Annika memang sangat istimewa. Ketika Zakki mengganti perban untuknya, tidak bisa dihindari bahwa dia akan menyentuh area sensitif wanita. Dia bernapas agak tergesa-gesa dan jakunnya tak kuasa bergerak naik turun .... Bukan karena dia tidak mau, melainkan takut Annika merasa tidak suka.Zakki telah mengalami reaksi fisik. Sementara itu, Annika tentu saja menyadarinya. Namun, dia hanya berkata dengan nada lembut saat bel berbunyi, "Makanannya sudah datang, bukalah pintunya!"Pria itu merapikan pakaian Annika dengan lembut, sementara matanya menatapnya dalam-dalam. Setelah sekian lama, dia bertanya dengan suara pelan, "Annika, apa masih ada kemungkinan di antara kita?"Annika tidak menjawab apa pun ....Di sisi lain, ketukan pintu menjadi lebih mendesak daripada sebelumnya. Zakki terpaksa membuka pintu dahulu, lalu kembali dengan mendorong troli makanan. Mereka menyantap makanan dengan sangat tenang. Annika tidak bersikap sedingin sebelumnya. Ketika Zakki mengajaknya mengobrol, kadang ka
Annika kembali ke Kota Brata. Dia menggunakan uang dari penjualan vila untuk membeli apartemen seluas 120 meter persegi. Apartemen itu akan ditempati oleh Denny dan Shinta. Meskipun tidak semewah seperti yang diberikan oleh Zakki sebelumnya, apartemen ini cukup nyaman untuk ditinggali.Namun, Shinta masih merasa cemas di dalam hatinya. Dia menarik Annika dan berkata dengan khawatir, "Kamu pakai semua uangmu untuk beli rumah. Gimana kalau suatu hari nanti kakakmu butuh uang? Gimana kalau kamu punya keperluan mendesak?"Annika memintanya untuk tidak khawatir. Dia mengambil selembar sertifikat saham dari laci, lalu menjelaskan dengan nada lembut, "Ini adalah sertifikat kepemilikan 2% saham di Grup Ruslan. Pembagian dividennya sekitar 2 sampai 3 miliar per tahun. Dengan ini ... kita nggak perlu khawatir soal uang lagi."Namun, Shinta masih merasa gelisah. Dia sudah beberapa kali berurusan dengan Zakki dan cukup mengenal kepribadiannya. Uang pria itu tak akan mungkin mudah untuk didapatkan,
Yoyok mengira bahwa dia akan menghadapi seorang istri yang penuh amarah dalam pertemuan hari ini. Namun, Annika ternyata jauh lebih tenang dari yang dia bayangkan. Entah harus terluka berapa kali untuk membuat seorang wanita menjadi begitu tenang, serta menerima segala perlakuan yang tidak adil dengan begitu lapang dada ........Ketika Annika pergi ke apartemen untuk mengambil sesuatu, dia diadang oleh Zakki di depan pintu. Ekspresi pria itu terlihat suram. Dia menahan Annika di antara tubuhnya dan pintu. Satu tangannya memegang tangan Annika yang tidak terluka dengan lembut ....Hal ini membuat Annika tidak bisa melepaskan diri. Dia tidak ingin melihat Zakki sehingga memalingkan wajahnya dengan lembut. Kemudian, Annika berkata, "Zakki, kamu bikin aku sakit!"Zakki malah memutar wajah wanita itu. Saat ini, dia berada sangat dekat dengan Annika. Napasnya bahkan menyelimuti seluruh wajah wanita itu. Jari-jarinya yang panjang menyentuh pipi lembut Annika secara perlahan. Segera setelah i
Di dalam apartemen yang sempit, suasananya terasa tertekan. Baru-baru ini, Zakki masih menginap di sini. Di rumah kecil yang hangat, mereka berdua berbaring bersama di sofa. Saat itu, Annika bersandar padanya dan masih ada sedikit kemesraan di antara mereka.Begitu kepercayaan runtuh, mereka tidak bisa kembali lagi seperti semula. Wanita itu juga akhirnya berbicara dengan suara lantang. "Aku mau menyukai orang lain!"Zakki pun mundur selangkah. Dia bersandar di dinding sambil menatap Annika. Cahaya lampu yang terang menyinari tubuh wanita itu, serta membuat kulitnya seolah-olah diselimuti lapisan putih gading yang memikat. Itu membuat kulitnya terlihat lebih cerah.Annika merapikan pakaiannya untuk menutupi rasa malu. Setelah beberapa saat, dia baru berbicara dengan nada lembut, "Zakki, aku serius mau bercerai darimu. Belakangan ini, kamu lagi sibuk dengan suatu proyek, 'kan? Setahuku, banyak pemegang saham yang menentang. Itu artinya, saham 2% milikku jadi penting!"Zakki tampak memic
Lily terus menasihati Zakki. Sementara itu, Zakki bersandar di kursi sambil mendengar ucapan Lily. Zakki merasa agak sedih, lalu dia menyahut, "Oke, Nenek."Setelah mengakhiri panggilan telepon, Zakki memandang apartemen Annika. Cahaya lampu di dalam apartemen menyala, tiba-tiba Zakki ingin tahu apa yang sedang dilakukan Annika. Apakah Annika akan membereskan rumah, lalu memasak seperti biasanya? Momen seperti ini sangat biasa, tetapi kelak mungkin Zakki tidak bisa melihatnya lagi.....Hujan turun dengan lebat. Saat Zakki sampai di vila, pelayan membuka pintu mobil dan memayungi Zakki. Kemudian, Zakki bertanya, "Nyonya di mana?"Pelayan tertegun, lalu menyahut, "Nyonya sudah pindah. Tuan lupa, ya?"Zakki terkejut. Setelah terdiam beberapa saat, Zakki baru berucap, "Oke." Kemudian, Zakki mengambil payung dan berjalan masuk ke vila.Zakki tidak makan, dia langsung naik ke lantai 3. Ini adalah tempat Annika berlatih biola biasanya. Annika meninggalkan biolanya, begitu pula dengan lukisan
Saat malam, Zakki menelepon Annika. Di luar masih hujan, jadi suara Zakki kedengaran tidak terlalu jelas. "Besok jam 4 sore kamu datang ke vila. Kita bicarakan masalah perceraian."Annika tertegun. Meskipun sudah menguasai hal yang penting bagi Zakki dan menebak pilihan terakhir Zakki, Annika tidak menyangka prosesnya berjalan begitu lancar. Zakki langsung setuju bercerai dengan Annika. Perasaan Annika campur aduk.Tak lama kemudian, Annika baru menyahut, "Kita bicarakan di kantor pengacara saja."Zakki menimpali dengan tegas, "Aku nggak ingin orang lain mencampuri urusan pernikahan kita. Jadi, kita bicarakan di vila. Kalau nggak .... Annika, kita nggak usah bicarakan lagi."Annika berucap dengan datar, "Pernikahan kita sudah dicampuri oleh orang lain sejak awal. Zakki, nggak ada gunanya lagi membicarakan hal ini. Kalau kamu mau bicarakan di vila, terserah kamu. Aku akan datang tepat waktu."Selesai bicara, Annika langsung mengakhiri panggilan teleponnya. Dia berdiri di depan jendela s
Mana mungkin Annika tidak tahu pemikiran Zakki? Annika berucap, "Zakki, kita langsung akhiri saja. Itu lebih baik untuk kita berdua."Zakki mengedipkan matanya, dia tidak langsung menyetujuinya. Zakki menyalakan rokok, tetapi dia berhenti setelah mengisap rokoknya sampai setengah. Zakki mematikan rokoknya sambil menimpali, "Apa kamu sangat membenciku sampai-sampai nggak bersedia memberiku kesempatan terakhir? Tapi, memang lebih bagus kalau kita langsung mengakhirinya."Akhirnya, Zakki dan Annika menyepakati uang kompensasi sebesar 2 triliun. Dua vila, 4 apartemen, dan uang sebesar 2 triliun adalah semua kompensasi yang diberikan Zakki kepada Annika, ditambah dengan surat pengalihan kuasa Yoyok atas kasus Satya.Zakki menambahkan semua persyaratan itu ke dalam surat perceraian. Zakki segera menandatangani surat perceraiannya karena takut berubah pikiran. Saat Annika tanda tangan, Zakki tidak melihatnya ....Akhirnya, pernikahan mereka pun berakhir. Zakki menyalakan lampu karena terlalu
Saat Annika turun ke lantai bawah, dia bertemu dengan Dania. Kala ini, Dania sedang duduk di sofa ruang tamu. Dania tampak kelelahan, sepertinya dia sudah menunggu lama. Melihat Annika turun, Dania berdiri dan menyapa, "Nyonya Ruslan!"Annika menghentikan langkahnya dan menyahut, "Tadi, aku dan Zakki sudah menandatangani surat perceraian. Jadi, mulai sekarang, aku bukan Nyonya Ruslan lagi."Dania sangat menyayangkan hal ini. Dia ragu-ragu sejenak, lalu menjelaskan, "Sebenarnya, Pak Zakki sangat peduli denganmu, dia dan Shilla sama sekali nggak menjalin hubungan asmara. Annika, apa kamu mau mempertimbangkannya lagi? Kalian sudah bersusah payah mempertahankan hubungan kalian sampai sekarang ini."Annika memandang lengannya yang diperban sembari berucap, "Iya, aku sudah bersusah payah mempertahankan hubungan ini sampai sekarang. Tapi, akhirnya, semua hancur."Dania merasa sedih, sedangkan Annika sudah berjalan keluar. Sikap Annika sangat tegas. Dia pernah mengatakan bahwa dia tidak ingin