Tengah malam, di lantai dua vila.Zakki yang mengenakan jubah mandi berwarna putih sedang duduk di ruang tamu. Sembari memijat kakinya, perawat berkata, "Kata Dokter Jony, kakimu sudah ada kemajuan. Kamu sudah bisa merasakan sakit. Kalau pijatanku terlalu kuat, tolong beri tahu. Sepertinya tim medis yang baru sangat hebat."Tim medis yang baru?Seingat Zakki, dia tidak meminta Jony untuk mendatangkan tim medis baru.Perawat tersebut baru menyadari dirinya salah bicara. Kata-kata yang sudah dilontarkan tidak bisa ditarik lagi, dia terpaksa menjelaskan, "Tim medis baru, dibiayai Nona Annika. Pembayaran pertama berkisar 4 triliun. Aku dengar dari Dokter Jony, kalau penelitian dan perawatan ini berjalan selama 5 tahun, mungkin Nona Annika bakal bangkrut.""Nona Annika diam-diam sangat perhatian, tapi dia tidak pernah mengatakan apa-apa," ujar perawat sambil memijat dengan keras.Zakki tidak bersuara, dia menunduk dan melihat foto yang ada di dalam layar ponselnya. Yoyok menggenggam tangan
Zakki menatap Annika sambil bertanya, "Apakah sejak kembali ke Kota Brata, rinitis membaik?"Annika berjongkok di samping Zakki, lalu mengulurkan tangan untuk mengusap wajah putranya. "Em, sudah baikan. Beberapa hari lalu baru dari dokter."Zakki memperhatikan Annika yang mengenakan gaun panjang berwarna hitam. Kulitnya putih tampak kontras dengan warna gaun yang dikenakan. Dia memiliki pinggang yang mungil dan kaki yang jenjang.Malam itu, Zakki membelai selutuh tubuh Annika sambil terus bergoyang. Annika menyandarkan wajahnya di pundak Zakki. Annika memeluk erat Zakki dan kedua kakinya menegang.Meskipun malam itu berpisah dalam keadaan bertengkar, mereka memberikan yang terbaik kepada satu sama lain.Tatapan mata Zakki agak ambigu dan mengandung makna dalam."Di luar panas. Ayo masuk," ajak Zakki.Sebenarnya Zakki ingin mengatakan sesuatu saat Annika bangkit berdiri dan hendak mendorong kursi rodanya. Akan tetapi, Zakki menelan kembaki kata-kata yang sudah berada di ujung mulut. Di
Meskipun hanya menggunakan sebelah tangan, kekuatan Zakki juga sangat kuat. Dia melangkah mundur dengan pelan, lalu menggunakan kursi roda untuk menutup pintunya agar para pembantu di luar tidak bisa mengintip. Setelah itu, dia menarik Annika mendekat secara perlahan ... seolah-olah ingin menarik Annika hingga dia duduk di pangkuannya.Setelah memikirkan ada pembantu di luar, Annika tentu saja tidak bersedia melakukannya. Namun, Zakki mengandalkan kekuatannya yang kuat untuk menariknya hingga dia jatuh terduduk di pangkuan Zakki. Saat dia hendak meronta, Zakki tiba-tiba berkata dengan lembut, “Dengan begini, kita bisa bicara dengan lebih nyaman.”Annika masih ingin memprotes, tetapi Zakki langsung membuatnya bungkam dengan mencium bibirnya.Zakki mencium Annika dengan penuh dominasi dan tidak memejamkan matanya. Dia malah menatap Annika dengan penuh gelora. Jika ini bukanlah dapur dan tidak ada 4-5 pembantu di luar, dia tidak akan melepaskan kesempatan sebagus ini untuk mendominasi Ann
Setelah itu, Zakki dan Annika pun tertegun. Terutama Zakki. Kenapa dia bisa lupa bahwa Annika dan Justin barulah pasangan yang sebenarnya, sedangkan dirinya hanyalah mantan suami Annika?Saat ini, mereka bahkan harus diam-diam melakukan hal yang melanggar moral ini. Kenapa dia bisa berpikir untuk memonopoli Annika?‘Zakki, kamu sangat konyol!’ Zakki memaki dirinya sendiri dalam hati. Kemudian, suasananya pun menjadi agak dingin. Namun, Zakki masih menahan pinggang Annika setelah tersadar dari keterkejutannya. Dia berbisik, “Biarkan aku memelukmu sebentar lagi.”Annika tidak menolak. Di dalam ruangan yang tenang ini, tidak ada orang yang berani menganggu mereka. Dia pun menyandarkan wajahnya di pundak Zakki dengan santai. Mereka bisa merasakan kehangatan satu sama lain ....Kemudian, Annika berkata dengan suara yang sangat kecil, seolah-olah sedang bergumam, “Zakki, suaru hari nanti, kita tetap harus berpisah. Masalahnya hanya di cepat ... atau lambat.”Zakki tahu bahwa dirinya bisa me
Meskipun Zakki dan Annika pernah menjadi pasangan suami istri, mereka juga telah berpisah dalam waktu yang cukup lama. Jadi, mereka pun merasa sangat baru dengan semua ini.Malam harinya, anak-anak sudah tidur dengan dijaga oleh bibi.Annika membasuh tubuhnya di kamar tamu, lalu mengoles krim wajahnya. Kemudian, dia pergi mengetuk kamar Zakki dengan mengenakan sepotong piama sutra. Dia juga tidak berpikir kebanyakan, langsung memasuki kamar.Saat ini, bukan hanya ada Zakki di dalam kamar, masih ada 2 perawat pria juga. Mereka sedang bersiap-siap untuk memandikan Zakki.Kemeja yang dikenakan Zakki sedang dilepaskan. Samar-samar tampak kulit putih dan kokohnya. Zakki yang sedang duduk di kursi roda pun berbicara kepada perawat dengan alami. Sepertinya dia sudah terbiasa untuk dirawat seperti ini.Hanya saja, ketika Zakki berpapasan dengan tatapan Annika, matanya seketika disipitkan. Alhasil, Annika merasa dia masih tidak terbiasa …. Mungkin selamanya Zakki tidak akan terbiasa dengan caca
Annika tidak takut untuk hidup menderita. Dia hanya takut akan melukai harga diri Zakki saja. Kedua perawat sangatlah profesional. Setengah jam kemudian, Zakki telah berbaring di atas ranjang dalam keadaan segar. Kedua perawat membersihkan kamar mandi, baru meninggalkan kamar …. Tentu saja, Annika juga merasa tidak leluasa jika ada 2 perawat pria di dalam kamar.Setelah mereka meninggalkan kamar, Annika baru memasuki ruangan. Ruangan kamar sangatlah gelap, sebab Zakki hanya menyalakan 1 lampu di atas nakas saja. Menyadari Annika memasuki ruangan, Zakki spontan mengulurkan tangannya, menyuruh Annika untuk berbaring di sampingnya ….Suara Zakki sangat lembut, seolah-olah tidak ada yang terjadi barusan.Annika berjalan mendekati Zakki, lalu berbaring di sisinya. Dia memasukkan tubuhnya ke dalam pelukan Zakki, menghirup aroma segar dari tubuh si pria. Zakki merangkul pundaknya, lalu mengusapnya dengan lembut. Dia tidak sedang menggoda Annika ….Beberapa saat kemudian, terdengar suara sera
Hidung Zakki sangat mancung!Annika mengusap hidung mancung itu sembari menunjukkan senyuman di wajahnya.Beberapa saat kemudian, Annika mengamati sekeliling dengan malasnya. Dia mengesampingkan selimut, lalu berjalan ke sisi lemari pakaian. Semuanya masih sama seperti sebelumnya. Dia memilih pakaian untuk Zakki, lalu menyetrika kemeja dan celana formalnya.Di dalam lemari terdapat kejutan yang dipersiapkan Zakki kepada Annika. Seutas kalung berlian tampak berbaring di dalam kotak kecil. Berlian tidaklah besar, sepertinya kalung itu hanya senilai belasan juta saja. Hanya saja, model kalung ini sangatlah simpel, cocok untuk dipakai dalam sehari-hari.Annika merasa sangat kaget. Dia mengeluarkan kalung itu, lalu mengenakannya. Annika tak berhenti becermin untuk melihat hadiahnya itu. Tidak dipungkiri, hati Annika terasa berbunga-bunga saat ini.Mereka sudah menikah selama ini. Namun, ini adalah pertama kalinya Annika memiliki perasaan seperti ini!Annika tidak melepaskannya. Dia mengenak
Annika sama sekali tidak tahu tentang pikiran negatif Zakki. Dia merawat kedua anaknya seperti biasa. Wajahnya yang disinari mentari pagi tampak begitu menawan. Ini adalah pemandangan yang sangat diidamkan setiap pria untuk selamanya.Ariel sangat penurut dan makan dengan lahap, sedangkan Jose sangat pendiam. Bayi yang berusia hampir 2 tahun ini makan dengan terampil. Semua makanan seolah-olah terasa sama di lidahnya. Dia menghabiskan makanannya tanpa menikmatinya.Zakki memandang putranya sambil bertanya, "Sikap seperti ini mirip siapa?"Annika meraih gelas yang berisi susu dan meminumnya. Kemudian, dia membalas dengan lembut, "Zakki, dulu kamu juga seperti ini. Semua makanan terasa sama di lidahmu. Kamu nggak pernah memedulikan cita rasa makanan.""Sekarang juga nggak." Dia melanjutkan dengan nada rendah, "Ada banyak hal lain yang jauh lebih menarik."Ariel yang sedang makan kentang tumbuk bertanya dengan suara mengecap, "Ayah, apa yang lebih menarik?"Annika menendang kaki Zakki dar
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se