Seperti lima tahun lalu, poster-poster yang serupa juga berjejer di sepanjang jalan dan di billboard-billboard besar.
Hanya saja kali ini Vicco menjadi calon Gubernur, sedangkan lima tahun lalu dia menjadi calon wakil gubernur. Hati Tamara terasa bagai diremas kuat. Dia adalah korban keserakahan Vicco. Dia kehilangan mahkota yang dia jaga sebagai seorang wanita pada pria asing yang tak dia inginkan sehingga dia diusir keluarganya saat rahimnya membuahkan benih pria asing itu. Saat Tamara berjuang melahirkan triplet, Vicco dilantik menjadi wakil gubernur. Belum cukup sampai di sana, atas dukungan Vicco, Darla juga mencuri rancangan gaun pengantin karya-nya lalu menjadikan rancangan itu sebagai karyanya sendiri. Darla mendapatkan pujian dan hadiah bonus dalam jumlah besar, sedangkan Tamara dipecat karena dianggap tak mampu bersaing secara sportif sehingga dia menebar fitnah pada Darla. Selain itu juga, selama lima tahun ini Vicco menikmati kehidupan gemilangnya sebagai wakil gubernur. Orang-orang memujanya sebagai pria berbakat yang menjadi wakil gubernur termuda. Tapi orang-orang tidak mengetahui ada kebusukan besar yang dilakukan Vicco demi mencapai posisinya itu. Dan Tamara lah yang harus menanggung semuanya. Tamara takkan melupakan dendam ini. Tamara mengepalkan kedua tangannya. Rasanya dia sangat tidak rela. Tapi dia juga tidak memiliki bukti untuk menyeret Vicco jatuh dari jabatan ternamanya saat ini. Apalagi, Tamara menebak pastilah masih ada Tuan Kozlov yang menyokong Vicco di belakang sehingga Vicco terus bersinar dan bisa mencalonkan diri menjadi Gubernur. Tamara terpaksa menekan segala kesedihan dan sakit hatinya. Untuk saat ini, dia hanya fokus pada pekerjaannya. Selain harus memenuhi kebutuhan sehari-hari, Tamara juga masih harus mencari tambahan uang untuk biaya perpanjangan sewa tempat tinggal serta uang sekolah triplet yang setengah tahun lagi mulai sekolah. Memikirkan tentang Travish, Thea, dan Tilly, sekalipun mereka merupakan benih dari pria yang sama busuknya dengan Vicco, Tamara tetap mencintai mereka sepenuh hati dan jiwa. Semangat juang Tamara pun jadi menyala-nyala. ... Tiba di butik, Tamara gegas melakukan pekerjaannya. Jika enam tahun lalu Tamara adalah asisten perancang busana, kali ini Tamara adalah asisten butik. Tugasnya melayani pelanggan, mengambilkan gaun yang mereka inginkan, membantu pelanggan dalam mengenakan gaun selagi pelanggan melakukan dress fitting, juga mencatat keluhan pelanggan tentang gaun serta revisi yang diinginkan pelanggan. Singkat kata, karier Tamara turun drastis dari 5 tahun lalu. Tapi Tamara tidak menyerah. Hidup terus berjalan dan dia membutuhkan pemasukan untuk membesarkan kembar tiganya yang tercinta. “Tamara!” panggil atasannya, Ny. Julia. “Ya, Bu?” sahut Tamara sambil menghampiri Ny. Julia. “Sebentar lagi ada pelanggan VIP yang ingin melihat gaun pengantin kita. Dia akan menikah dalam waktu satu bulan ini. Tolong layani dia dengan baik. Aku harus ke sekolah menjemput putriku dulu. Dia mendadak sakit dan muntah-muntah di sekolah. Akan kuusahakan kembali ke sini sebelum pelanggan ini pulang.” “Baik, Bu,” sahut Tamara lagi. Kebetulan hari ini ada dua karyawan lain yang absen. Karena itulah Tamara kebagian mengambil alih seluruh klien. Beruntung klien hari ini tidak sebanyak biasanya. “Baiklah, Tamara. Aku pergi dulu. Nama pelanggan kita itu Miss El-may.” “Baik, Bu.” Ny. Julia pun pergi meninggalkan butiknya ke tangan Tamara. Tak lama kemudian seorang wanita cantik, berkulit putih bagai porselen, berambut pirang panjang dan berombak indah, memasuki butik Ny. Julia. Wanita itu beraura sosialita, dengan gaun yang cocok untuk pesta, yang minim, dan membalut ketat di tubuhnya, wanita itu membiarkan hentakan sepatu high heelsnya bergema sebagai penanda kehadirannya. Dia menaikkan kacamata hitamnya di kepala seraya memandang sekeliling butik ketika sudah tiba di ruang depan butik, tempat berbagai gaun-gaun pesta dipajang. Mendengar itu, Tamara gegas keluar dan menyambut. “Selama siang, Miss,” sapa Tamara dengan penuh hormat. Karena Bu Julia sudah menyebut namanya dengan Miss El-May, maka Tamara pun bisa menyebutnya dengan panggilan ‘Miss.’ Hanya saja, begitu Miss El-May menoleh dan bersitatap dengan Tamara, wanita itu seperti membeku di tempat selama sesaat. Tamara terheran dan menatapnya lebih intens. “Selamat siang. Anda pasti Miss El-May. Saya asisten butiknya Ny. Julia. Bu Julia sudah meminta saya untuk melayani Anda yang ingin melihat-lihat gaun pengantin Anda.” Mendengar kata-kata Tamara, Miss El-May terkesiap. Dia mengepakkan kelopak matanya dengan cepat sehingga bulu mata lentiknya yang tebal bergerak cepat. Dia menatap Tamara lagi lalu perlahan mengembangkan senyum. Tapi senyum itu ternyata senyum sinis saat suaranya bergema sengaja dilambat-lambatkan. “Kamu benar. Saya adalah El-May yang sudah membuat janji dengan Ny. Julia. Beliau berkata akan menjamu dan menyajikan gaun-gaun premium yang terbaik. Sayang sekali kalau saat ini malah pelayan sepertimu saja yang menyambutku. Ini keterlaluan!” Tamara terkesiap dengan apa yang dikatakan Miss El-May. Belum apa-apa wanita ini sudah menyiratkan aura permusuhan. “Maaf, Miss El-May, bukan begitu maksud Bu Julia. Putri beliau yang masih kecil tiba-tiba mengalami muntah di sekolah sehingga harus lekas dijemput. Tapi beliau berjanji akan segera kembali ke sini untuk melayani Anda, Miss.” Mendengar penjelasan Tamara, Miss El-May bukannya senang tapi malah semakin sinis memandangi Tamara. Dia menaikkan dagu lalu dengan keras menghardik Tamara, “Kamu pelayan kurang ajar! Beraninya kamu memanggilku ‘Miss’. Apa kamu pikir aku teman nongkrongmu sehingga kamu bisa memanggilku begitu? Kamu tidak tahu calon suamiku juga, kan? Dasar tidak tahu etika! Aku akan mengadukan sikap kurang ajarmu ini pada boss-mu!”Tamara kebingungan. Dia tidak merasa melakukan hal yang salah, tapi kenapa pelanggannya ini marah.“Maaf, Miss- Eh ... bukan, maksudku ... Bu. Aku memanggil Anda-”“Eh, eh, eh, tadi ‘Miss’ sekarang ‘Bu’! Kau pikir aku ibu-ibu?” Suara Miss El-May semakin melengking dan terdengar menjengkelkan.Tamara kembali terperangah. Baru kali ini dia berhadapan dengan pelanggan yang sangat sulit disenangkan.Jika bukan karena Ny. Julia berpesan untuk melayani pelanggan ini dengan baik, maka Tamara pastilah sudah menolak melayani Miss El-May ini.“Jadi Anda mau disapa dengan sebutan apa?” tanya Tamara lagi dengan suara lembut dan penuh kerendahan hati.Dia masih memberi muka pada Ny. Julia.“Panggil aku Nyonya! Aku akan menjadi istri dari seorang pebisnis besar di kota ini. Suamiku adalah pria paling berkuasa di kota ini. Bahkan Gubernur pun tunduk padanya!Aku hanya perlu mengadu padanya maka dia akan menghancurkan apapun yang kutunjuk!Uangnya bahkan mampu membeli hidup matimu!Bahkan meremukkanm
“Minum ini dulu sebelum kita ke atas.”Sore itu Vicco membawa Tamara ke sebuah hotel untuk bertemu dengan klien penting.Katanya pada Tamara, kliennya itu merupakan pasangan paruh baya yang bersedia memberikan dukungan pada kampanyenya nanti, jika dia merasa Vicco merupakan pribadi yang hangat dan dapat dipercaya.Saat ini Vicco sedang melebarkan sayapnya di dunia politik. Dalam sembilan bulan ke depan, Vicco akan mengikuti pemilihan pemimpin distrik sebagai wakil gubernur.Jika berhasil dia bahkan akan menjadi wakil gubernur termuda.Untuk itu dia membutuhkan penyokong dana yang sangat besar dan Tuan Kozlov adalah salah satunya.Namun, dia perlu membuat dirinya memiliki citra diri seperti yang diharapkan Pasangan Kozlov.Maka dari itu, Vicco meminta Tamara untuk mendampinginya di pertemuan sore ini.Sebagai kekasih yang sangat mensupport kesuksesan satu sama lain, Tamara tentu saja bersedia.Saat ini mereka sudah tiba di parkiran hotel dan Vicco menyodorkannya sebotol jus apel kesuka
Entah pukul berapa, Tamara mengerjap dan terbangun. Kepalanya terasa berat dan otot-otot tubuhnya terasa nyeri.Tapi kamar sudah lebih terang daripada semalam, sekalipun langit di luar belum terang benderang.“Di mana ini?” gumam gadis 21 tahun itu sembari memandang sekelilingnya. Dia baru menyadari jika dia berada di sebuah kamar hotel. Ingatannya tentang semalam pun mulai bertayangan di benaknya.Oh, tidak! Dia sudah digerayangi Tn. Kozlov dan pria itu seperti harimau buas melampiaskan hasrat pada dirinya.Tamara tercekat dan langsung menoleh ke sebelahnya.Deg! Jantungnya nyaris copot.Kejadian semalam adalah nyata. Pria itu masih tertidur di sampingnya. Berarti ... pria ini adalah Tn. Kozlov.Dengan jantung yang bertalu tak karuan, Tamara mengamati wajah tentram yang tertidur di sampingnya itu.Ternyata Tn. Kozlov bukanlah pria paruh baya. Malahan dia tampak masih cukup muda dan sangat tampan.Hidungnya mancung, bibirnya tipis dan dikelilingi sisa cukuran cambang yang halus. Alisn
Enam tahun kemudian ...“Waaah anak-anak mami sudah ganteng dan cantik-cantik nih!” puji Tamara dengan senyum lembut dan penuh kasih pada kembar tiga yang dilahirkannya lima tahun lalu.Apa yang saat dulu dia takutkan dan dipandangnya sebagai mimpi buruknya, ternyata tidaklah seburuk itu.Sekalipun, Tamara sampai diusir ayah dan ibu tirinya saat ketahuan hamil, setidaknya triplet yang dia kandung dan lahirkan ternyata memberinya warna ceria dalam hidup.Bagi Tamara kini, triplet adalah hartanya yang paling berharga. Tiga anak kembarnya itu adalah pusat hidupnya.Untuk merekalah dia hidup. Karena merekalah dia bersemangat, berkarya, dan berbahagia.“Kami cantik tentu saja karena mewarisi kecantikan Mami Ratu sejagad raya ini!” seru Tilly dengan nada diplomatisnya.Cekikikan Thea pun bergema mengiringi pujian setinggi langit Tilly pada sang mami.“Aduuuh, kamu bisa aja, Tilly!” seru Tamara sembari tersenyum merona. “Mami kan jadi malu ...”Di hadapan tiga kembarnya, Tamara menjadi sosok
Tamara kebingungan. Dia tidak merasa melakukan hal yang salah, tapi kenapa pelanggannya ini marah.“Maaf, Miss- Eh ... bukan, maksudku ... Bu. Aku memanggil Anda-”“Eh, eh, eh, tadi ‘Miss’ sekarang ‘Bu’! Kau pikir aku ibu-ibu?” Suara Miss El-May semakin melengking dan terdengar menjengkelkan.Tamara kembali terperangah. Baru kali ini dia berhadapan dengan pelanggan yang sangat sulit disenangkan.Jika bukan karena Ny. Julia berpesan untuk melayani pelanggan ini dengan baik, maka Tamara pastilah sudah menolak melayani Miss El-May ini.“Jadi Anda mau disapa dengan sebutan apa?” tanya Tamara lagi dengan suara lembut dan penuh kerendahan hati.Dia masih memberi muka pada Ny. Julia.“Panggil aku Nyonya! Aku akan menjadi istri dari seorang pebisnis besar di kota ini. Suamiku adalah pria paling berkuasa di kota ini. Bahkan Gubernur pun tunduk padanya!Aku hanya perlu mengadu padanya maka dia akan menghancurkan apapun yang kutunjuk!Uangnya bahkan mampu membeli hidup matimu!Bahkan meremukkanm
Seperti lima tahun lalu, poster-poster yang serupa juga berjejer di sepanjang jalan dan di billboard-billboard besar.Hanya saja kali ini Vicco menjadi calon Gubernur, sedangkan lima tahun lalu dia menjadi calon wakil gubernur.Hati Tamara terasa bagai diremas kuat.Dia adalah korban keserakahan Vicco.Dia kehilangan mahkota yang dia jaga sebagai seorang wanita pada pria asing yang tak dia inginkan sehingga dia diusir keluarganya saat rahimnya membuahkan benih pria asing itu.Saat Tamara berjuang melahirkan triplet, Vicco dilantik menjadi wakil gubernur. Belum cukup sampai di sana, atas dukungan Vicco, Darla juga mencuri rancangan gaun pengantin karya-nya lalu menjadikan rancangan itu sebagai karyanya sendiri.Darla mendapatkan pujian dan hadiah bonus dalam jumlah besar, sedangkan Tamara dipecat karena dianggap tak mampu bersaing secara sportif sehingga dia menebar fitnah pada Darla.Selain itu juga, selama lima tahun ini Vicco menikmati kehidupan gemilangnya sebagai wakil gubernur.
Enam tahun kemudian ...“Waaah anak-anak mami sudah ganteng dan cantik-cantik nih!” puji Tamara dengan senyum lembut dan penuh kasih pada kembar tiga yang dilahirkannya lima tahun lalu.Apa yang saat dulu dia takutkan dan dipandangnya sebagai mimpi buruknya, ternyata tidaklah seburuk itu.Sekalipun, Tamara sampai diusir ayah dan ibu tirinya saat ketahuan hamil, setidaknya triplet yang dia kandung dan lahirkan ternyata memberinya warna ceria dalam hidup.Bagi Tamara kini, triplet adalah hartanya yang paling berharga. Tiga anak kembarnya itu adalah pusat hidupnya.Untuk merekalah dia hidup. Karena merekalah dia bersemangat, berkarya, dan berbahagia.“Kami cantik tentu saja karena mewarisi kecantikan Mami Ratu sejagad raya ini!” seru Tilly dengan nada diplomatisnya.Cekikikan Thea pun bergema mengiringi pujian setinggi langit Tilly pada sang mami.“Aduuuh, kamu bisa aja, Tilly!” seru Tamara sembari tersenyum merona. “Mami kan jadi malu ...”Di hadapan tiga kembarnya, Tamara menjadi sosok
Entah pukul berapa, Tamara mengerjap dan terbangun. Kepalanya terasa berat dan otot-otot tubuhnya terasa nyeri.Tapi kamar sudah lebih terang daripada semalam, sekalipun langit di luar belum terang benderang.“Di mana ini?” gumam gadis 21 tahun itu sembari memandang sekelilingnya. Dia baru menyadari jika dia berada di sebuah kamar hotel. Ingatannya tentang semalam pun mulai bertayangan di benaknya.Oh, tidak! Dia sudah digerayangi Tn. Kozlov dan pria itu seperti harimau buas melampiaskan hasrat pada dirinya.Tamara tercekat dan langsung menoleh ke sebelahnya.Deg! Jantungnya nyaris copot.Kejadian semalam adalah nyata. Pria itu masih tertidur di sampingnya. Berarti ... pria ini adalah Tn. Kozlov.Dengan jantung yang bertalu tak karuan, Tamara mengamati wajah tentram yang tertidur di sampingnya itu.Ternyata Tn. Kozlov bukanlah pria paruh baya. Malahan dia tampak masih cukup muda dan sangat tampan.Hidungnya mancung, bibirnya tipis dan dikelilingi sisa cukuran cambang yang halus. Alisn
“Minum ini dulu sebelum kita ke atas.”Sore itu Vicco membawa Tamara ke sebuah hotel untuk bertemu dengan klien penting.Katanya pada Tamara, kliennya itu merupakan pasangan paruh baya yang bersedia memberikan dukungan pada kampanyenya nanti, jika dia merasa Vicco merupakan pribadi yang hangat dan dapat dipercaya.Saat ini Vicco sedang melebarkan sayapnya di dunia politik. Dalam sembilan bulan ke depan, Vicco akan mengikuti pemilihan pemimpin distrik sebagai wakil gubernur.Jika berhasil dia bahkan akan menjadi wakil gubernur termuda.Untuk itu dia membutuhkan penyokong dana yang sangat besar dan Tuan Kozlov adalah salah satunya.Namun, dia perlu membuat dirinya memiliki citra diri seperti yang diharapkan Pasangan Kozlov.Maka dari itu, Vicco meminta Tamara untuk mendampinginya di pertemuan sore ini.Sebagai kekasih yang sangat mensupport kesuksesan satu sama lain, Tamara tentu saja bersedia.Saat ini mereka sudah tiba di parkiran hotel dan Vicco menyodorkannya sebotol jus apel kesuka