Share

Part 04

Author: Mrs.Juno
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

—04—

Dave menggebrak-gebrak Stein yang masih tertidur di sofa ruang tamu apartemen asisten sekaligus detectif yang merangkap menjadi sahabat Dave. Lebih tepatnya... Teman curhat Dave selama beberapa tahun terakhir.

Well ... Bagaimana bisa Stein -sipemilik apartemen- malah tidur di sofa ruang tamunya?

Kembali lagi pada kenyataan, bahwa Dave adalah bosnya!

Setelah perdebatannya dengan Stein semalam ... Dave —pengungsi tak tahu diri itu. Meminta tidur di kamar Stein, dengan alasan ia lelah karena perjalanan panjangnya dari Manhattan menuju Sydney yang memakan waktu empat jam lebih lama dari penerbangan yang biasanya hanya mencapai duapuluh tiga jam paling lama.

Erangan dari mulut Stein terdengar menggerutu kesal. Bosnya yang satu itu memang tak bisa memberikan Stein sedikit jeda untuk bernapas sejenak dan menikmati tidurnya dengan tenang.

"Stein bangun! Jika kau tak ingin mengantarku ... Berikan kunci mobilmu!" tukas Dave.

Tanpa membuka mata, Stein menunjuk ke arah meja lalu membalik tubuhnya meringsek masuk ke sandaran sofa.

"Pergilah, jangan ganggu aku. Sebenarnya kau ini mau mempekerjakanku, atau menyiksaku! Dasar budak cinta!" tukas Stein.

Merutuk kesal karena semalaman ia diminta untuk merangkum semua kegiatan, alamat rumah dan sekolah anak yang bersama Clara selama masa pengintaiannya.

Dave sungguh menyiksanya untuk bekerja extra. Dasar bos laknat!

"Heh ... dasar pemalas! Pantas saja tak ada wanita yang mau dekat denganmu! Aku sumpahi kau akan menjadi budak cinta seorang wanita menyebalkan!" tukas Dave.

Memakai jas hitamnya dan bergegas keluar dari apartemen Stein.

Berbekal alamat rumah yang di tempati Clara dan sekolah kanak-kanak yang menjadi jadwal Clara mengantarkan bocah perempuan yang memanggil Clara mom.

Dave mengendarai mobil Stein dan mulai melaju menyusuri jalan yang masih sepi menuju ke tempat Clara.

Keadaan kawasan yang kental dengan bangunan tua menambahkan kesan horor saat Dave melewati jalan demi jalan yang masih sepi. Walau beberapa warga lokal  ada yang mulai keluar untuk lari pagi.

Setengah jam kemudian mobil hitam yang dikendarai Dave, berhenti dua rumah dari rumah yang dikatakan Stein sebagai tempat tinggal Clara dengan seorang laki-laki bersama bocah perempuan.

Dave memakai teropongnya untuk menyenterkan pandangan ke arah rumah minimalis bercat putih tersebut.

Terlihat seorang pria keluar dari rumah, memakai kacamata hitam dan langsung masuk ke mobil berwarna silver keluaran audi. Pria yang masih samar wajahnya terlihat langsung ke luar dari pelataran rumah yang memiliki gerbang otomatis terbuka dan tertutup melalui remote.

Dave sempat melirik ke arah mobil yang melintasinya, namun sial! kaca mobil itu terlalu gelap untuk memastikan siapa pria yang mengendarai mobil tersebut. Tak habis akal Dave memilih menunggu Clara dan membiarkan pria itu pergi.

Persetan siapa laki-laki yang kemungkinan besar memiliki hubungan dengan Clara.

Yang terpenting ... keyakinannya saat ini begitu kuat, bahwa; Claranya masih menunggunya. Dan ia akan membuktikan semua itu benar.

Maka dari itu ... disinilah ia, menatap gerbang besi berwarna hitam sambil bersandar di kap mobil yang sudah dipindahkan tepat di depan pintu gerbang sambil melihat jam di pergelangan tangannya.

Dave menghitung mundur saat mendengar suara wanita yang dinantikannya bicara dengan bocah yang terus berceloteh.

Debaran di hatinya terasa semakin kuat saat suara mobil dinyalakan mulai terdengar hingga ke telinganya. Di balik kacamata hitam ... Sepasang mata tengah terpejam sejenak, mengusap hidung mancungnya demi mengendalikan dirinya yang terlihat gugup.

Dave berdiri dengan tegak memasukan kedua tangannya di saku celana. Dengan keyakinannya ia menatap gerbang yang mulai terbuka.

Matanya menatap ke dalam mobil sedan berwarna hitam. Wanitanya di dalam sana ... sedang menoleh ke belakang, terlihat sedang bicara; menyuruh bocah tersebut untuk memakai seatbelt-nya dengan benar.

Hingga saat wanitanya hendak menjalankan mobil dan menoleh ke depan. Clara terkejut, sontak langsung menginjak pedal remnya.

Dengan kening berkerut dan alis yang melengkung rapi ... Clara bertanya pada dirinya.

"Who is he?" tanya Clara pada dirinya sendiri.

Menatap pria di hadapannya sedang membuka kacamata hitam dan menampilkan manik abu yang begitu dirindukannya.

Sama seperti sorot tajam yang menatapnya lekat. Dengan langkah yang begitu meyakinkan, pria itu mendekat dan berhenti tepat di depan mobilnya tanpa jarak sedikitpun.

"Come out, Cla!" desis Dave menukas.

Clara yang masih tercengang bahkan tak bisa menjawab pertanyaan Anggie yang bertanya siapa pria yang menghalangi jalan?

Clara seperti melihat hantu yang muncul di hadapannya ... dengan tangan bergetar, ia membuka pintu mobilnya.

"Mom ... telepon Daddy saja. Aku takut, apakah pria itu orang jahat," rengek Anggie.

Clara menoleh dan tersenyum."It's okay, Anggie ... Mom mengenalnya. Pria itu teman lama, Mom." Clara mencoba membuat Anggie tenang, "kau tunggu di sini," timpal Clara.

Lalu Clara keluar dari mobilnya. Kedua mata mereka bertemu, menatap dengan artian yang begitu tersirat akan kerinduan.

"Dave ...." Clara menggumam dengan lirih.

Tak percaya bahwa sosok yang dirindukannya berada di sana. Nyata ada di hadapannya ... Dunia terasa berhenti detik itu juga.

Sunyi dan hening seketika ..., hanya sapuan angin yang berbisik, menelisik melewati kulit wajahnya dan masuk ke dalam rongga dadanya. Menerpa serta melewati tengkuk hingga menerbangkan helaian rambut hitam gelombangnya.

Tak ada suara lain selain langkah pria yang sedang menuju ke arahnya. Suara sepatu yang terantuk beradu dengan lantai keramik.

Bahkan Clara tak mampu untuk melangkah sedikitpun dan membiarkan pria itu semakin dekat, sampai seketika ....

Suara tubuh yang saling beradu terdengar, hingga cukup menyadarkan Clara dari keteperangahannya.

Hangat ....

Kenyamanan yang dirasakannya dalam sekejap. Saat tarikan di tubuhnya membawa diri masuk ke dalam rengkuhan pria tersebut.

Disaat yang bersamaan, setetes air bening keluar dari matanya dan mengalir ketika matanya terpejam dan indera penciumannya menghirup aroma yang telah lama hilang darinya.

Namun semuanya masih sama. Kehangatan dari pelukan Dave membuatnya merasa kembali kepada masa lalunya. Hingga ia terlarut dan ikut memeluk erat pria tersebut.

"I miss you so much ... Cla," lirih suara serak pria yang memeluknya erat.

Clara bahkan tak dapat berkata untuk membalas dan mengungkapkan perasaannya yang menghangat dalam sekejap.

I miss you too, Mousie... really. Hanya hati yang mampu mengatakan hal tersebut.

Karena bibirnya masih tertutup rapat dan lidahnya terasa kelu untuk mengucapkan semua itu.

Dalam beberapa menit mereka saling memeluk dan membiarkan kedua hati yang berpacu menciptakan getaran hebat di tubuh masing-masing hingga mereda.

Dave melepas pelukan itu. Memegang kedua bahu wanitanya dan menatap begitu lekat. Berkali-kali Dave mengedipkan kedua matanya, demi menahan aliran panas yang mendesak keluar.

Ia tak ingin menunjukkannya, karena sesungguh... Dave sangat ingin marah pada wanita di hadapannya itu. Karena dengan lancangnya membuatnya menjadi pria terbodoh di dunia.

Mengharapkannya segera kembali, namun wanita itu malah menghilang bagaikan ditelan lapisan bumi paling dalam.

"Kau sungguh keterlaluan, Cla! Kau kemana-kan janjimu yang akan kembali. Dan mengatakan semuanya tak akan lama!" tukas Dave.

Menuntut penjelasan yang masuk akal. Mengikis jarak dirinya dan Clara, hingga wanita itu terkunci di samping pintu mobil yang tertutup.

"Dave ... aku—"

Dave memberikan tatapan mengerikan, antara rindu dan marah yang bersatu padu keluar melalui sorotan tajam dari netra abunya ... ia menunjukkannya tanpa sungkan di hadapan wanita yang tercengang dengan pertanyaan yang dilontakannya.

Wajahnya kian mendekat, hingga membuat hidungnya menyentuh hidung Clara.

Dave kembali berdesis dengan suara rendah yang tertahan. "Empat tahun, Cla! Apa itu yang kau maksud tak akan lama? Heh?!" Dave berdecih seolah menyepelekan penantiannya selama empat tahun tersebut.

"Dave aku bisa jelaskan, bisa kau berhenti mendesakku. Ada anakku di dalam mobil," balas Clara.

Menggerakkan kepalanya untuk menyuruh Dave menoleh ke samping, di mana terdapat Anggie di dalamnya.

Lalu Dave melirik ke dalam mobil Clara, dalam gelap ..., terlihat siluet seorang yang anak yang juga sudah diketahui Dave berada di sana.

Namun sesaat tadi dirinya sempat lupa bahwa bocah yang berada di dalam mobil itu menyaksikan adegan mengharukan yang dilakukannya terhadap Clara.

Jendela kaca mobil itu terbuka dengan perlahan, Anggie menolehkan kepalanya. Menatap kedekatan sang ibu dengan pria asing, membuatnya mengerutkan keningnya heran.

"Mom ... siapa dia?! Kenapa ia memelukmu dan sekarang kalian begitu dekat. Apa dia menjahatimu, Mom?" tanya Anggie dengan semua keluguannya.

Sontak Clara tersadar dan melihat jarak antara dirinya dan Dave memang terlalu dekat. Bahkan dengan santainya Dave menyandarkan lengannya ke mobil yang ada di belakang Clara.

Hingga membuat tubuhnya hanya berjarak satu sentimeter. Itu artinya mereka terlihat menempel walau tak terasa sampai ke dalam pakaian mereka.

Lantas hal tersebut membuat Clara secara spontan menginjak kaki Dave hingga membuat prianya berjingkrak, meringis kesakitan dan secara otomatis menjauh dari tubuh Clara.

Wanita itu menggunakan kesempatan tersebut untuk masuk ke dalam mobilnya, dan hendak menutup pintu mobil tersebut. Namun belum sampai tertutup, Dave kembali menahannya, dan menghalanginya menggunakan tubuhnya.

Sambil melipat kedua tangan di depan dadanya.... Dave kembali menuntut penjelasan.

"Siapa anak itu?!" tanya Dave.

"Dia Anggie. —Anakku—!" jawab Clara. Membuat Dave terdiam dengan sorot mata tajam menusuk ke manik biru Clara.

"Minggir, Dave! Aku harus mengantarnya ke sekolah. Dia akan terlambat," ujar Clara.

Mengabaikan tatapan menyeramkan dari Dave. Dan kembali hendak menutup pintu. Namun Dave enggan menggeser tubuhnya sedikit-pun.

Masih dengan tatapan yang sama, ia kembali melontarkan pertanyaan yang akan menentukan ia harus bagaimana.

"Siapa ayahnya?" tanya Dave.

Gerakan mendorong tubuh Dave terhenti ketika pertanyaan itu terlontar dari mulut Dave. Clara tertunduk tanpa berani menatap Dave yang memberikan tatapan mengintimidasi, yang menuntutnya harus menjawab.

Tak ada jawaban yang bisa di keluarkan Clara, ia hanya mengembuskan napasnya dengan kasar. Sambil kembali melanjutkan aksi menyingkirkan tubuh Dave dengan paksa.

"Minggir Dave! Aku tak ingin Anggie terlambat di hari keduanya sekolah!" tukas Clara beralasan. Wajahny memerah padam menahan marah dan takut secara bersamaan.

"Tell me, Cla ... who-is-the-Father?!" tanya Dave menekankan setiap katanya, karena geram dengan bungkamnya Clara.

Sambil menahan lengan Clara yang mencoba mendorong tubuhnya menjauh dari pintu laknat itu.

Clara menatap genggaman tangan Dave di lengannya ... dia mencoba tenang dan mendongakkan kepalanya, menatap ke dalam irish abu yang tersirat kemarahan di sana.

"Someone else ... Certainly not you!" tukas Clara. Masih dengan memberikan tatapan tajam kepada pria itu.

Lalu secara secara perlahan genggaman tangan Dave terlepas begitu saja, membuat Clara dengan mudahnya menyingkirkan tubuh Dave. Dan menutup pintu mobilnya ....

Lalu melaju menyerempet sedikit mobil yang diparkir oleh Dave di depan gerbangnya.

Meninggalkan Dave yang terdiam tanpa sanggup berkata apapun setelah mendengar kenyataan yang begitu menyakitkan.

Dave masih tercengang, mencoba menjernihkan pikirannya dengan mengusap kepala hingga wajahnya. Dengan geram dia melangkah ke mobilnya.

Menatap mobil Clara yang menjauh dan menghilang di belokan perumahan tersebut.

Dave membasahi bibirnya yang terasa kering hingga ia juga harus menelan salivanya demi menenangkan diri sejenak, mencerna kembali ucapan Clara.

Lalu meyakinkan dirinya bahwa semua ucapan Clara hanyalah omong kosong. Sambil menggeleng. Ia bergumam demi meyakinkan diri.

"That's ... impossible, i don't believe it, Cla! Itu adalah kebohongan terburukmu! Dan aku akan mencari tahu semuanya. Karena semua itu tak akan membuatku mundur sedikit-pun .... Tidak! Tanpa membawamu kembali!" tekad Dave.

**

Related chapters

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 05

    -05-Dave tersadar setelah beberapa detik bergeming menatap kepergian Clara. Lantas dia bergegas mengikuti Clara yang sudah diketahuinya menuju sekolah di mana bocah perempuan itu diantarkan Clara.Dave memasuki mobil milik Stein dan langsung menekan pedal gasnya untuk bisa menyusul kepergian Clara.Ia melewati beberapa mobil yang telah menutupi jalannya, untuk menyusul mobil Clara yang berada dua mobil di depan darinya. Di sisi jalan terlihat tanda kehidupan dari orang yang berlalu lalang untuk memulai harinya.Hingga beberapa menit kemudian, Mobil yang dikendarai Clara terlihat berhenti di pelataran halaman parkir sekolah Anggie.Bocah kecil itu keluar dan melambaikan tangannya kepada Clara. Setelah ia mencium pipi ibunya dan Clara membalasnya sambil mengusap kepala Anggie dengan sayang.Sementara Dave terdiam menatap pemandangan indah tersebut. Hatinya tereny

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 06

    —06—Dave menghentikan mobilnya tepat di belakang mobil Clara. Ia keluar dari mobil sambil memakai kacamata hitam karena terik matahari tepat berada di atas kepalanya.Otaknya terasa mendidih seperti hatinya saat ini. Ketika mendengar pengakuan omong kosong dari Clara yang berkeras bahwa wanita itu merasa telah bahagia tanpanya.Terlihat Clara yang masuk ke rumah, membawa Anggie yang terus berceloteh menceritakan kegiatannya di sekolah. Sesekali bocah itu menyebut nama Dave yang begitu angkuh tak ingin bermain dengan teman lainnya.Dave mengikuti dan memilih membiarkan Clara melakukan kegiatannya seperti biasa. Mengurus Anggie, dengan menyuruh bocah itu untuk mengganti pakaian. Sementara Clara hendak memasak makan siang mereka."Aku ingin bermain dengan teman perempuan ... tapi Dave dengan angkuhnya berkata, bahwa kami berisik. Dan dia ....""Okay, An. Simpan ce

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 07

    —07—Clara masuk kembali ke rumah, setelah selesai menjawab panggilan yang membuatnya naik darah.Terlihat dari wajahnya yang memerah dan hilangnya senyuman di wajah yang masih terlihat cantik.Clara bergabung bersama Dave dan Anggie yang kompak memerhatikan wanita itu. Clara duduk dan langsung mengambil makanan ke atas piring kosong. Lalu melahapnya dengan segera seperti orang kelaparan.Padahal sebelumnya ia berkata kepada Anggie bawah dia masih kenyang. Dave dan Anggie melongo melihat Clara begitu lahap menyuapkan nasi berkali-kali ke dalam mulutnya, lalu mengunyahnya dalam jumlah banyak hingga kedua pipinya menggelembung menjadi chuby."Apa masakanku seenak itu?" tanya Dave.Seketika Clara baru teringat bahwa makanan yang ia lahap sedemikian rakusnya adalah masakan Dave. Ia hanya sedang kesal dan meluapkannya begitu saja tanpa tahu dirinya sudah menjadi pusat perhatian kedua

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 08

    -08-"Matheus Arthur Wesley! Berhenti bicara dan jangan campuri urusanku!" hardik Clara.________Lagi-lagi menghentikan ucapan Matheus. Bersamaan dengan itu Clara berbalik, menatapnya dengan sorot mata tajam, begitu juga Dave yang berada tepat di belakang Clara berjarak beberapa langkah sambil mengerutkan keningnya dalam."What happened, Cla? Kenapa kau menghentikan ucapannya?!" tanya Dave.Membuat Clara menoleh dan menatapnya sinis. Tatapan yang diterima dan dibalas oleh Dave tak kalah sinis.Dave melangkah mendekati Clara, tanpa berniat menghilangkan sorot tajam dari manik abunya."Apa yang hendak kau sangkal, Cla? Kenyataan bahwa kalian adalah adik kakak? dan tak dapat terelakkan bahwa darah yang ada di dalam tubuh kalian yakni dari gen yang sama, sebagai keturunan Wesley?!" sergah Dave.Semakin m

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 09

    —09—Dave terdiam di dalam mobil yang masih diparkirkan di depan rumah Clara, ia memandangi lembaran kertas laminating putih yang bergambar sesosok wanita yang dicintainya. Gambar yang menunjukkan kegiatan Clara setelah perpisahan terjadi antara dirinya dan wanita yang dicintainya.Dave mengusap lembaran demi lembaran dengan perlahan dan membalik lembaran itu satu persatu, seperti sedang membaca agenda perjalanan wanitanya selama berpisah dengannya.Terdapat sebuah tulisan tangan Maggie yang menjelaskan sedang apa Clara di dalam foto tersebut. Dave terkekeh saat cerita yang dijabarkan dalam tulisan itu mengandung unsur keluguan seorang Clara."Kau memang tetap lugu, Cla... sekalipun kini kau berubah menjadi lebih dewasa. Apa tak sedikitpun kau merindukanku? Kau tak adil... kau tahu keberadaanku, namun tidak denganku. Dan yang lebih parahnya, kau bahkan tak pernah mendatangiku," lirih Dave dala

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 10

    Clara menginjakan kaki di tempat semula ia memulai segala sesuatunya di kota Manhattan. Terletak di pusat kota yang penuh dengan hiruk pikuk germerlapnya dunia malam. Gedung pencakar langit yang menjulang tinggi begitu angkuh menghiasi kota pada malam di mana kini dirinya telah tiba di apartemen.Tepatnya di dalam kamar yang menghadap langsung keluar, menampilkan cahaya terang dari lampu jalan yang memantul di dinding kaca hingga menyilaukan penglihatannya saat berada dalam gelapnya ruang kamar tersebut.Clara dengan sengaja tak menyalakan lampu, karena menunggu kehadiran Dave dan menjelaskannya langsung. Clara tak ingin Dave melihat air matanya nanti saat berusaha menjelaskan semua. Ia hanya berharap pria itu mengerti dan tidak meninggalkannya, seperti yang ditakutkannya selama ini.Pintu kamarnya terbuka. Ia tahu Dave telah datang. Aroma parfum yang sama tercium dan tak pernah hilang dari ingatannya saat mendekap pria itu."I'mhere

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 11

    Keheningan malam di ruang kamar apartemen Clara semakin terasa merasuk ke jiwa, sunyi meniupkan angin yang melintas melewati jendela kaca, menerpa kulit mereka dan merasakan dingin menghampiri keduanya. Dave semakin mengeratkan pelukannya, begitu juga dengan Clara yang kian masuk dalam dekapan pria itu. Saling menguatkan dan melepaskan kesedihan yang telah berlalu.Getaran di tubuh Clara perlahan mereda, tangisnya kini hanya menyisakan isakan yang mereda. Dave melepaskan pelukannya, menangkup kedua pipi wanitanya dan mengusap sisa air bening di ujung mata. Dave menunjukkan seulas senyum. Ia ingin memberi tahu, semua akan baik-baik saja dan mengikhlaskan yang telah berlalu.Jemari Dave mengusap surai coklat bergelombang milik Clara, mencium kening cantik itu begitu dalam. Menunjukkan betapa ia sangat menyayangi wanitanya, dan turut sedih melihat penderitaan yang teramat berat selama ini."Kau sudah merasa lega?" tanya Dave.Clara mengangguk dan berusaha me

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 12

    Matheus tersenyum sambil menatap ponselnya, ia tahu tugasnya sudah selesai karena telah menyatukan kembali Clara dengan Dave, walau dirinya juga paham jika mereka tak semudah itu untuk kembali akur seperti dulu.Mengingat bagaimana keduanya terlihat sama-sama keras kepala dan sering bertengkar hanya untuk hal kecil. Matheus hanya menggelengkan kepalanya jika ia mengingat masa itu. Di saat ia masih begitu bodoh karena dimanfaatkan oleh ibu kandungnya hanya untuk kepentingan wanita yang nyatanya seorang kakak dari ibu yang berbeda.Dimanfaatkan dan diperalat oleh ibunya sendiri demi sebuah harta warisan adalah kesalahan terbesarnya. Ia tersadar ketika ibunya menuntut lebih dan bertindak dil uar batas perikemanusiaan.Matheus meminta berhenti dan ia cukup depresi saat menyadari kejahatannya. Ia cukup beruntung kala tersadar dan terpuruk. Seorang Maggie mau menemani dan membantunya kembali pulih, lalu melepaskan semua usaha bisnis yang dibangun kemudian diruntuhkan

Latest chapter

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 40 (The end)

    Clara memekik terkejut saat mendengar nama pria yang memperkenalkan dirinya dengan cara menyeramkan itu menerobos masuk melewatinya dengan mudah.Clara menoleh dengan tatapan menyelidik walau terdapat secuil rasa takut dari aura pria yang terasa telah membunuh banyak orang."Who are you?!"tukas Clara berusaha terlihat berani. Walau dalam hatinya merutuki Leonard yang pergi entah kemana.Bukannyamenjawab,pria itu melangkah menghampiri Clara dan berhenti di hadapannya."Apa kau tak mendengar perkenalanku tadi?Aku Bastian Fer—argh!"pekik pria bernama Bastian, memegangimiliknyayangterkena tendangan lutut Clara.Bastian hendak meraih tangan Clara tetapi wanita itu lebih dulu meraih tangannya dan menarik, menambahkan pukulan pada perutnya.Bastian me

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 39

    Dave menapakkan kakinya di kediaman seorang petinggi mafia yang diduga sebagai bos Diego. Kedatangannya sudah diketahui orang itu hingga saat ia tiba di bandara, Dave sudah mendapat jemputan menggunakan helikopter dan berhenti tepat dihelipadrumah mafia tersebut. Seolah diperlakukan sebagai tamu spesial yang membuat Dave harus semakin waspada.Dave bersama Stein dan Frank diantarkan seorangbodyguarduntuk menemui pemimpin itu. Dengan menaiki sebuah lift agar tiba di atap tertinggi terbuka yang terdapat pria paruh baya sedang memberi makan peliharaannya di tempat terbuka. Terdapat beberapa unggas berbagai macam bentuk yang terlihat cukup besar dimasukan ke dalam kandang."Boss,Mr. Williams sudah di sini," ujarbodyguardberseragam hitam itu menyapa boss besarnya.Pria dengan setelan kemeja putih yang lengannya digulung menampilkan beberapa tato, dipadukan dengan rompi abu yang dan

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 38

    Dave mendengar panggilan telepon yang tersambung pada Celine atau Shello, begitulah Frank dan Stein memanggil wanita itu dengan akrab. Setelah menunggu selama beberapa menit, kini ia harus menerima kenyataan dan benar akan pemikirannya.Pria yang membantu petinggi mafia dari Diego adalah Leonard Dowson yang tak lain adalah suami dari Shello. Dave sempat memaki dan menghujat Shello untuk mengembalikan Clara sesegera mungkin. Akan tetapi setelah mendengar penjelasan Shello yang mengatakan bahwa suaminya terpaksa melakukan itu karena putrinya yang juga menjadi sandera dan sebagai bayarannya, Leonard harus melakukan tiga kali penculikan.Tentu saja, Shello sudah menyusun rencana untuk menyelamatkan keduanya. Bahkan klan Dowson dan Wilfred serta klan Walz yang turut ikut membantu sudah siap menjalankan misi yang dipimpin oleh Shello dan ayahnya—Marshello.Dave hanya diminta untuk mempercayakan semua pada apa yang sudah diatur oleh wanita yang pan

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 37

    Stein menutup panggilan Dave saat bos kecilnya mengatakan hal yang begitu mencurigakan. Tak biasanya Dave menghubunginya hanya untuk berpamitan dan memintanya untuk tidak mengganggu acaranya. Selama ini baik Stein atau pun Frank selalu profesional melakukan tugas memantau kedua putra Marvin Williams tanpa mengganggu kesibukan mereka."Oh,came on,boss. Kau membuang ponsel modifikasiku ke jalan?!" keluh Stein saat melihat dari layar laptopnya melalui kaca spion mobil Dave yang dipasangi kamera kecil lengkap dengan alat GPS dan penyadapnya.Sebelum mendapat telepon dari Dave. Stein sudah mengetahui bahwa bos kecilnya itu sedang berseteru di telepon. Membuat Stein mulai bersiaga dan bergegas menghubungi Frank untuk menjemputnya dan terbang ke Manhattan. Tentunya mereka memiliki izin menggunakan pesawat jet Williams Corp dalam keadaan mendesak seperti saat ini.Mereka bukan hanya pekerja yang mengurus pekerjaan kantor biasa. Semua itu hanyalah se

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 36

    Dave menginjakan kaki di Metropolitan Correctional Center yakni pusat pertahanan para narapidana Manhattan, New York. Aura mengerikan terasa saat beberapa kawanan polisi yang sedang bertugas membekuk kriminal terlihat bagai pemandangan biasa yang terjadi disana.Kubikel-kubikel para petugas polisi dan detektif sibuk melakukan tugasnya masing-masing. Beberapa terlihat di satu ruangan berdinding kaca, sedang berdiskusi sambil memperhatikan lembaran-lembaran foto yang diduga Dave sebagaisuspectyang mereka curigai dalam sebuah kasus.Langkah Dave terhenti di depan pintu bertuliskan Chief Of Department, yang diantarkan seorang sersan dan dipersilakan masuk menghadap sang atasan, tentunya setelah meminta izin melalui intercom dengan laporan singkat.Dave mengangguk mengerti dan masuk lalu berjabat tangan sejenak, sampai pintu ruangan tertutup. Mereka mulai melakukan pembicaraan serius.Setengah jam berlalu setelah diskusi yang membuat banya

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 35

    Wajah Dave kini terlihat memerah padam dengan remasan pada benda pipih di tangannya yang kini masih tertempel di telinganya. Rahangnya mengatup kuat dan aliran darahnya naik ke kepala hingga meluap seiring dengan ucapan dan kekehan menertawakan dirinya di ujung panggilan sana."Jangan pernah mengancamku karena kekuasaanmu yang berbau busuk! Katakan di mana Clara?! Atau aku tak akan segan untuk—""—Untuk apa,Dave?!Melaporkan perusahaanku untuk kedua kalinya?Heh!" Decihan terdengar mengejek.Sekali lagi, Dave memejamkan matanya menelan kembali ucapannya. Posisi ia saat ini tak menguntungkannya untuk meladeni seorang bajingan licik yang berani menculik Clara darinya."Kau tak akan berani menyentuhku lagi,jikaClaramu tak ingin disentuh.Kau tak akan mudah menemukannya,karena kau berurusan de

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 34

    Setelah puas menyiksa suaminya, kini Clara bergegas ke toilet untuk merapikan dirinya. Bagaimana pun ia tetap terlihat kacau akibat ulahnya yang ingin menggoda Dave. Ia membuat sapuan lipstik merah menyalanya berantakan.Dan kini ... waktu yang telah cukup sore membuat gedung mulai sepi. Beberapa pekerja sudah pulang dan juga ada yang baru bersiap pulang. Sementara Bradley dan tim sukses beserta model seangkatan Clara yang menyiapkan perayaan kembalinya dirinya, sudah menuju restoran tempat mereka merayakan."Mousie sudah mendapat balasan, dia pasti kesulitan menidurkan'si littlemousie'," kekeh Clara.Wanita berkaki jenjang itu menuju baseman dan menekan kunci mobil hingga bunyi kunci pintu mobilnya terdengar. Clara masuk dan mulai menyalakan mobilnya. Tapi, sesaat ia terdiam sebelum sempat menjalankan mobilnya. Sampai yang terlihat dari kamera CCTV beberapa menit kemudian, mobil putih itu berjalan keluar dari area parkir.Da

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 33

    Satu minggu kemudian proses audisi Clara telah selesai. Karena kemampuan dirinya yang profesional yang miliki aura sebagai seorang model sejati, membuatnya lolos kriteria di luar dari penilaian fisik yang sempurna.Tak dapat disangka bahwa kini Clara kembali ke gedung Mose Entertain dengan status sebagai model yang siap melakukan pemotretan pertama. Clara turun dari mobilnya, tanpa didampingi Dave.Clara sengaja tak ingin pergi bersama, sebagai profesional kerja. Ia sangat tak ingin dinilai istri CEO yang hanya menggunakan kuasa suaminya untuk menjadi terkenal.Walau sesungguhnya dirinya sendiri sudah dikenal. Namun, akan ada saja orang yang menilainya lain. Clara memiliki kesepakatan dengan Dave untuk menghindari berita tersebut."Huh! Ini hari pertamaku kembali. Semoga semuanya lancar!" gumam Clara menyemangati dirinya.Kaki jenjangnya melangkah memasuki lobi utama. Beberapa sapaan dari orang yang mengenal membuatnya merasa diterima kembali denga

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 32

    Mose Entertain - 11.00 AMKedatangan Dave dan Clara setelah berlibur selama satu minggu lebih lama dari keluarga di pulau, membuat beberapa wartawan penasaran apa yang terjadi. Setelah Dave dikabarkan dekat dengan pengusaha dari Roma, kini malah kembali dengan Clara yang terlihat datang bersamaan ke gedung Mose Entertain.Bahkan kedatangan mereka berdua disambut antusias oleh pekerja di sana. Tentu saja semua itu ulah Bradley yang dibantu oleh Matheus dan Anna untuk hadir di ruangan Dave yang sudah disulap menjadi lebih meriah."Oh... kami tak sabar mendengar kabar gembira dari kalian. Mose kau sudah melakukannya berulang kali bukan? Pastinya akan membuahkan hasil," bisik Bradley yang masih bisa didengar oleh Clara.Wanita itu seketika menegang kaku, tak ada yang mengetahui kondisinya saat ini selain Dave dan Matheus. Bahkan Clara juga tak memberitahukan itu pada kedua orang tuanya, agar mereka tak mengkhawatirkan keadaannya.

DMCA.com Protection Status