Zakki menghentikan ciumannya saat merasakan asin dan basah air mata yang meleleh dari sudut mata Annika. Dia menumpukan satu tangan di sisi tubuh Annika, lalu menatapnya cukup lama sebelum berkata dengan lembut, "Aku nggak akan menyentuhmu lagi, tapi apa aku boleh membantumu ganti baju?"Annika tidak melawan saat Zakki mengganti pakaiannya. Tubuh rampingnya yang terbaring di atas kain mahal berwarna hitam tampak rapuh dan indah. Napas Zakki menjadi sedikit memburu saat menyentuh kulit lembut itu. Gairah Zakki selama ini memang besar, apalagi dia belum bercinta selama beberapa waktu.Annika memandang lampu kristal di atas kepalanya tanpa sedikit pun gejolak emosi di mata. Dia berkata dengan datar, "Nggak ada gunanya, Zakki. Sentuhanmu cuma membuatku mengingat kejadian di ruang kerja malam itu. Aku akan terus mengingat perlakuan kasarmu, gimana kamu memaksaku melakukan hal-hal rendah itu.""Aku akan tetap ingat pilihanmu waktu kecelakaan mobil itu. Aku benci sentuhanmu, aku benci bicara
Zakki tidak menemukan Annika di dalam kamar. Langkahnya terhenti sejenak, lalu dia berjalan ke lantai tiga dan membuka pintu ruang latihan. Dugaannya benar, Annika berada di sana.Sebuah biola meluncur jatuh dan Annika sendiri terhuyung jatuh ke atas karpet. Penampilannya terlihat sangat menyedihkan. Dia seolah-olah ditakdirkan untuk hidup dalam penderitaan berkepanjangan.Jantung Zakki berdegup kencang. Dia bergegas menghampiri Annika, lalu berlutut dengan satu kaki dan berujar lembut, "Gimana kalau kita pergi bersantai? Kita bisa pergi ke negara mana pun. Bukannya kamu pernah bilang mau pergi bulan madu? Setelah pekerjaanku beres, ayo kita pergi sebulan."Annika menunduk dan mengelus lembut biolanya. Beberapa saat kemudian, dia membalas dengan suara pelan, "Aku mau ke Kota Handa."Zakki tahu Annika ingin pergi ke konser Wito yang akan diadakan besok. Dia pun berkata tanpa pikir panjang, "Aku temani kamu ke sana."Annika tidak menolak, tetapi dia juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Di
Annika seharusnya tampil membawakan lagu pembuka. Namun, kini Wito yang berdiri di panggung dan dihujat para penonton. Pria itu membungkuk dan meminta maaf berulang kali. Sejak awal hingga akhir, Wito tidak membocorkan identitas Annika, apalagi menceritakan hal-hal menggelikan yang menyebabkan kecelakaannya.Justin tidak tega melihat Wito terus dihina. Dia segera naik ke panggung dan berujar pelan, "Pak Wito, kita kembalikan saja uang para penonton. Anda nggak sepatutnya dihina begini!"Wito menggeleng pelan dan berujar, "Justin, ini bukan masalah kompensasi! Kalau aku mengembalikan uang penonton, Annika akan kehilangan reputasi di dunia musik selamanya, begitu pula denganku!"Mendengar itu, Justin pun tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.Wito kembali menghadap penonton dan berkata, "Aku akan menggantikan muridku untuk bermain bagi semua orang!"Namun, para penonton masih belum puas. Mereka mengatakan bahwa Annika adalah sosok bualan Wito, semacam promosi palsu supaya tiket konser laris
Malam di Kota Handa, lampu neon tampak bersinar terang. Mereka berdiri di jalanan yang ramai sebagai pasangan suami istri, tetapi sama sekali tidak mesra.Di benak Zakki, masih terngiang kata-kata yang diucapkan oleh Annika. "Karier musikku berakhir. Pernikahanku dengan dia juga sudah berakhir. Tapi, aku nggak akan menyerah. Kelak, aku akan menyukai orang-orang yang layak disukai dan melakukan hal-hal yang kusenangi!"Jakun di tenggorokan Zakki sedikit bergerak. Annika mengatakan bahwa dia masih akan menyukai orang lain di masa depan.Saat ini, Annika mundur satu langkah, lalu menatap Zakki dan berkata dengan nada lembut, "Aku mau menyendiri. Tolong jangan mengikutiku atau suruh orang lain. Zakki, tindakanmu itu benar-benar membuatku sangat muak!"Angin malam bertiup kencang. Ujung rambut Zakki sedikit bergerak, sementara lampu neon yang ada di mana-mana menyinari wajahnya. Itu menambahkan sedikit pesona maskulin dan dewasa pada wajah Zakki. Dia tiba-tiba teringat bahwa sebenarnya mere
Annika memang sangat istimewa. Ketika Zakki mengganti perban untuknya, tidak bisa dihindari bahwa dia akan menyentuh area sensitif wanita. Dia bernapas agak tergesa-gesa dan jakunnya tak kuasa bergerak naik turun .... Bukan karena dia tidak mau, melainkan takut Annika merasa tidak suka.Zakki telah mengalami reaksi fisik. Sementara itu, Annika tentu saja menyadarinya. Namun, dia hanya berkata dengan nada lembut saat bel berbunyi, "Makanannya sudah datang, bukalah pintunya!"Pria itu merapikan pakaian Annika dengan lembut, sementara matanya menatapnya dalam-dalam. Setelah sekian lama, dia bertanya dengan suara pelan, "Annika, apa masih ada kemungkinan di antara kita?"Annika tidak menjawab apa pun ....Di sisi lain, ketukan pintu menjadi lebih mendesak daripada sebelumnya. Zakki terpaksa membuka pintu dahulu, lalu kembali dengan mendorong troli makanan. Mereka menyantap makanan dengan sangat tenang. Annika tidak bersikap sedingin sebelumnya. Ketika Zakki mengajaknya mengobrol, kadang ka
Annika kembali ke Kota Brata. Dia menggunakan uang dari penjualan vila untuk membeli apartemen seluas 120 meter persegi. Apartemen itu akan ditempati oleh Denny dan Shinta. Meskipun tidak semewah seperti yang diberikan oleh Zakki sebelumnya, apartemen ini cukup nyaman untuk ditinggali.Namun, Shinta masih merasa cemas di dalam hatinya. Dia menarik Annika dan berkata dengan khawatir, "Kamu pakai semua uangmu untuk beli rumah. Gimana kalau suatu hari nanti kakakmu butuh uang? Gimana kalau kamu punya keperluan mendesak?"Annika memintanya untuk tidak khawatir. Dia mengambil selembar sertifikat saham dari laci, lalu menjelaskan dengan nada lembut, "Ini adalah sertifikat kepemilikan 2% saham di Grup Ruslan. Pembagian dividennya sekitar 2 sampai 3 miliar per tahun. Dengan ini ... kita nggak perlu khawatir soal uang lagi."Namun, Shinta masih merasa gelisah. Dia sudah beberapa kali berurusan dengan Zakki dan cukup mengenal kepribadiannya. Uang pria itu tak akan mungkin mudah untuk didapatkan,
Yoyok mengira bahwa dia akan menghadapi seorang istri yang penuh amarah dalam pertemuan hari ini. Namun, Annika ternyata jauh lebih tenang dari yang dia bayangkan. Entah harus terluka berapa kali untuk membuat seorang wanita menjadi begitu tenang, serta menerima segala perlakuan yang tidak adil dengan begitu lapang dada ........Ketika Annika pergi ke apartemen untuk mengambil sesuatu, dia diadang oleh Zakki di depan pintu. Ekspresi pria itu terlihat suram. Dia menahan Annika di antara tubuhnya dan pintu. Satu tangannya memegang tangan Annika yang tidak terluka dengan lembut ....Hal ini membuat Annika tidak bisa melepaskan diri. Dia tidak ingin melihat Zakki sehingga memalingkan wajahnya dengan lembut. Kemudian, Annika berkata, "Zakki, kamu bikin aku sakit!"Zakki malah memutar wajah wanita itu. Saat ini, dia berada sangat dekat dengan Annika. Napasnya bahkan menyelimuti seluruh wajah wanita itu. Jari-jarinya yang panjang menyentuh pipi lembut Annika secara perlahan. Segera setelah i
Di dalam apartemen yang sempit, suasananya terasa tertekan. Baru-baru ini, Zakki masih menginap di sini. Di rumah kecil yang hangat, mereka berdua berbaring bersama di sofa. Saat itu, Annika bersandar padanya dan masih ada sedikit kemesraan di antara mereka.Begitu kepercayaan runtuh, mereka tidak bisa kembali lagi seperti semula. Wanita itu juga akhirnya berbicara dengan suara lantang. "Aku mau menyukai orang lain!"Zakki pun mundur selangkah. Dia bersandar di dinding sambil menatap Annika. Cahaya lampu yang terang menyinari tubuh wanita itu, serta membuat kulitnya seolah-olah diselimuti lapisan putih gading yang memikat. Itu membuat kulitnya terlihat lebih cerah.Annika merapikan pakaiannya untuk menutupi rasa malu. Setelah beberapa saat, dia baru berbicara dengan nada lembut, "Zakki, aku serius mau bercerai darimu. Belakangan ini, kamu lagi sibuk dengan suatu proyek, 'kan? Setahuku, banyak pemegang saham yang menentang. Itu artinya, saham 2% milikku jadi penting!"Zakki tampak memic