Share

Via dan Alam Gaib

"Bapak pernah mendengar istilah rumah itu bisa mengubah watak pemiliknya? Bisa jadi lebih baik, atau jauh lebih buruk. Tinggal pilih Bapak mau yang mana."

Mendengar ucapanku, Bapak mengucap istigfar. Semantara aku berdiri dan hendak pergi, tetapi tangan Bapak menarik tanganku. Karena tidak kuat membendung air mata, aku mengempas cekalan itu.

"Neng, Bapak minta maaf. Barusan Bapak hanya sedang banyak pikiran."

Aku tidak peduli dengan kata-kata Bapak, sontak aku berlari dan masuk ke kamar, menutup pintu lalu menguncinya dari dalam. Apa lagi yang aku lakukan selain menumpahkan segala kekesalan dan kekecewaan lewat air mata.

Bapak yang dulu lemah lembut, kini berubah menjadi keras dan keluar dari adab serta aturan. Aku hanya takut, bagaimana jika Kang Budi meninggal gara-gara Bapak? Dibunuh, misal. Ya Allah, aku belum siap melihat beliau dipenjara. Kasian Ibu dan juga adik-adikku.

Suara notifikasi ponsel membuatku bangkit dan mengambil benda tersebut di saku celana. Ternyata itu dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status