Annika kembali ke Kota Brata. Dia menggunakan uang dari penjualan vila untuk membeli apartemen seluas 120 meter persegi. Apartemen itu akan ditempati oleh Denny dan Shinta. Meskipun tidak semewah seperti yang diberikan oleh Zakki sebelumnya, apartemen ini cukup nyaman untuk ditinggali.Namun, Shinta masih merasa cemas di dalam hatinya. Dia menarik Annika dan berkata dengan khawatir, "Kamu pakai semua uangmu untuk beli rumah. Gimana kalau suatu hari nanti kakakmu butuh uang? Gimana kalau kamu punya keperluan mendesak?"Annika memintanya untuk tidak khawatir. Dia mengambil selembar sertifikat saham dari laci, lalu menjelaskan dengan nada lembut, "Ini adalah sertifikat kepemilikan 2% saham di Grup Ruslan. Pembagian dividennya sekitar 2 sampai 3 miliar per tahun. Dengan ini ... kita nggak perlu khawatir soal uang lagi."Namun, Shinta masih merasa gelisah. Dia sudah beberapa kali berurusan dengan Zakki dan cukup mengenal kepribadiannya. Uang pria itu tak akan mungkin mudah untuk didapatkan,
Yoyok mengira bahwa dia akan menghadapi seorang istri yang penuh amarah dalam pertemuan hari ini. Namun, Annika ternyata jauh lebih tenang dari yang dia bayangkan. Entah harus terluka berapa kali untuk membuat seorang wanita menjadi begitu tenang, serta menerima segala perlakuan yang tidak adil dengan begitu lapang dada ........Ketika Annika pergi ke apartemen untuk mengambil sesuatu, dia diadang oleh Zakki di depan pintu. Ekspresi pria itu terlihat suram. Dia menahan Annika di antara tubuhnya dan pintu. Satu tangannya memegang tangan Annika yang tidak terluka dengan lembut ....Hal ini membuat Annika tidak bisa melepaskan diri. Dia tidak ingin melihat Zakki sehingga memalingkan wajahnya dengan lembut. Kemudian, Annika berkata, "Zakki, kamu bikin aku sakit!"Zakki malah memutar wajah wanita itu. Saat ini, dia berada sangat dekat dengan Annika. Napasnya bahkan menyelimuti seluruh wajah wanita itu. Jari-jarinya yang panjang menyentuh pipi lembut Annika secara perlahan. Segera setelah i
Di dalam apartemen yang sempit, suasananya terasa tertekan. Baru-baru ini, Zakki masih menginap di sini. Di rumah kecil yang hangat, mereka berdua berbaring bersama di sofa. Saat itu, Annika bersandar padanya dan masih ada sedikit kemesraan di antara mereka.Begitu kepercayaan runtuh, mereka tidak bisa kembali lagi seperti semula. Wanita itu juga akhirnya berbicara dengan suara lantang. "Aku mau menyukai orang lain!"Zakki pun mundur selangkah. Dia bersandar di dinding sambil menatap Annika. Cahaya lampu yang terang menyinari tubuh wanita itu, serta membuat kulitnya seolah-olah diselimuti lapisan putih gading yang memikat. Itu membuat kulitnya terlihat lebih cerah.Annika merapikan pakaiannya untuk menutupi rasa malu. Setelah beberapa saat, dia baru berbicara dengan nada lembut, "Zakki, aku serius mau bercerai darimu. Belakangan ini, kamu lagi sibuk dengan suatu proyek, 'kan? Setahuku, banyak pemegang saham yang menentang. Itu artinya, saham 2% milikku jadi penting!"Zakki tampak memic
Lily terus menasihati Zakki. Sementara itu, Zakki bersandar di kursi sambil mendengar ucapan Lily. Zakki merasa agak sedih, lalu dia menyahut, "Oke, Nenek."Setelah mengakhiri panggilan telepon, Zakki memandang apartemen Annika. Cahaya lampu di dalam apartemen menyala, tiba-tiba Zakki ingin tahu apa yang sedang dilakukan Annika. Apakah Annika akan membereskan rumah, lalu memasak seperti biasanya? Momen seperti ini sangat biasa, tetapi kelak mungkin Zakki tidak bisa melihatnya lagi.....Hujan turun dengan lebat. Saat Zakki sampai di vila, pelayan membuka pintu mobil dan memayungi Zakki. Kemudian, Zakki bertanya, "Nyonya di mana?"Pelayan tertegun, lalu menyahut, "Nyonya sudah pindah. Tuan lupa, ya?"Zakki terkejut. Setelah terdiam beberapa saat, Zakki baru berucap, "Oke." Kemudian, Zakki mengambil payung dan berjalan masuk ke vila.Zakki tidak makan, dia langsung naik ke lantai 3. Ini adalah tempat Annika berlatih biola biasanya. Annika meninggalkan biolanya, begitu pula dengan lukisan
Saat malam, Zakki menelepon Annika. Di luar masih hujan, jadi suara Zakki kedengaran tidak terlalu jelas. "Besok jam 4 sore kamu datang ke vila. Kita bicarakan masalah perceraian."Annika tertegun. Meskipun sudah menguasai hal yang penting bagi Zakki dan menebak pilihan terakhir Zakki, Annika tidak menyangka prosesnya berjalan begitu lancar. Zakki langsung setuju bercerai dengan Annika. Perasaan Annika campur aduk.Tak lama kemudian, Annika baru menyahut, "Kita bicarakan di kantor pengacara saja."Zakki menimpali dengan tegas, "Aku nggak ingin orang lain mencampuri urusan pernikahan kita. Jadi, kita bicarakan di vila. Kalau nggak .... Annika, kita nggak usah bicarakan lagi."Annika berucap dengan datar, "Pernikahan kita sudah dicampuri oleh orang lain sejak awal. Zakki, nggak ada gunanya lagi membicarakan hal ini. Kalau kamu mau bicarakan di vila, terserah kamu. Aku akan datang tepat waktu."Selesai bicara, Annika langsung mengakhiri panggilan teleponnya. Dia berdiri di depan jendela s
Mana mungkin Annika tidak tahu pemikiran Zakki? Annika berucap, "Zakki, kita langsung akhiri saja. Itu lebih baik untuk kita berdua."Zakki mengedipkan matanya, dia tidak langsung menyetujuinya. Zakki menyalakan rokok, tetapi dia berhenti setelah mengisap rokoknya sampai setengah. Zakki mematikan rokoknya sambil menimpali, "Apa kamu sangat membenciku sampai-sampai nggak bersedia memberiku kesempatan terakhir? Tapi, memang lebih bagus kalau kita langsung mengakhirinya."Akhirnya, Zakki dan Annika menyepakati uang kompensasi sebesar 2 triliun. Dua vila, 4 apartemen, dan uang sebesar 2 triliun adalah semua kompensasi yang diberikan Zakki kepada Annika, ditambah dengan surat pengalihan kuasa Yoyok atas kasus Satya.Zakki menambahkan semua persyaratan itu ke dalam surat perceraian. Zakki segera menandatangani surat perceraiannya karena takut berubah pikiran. Saat Annika tanda tangan, Zakki tidak melihatnya ....Akhirnya, pernikahan mereka pun berakhir. Zakki menyalakan lampu karena terlalu
Saat Annika turun ke lantai bawah, dia bertemu dengan Dania. Kala ini, Dania sedang duduk di sofa ruang tamu. Dania tampak kelelahan, sepertinya dia sudah menunggu lama. Melihat Annika turun, Dania berdiri dan menyapa, "Nyonya Ruslan!"Annika menghentikan langkahnya dan menyahut, "Tadi, aku dan Zakki sudah menandatangani surat perceraian. Jadi, mulai sekarang, aku bukan Nyonya Ruslan lagi."Dania sangat menyayangkan hal ini. Dia ragu-ragu sejenak, lalu menjelaskan, "Sebenarnya, Pak Zakki sangat peduli denganmu, dia dan Shilla sama sekali nggak menjalin hubungan asmara. Annika, apa kamu mau mempertimbangkannya lagi? Kalian sudah bersusah payah mempertahankan hubungan kalian sampai sekarang ini."Annika memandang lengannya yang diperban sembari berucap, "Iya, aku sudah bersusah payah mempertahankan hubungan ini sampai sekarang. Tapi, akhirnya, semua hancur."Dania merasa sedih, sedangkan Annika sudah berjalan keluar. Sikap Annika sangat tegas. Dia pernah mengatakan bahwa dia tidak ingin
Mata Annika berkaca-kaca. Sementara itu, Zakki hanya memegang setir dan tidak menjalankan mobilnya. Setelah beberapa saat, Zakki menatap Annika sembari berkata, "Beberapa hari ini, Meta terus mencarimu."Annika memalingkan wajahnya dan berujar, "Jalankan mobilnya."Zakki mengalihkan pandangannya dan memandang ke depan. Sekitar 5 detik kemudian, Zakki baru menjalankan mobilnya dengan lambat. Mobil Bantley hitam itu melewati pemandangan bersalju yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya.Zakki dan Annika kehilangan banyak hal selama 3 tahun pernikahan mereka dan saat ini mereka sudah berpisah. Jika diingat-ingat, hanya sedikit momen kemesraan di antara mereka berdua, yang tersisa hanya rasa sakit dan dusta.Perjalanan ini sebenarnya hanya menghabiskan waktu 20 menit, tetapi Zakki mengendarai mobilnya selama 1 jam. Akhirnya, mereka sampai di tempat tinggal Annika. Zakki menatap Annika seraya berucap, "Sudah sampai."Annika mengangguk, lalu membuka pintu mobil dan turun. Zakki menggenggam
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se