Mendengar hal tersebut, Surya langsung tersenyum dan berkata, "Senior, kalau itu nggak usah lagi.""Anak muda, di hadapan seorang tingkat suci, tingkah lakumu yang seperti ini benar-benar nggak sopan," kata pria tua itu sambil mengerutkan keningnya.Surya menghela napas, lalu berkata, "Bukannya aku bermaksud untuk merendahkanmu. Aku hanya berpikir kalau kita berdua nggak saling kenal, jadi nggak baik begitu.""Benar-benar kurang ajar. Aku ingin menjadikanmu muridku, itu sudah merupakan kehormatan bagimu. Kalau kamu nggak mau, ya sudah. Aku nggak akan memaksa. Tapi, kamu harus menerima sedikit penderitaan. Tingkat suci nggak boleh dihina. Ini adalah hukuman kecil untukmu."Setelah pria tua itu selesai berbicara, dia langsung melambaikan tangannya yang besar. Energi spiritual yang dahsyat dengan disertai angin kencang yang menderu-deru, tiba-tiba saja memancar keluar.Surya mengerutkan kening. Dia memutar satu tangannya ke depan. Energi spiritual yang kuat milik pria tua itu pun langsung
"Serangan Pemungkas."Pria tua itu berteriak keras dan langsung melancarkan tiga jurus pemungkasnya secara berturut-turut.Tombak perang tersebut membawa energi spiritual yang begitu dahsyat. Di tengah-tengah ayunannya, tombak perang tersebut membentuk tiga bunga senjata yang terbang ke arah Surya.Patukan Elang.Jika satu dari tiga bunga senjata ini berhasil mengenai lawan, lawan akan lumpuh selama satu detik. Dalam pertarungan antar para ahli, waktu satu detik saja sudah cukup untuk menimbulkan akibat yang fatal.Dalam keadaan putus asa, Surya tidak punya pilihan selain memanggil Pedang Petir.Hanya saja, kali ini Surya tidak mengalirkan kekuatan petir pada Pedang Petir tersebut. Jadi, yang dikeluarkan Surya sebenarnya hanyalah Pedang Pembunuh.Surya hanya bergerak melintang saja, tiga bunga senjata milik pria tua itu sudah langsung menancap pada permukaan Pedang Pembunuh.Namun, tiba-tiba saja tombak perang pria tua itu memanjang beberapa meter dan menusuk ke wajah Surya disertai su
Mendengar itu, Surya berkata sambil tersenyum, "Kemampuan bela diri Senior memang luar biasa.""Kamu nggak perlu memujiku. Dalam hal ilmu bela diri, kamu memang lebih unggul dariku. Tapi, sekarang aku akan berusaha sekuat tenaga. Jadi, sebaiknya kamu berhati-hati," kata pria tua itu.Surya mengerutkan kening, lalu berkata, "Nggak perlu sampai seperti itu, bukan, Senior?""Kalau kamu bertemu dengan seorang ahli, bagaimana mungkin kamu nggak bertarung habis-habisan dengannya? Ayolah, anak muda. Kalau kamu bisa bertahan selama tiga menit di medanku, janjiku sebelumnya masih berlaku," ujar pria tua itu.Surya tidak bisa menahan diri untuk menggelengkan kepalanya dan tersenyum getir. "Apa kamu benar-benar begitu ingin menerima seorang murid?""Anak muda, ini adalah sesuatu yang diimpikan oleh begitu banyak orang. Kamu benar-benar nggak menghargainya. Sekarang, aku akan menunjukkan kekuatanku yang sesungguhnya." Pria tua itu menarik tombak perangnya sambil berteriak dengan lantang. "Tombak S
Surya mengerutkan dahinya sambil menebas cepat dengan Pedang Petir. Tombak Naga Elang Terbang pun langsung hancur menjadi bubuk.Pria tua itu maju satu langkah ke depan, kemudian menggerakkan Tombak Kepala Harimau Emas-nya yang diiringi dengan auman harimau ke arah Surya.Surya menegakkan kedua pedang di tangannya sambil mengeluarkan energi spiritual.Tombak Kepala Harimau Emas itu langsung terbelah menjadi dua, kemudian berubah menjadi energi spiritual dan tersebar ke mana-mana."Terima satu seranganku lagi."Pria tua itu maju delapan langkah ke depan, kemudian melemparkan Tombak Dewa Lima Kail ke arah Surya.Dalam lajunya, Tombak Dewa Lima Kail berubah menjadi lima kail yang empat di antaranya mengelilingi Surya, sementara satunya langsung menyerang ke tenggorokan Surya.Surya berteriak keras sambil membuat lingkaran dengan Pedang Petir-nya dan meledakkan energi spiritual yang langsung menghancurkan Tombak Dewa Lima Kail.Pria tua itu menjadi marah besar. Dia maju sembilan langkah la
Namun, saat pria tua itu membentuk Tombak Tak Terkalahkan, Surya sudah membuat beberapa segel mantra berturut-turut. Seiring dengan energi spiritual di tubuhnya yang melonjak, sebuah aura menakutkan mulai menyebar.Setelah Surya menyelesaikan segel mantra, dia merapatkan kedua tangannya sambil berteriak, "Peluru Batu Naga Bumi!"Seiring dengan teriakan itu, tanah di depan Surya langsung muncul kepala naga yang besar.Kepala naga itu membuka mulutnya lebar-lebar, lalu memuntahkan sebuah peluru batu.Dulu Yarno, murid Tarna, pernah menggunakan Peluru Batu Naga Bumi.Namun, Peluru Batu Naga Bumi milik Surya jelas jauh lebih kuat daripada miliknya Yarno.Peluru api berdiameter setengah meter itu tersulut dengan api energi spiritual yang membara. Di atasnya, terdapat mantra yang tak terhitung jumlahnya. Ia mengarah ke Tombak Tak Terkalahkan dengan kekuatan yang mengerikan.Kemudian, terdengar ledakan yang memekakkan telinga. Tombak Tak Terkalahkan seketika menjadi hancur berkeping-keping.S
Tak lama kemudian, Bunga kemari dengan buru-buru. Mereka pun duduk di ruang tamu."Senior, akhirnya kamu datang," kata Bunga yang langsung mengalirkan air mata.Surya menenangkannya, "Jangan menangis. Coba ceritakan dulu, sebenarnya apa yang terjadi?"Surya tidak terlalu mengerti. Keluarga Lasmani di Kota Yogu seharusnya juga mempunyai sedikit reputasi, kenapa bisa ditindas sampai seperti ini?Bunga menenangkan emosinya dengan susah-payah, kemudian baru bercerita, "Senior, setelah kembali ke Kota Yogu, kakakku berdebat dengan Shelly. Tapi Shelly sama sekali nggak mengakuinya, juga bilang kalau kakakku yang memfitnahnya."Surya terdiam. Masalah ini kalau tidak ada bukti, lalu orang itu juga tidak mengakuinya, memang sulit diurus."Shelly nggak mengakuinya, kakakku juga nggak mau menyerah. Mereka bertengkar beberapa kali. Nggak disangka akhirnya Julianto turun tangan. Dia langsung memenjarakan kakakku. Katanya kakakku sudah memfitnah artis perusahaannya, juga ingin aku meminta maaf dan m
Bunga duduk begitu saja di samping ranjang, tampak sangat lemah, membuat Surya menjadi tidak tahu harus berbuat apa."Senior, kamu nggak merasa kalau aku nggak sopan, 'kan?" tanya Bunga dengan malu-malu.Surya terbatuk sekali, lalu berkata, "Sudah mau masuk musim hujan, hati-hati masuk angin.""Senior, sebenarnya aku tahu kalau aku nggak layak untukmu, tapi kalau kamu butuh, lakukan saja. Aku nggak akan mengikat Senior, malah akan merasa sangat terhormat. Selain itu, aku masih perawan," kata Bunga sambil menggigit bibirnya dengan wajah merah merona.Mendengar itu, Surya mengerutkan dahinya, lalu berjalan perlahan ke hadapan Bunga.Bunga memejamkan matanya, lalu perlahan-lahan berbaring di ranjang.Detik berikutnya, Surya menutupi Bunga dengan selimut, lalu berkata, "Kalau lelah, istirahatlah sebentar. Nanti kita berangkat tepat waktu."Bunga langsung dibuat kebingungan dengan selimut itu. Dia hanya membalas dengan suara kecil, "Oke, Senior."Surya menggelengkan kepalanya, lalu duduk di
Bunga melihat ke arah pria berusia empat puluh tahun lebih yang mengenakan jas dan yang rambutnya disisir ke belakang itu.Surya menganggukkan kepalanya. Dia langsung berjalan ke depan meja, lalu berkata, "Pak Julianto, aku ingin membicarakan masalah Berlin denganmu."Julianto makan satu suap sashimi dan minum seteguk anggur merah, baru melihat ke arah Surya dengan santai dan bertanya sambil tersenyum, "Siapa kamu? Apa kamu berhak bicara denganku?""Kamu juga orang yang mempunyai identitas terhormat. Apa kamu nggak merasa nggak sopan bicara seperti ini?" tanya Surya.Julianto berkata sambil tersenyum, "Sopan digunakan dengan orang yang setingkat denganku. Dengan orang kampungan sepertimu yang entah muncul dari mana, aku bersedia bicara denganmu saja sudah menjadi kehormatanmu.""Benar-benar lucu. Kamu pikir kamu siapa sampai berani datang ke tempat seperti ini untuk berdiskusi dengan Pak Julianto? Aku lihat kamu pasti sudah gila," hina seorang wanita yang cantik di samping Julianto.Bu
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di