LATIFAH: Derita Istri yang Terbuang

LATIFAH: Derita Istri yang Terbuang

last updateLast Updated : 2022-04-14
By:  Emde MallaowCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
40Chapters
6.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

WARNING...!!! Dalam cerita ini mengandung konten dewasa!! Hanya diperuntukan untuk orang-orang yang berusia di atas 18 tahun. _________________ “Akhi Zoel, mampir dong ke kotanya Mbak. Ingat, Dik Zoel pernah janji lho sama Mbak," pinta Mbak Latifah. Ada sebuah pengharapan yang tampak di wajah sang bidadari. "Iya, deh, besok saya akan mampir ke kotanya, Mbak,” Zoelva menyanggupi. “Benar...?” “Benarlah, Mbak sayang nan cantik jelita,” sahut Zoelva sembari menyanjung. Wajah Latifah langsung bersemu merah. “Guombal..!!” ucapnya. Namun kemudian wajahnya jadi berbinar gembira mendengar kesanggupan sang eksekutif muda nan tampan itu. Senyuman manisnya langsung menghiasi wajahnya yang super cantik. Senyuman yang merupakan salah satu keindahan yang paling Zoelva kangeni darinya. "Terima kasih Akhi. Mbak sangat pengen melihat Akhi Zoel lagi di dunia nyata,” ucapnya. Zoelva tau, bahwa seharunya wanita itu mengatakan ‘kangen’ dan bukan ‘pengen’. Sebab, ia pun memendam perasaan itu terhadapnya: kangen! "Lebih-lebih saya, Mbak. Berarti kita memiliki keinginan yang sama, ya?” ujar Zoelva dengan memperlihatkan wajah malu-malu macannya. Maksudnya, ‘rasa’, bukan ‘keinginan’. Saat itu pun, tatapan mereka mengambarkan banyak hal: gembira, suka, kangen, dan mungkin cinta...!

View More

Chapter 1

PART 01

       

       "Mas, istrimu itu aku, bukan dia! Mengapa hanya karena wanita lain kaurela untuk menzolimi aku dan Syifa? Kasihan dia Mas...!" Latifah sesenggukan sembari memeluk kaki suaminya, Arief, mengharap sedikit welas asih ya. 

        Tetapi, Arief, lelaki yang telah menjadi suaminya hampir sepuluh tahun itu dan sangat dicintainya itu tampaknya benar-benar menganggapnya bukan lagi istrinya. Dengan kasar ia menarik kakinya dan mendorong kepala Latifah. "Lepaskan! Aku ke sini bukan untuk mendengar ocehan dan tangisanmu, tapi untuk meminta kausegera keluar dari rumah ini! Kemasi barang-barangmu! Satu Minggu lagu aku datang, rumah ini harus sudah dalam keadaan kosong! Silakan kaubawa anakmu!!"

         Tanpa menunggu jawaban apa pun dari Latifah, laki-laki yang memang masih menyimpan ketampanan dan pesona dari masa mudanya itu langsung keluar dari rumah itu. 

        Latifah berusaha mencegahnya agar ia memikirkan kembali keputusannya, sama sekali tak digubris. Bahkan sang buah hatinya, Syifa, yang menangis mengikuti sembari memanggilnya "Ayah" pun sama sekali tak dianggapnya ada.

       Untuk kesekian kalinya, Latifah, harus menerima perlakuan yang sama dari suaminya. Ia memeluk tubuh Asyifa sembari menangis tersedu-sedu. Ternyata, wanita cantik dengan segala kelembutan sepertinya, tak selalu nasib rumah tangganya pun indah.

***

         SI GANTENG  pengusaha muda itu namanya Zoelva Paranaka. Ia biasa dipanggil Zoel atau Zoelva. Umur 27 tahun, status perjaka--kata KTP-nya--, dan berprofesi sebagai  pengusaha muda yang sedang menapaki anak tangga menuju kesuksesan. Ia membuka gerai perhiasan dari emas, perak, dan permata di beberapa tempat mall di wilayah Jabodetabek.  Gerai dan tokonya khusus menjual barang perhiasan emas, perak, dan permata dari beberapa brand ternama luar negeri.

       Oh ya,  si ganteng Zoelva ini perantau asal Jambi, tapi setelah menyelesaikan kuliahnya di Jakarta (dia mahasiswa pindahan dari sebuah kampus di Jogja), ia memutuskan untuk bekerja di ibukotanya Indonesia itu, sebelum ia memutuskan untuk resign  dari perusahaan tempatnya bekerja lalu merintis usahanya sendiri.  Posturnya yang tinggi besar dengan wajah kebule-buleannya diturunkan dari ibunya, Albertina Agueda,  yang merupakan wanita Indo-Purtu Timor-Timur (kini Timor Leste). Menurut ceritanya, dulu ayahnya pernah bertugas di propinsi termuda itu (saat itu) sebagai anggota Abri TNI). Di Tanah Lorosa’e  itu ayah dan ibunya bertemu lalu menikah, dan di sana pula Zoelva dilahirkan, tepatnya di kota Lospalos, Lautem.

       Sebenarnya, Zoelva pernah menjalin hubungan asmara dengan seorang gadis, Niken Komalasari,  yang merupakan teman kuliahnya dulu. Mereka berpacaran hampir tiga tahun. Namun rupanya, Niken tidak bermain jujur dan setia, tetapi dia telah mencuranginya secara bertubi-tubi di belakangnya. Mulanya ia tak percaya saat beberapa teman kuliahnya menceritakan padanya bahwa sang pujaan hatinya itu memiliki PIL (pria idaman lain). Bahkan ia anggap itu hanya semata fitnah. Bahkan saat matanya sendiri menyaksikan kekasihnya itu berjalan berangkulan pinggang dengan mesra memanja dengan laki-laki lain, ia pun masih mempertahankan pikiran positifnya. Ia berpikir, bahwa Niken adalah gadis yang kalem, berbudi pekerti halus dan lembut. Jadi mana mungkin bisa berbuat curang?

       “Oh, dia Hendi, Mas, sepupunya Niken. Dia memanfaatkan cutinya untuk berlibur di Jogja. Ortu Niken meminta Niken untuk menemaninya selama dia berada di Jogja,” kilah Niken dengan suara yang masih lembut dan wajah tak menampakkan wajah seorang pembohong sedikit pun, ketika Zoelva menanyakan perihal laki-laki yang berjalan dengannya tempo hari. “Mas lihatnya di mana?”

      “Di sebuah mall di Malioboro?” sahut Zoelva, pun dengan wajah tidak menampakkan raut cemburu sama sekali.

      “Oh iya, Mas, benar. Itu pas hari pertama dia berada di Jogja.”

      “Oh, dia tinggal di mana?”

      “Ya dia tinggal dan bekerja di Surabaya, Mas. Rumah ortunya satu komplek dengan rumah ortuku. Ibunya dia kakak dari papanya Niken.”

       “Hm, berarti calon abang iparku, dong?” canda Zoelva.

       Niken tersenyum sembari menjulurkan ujung lidahnya. Satu cubitan kecil ia daratkan pada lengan Zoelva, lalu memeluk lengan kekar itu dengan sikap manja. “Oh iya, lupa. Katanya Mas tempo hari lihat kami di mall  itu, terus Mas ke sana dengan siapa, hayo? Kok Niken nggak dikasih tau?”

      “Sama si Dicky, cari-cari sepatu futsal.”

      “Oh...”

       Zoelva paham, bahwa wanita pujaan hatinya sedang cemburu, ia pun mengacak-acak pelan rambutnya dan mencium ubun-ubun kepalanya. Coba, mayak iya, kekasihnya yang lemah lembut dan manja seperti ini bisa mencuranginya di belakang aku? Tak mungkinlah! Pikirinya.

       Akan tetapi, keyakinannya itu terbantahkan oleh kenyataan yang ia dapatkan sebulan kemudian. Sang pujaan hatinya yang disanjung-sanjungnya sangat setia itu ternyata benar telah mencuranginya habis-habisan secara  rapi, halus, senyap, dan terukur. Hehehe.

       “Kamu  akan cuti kuliah? Kenapa? Apakah ortumu tak punya harta lagi untuk membiayai kuliahmu?” tanya Zoelva kepada Niken, ketika gadisnya itu mengungkapkan akan mengambil cuti kuliah selama dua semester. Saat itu Niken sengajak mengajaknya ke Tloga Putri, Kaliurang.

       “Bukan karena itu Mas...”

       “Ya terus kenapa?”

       Niken mendadak terisak. “Ortu Niken mau menikahkan Niken dengan dia, Mas.”

        Seumur-umurnya, mungkin kabar itu kabar yang paling membuat Zoelva paling kaget ketika mendengarnya, sehingga spontan ia merenggangkan duduknya dari Niken dan memegang pundak gadis itu. “Kamu akan menikah? Dengan dia siapa!?”

       Niken tak mampu menatap wajah Zoelva. “Dengan...cowok yang Mas lihat jalan berdua dengan Niken di mall itu!”

       “Haahh...!!” makin kaget Zoelva. Spontan ia melepaskan tangan kirinya dari pundak Niken dengan agak mendorongnya. “Berarti benar, kautelah mencurangi aku selama ini!”

      “Tidak Mas! Mas harus mendengarkan penjelasan Niken!” jerit Niken sembari hendak meraih tubuh Zoelva.

      Zoelva dengan cepat mengangkat kedua tangannya sebagai tanda bahwa ia tak ingin dipeluk oleh si gadis. “Maaf, kamu tak perlu perlu menjelaskan apa pun lagi, karena tak akan mengubah apa pun!”

      “Tapi aku tetap mencintaimu, Mas! Walau pun kita mungkin tak bisa saling memiliki, tapi cinta...”

      “Stop! Stop! Stop!” potong Zoelva sembari  mengangkat kedua tangannya setinggi dadadnya. “Kauingin mengatakan, bahwa cinta itu tak mesti saling memiliki, kan? Jiahahaha, itu kata-kata orang yang stres dan putus asa! Sudah Basi! Tapi okey, aku mengucapkan terima kasih kausempat mampir dalam hidupku, mengisi ruang hatiku, mengajarkan aku ke jenjang ke dewasaan dengan pelajaran cintamu yang..., oh maaf. Selamat menempuh hidup baru. Aku berharap, kalian berdua dapat hidup bahagia dan rukun, tanpa bumbu kecurangan dan penghiatan di dalamnya! Selamat tinggal, Nona!”

       Tanpa mengucapkan apa-apa lagi, Zoelva pun meninggalkan Niken, meninggalkan sang wanita yang selama ini ia puja dan sanjung oleh hatinya siang dan malam. Pergi membawa kecewa dan luka hatinya yang teramat dalam. Dia memang tak menderaikan air matanya di pipi akibat penghianatan itu, karena dia seorang laki-laki, tetapi jiwanya yang menjerit setinggi langit. Penghianatan dari wanita yang sangat ia cinta itu terasa menghujam ulu hati dan nurani sucinya, cucurkan darah dan selaksa duka.

      Maka sadarlah Zoelva, bahwa penampakan tak selalu secara dengan apa yang dipikirkan dan yang terjadi sesungguhnya. Seeokar angsa tidak selalu seelok dan seanggun rupanya, namun ia pun mampu menimbulkan luka dan kengerian.

      Akibat kecewa berat akibat kegagalan cinta itu, Zoelva lalu memutuskan untuk pergi meninggalkan kampusnya di Jogja dan pindah kuliah di Jakarta. Terlalu banyak kenangan indah dia bersama Niken yang tak mungkin mampu ia hapus, bahkan seumur hidupnya. Di kampus itu ia mengenal gadis itu, lalu jadianya, seterusnya memupuk cinta mereka.

       Sejak saat itu, ia tak berhasrat lagi untuk mencari tambatan hatinya yang baru lagi, karena ia merasa bahwa separuh jiwa dan segenap ruang batinnya sudah dibawa pergi oleh wanita yang merupakan cinta pertama yang diseriusinya itu. Kegantengan serta kesuksesan yang telah ia raih, tentu ia dengan mudah mendapatkan wanita pujaan lagi yang bahkan lebih dari segalanya daripada Niken. Namun ia tak melakukan itu. Bahkan wanita-wanita cantik dan berkelas yang mencoba mencari perhatiannya, juga menjamah hatinya, pun semuanya mental. Belum mempan. Pintu hatinya masih tertutup dan tersegel rapat.

       “Tak baik, Nak, hidup membujang terlalu lama, sebab kau akan memanen banyak dosa,” ucap ibunya, Umi Tina, saat ia berlibur ke kampung halamannya di Jambi. “Menikahlah, Nak.  Kau itu seorang laki-laki muslim yang sudah matang dalam usia dan mental serta mampu secara ekonomi. Artinya, hukum menikah untukmu bisa menjadi wajib.”

        “Benar kata ibumu, Nak,” tambah ayahnya, Abi Ruslan. “ Sempurnakan agamamu dengan menikah. Wanita seperti apa yang kauinginkan?  Jika kaumau, abi dapat melamarkanmu wanita-wanita yang berkelas dan cantik dari kalangan keluarga besar kita. Mereka cantik-cantik dengan kedudukan sosial yang bagus. Misalnya seperti Rustina anak Wak Abidinmu, dia seorang dokter spesial, atau Aisyah anak Pak Nga Hamzah, dia seorang dokter gigi dan bertugas di Kota Seulak, atau saudara-saudara sepupu lainmu yang kebanyakan dokter.”

       “Insha Allah, Umi, Abi, doakan dalam waktu tak lama lagi saya sudah benar-benar siap untuk menikah. Bisa jadi istri Zoel kelak adalah di antara wanita yang Abi sebutkan barusan,” jawab Zoelva dengan bahasa yang santun sembari membesarkan hati abinya.

        “Insha Allah, Nak. Amin Allahumma amin,” ucap Abi Ruslan.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Latifah Hardiyanti
haduh namanya kaya gue ......
2021-12-23 15:56:31
1
user avatar
Emde Mallaow
Kisah ini terilhami dari sebuah kisah nyata. Hanya saja nama-nama tokoh dan tempatnya diubah. Latifah, seorang istri yang terbuang, yang cintanya tersingkirkan oleh sang suami demi seorang pelakor dengan akhir hidup yang menghadirkan nestapa. Selamat menikmati.
2021-09-24 18:05:54
0
40 Chapters
PART 01
               "Mas, istrimu itu aku, bukan dia! Mengapa hanya karena wanita lain kaurela untuk menzolimi aku dan Syifa? Kasihan dia Mas...!" Latifah sesenggukan sembari memeluk kaki suaminya, Arief, mengharap sedikit welas asih ya.          Tetapi, Arief, lelaki yang telah menjadi suaminya hampir sepuluh tahun itu dan sangat dicintainya itu tampaknya benar-benar menganggapnya bukan lagi istrinya. Dengan kasar ia menarik kakinya dan mendorong kepala Latifah. "Lepaskan! Aku ke sini bukan untuk mendengar ocehan dan tangisanmu, tapi untuk meminta kausegera keluar dari rumah ini! Kemasi barang-barangmu! Satu Minggu lagu aku datang, rumah ini harus sudah dalam keadaan kosong! Silakan kaubawa anakmu!!"          Tanpa menunggu jawaban apa pun dari Latifah, laki-laki yang memang masih menyimpan ketampanan dan pesona dari
last updateLast Updated : 2021-08-28
Read more
PART 02
       Memang, sejak ia putus dengan Niken Hapsari, Zoelva tak pernah lagi menjalin hubungan serius dengan wanita mana pun. Hatinya sudah terlanjur kecewa, atau lebih tepatnya trauma psikis dengan yang namanya cinta. Harapan dan cintanya yang pernah ia curahkan dengan tulus, malah dicampakkan begitu saja oleh Niken, gadis yang sangat ia cinta dan sanjung.       Tak pernah lagi menjalin hubungan serius dengan wanita mana pun, artinya memang setelah itu ia menjalin hubungan semacam sekedar iseng saja. Entah sudah berapa banyak wanita yang telah jatuh dalam pelukannya (namun lebih tepatnya, ia jatuh ke pelukan wanita) namun tanpa satu pun terhadap wanita-wanita itu ia libatkan hatinya, perasaan cintanya. Nyaris seluruhnya hanya melibatkan tuntutan biologisnya semata.       Ya, hanya mengikuti tuntutan biologisnya semata. Niken Hapsari bukan saja tela
last updateLast Updated : 2021-08-28
Read more
PART 03
        Lalu Zoelva menceritakan semua keluhannya seperti yang diceritakannya kepada Pak Suhendi tempo hari. “Apakah secara psikis saya menderita kelainan, Dok?”       “Menurut analisa saya, Pak, eh Mas saja mungkin, ya? Menurut analisa saya, Mas Zoelva tidak mengalami kelainan seperti itu. Hanya orientasi seksual saja, dan oriantasi seksual adalah kecendurang psikis secara alami, selama itu orientasinya heteroseksual yang umum atau yang disebut seksual dengan lawan jenis. Hanya saja mungkin, kecenderungan itu sebagai dampak dari kekecewaan masa lalunya Mas Zoelva terhadap mantan kekasihnya yang seorang gadis.”      Zoelva mengangguk-angguk pelan. “Begitu ya, Dok. Berarti fobi saya tidak benar ya Dok.”      “Benar sekali,
last updateLast Updated : 2021-08-28
Read more
PART 04
         Malamnya, ketika saatnya ia naik ke tempat tidurnya,  seperti biasa, Zoelva selalu berkesempatan untuk masuk ke dunia maya. Ia selalu kangen dengan teman-temannya FB-nya. Namun ada yang lebih penting, yaitu membuka di  bagian permintaan pertemanan. Ada banyak sekali yang meng-add. Lebih dari seratusan orang. Ia selalu selektif untuk menerima pertemanan. Hanya yang ia kenal atau diperkirakan orang-orang dari kalangannya saja, kaum bisnismen, yang akan ia konfirmasi.      Salah satu di antara mereka ada Latifah Khairani, sang bidadari yang tadi sore ia kenal.       Setelah dikonfirmasi, Zoelva langsung menyempatkan diri untuk berkunjung ke akunnya sang bidadari.  Hal yang pertama yang ia lakukan adalah menyusuri linimasa sang bidadari sebelum ia masuk ke dalam album foto-foto dan video-videonya.
last updateLast Updated : 2021-08-28
Read more
PART 05
  Satu jam kemudian Bunda Jesica alias Nyonya Hasyima benar-benar telah hadir di apartemen Zoelva. Begitu pintu apartemen ditutup, Zoelva langsung menyergap tubuh wanita yang mungkin seusia ibunya itu. Bibir tebal merekah wanita itu langsung dihajarnya dengan ciuman dan pagutan yang panas, ganas, dan membara, sembari tangannya bermain di wilayah-wilayah paling sensitip di tubuh wanita yang jika di depan suaminya itu berlaku sebagai seorang wanita yang sangat taat dan seti terhadap suaminya.       Nyonya Hasyima pun tak mau kalah. Walaupun dengan berjinjit dambil setengah bergelayut di leher sang pemuda karena tubuhnya jauh lebih pendek, ia pun membalas ciuman dari sang singa pejantan mudanya dengan tak kalah ganas dan membaranya. Aroma tembakau yang keluar dari nafas pejantan mudanya tak ia pedulikan. Hajar teruuus!        Erangan dan desahannya meluncur be
last updateLast Updated : 2021-08-28
Read more
PART 06
       Zoelva mengira, tadi pagi itu adalah calling terakhir dia dengan Latifah.  Tetapi kenyataannya, tepat pukul 13.00 WIB, sang bidadari kembali menghubunginya kembali, juga lewat vidcall. Saat itu ia masih berada di ruang kerjannya di gerainya di sebuah Mall di Bekasi. Dia melihat wanita itu duduk di suatu tempat yang banyak orang yang lalu-lalang. Seperti di ruang tunggu sebuah bandara.       "Assalamualaikum, Dek Zoel. Lagi apa?" Latifah langsung melemparkan senyum yang sama seperti tadi pagi. Seulas senyum khas yang manis tiada tara, menurutnya.       "Waalaikumsalam, Mbak Ifah. Ini saya lagi di tempat kerja.  Mbak  Ifah sendiri lagi di mana? Sepertinya di sebuah ruang tunggu,  bandara, mungkin?”      “Iya benar, Dek
last updateLast Updated : 2021-08-29
Read more
PART 07
        “Suami Mbak lagi ke Kudus, Dek Zoel.”       “Oh beliau orang sana?”       “Nggak, satu kota dengan Mbak Kok,” sahut Latifah, lalu bertanya, “ Maaf, Dek Zoel kerja di perusahaan apa?”      "Saya punya beberapa gerai jewelry, Mbak Ifah. Ya masih kecil-kecilan, sih, hehehe.”       “Maksudnya sejenis toko perhiasan emas, perak, permata gitu ya, Dek?”      “Betul sekali, Mbak Ifah. Tapi saya bukanya di mall-mall gitu, Mbak.”      “Waaw...! Berarti Dek Zoel ini seorang pengusaha mu
last updateLast Updated : 2021-08-31
Read more
PART 08
        “Dik Zoel takut ya jika suami saya tau kita sering curhatan? Kan tak ada yang ditakutkan, Dik? Kita ngobrolnya bersih-bersih saja.” Tak tampak kekhawatiran di wajah Latifah saat mengucapkan itu. “Dia bukan pecemburu kok Dik Zoel, tenang saja.”       “Syukurlah, Mbak,” sahut Zoelva. “Saya hanya coba untuk mengingatkan Mbak Ifah saja, sih. Bagaimanapun saya juga seorang laki-laki, tentu sangat paham perasaan sesama laki-laki. Tentu laki-laki atau suami mana pun tak pernah suka jika tahu istrinya suka kontakan dengan laki-laki lain, sekalipun hanya sekedar obrolan biasa saja. Apalagi...cowoknya seganteng saya. Hahaha...”       Latifah ikut tertawa. “Iya, Mbak percaya. Tak ada siapa pun yang akan mengatakan Dik Zoel itu jelek, pasti semuanya mengataka
last updateLast Updated : 2021-09-05
Read more
PART 09
       Dan, tanpa menunggu lama, Latifah pun mulai mengaji. Lantunan ta'awudz dan basamallahnya saja demikian merdu dan sedap di telinga. Surah yang ia lantunkan adalah Arrahman.       Subhanallah, lagi-lagi Zoelva dibuat terkesima, bukan karena hanya oleh keindahan suaranya sang bidadari, tetapi karena sang bidadari melantunkan ayat-ayat suci itu dengan menghafal. Lagu dan tadwidnya demikian fasih dan pas, menurut Zoelva yang awam. Ia sampai memejamkan mata untuk menikmati dan menghayatinya. Ia seolah-olah terbawa ke suatu alam fantasi yang demikian mendamaikan jiwanya.       Belum cukup ia membawakan Surah Arrahman, ia pun lantas melanjutkannya dengan melantunkan Surat Al Waaqi'ah. Lagi-lagi subhanallah. Kembali Zoelva memejamkan mata untuk meresapi dan menikmatinya, sampai tak sadar kemudian Latifah telah selesai mengajinya.
last updateLast Updated : 2021-09-12
Read more
PART 10
       Keesokan harinya, Latifah mengirimkan pesan messenger  untuk mengucapkan selamat pagi dan selamat beraktifitas kembali kepada Zoelva. Saat itu Zoelva  sedang berada di cabang garainya  yang di daerah Depok.      "Ya, terima kasih, bucant buat ucapannya. Ucapan yang sama ya buat bucant," balas Zoelva.       "Iya terima kasih, Dik Ganteng. Saat ini saya sedang ada undangan di sekolahnya Syifa, putrinya sayA."  Latifah mengirimkan fotonya yang sedang duduk dalam sebuah ruangan kelas bersama para orang tua murid lainnya.      "Oh, dalam rangka apa, nih?"      "Rapat pembahasan dana BOS, Dik Zoel."      "Oh begitu? Saat ini saya sudah di tempat ker
last updateLast Updated : 2021-09-16
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status