Share

Di Balik Sikap Dingin Kevin.

"Selamat pagi.Bagaimana kabarmu hari ini?" Alexa tersenyum tipis merespon sapaan dokter kandungan yang menyapa dengan penuh keramahan begitu dirinya masuk ke dalam ruangan.

Pagi ini, adalah jadwal pemeriksaan kandungan Alexa. Meskipun wajah Kevin nampak enggan untuk mengantarnya, namun pria itu kini tetap ikut masuk ke dalam ruangan bersama Alexa tanpa sepatah kata pun.

Dokter mulai memeriksa perut Alexa. Dengan lembut, dokter menggerakkan alat USG di atas perutnya, hingga menampilkan gambar janin di layar.

"Usia kandunganmu, saat ini sudah berusia 7 minggu. Lihat, ini dia bayi kalian, semua terlihat normal dan sehat. Jantungnya berdetak kuat."

Alexa menatap layar dengan mata berkaca-kaca, perasaan bahagia dan lega memenuhi hatinya. Ia menoleh ke arah Kevin, berharap melihat kilasan kebahagiaan di wajahnya. Namun, Kevin hanya duduk dengan ekspresi datar, matanya tidak tertuju pada layar melainkan pada ponselnya.

"Alexa, pastikan kamu tetap minum vitamin yang sudah saya resepkan. Itu sangat penting untuk kesehatanmu dan bayi. Jangan lupa makan makanan yang bergizi dan beristirahat cukup."

Alexa mengangguk, berusaha menunjukkan senyum meski hatinya terasa berat.

"Terima kasih, Dok."

Mereka keluar dari ruangan dokter masih tanpa saling berbicara satu sama lain. Dari tatapan Kevin, Alexa menduga bahwa pria itu merasa begitu terpaksa berada di sini. Saat di ruangan dokter tadi, Kevin bahkan sama sekali terlihat tidak ingin tahu mengenai kondisi anaknya di perut Alexa.

Alexa menghembuskan nafas kasar. Dirinya sepertinya memang tidak boleh berharap lebih. Padahal sejak kejadian donat semalam, Alexa mengira Kevin akan mulai menerima kehadiran bayi di kandungannya.

“Eumm, Kev..” Alexa baru saja ingin mencoba membuka pembicaraan, namun Kevin sudah lebih dulu memotongnya.

“Aku sibuk dan akan kembali ke perusahaan,” tanpa menunggu respon Alexa, Kevin berjalan meninggalkannya begitu saja.

Alexa menatap kepergian Kevin dengan perasaan kesepian. Tangannya mengelus lembut perutnya. Dirinya harus tetap kuat demi janin ini. Tidak masalah Kevin masih bersikap dingin terhadapnya. Bagi Alexa yang terpenting saat ini adalah kehadiran anaknya. Meskipun dalam hati kecilnya masih berharap bahwa Kevin akan segera luluh dan menerima kehadiran anaknya.

***

Di mobil, Kevin menghela nafas berat. Pikirannya terasa kacau saat ini. Dirinya tidak mengerti mengapa hatinya sempat merasa tersentuh begitu melihat bayi di perut Alexa saat berada di layar tadi. Kevin tau bahwa bayi itu tidak bersalah, namun memikirkan kemungkinan bahwa Alexa sendiri yang telah menjebaknya dengan obat perangsang hingga hamil, kembali membuat Kevin merasa geram. Dirinya benci ketika ada orang yang berani mempermainkan atau memanfaatkannya.

Oleh sebab itu, Kevin tetap enggan untuk bersikap perduli pada Alexa dan bayi yang dikandungnya. Biarkan saja Alexa menikmati permainannya sendiri dan merasakan pernikahan tanpa cinta. Kevin akan membuat Alexa menyesal karena telah berani menjebak dirinya.

“Tuan, ini ada bekal yang dibawakan oleh Nyonya pagi tadi,” langkah Kevin terhenti begitu hendak keluar dari mobil. Matanya menatap ke kotak makanan yang dipegang oleh supirnya. Kevin tau sejak menikah, Alexa tidak pernah sekalipun tidak menyiapkan makan siang untuknya, bahkan meskipun Kevin tidak pernah membawanya.

Kali ini rupanya, Alexa justru menitipkan kotak makan itu pada supir Kevin.

Awalnya Kevin berniat untuk menyuruh supirnya saja yang memakan bekal tersebut, namun Kevin kemudian teringat bahwa masakan Alexa memang cukup enak. Saat orangtua mereka datang berkunjung waktu itu, Kevin harus ikut makan dan merasakan makanan Alexa. Dan Kevin akui, bahwa Alexa pintar memasak.

Hanya saja harga dirinya begitu tinggi, sehingga dia tidak mau mengakuinya. Namun, saat ini Kevin entah mengapa merasa ingin kembali menikmati masakan Alexa. Sehingga dirinya kemudian mengulurkan tangan dan menerima kotak makan itu dari tangan supir.

***

Alexa membawa satu kantung berisi obat dan vitamin yang tadi di resepkan oleh dokter. Kini ia sudah kembali berada di rumah. Alexa mengambil salah satu botol vitamin dan meminumnya.

Tak lama kemudian, dering ponselnya berbunyi, menampilkan nama mama Kevin di layar.

"Halo, Ma. Apa kabar?"Di ujung telepon, suara mama Kevin terdengar riang. Ia menanyakan perihal pemeriksaan kandungan Alexa dan merasa lega begitu Alexa menjawab bahwa bayinya sehat dan normal.

"Alexa, kami punya kejutan untukmu dan Kevin. Kami sudah membeli tiket honeymoon untuk kalian berdua! Kami tahu betapa sibuknya kalian, jadi kami pikir ini akan menjadi kesempatan yang bagus untuk kalian berdua bersantai dan menghabiskan waktu bersama."

Mendengar perkataan itu, Alexa tidak tahu harus menjawab apa. Pasalnya dia tau betapa Kevin akan sangat menolak ide ini, namun dirinya juga tidak bisa menolaknya karena takut mengecewakan para orangtua yang sudah susah payah merencanakan hal ini untuknya dan Kevin.

"Ma, terima kasih, tapi..."

"Tidak perlu khawatir, Alexa," potong mama Kevin dengan tawa kecil. "Kami sudah mengatur semuanya. Kalian akan pergi minggu depan. Ini akan baik untuk kalian berduadan ini adalah kesempatan yang sempurna untuk kalian bisa semakin dekat."

Alexa nampak begitu bingung. Namun, akhirnya memutuskan untuk mengucapkan terima kasih, "Kalau begitu, nanti Alexa akan beri tau Kevin lebih dulu. Terima kasih, Ma."

Begitu telepon terputus, Alexa menghela nafas berat. Bagaimana dia harus menjelaskan soal ini pada Kevin nantinya? Alexa sudah dapat menduga Kevin pasti akan merasa kesal dan kembali menyalahkan dirinya perihal ini.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yuda Prataman
harusnya di tolak saja Alexa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status