Zakki berseru, lalu mengambil sebuah dokumen dari dalam mobil dan memberikannya pada Annika, "Tunggu! Waktu sidang kakakmu sudah ditentukan, di awal tahun depan."Annika mengambil dokumen itu dan membacanya beberapa kali. Dia bergumam, "Masih lama sekali."Zakki menatap lurus pada mata Annika seraya berkata, "Setelah sidang, kamu akan mengajukan perceraian secara resmi padaku?"Annika tidak menjawab, tetapi maksudnya sudah jelas. Tatapan Zakki menjadi suram. Angin malam yang kencang meniup ujung rambutnya. Dia mengenakan kemeja putih dan mantel abu, penampilan yang paling disukai Annika sebelumnya.Zakki menatap Annika seraya berujar, "Bukankah kehidupan kita selama ini baik-baik saja? Dua tahun lagi, kita bisa punya 1 atau dua anak. Annika, kita akan jauh lebih bahagia daripada kebanyakan suami istri di dunia ini!"Annika memegang dokumen itu dengan erat. Sesaat kemudian, dia mendongak dan berucap dengan suara ingin menangis, "Itu memang sangat menggoda, tapi Zakki, aku harus menghanc
Zakki menghela napas lega. Dia setengah berlutut di samping, lalu mengeluarkan ponsel dari sakunya untuk menelepon. "Suruh rumah sakit siapkan ruang pemeriksaan sekarang juga. Ada pasien yang akan segera diantar ke sana.""Siap, Pak Zakki!" sahut orang itu. Kemudian, Zakki memberikan ponselnya pada Annika. Dia dengan pelan memapah Denny dan menggendongnya ke bawah. Lift sedang rusak sehingga Zakki harus menggendong pria dewasa seberat 70 kg menuruni belasan lantai. Bagian belakang kemeja putihnya pun dibasahi keringat, tetapi dia bahkan tidak sempat untuk menyeka keringat. Dia memberi perintah pada Annika yang sudah kehilangan akal, "Bantu pegang Ayah di belakang supaya Ayah nggak jatuh!"Kemudian, Zakki menyuruh Annnika masuk ke mobil dan menggendong anjingnya. Mobil Bantley hitam melaju kencang di tengah malam yang gelap menuju Rumah Sakit Ruslan.....Denny baik-baik saja karena sudah mendapat penanganan darurat dari tim medis terbaik dan hanya perlu dipantau di rumah sakit selama
Saat duduk di paha Zakki, Annika merasa sangat malu. Celana jas berwarna abu-abu itu membuat Annika yang berkulit putih dan halus tampak lebih menggoda.Melihat Zakki mendekat, hidung Annika bergerak secara tak terkendali, seperti gadis yang sangat pemalu. Jika bukan karena sudah menikah selama tiga tahun, Zakki mungkin akan mengira Annika adalah gadis perawan."Takut atau nggak terbiasa?" tanya Zakki dengan suara serak. Tatapannya sangat gelap saat dia menatap Annika."Bukan!" jawab Annika. Kemudian, dia membenamkan wajahnya ke bahu Zakki.Zakki sangat menyukai gerakan yang melambangkan kepasrahan itu. Saat melakukan hubungan intim, dia ingin menguasai segalanya. Dia menyukai setiap inci dari tubuh Annika dan sangat terobsesi. Namun, saat ini, dia tidak ingin memilikinya.Zakki menoleh pada Annika dan mengelus wajahnya. Panas sekali! Seluruh bagian tubuh yang diraba menjadi merah! Sebagai pria jantan, Zakki tentu tidak akan menahan hasratnya. Dia langsung menggendong Annika ke ranjang
Saat ini, Shinta terbangun dari tidurnya. Ketika melihat Zakki datang, dia hendak bangkit, tetapi pria ini berkata, "Aku akan segera pergi."Kemudian, Zakki keluar dan menutup pintu dengan perlahan-lahan. Shinta menatap Annika. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi mengurungkan niatnya kembali.....Dua hari selanjutnya, kondisi Denny akhirnya stabil dan sudah bisa keluar dari rumah sakit. Pada saat yang sama, Annika juga mendapatkan kabar baik lain.Melisa meneleponnya dan berucap dengan lembut, "Nyonya Ruslan, rupanya kamu murid kesayangan Pak Wito. Begini, suamiku punya teman kaya yang menyukai musik kuno. Kami membahas tentang investasi dengannya. Tanpa diduga, dia langsung menyetujuinya dengan semangat!"Annika terkejut mendengarnya. Dia bertanya, "Serius? Dia mau investasi berapa banyak?"Melisa menjawab dengan antusias, "Empat ratus miliar! Sekarang kamu sudah nggak stres lagi, 'kan?"Annika senang sekali. Dia membalas, "Ya, terima kasih banyak! Aku harus mentraktirmu makan!"Mel
Annika tertegun sesaat. Begitu menoleh, dia langsung melihat Jeremy. Padahal pria ini akan segera bertunangan dan terlihat begitu keren di layar lebar, tetapi wajahnya malah menjadi begitu lesu dan matanya juga memerah sekarang."Di mana Sania?" tanya Jeremy dengan suara serak dan cengkeraman yang menjadi makin kuat. Hal ini pun membuat Annika kesakitan.Annika pun tersadar kembali. Dia menatap Jeremy, lalu membalas dengan lirih, "Kemarin kami sempat mengobrol di telepon. Dia lagi di Kota Brata. Jeremy, kamu sudah mau bertunangan, ngapain cari dia lagi?"Jeremy melepaskan tangan Annika, lalu menyalakan rokok dengan agak kesal. Asap seketika mengepul di udara ....Jeremy menjentikkan rokoknya sembari menjawab, "Sejak semalam, aku nggak bisa menghubunginya lagi. Annika, bukannya aku nggak ingin melepaskannya, tapi aku nggak bisa melupakannya!"Annika menegur, "Jeremy, kamu sudah mau bertunangan lho! Kamu mau jadiin dia wanita simpanan? Calon istrimu itu pasti akan mencari masalah dengann
Suara Zakki terdengar rendah sekaligus lembut seperti seorang suami, kekasih, dan orang tua. Dia menyuruh Annika untuk tidak menangis. Katanya, dia akan pulang besok dan menyuruh orang untuk mencari Sania.Beberapa saat kemudian, Annika akhirnya berhenti menangis. Zakki memegang ponselnya sembari mendengar suara napas Annika dan tak kuasa berkata, "Annika, aku menyuruhmu jangan menangis, tapi aku malah menyukai dirimu yang seperti ini. Kalau kamu menangis, aku ingin sekali menindasmu dengan makin kejam. Aku ingin kamu menangis sambil merangkul leherku, lalu memanggilku dan memohon dengan lemas ...."Begitu mendengarnya, Annika langsung mengakhiri panggilan itu. Melihat ini, Zakki sontak terkekeh-kekeh. Kemudian, dia menghubungi sekretarisnya dan memanggilnya kemari.Dania belum sempat beristirahat, tetapi sudah dipanggil oleh atasannya lagi. Ketika mengetuk pintu, dia sampai berpikir apakah dirinya seharusnya meminta kenaikan gaji?Begitu masuk, terlihat Zakki yang bersandar di kursi s
Zakki sangat pintar menilai orang. Lagi pula, dia sudah tidur dengan Annika selama bertahun-tahun sehingga tahu betul apa yang disukai wanita ini. Dia pun tidak keberatan menyenangkan hati wanita.Bagi Zakki, Annika yang tidak bisa memuaskan hasrat sendiri sangatlah menggoda. Sayangnya, malam itu Zakki tidak sepenuhnya puas karena mempertimbangkan suasana hati wanita ini.Saat ini, Annika pun berjarak sangat dekat dengan Zakki. Terlihat tubuhnya yang agak gemetaran. Dia tahu wanita ini sedang dibingungkan oleh cinta dan bukan. Annika ingin menjauh, tetapi tidak sanggup menolak pesona Zakki. Sementara itu, Keluarga Chandra yang kehilangan kuasa adalah peluang yang paling baik untuk Zakki.Zakki mendekati Annika lagi. Dia sontak merangkul bahu Annika, lalu menggunakan tangan lain untuk mengelus anjing itu. Suaranya terdengar sangat lembut saat bertanya, "Kamu masih ingin pelayanan seperti itu? Senyaman itu, ya?"Annika segera memalingkan wajahnya. Dia pernah mencintai pria ini selama 6 t
Dalam perjalanan ke rumah sakit, Annika mengepalkan tangannya dengan erat. Dia tidak bertanya apa pun pada Zakki.Koridor di rumah sakit terasa panjang. Annika samar-samar bisa mendengar tangisan seorang wanita yang terdengar kesakitan dan familier. Dia pun mempercepat langkah kakinya.Sesudah mendorong pintu, Zakki yang berdiri di belakang berbisik, "Anak buah Evania memukulnya sampai telinga kanannya tuli. Kami menemukannya di sebuah gudang terlantar."Annika seketika berkaca-kaca. Dia menggenggam gagang pintu dengan gemetaran. Sesaat kemudian, dia baru berjalan masuk.Jeremy dan calon istrinya tiba duluan. Terlihat Sania yang terduduk lemas di ranjang dan kehilangan banyak berat badan. Dia tidak mendengarkan Jeremy dan Evania yang berbicara karena memang tidak bisa mendengar lagi.Kini, Sania bak mayat berjalan. Begitu melihat Annika, sorot matanya baru terlihat lebih hidup. Annika memeluknya sambil berkata dengan bibir yang bergetar, "Maaf, aku terlambat."Sania menangis dengan ker