"Kak!" Annika terbangun dari mimpi buruknya.Sesaat membuka mata, suasana di sekeliling tampak gelap.Annika memimpikan Satya dan Clara. Sikap Satya mulai berubah, tetapi akhirnya Satya dan Clara tetap harus berpisah. Satya dan Clara mengalami seperti yang dialami Annika dan Zakki.Annika memeluk dirinya sendiri, sekujur tubuhnya bergetar. Mimpi itu terasa sangat nyata.Sesaat mengangkat kepala, Annika melihat Zakki yang duduk di kursi roda dan mengenakan piyama berwarna putih."Ariel baik-baik saja," kata Zakki dengan lembut."Aku tahu." Annika menatap Zakki, seakan memohon untuk memeluknya. Annika sangat gelisah, dia ketakutan.Untuk pertam akalinya, Annika meminta kepada Zakki, "Zakki, aku mau peluk."Suasana di dalam kamar gelap, sorotan mata Zakki tidak terlihat jeals.Annika mengira kalau Zakki akan pergi, tenyata Zakki malah menarik Annika ke pangkuannya."Kaki mati rasa, aku tidak akan kesakitan," ucap Zakki dengan setengah berbisik.Setelah beberapa saat, Zakki mengecup sambil
Annika ingin tahu, apakah Zakki serius dengan ucapannya?Zakki membalas tatapan Annika.Mereka pernah menjadi suami istri, mereka mengenal satu sama lain. Annika tahu bahwa Zakki masih mencintainya, makanya dia masih mengunjungi Vila Kusnadi dan bersedia melakukan hubungan suami istri.Walaupun kelelahan, Annika masih bersedia memuaskan Zakki. Kalau bukan cinta, lantas apa namanya?Hati Zakki terasa berkecamuk. Mereka pernah mencintai, tetapi tidak pernah "saling" mencintai. Dulu Annika mencintainya, tetapi Zakki malah bersikap dingin. Sekarang saat Zakki mencintainya ... mereka tidak ditakdirkan untuk bersama.Setiap melihat kakinya, harapan di hati Zakki terasa pupus. Pada akhirnya, yang tersisa cuma sedih dan penyesalan.Zakki menatap ekspresi Annika yang tampak sedih. Meskipun tidak tenaga, dia tidak mau menyusahkan Annika. "Annika, apakah menurutmu masih ada harapan di antara kita? Aku mencintaimu, tapi kamu sudah punya pacar. Cinta gampang diucapkan, tapi tidak mudah dilakukan. L
Annika tersenyum kepada Shinta melalui kaca spion.Lima belas menit kemudian, Annika tiba di rumahnya. Ketika hendak memasuki halaman, dia melihat sebuah mobil Land Rovar diparkir di depan gerbangnya.Annika melihat sosok yang berdiri di samping mobil, pria itu adalah Yoyok.Shinta langsung membentak, "Dia masih berani datang? Apakah dia masih belum puas menghancurkan keluarga kita? Apa lagi yang dia inginkan?"Annika mengerutkan alis. Yoyok pasti datang mencarinya untuk membicarakan masalah Satya dan Clara.Sebelumnya Annika belum memberi tahu Shinta. Namun setelah dipikir-pikir, Annika pun memutuskan untuk menceritakannya. "Satu tahun lalu, Kak Satya menikahi Clara, adiknya Yoyok. Clara baru berusia 21 tahun."Shinta membelalak. "Mustahil! Selama satu tahun kemarin, kita masih tinggal di Kota Aruma. Nggak mungkin kita tidak tahu. Jangan-jangan Yoyok memfitnah Satya?"Annika tersenyum kecut. "Aku sudah menghubungi Kak Satya, dia mengakuinya sendiri."Ekspresi Shinta tampak berkecamuk,
Wanita cantik itu adalah Annika ....Seiring berjalan waktu, Yoyok menyadari bahwa semua itu bukan simpati, tetapi kerinduan. Yoyok rindu melihat Annika yang berdiri di hadapannya sambil memohon dan menangis. Annika menceritakan masalah di dalam rumah tangganya, Yoyok merindukan tatapan Annika yang memercayainya ....Setiap dinas ke Kota Aruma, Yoyok selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi Annika.Yoyok bahkan sengaja menyekolahkan Clara di Kota Aruma agar dia punya alasan untuk lebih sering bertemu Annika.Meskipun hanya makan atau bertemu di kafe, Yoyok sudah merasa puas.Namun keadaan sekarang telah berubah. Yoyok hanya bisa mengubur semua rasa suka dan perasaannya. Annika tidak akan pernah mencintainya, yang ada di dalam hatinya cuma kebencian.Yoyok menyesal, dia merasa kotor.....Ketika Annika masuk, Shinta sedang menemani anak-anak bermain. Annika menghela napas panjang dan berkata, "Aku harus ke Kota Aruma sebentar. Bukan demi Clara, tapi demi Kak Satya. Hidup kita sudah t
Annika naik ke lantai dua, dia membuka beberapa kamar untuk mengeceknya.Annika tidak melihat foto pernikahan yang digantung di dalam kamar. Di kamar utama, Annika tidak melihat ada barang-barang milik wanita. Dia hanya melihat sebuah lukisan yang tergeletak di atas sofa.Sosok yang berada di dalam lukisan tersebut adalah Satya.Pakaian yang ada di kamar tidak terlalu banyak. Hanya beberapa helai pakaian wanita dan pria.Annika tahu, Satya pasti memperlakukan Clara dengan buruk. Mereka sudah setahun menikah, masa Clara hanya memiliki beberapa helai pakaian?Ketika melihat Annika turun, raut wajah Gracia terlihat gugup."Kakakku nggak sering pulang ke rumah ini?" tanay Annika.Kali ini Gracia mengangguk, dia tidak berbohong. "Iya, cuma pulang seminggu sekali."Annika tidak berani bertanya lebih jauh, dia tidak sanggup mendengarnya.Di saat Annika hendak beranjak pergi, dia melihat beberapa pengawal yang membawa ember berisi darah.Annika tersentak dan menoleh ke arah Gracia.Gracia tida
Annika menghadapi Yoyok dengan tenang. "Aku nggak bisa membantu banyak, mereka kabur ke luar negeri. Aku nggak tahu kapan mereka pulang. Kalaupun kembali, kurasa mereka tidak akan tinggal di tempat yang sama. Kamu tahu sendiri perkembangan bisnis kakakku selama 2 tahun ini. Kalau dia mau bersembunyi, aku pun tidak bisa melakukan apa-apa."Yoyok memercayai Annika. Dia tahu, Annika adalah wanita yang baik.Annika tertawa mendengarnya. "Aku kira, bagimu kebaikan adalah hal yang tidak berharga."Kemudian Annika bangkit berdiri dan berpamitan. "Kalau ada informasi, aku akan menghubungimu."Namun Yoyok malah menarik pergelangan tangan Annika, sama seperti beberapa tahun lalu. Bedanya, Annika yang dulu lemah dan penakut, tetapi Annika yang sekarang adalah pebisnis handal.Yoyok menatap Annika dan berkata, "Annika, aku menyukaimu."Suasana di sekitar sontak terasa sunyi.Annika berusaha menepis tangan Yoyok, tetapi Yiyok tidak mau melepaskannya. Annika tidak menjawab, dia merasa tidak ada yang
Tengah malam, di lantai dua vila.Zakki yang mengenakan jubah mandi berwarna putih sedang duduk di ruang tamu. Sembari memijat kakinya, perawat berkata, "Kata Dokter Jony, kakimu sudah ada kemajuan. Kamu sudah bisa merasakan sakit. Kalau pijatanku terlalu kuat, tolong beri tahu. Sepertinya tim medis yang baru sangat hebat."Tim medis yang baru?Seingat Zakki, dia tidak meminta Jony untuk mendatangkan tim medis baru.Perawat tersebut baru menyadari dirinya salah bicara. Kata-kata yang sudah dilontarkan tidak bisa ditarik lagi, dia terpaksa menjelaskan, "Tim medis baru, dibiayai Nona Annika. Pembayaran pertama berkisar 4 triliun. Aku dengar dari Dokter Jony, kalau penelitian dan perawatan ini berjalan selama 5 tahun, mungkin Nona Annika bakal bangkrut.""Nona Annika diam-diam sangat perhatian, tapi dia tidak pernah mengatakan apa-apa," ujar perawat sambil memijat dengan keras.Zakki tidak bersuara, dia menunduk dan melihat foto yang ada di dalam layar ponselnya. Yoyok menggenggam tangan
Zakki menatap Annika sambil bertanya, "Apakah sejak kembali ke Kota Brata, rinitis membaik?"Annika berjongkok di samping Zakki, lalu mengulurkan tangan untuk mengusap wajah putranya. "Em, sudah baikan. Beberapa hari lalu baru dari dokter."Zakki memperhatikan Annika yang mengenakan gaun panjang berwarna hitam. Kulitnya putih tampak kontras dengan warna gaun yang dikenakan. Dia memiliki pinggang yang mungil dan kaki yang jenjang.Malam itu, Zakki membelai selutuh tubuh Annika sambil terus bergoyang. Annika menyandarkan wajahnya di pundak Zakki. Annika memeluk erat Zakki dan kedua kakinya menegang.Meskipun malam itu berpisah dalam keadaan bertengkar, mereka memberikan yang terbaik kepada satu sama lain.Tatapan mata Zakki agak ambigu dan mengandung makna dalam."Di luar panas. Ayo masuk," ajak Zakki.Sebenarnya Zakki ingin mengatakan sesuatu saat Annika bangkit berdiri dan hendak mendorong kursi rodanya. Akan tetapi, Zakki menelan kembaki kata-kata yang sudah berada di ujung mulut. Di
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se