menepis tangan Yoyok, tetapi Yiyok tidak mau melepaskannya. Annika tidak menjawab, dia merasa tidak ada yang
Tengah malam, di lantai dua vila.Zakki yang mengenakan jubah mandi berwarna putih sedang duduk di ruang tamu. Sembari memijat kakinya, perawat berkata, "Kata Dokter Jony, kakimu sudah ada kemajuan. Kamu sudah bisa merasakan sakit. Kalau pijatanku terlalu kuat, tolong beri tahu. Sepertinya tim medis yang baru sangat hebat."Tim medis yang baru?Seingat Zakki, dia tidak meminta Jony untuk mendatangkan tim medis baru.Perawat tersebut baru menyadari dirinya salah bicara. Kata-kata yang sudah dilontarkan tidak bisa ditarik lagi, dia terpaksa menjelaskan, "Tim medis baru, dibiayai Nona Annika. Pembayaran pertama berkisar 4 triliun. Aku dengar dari Dokter Jony, kalau penelitian dan perawatan ini berjalan selama 5 tahun, mungkin Nona Annika bakal bangkrut.""Nona Annika diam-diam sangat perhatian, tapi dia tidak pernah mengatakan apa-apa," ujar perawat sambil memijat dengan keras.Zakki tidak bersuara, dia menunduk dan melihat foto yang ada di dalam layar ponselnya. Yoyok menggenggam tangan
Zakki menatap Annika sambil bertanya, "Apakah sejak kembali ke Kota Brata, rinitis membaik?"Annika berjongkok di samping Zakki, lalu mengulurkan tangan untuk mengusap wajah putranya. "Em, sudah baikan. Beberapa hari lalu baru dari dokter."Zakki memperhatikan Annika yang mengenakan gaun panjang berwarna hitam. Kulitnya putih tampak kontras dengan warna gaun yang dikenakan. Dia memiliki pinggang yang mungil dan kaki yang jenjang.Malam itu, Zakki membelai selutuh tubuh Annika sambil terus bergoyang. Annika menyandarkan wajahnya di pundak Zakki. Annika memeluk erat Zakki dan kedua kakinya menegang.Meskipun malam itu berpisah dalam keadaan bertengkar, mereka memberikan yang terbaik kepada satu sama lain.Tatapan mata Zakki agak ambigu dan mengandung makna dalam."Di luar panas. Ayo masuk," ajak Zakki.Sebenarnya Zakki ingin mengatakan sesuatu saat Annika bangkit berdiri dan hendak mendorong kursi rodanya. Akan tetapi, Zakki menelan kembaki kata-kata yang sudah berada di ujung mulut. Di
Meskipun hanya menggunakan sebelah tangan, kekuatan Zakki juga sangat kuat. Dia melangkah mundur dengan pelan, lalu menggunakan kursi roda untuk menutup pintunya agar para pembantu di luar tidak bisa mengintip. Setelah itu, dia menarik Annika mendekat secara perlahan ... seolah-olah ingin menarik Annika hingga dia duduk di pangkuannya.Setelah memikirkan ada pembantu di luar, Annika tentu saja tidak bersedia melakukannya. Namun, Zakki mengandalkan kekuatannya yang kuat untuk menariknya hingga dia jatuh terduduk di pangkuan Zakki. Saat dia hendak meronta, Zakki tiba-tiba berkata dengan lembut, “Dengan begini, kita bisa bicara dengan lebih nyaman.”Annika masih ingin memprotes, tetapi Zakki langsung membuatnya bungkam dengan mencium bibirnya.Zakki mencium Annika dengan penuh dominasi dan tidak memejamkan matanya. Dia malah menatap Annika dengan penuh gelora. Jika ini bukanlah dapur dan tidak ada 4-5 pembantu di luar, dia tidak akan melepaskan kesempatan sebagus ini untuk mendominasi Ann
Setelah itu, Zakki dan Annika pun tertegun. Terutama Zakki. Kenapa dia bisa lupa bahwa Annika dan Justin barulah pasangan yang sebenarnya, sedangkan dirinya hanyalah mantan suami Annika?Saat ini, mereka bahkan harus diam-diam melakukan hal yang melanggar moral ini. Kenapa dia bisa berpikir untuk memonopoli Annika?‘Zakki, kamu sangat konyol!’ Zakki memaki dirinya sendiri dalam hati. Kemudian, suasananya pun menjadi agak dingin. Namun, Zakki masih menahan pinggang Annika setelah tersadar dari keterkejutannya. Dia berbisik, “Biarkan aku memelukmu sebentar lagi.”Annika tidak menolak. Di dalam ruangan yang tenang ini, tidak ada orang yang berani menganggu mereka. Dia pun menyandarkan wajahnya di pundak Zakki dengan santai. Mereka bisa merasakan kehangatan satu sama lain ....Kemudian, Annika berkata dengan suara yang sangat kecil, seolah-olah sedang bergumam, “Zakki, suaru hari nanti, kita tetap harus berpisah. Masalahnya hanya di cepat ... atau lambat.”Zakki tahu bahwa dirinya bisa me
Meskipun Zakki dan Annika pernah menjadi pasangan suami istri, mereka juga telah berpisah dalam waktu yang cukup lama. Jadi, mereka pun merasa sangat baru dengan semua ini.Malam harinya, anak-anak sudah tidur dengan dijaga oleh bibi.Annika membasuh tubuhnya di kamar tamu, lalu mengoles krim wajahnya. Kemudian, dia pergi mengetuk kamar Zakki dengan mengenakan sepotong piama sutra. Dia juga tidak berpikir kebanyakan, langsung memasuki kamar.Saat ini, bukan hanya ada Zakki di dalam kamar, masih ada 2 perawat pria juga. Mereka sedang bersiap-siap untuk memandikan Zakki.Kemeja yang dikenakan Zakki sedang dilepaskan. Samar-samar tampak kulit putih dan kokohnya. Zakki yang sedang duduk di kursi roda pun berbicara kepada perawat dengan alami. Sepertinya dia sudah terbiasa untuk dirawat seperti ini.Hanya saja, ketika Zakki berpapasan dengan tatapan Annika, matanya seketika disipitkan. Alhasil, Annika merasa dia masih tidak terbiasa …. Mungkin selamanya Zakki tidak akan terbiasa dengan caca
Annika tidak takut untuk hidup menderita. Dia hanya takut akan melukai harga diri Zakki saja. Kedua perawat sangatlah profesional. Setengah jam kemudian, Zakki telah berbaring di atas ranjang dalam keadaan segar. Kedua perawat membersihkan kamar mandi, baru meninggalkan kamar …. Tentu saja, Annika juga merasa tidak leluasa jika ada 2 perawat pria di dalam kamar.Setelah mereka meninggalkan kamar, Annika baru memasuki ruangan. Ruangan kamar sangatlah gelap, sebab Zakki hanya menyalakan 1 lampu di atas nakas saja. Menyadari Annika memasuki ruangan, Zakki spontan mengulurkan tangannya, menyuruh Annika untuk berbaring di sampingnya ….Suara Zakki sangat lembut, seolah-olah tidak ada yang terjadi barusan.Annika berjalan mendekati Zakki, lalu berbaring di sisinya. Dia memasukkan tubuhnya ke dalam pelukan Zakki, menghirup aroma segar dari tubuh si pria. Zakki merangkul pundaknya, lalu mengusapnya dengan lembut. Dia tidak sedang menggoda Annika ….Beberapa saat kemudian, terdengar suara sera