Share

Rencana Honeymoon

Suara dering ponsel, memecah konsentrasi Kevin. Ia mengalihkan pandangan sejenak dari tumpukan dokumen di meja kerjanya dan menatap layar ponsel.

Melihat nama Mamanya, Kevin kemudian mengangkat telepon.

"Ada apa, Ma?" jawab Kevin dengan suara datar.

"Kevin, bagaimana kabarmu? Kalian sudah bersiap, bukan?" Suara lembut ibunya terdengar di seberang telepon, penuh perhatian seperti biasa.

Kevin menegakkan tubuhnya, merasakan bingung dengan pertanyaan itu.

"Bersiap?" tanyanya penuh kebingungan.

"Apa kamu sudah mempersiapkan semuanya untuk honeymoon?" tanya ibunya dengan nada ceria, seolah mengharapkan kabar baik.

Honeymoon? Pikiran Kevin berputar cepat. Seingatnya belum ada lagi percakapan lanjutan mengenai hal itu antara dirinya dan Alexa.

"Honeymoon? Sejak kapan?" ucapnya kepada sang Ibu.

Ibunya terdiam sejenak, seolah terkejut dengan ketidaktahuannya.

"Mama dan Papa sudah memberikan tiketnya kepada Alexa. Kamu tidak tahu?" tanya sang Ibu dengan rasa penasaran.

Kevin menghela napas panjang. Dalam hati merasa kesal pada Alexa. Bagaimana bisa wanita itu tidak memberikan informasi seperti ini kepadanya.

"Aku masih sibuk. Nanti akan ku tanyakan lagi pada Alexa," ujar Kevin tidak ingin memperpanjang percakapan mengenai honeymoon.

"Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaanmu. Perdulikan juga Alexa yang sedang mengandung dan gunakan kesempatan bulan madu untuk semakin dekat satu sama lain."

"Ya," jawab Kevin sebelum menutup telepon.

Kevin menghela napas berat. Melihat sudah pukul 9 malam, dirinya memutuskan untuk pulang dan bertanya pada Alexa.

"Berani sekali dia menyetujui bulan madu ini tanpa persetujuanku?" gumam Kevin dengan kesal.

***

Alexa mendengar suara mobil melintas di halaman rumah, disusul dengan suara pintu yang kemudian terbuka. Alexa bergegas turun untuk menyambut Kevin.

Namun, sebelum dirinya mengucapkan sepatah kata pun. Kevin sudah lebih dulu membungkamnya dengan tatapan dingin dan tajam.

Alexa begitu bingung, mengapa Kevin menatapnya seakan dirinya telah melakukan kesalahan besar. Bukankah seharusnya Alexa yang bersikap seperti itu setelah menyaksikan suaminya berpelukan dengan mantan kekasihnya sendiri di perusahaan? Namun, Alexa sadar bahwa dirinya tidak berhak untuk melakukan hal itu.

"Kau! Berani sekali menyetujui bulan madu tanpa persetujuanku," seru Kevin membuat Alexa tersentak kaget. Secara spontan, Alexa memegang perutnya seakan mencoba menenangkan bayinya agar tidak ikut kaget.

"Bukan seperti itu..Mama.." jawabnya terbata-bata, namun kembali di sela oleh Kevin.

"Jangan berpikir bahwa dengan bulan madu ini, hubungan kita bisa semakin dekat. Meskipun kita akan pergi bersama, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi,"

Mata Alexa terasa nanar mendengar ucapan itu dari Kevin.

"Dan jangan coba memanfaatkan orangtua ku untuk menuruti keinginanmu," tanpa menunggu penjelasan dari Alexa. Kevin melewati dirinya yang masih berdiri terpaku di pinggir tangga dan naik meninggalkannya untuk masuk ke kamarnya.

Alexa mencoba menahan air matanya agar tidak keluar. Dirinya sudah cukup menangis hari ini, terutama setelah melihat Kevin dan Nora. Alexa tidak ingin kesedihan ini mempengaruhi bayinya, karena dokter kandungan pun mengatakan bahwa ibu bayi harus merasa bahagia agar bayi yang dikandungnya juga ikut merasa bahagia dan tumbuh dengan sehat.

Oleh sebab itu, Alexa memaksakan sebuah senyuman. Sekali lagi menguatkan dirinya demi kandungannya. Alexa masih teringat betapa Kevin dulu adalah pria baik sehingga mampu membuatnya jatuh cinta, namun entah sejak kapan pria itu justru berubah. Kevin kini selalu menuduhnya dan tidak pernah memberikannya kesempatan untuk menjelaskan.

Alexa menghela nafas berat.

"Bisakah aku berharap Kevin akan kembali seperti dulu lagi?"

***

Pagi harinya, Alexa bangun lebih awal dari biasanya. Ia memutuskan untuk menyiapkan sarapan lengkap, berharap bisa membuka percakapan dengan Kevin tentang honeymoon yang telah disetujui oleh orangtuanya. Dengan hati-hati, ia menyiapkan nasi goreng kesukaan Kevin dan menata meja makan dengan rapi.

Ketika Kevin turun ke ruang makan, Alexa sudah siap dengan senyuman meskipun hatinya masih terasa berat. Kevin duduk di meja makan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Alexa bisa merasakan dinginnya sikap suaminya itu.

"Kevin, aku ingin bicara soal honeymoon," ucap Alexa dengan hati-hati. Ia menatap Kevin yang hanya mengangguk tanpa mengangkat pandangannya dari piring.

"Tiket sudah disiapkan oleh Mama dan Papa, kita akan berangkat minggu depan," lanjutnya.

Kevin mengunyah makanannya perlahan sebelum akhirnya menjawab dengan nada datar, "Aku masih sibuk. Kita lihat nanti."

Kevin menghela napas panjang, menatap Alexa dengan pandangan yang sulit diartikan. "Jangan berharap terlalu banyak, Alexa. Aku setuju untuk pergi, tapi jangan berharap semuanya akan berubah."

Alexa merasakan dadanya sesak, namun ia mencoba tersenyum. "Terima kasih, Kevin."

Setelah sarapan, Kevin segera beranjak pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi. Alexa menatap punggung suaminya yang menjauh, merasa ada jarak yang semakin lebar di antara mereka. Namun, ia tidak ingin menyerah. Alexa percaya bahwa di dalam hatinya, Kevin masih pria yang penuh cinta untuk Keluarga.

Dengan semangat yang baru, Alexa mulai merencanakan persiapan honeymoon mereka, berharap perjalanan itu akan menjadi awal yang baru bagi hubungan mereka.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status