Beberapa saat kemudian, Hisam pun berkata dengan gugup, "Semuanya, aku ini hanya penagih utang saja. Ini kontrak yang sudah ditandatangani dengan pihak bank. Kami ini hanya perusahaan biasa.""Perusahaan biasa?" Surya tersenyum sambil berkata dengan nada dingin, "Perusahaan biasa bisa memaksa orang sampai mati?""Aku nggak berpikir untuk memaksa orang sampai mati." Saat ini, dahi Hisam sudah penuh keringat dingin. Dia memaksakan diri untuk memberikan penjelasan.Namun, tiba-tiba saja, Surya berkata perlahan, "Aku nggak percaya kamu nggak tahu kalau ada yang nggak beres sama pinjaman ini.""Aku memang benar-benar nggak tahu." Aura kesombongan Hisam tiba-tiba saja menghilang. Dia jadi tampak terintimidasi.Surya berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kita tunggu direktur bank itu datang. Aku percaya dia akan mengatakan yang sebenarnya. Saat itu, kita akan bisa menyelesaikan masalah ini."Yenny tertawa kecil, lalu melambaikan tangannya.Sekelompok Pasukan Layanan Khusus itu langsung
Aswin langsung ketakutan hingga menjadi kaku.Aswin tidak menyangka jika tiba-tiba saja dia akan ketahuan.Aswin punya kedudukan yang tinggi dan punya banyak teman. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang mengetahui masalah ini dan memberi tahu dirinya?Wenny sendiri juga ketakutan.Wenny mengikuti Aswin mulai dari bidang keuangan hingga perbankan. Mereka berdua telah bekerja sama melakukan banyak hal yang tidak bermoral dan tidak baik.Jika masalah ini benar-benar diselidiki, bukankah mereka akan menghabiskan sisa hidup mereka di penjara?Pada saat ini, di mana pun Wenny duduk, napasnya terasa sesak karena dia merasa gugup. Tubuhnya terasa lemas dan juga sudah bercucuran keringat dingin.Saat Hisam melihat Aswin juga dibawa ke tempat ini, wajahnya pun langsung menjadi pucat. Dia menatap Surya dengan terkejut.Hisam menyadari jika dirinya sama sekali tidak tahu betapa menakutkannya Surya itu.Mereka adalah orang-orang dari tim pengawas kedisiplinan dan juga benar-benar membawa Aswin
Mendengar itu, Wisnu dan istrinya terkejut.Sekarang, mereka juga tidak tahu siapa yang tidak masuk akal.Pada saat ini, petugas Pasukan Layanan Khusus mengangkat Hisam, lalu memaksanya untuk duduk.Hidung dan mata Hisam sudah bengkak dan memar, juga mengalirkan banyak darah. Hisam memiringkan kepalanya dan bersandar di kursi. Dia bernapas tersengal-sengal, tampak sangat kesakitan.Sementara itu, pria bertato bunga dan yang lainnya begitu ketakutan hingga mengompol. Mereka gemetar dan ambruk ke lantai. Bahkan, di antara mereka ada yang ketakutan sampai menangis.Pada saat ini, Wenny memberikan penjelasan secara terbata-bata.Ternyata Aswin berkolusi dengan seorang pengusaha. Mereka menggunakan identitas Wisnu untuk mengajukan pinjaman sebesar 160 miliar dengan jaminan palsu dan identitas palsu. Begitu pinjaman tersebut cair, mereka berdua langsung membaginya.Kemudian, ketika pinjaman tersebut jatuh tempo, Aswin meminta Wenny untuk menggunakan berbagai cara dan memalsukan dokumen guna
"Ya." Bawahan Raka membawa dua orang itu pergi.Yenny juga berkata dengan nada serius, "Bawa Hisam dan anak buahnya untuk diinterogasi. Cari tahu apakah mereka terlibat dalam aktivitas gelap atau kasus lainnya atau nggak.""Ya." Sekelompok agen khusus menyeret Hisam dan yang lainnya pergi.Saat ini, Raka menatap Wisnu dan istrinya, tidak tahu harus berkata apa.Yenny menghampiri Tesa, lalu berkata dengan pelan, "Bawa mereka untuk istirahat terlebih dulu."Tesa mengangguk, lalu melihat ke arah Wisnu dan istrinya.Dengan perasaan yang sangat lega, Wisnu dan istrinya memberi hormat pada Raka dan Yenny sebelum pergi.Masalah mereka diselesaikan dengan cara yang tidak pernah mereka duga.Hal ini ibarat batu besar yang menekan dada tiba-tiba terlepas, membuat mereka merasa ringan saat berjalan.Setelah semua orang pergi, Yenny dan Raka saling menatap dengan ekspresi bingung di wajah mereka."Kakak sepertinya sedang marah hari ini.""Sangat marah. Apa yang terjadi?""Bagaimana aku tahu?""Bag
Mendengar itu, Surya mengerutkan alisnya.Surya hampir tidak pernah mengurus bisnis di Konsorsium Pelita.Namun, jika terjadi hal yang tidak diinginkan dengan investasi sebesar itu, kemungkinan besar itu kinerja perusahaan juga akan terganggu.Surya berpikir sejenak, lalu berkata, "Pesankan aku tiket penerbangan terdekat. Aku sendiri yang akan pergi ke sana.""Kamu mau pergi sendiri?" tanya Linda dengan sedikit terkejut.Surya mengangguk, lalu berujar, "Kita nggak tahu apa-apa tentang situasi di sana. Jadi, sebaiknya aku pergi menyelamatkan orang dulu, lalu melihat situasi di sana sebelum mulai membentuk angkatan bersenjata."Linda merenung sejenak. Hal ini memang cara terbaik.Terlebih lagi, presdir Grup Hadira Internasional sedang menunggu untuk diselamatkan. Mereka tidak mungkin akan benar-benar menebus presdir itu dengan 200 miliar.Jika mereka memberi tebusan, para penjahat bersenjata akan semakin merajalela.Mereka harus diberikan peringatan keras agar tidak berani mengganggu Gru
Sekarang Olivia hanya berharap seseorang dari Konsorsium Pelita bisa segera datang, lalu bekerja sama mencari cara untuk menyelamatkan ayahnya.Pada saat ini, sekretaris Olivia mengetuk pintu, lalu berkata, "Bu Olivia, orang dari Konsorsium Pelita sudah datang. Dia ada di luar.""Cepat, cepat persilakan masuk." Olivia merasa sangat gembira. Dia tidak menyangka orang dari Konsorsium Pelita akan datang secepat ini.Sekretaris itu berbalik, memberi isyarat mengundang. Saat itu, Olivia melihat seorang pemuda yang tampak lusuh masuk.Olivia memperhatikan dengan saksama.Pemuda itu tampak berusia dua puluhan, juga memiliki fitur wajah yang tegas. Namun, dia terlihat biasa saja."Halo, apa kamu Bu Olivia Sulivan?" tanya pemuda itu.Olivia mengangguk, berdiri, lalu menghampiri pemuda itu. Dia mengulurkan tangan sambil berkata, "Aku Olivia Sulivan. Bagaimana aku harus memanggilmu?""Namaku Surya Pratama. Aku dikirim ke sini oleh Konsorsium Pelita khusus untuk menyelamatkan ayahmu." Surya memper
Surya menatap Chosy, mengerutkan kening, tapi tidak berkata apa-apa. Dia seolah sedang berpikir keras.Surya bisa saja menunjukkan kekuatannya, membuat Olivia dan Chosy menyadari kekuatannya.Namun, sebelum datang ke sini, Surya punya rencananya sendiri.Tempat ini adalah negara asing. Jika terjadi pembunuhan dan kerusuhan besar-besaran, pasti akan menimbulkan perselisihan internasional karena status Surya saat ini.Hal ini akan menyebabkan masalah yang tidak perlu bagi negara.Perlu diketahui bahwa di tempat ini tidak hanya terdapat berbagai kelompok bersenjata dan kriminal saja.Kekuatan wilayah barat juga sudah merambah, bahkan mengambil alih pemerintahan lokal.Situasinya sangat rumit.Oleh karena itu, Surya tidak berniat melakukan semua ini dengan identitasnya sebagai Surya.Surya juga tidak ingin terlibat dalam urusan semacam itu dengan Grup Hadira Internasional.Jika tidak, masalahnya mungkin akan jadi lebih merepotkan setelah Surya pergi.Setelah berpikir sejenak, Surya berkata
"Nggak perlu, orang seperti ini hanya mengucapkan bualan tanpa memahami situasinya sama sekali. Dia pikir ini adalah negaranya? Sama sekali nggak punya rencana," kata Olivia.Chosy berkata dengan sedikit cemas, "Aku khawatir Konsorsium Pelita akan mencari masalah di masa depan.""Itu adalah masalah di masa depan. Bersiaplah," kata Olivia.Chosy mengangguk, lalu berbalik dan pergi....Pada jam 2 siang.Surya mematikan komputernya, pergi ke bank di jalan besar, menukar sejumlah mata uang Franc Koana untuk dirinya sendiri.Sambil membawa sekotak uang kembali ke hotel, Surya menatap mata uang Franc Koana ini sambil berpikir keras.Negara-negara tersebut masih berada di bawah kendali negara-negara wilayah barat, bahkan mata uangnya juga sama dengan milik negara lain.Masa depan apa yang bisa dimiliki negara seperti itu?Namun, jika mereka menempuh jalur yang diambil Negara Aerovia, apakah ceritanya akan berbeda?Surya berpikir keras.Tidak tahu waktu sudah berlalu berapa lama, Surya tiba-t