Share

Calon istri pura-pura

“Jika menolak maka jas ini wajib kamu ganti saat ini juga! Saya tidak suka bantahan” ucap Christopher dengan sangat egois.

“Saya mana memiliki uang sebanyak itu, Tuan?” ucap Agatha dengan lemasnya.

“Bukan urusan saya! Pilih membayar hutang atau menerima penawaran yang sudah dijelaskan!” jawab Christopher tidak mau tahu.

Sebelum menjawab, ada panggilan dari ponsel Agatha yang membuatnya tiba-tiba merasa panik. “Baiklah, aku segera ke sana!” 

 Melihat karyawannya tengah terlihat panik, sebenarnya mengundang rasa penasaran, namun terlalu gengsi untuk mengatakan.

“Maaf, Tuan…. Saya permisi dulu, ada sesuatu hal yang penting terjadi.” Pamit Agatha seraya menelungkupkan tangan namun segera di tahan oleh atasannya.

“Berani sekali meninggalkan saya? Lagian, lihat! Ini masih jam kerja! Perusahaan ini bukan milik nenek moyangmu!” protes Christopher.

Agatha lalu menutup kedua matanya sembari mengumpat dalam hati, karena baru menyadari, jika memang masih jam kerja dan dirinya kini juga berhadapan langsung dengan majikannya. Meskipun begitu, tidak ada pilihan lain lagi. Akhirnya Agatha nekat meninggalkan bosnya dengan konsekuensi yang akan segera diterimanya.

****

Kini Agatha sudah berada di rumah sakit yang kebetulan jaraknya dekat dari kantornya. Disana, ia segera menuju ruang UGD untuk memastikan keadaan ibunya yang tiba-tiba mengalami serangan jantung. Memang, semenjak ditinggal oleh ayahnya, ibunda Agatha harus membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan menanggung semua beban seorang diri.

Tidak lama berselang, dokter keluar dari ruangan untuk memberitahu kondisi pasien.

Mendengar jika kondisi jantung ibunya sudah semakin lemah dan harus segera dipasangakn ring, membuatnya seketika lemas, lantaran biaya yang akan dikeluarkan pasti tidaklah sedikit.

Uang yang ada di tabungannya tidak cukup untuk menutup semua biaya, belum lagi nanti setelah selesai pemasangan ring, sudah pasti akan mengeluarkan biaya yang sangat ekstra.

Tiba-tiba, dirinya kepikiran dengan secarcik cek tertulis yang kebetulan berada di dalam tasnya. “Uang ini jumlahnya sangat banyak, untuk biaya pemasangan ring sekaligus perawatan setelahnya, pasti akan cukup. Tapi…. Apa iya aku harus menerima tawaran Tuan Christopher? Sebenarnya keinginannya itu mudah sekali, apa nanti tidak menjadi masalah jika aku menerimanya?” batin Agatha merasa bimbang seraya terus menatap jumlah nominal yang sudah ditulis langsung oleh bosnya.

Karena keadaan ibunya sudah terbilang parah, membuatnya tidak punya banyak waktu untuk bersantai. Ia segera kembali ke kantor untuk membahas ini.

****

Tok…. Tok…. Tok…. Suara ketukan pintu di ruangan CEO.

“Masuk….” Jawab Christopher dari dalam. Melihat siapa yang datang, membuatnya seketika emosi. “Hal apa yang membuatmu kembali ke sini? Nyalimu sungguh besar sekali!” sindir Christopher tersenyum sinis.

“Tuan, ada yang ingin saya bahas. Ini mengenai tawaran anda,” ucap Agatha dengan hati-hati.

“Segera katakan! Jangan lagi buang waktu saya!” desak Christopher sudah bisa menebak apa pembahasan yang akan dikatakan.

“Saya menerima tawaran anda untuk menjadi calon istri pura-pura, namun saya juga mengajukan syarat.” Ucap Agatha setelah beberapa saat mengumpulkan keberanian.

“Mengajukan syarat? Benar-benar menyebalkan! Apa syarat yang kamu maksud itu?” protes Christopher namun penasaran.

“Segera cairkan cek ini karena saya sangat butuh uangnya, Tuan.” Jawab Agatha memohon.

“Hanya itu?” tanya Christopher memastikan dan Agatha mengangguk cepat.

Lalu, Christopher meminta Agatha untuk meletakkan cek tersebut di meja, tidak btuh waktu lama, sudah ada tanda tangan bosnya di sana, yang berati sudah sah untuk di carikan. “Terima kasih, Tuan.” Ucap Agatha sangat bersyukur sampai membungkuk hormat.

“Saya sudah menepati syaratmu, kini tinggal menanti bagaimana kinerjamu nanti!” ucap Christopher kembali membuat tegang.

“Sa-saya akan berusaha bekerja dengan baik, asalkan beri saya beberapa informasi.” Jawab Agatha dengan mantapnya yang membuat Christopher cukup puas.

Setelah behasil mendapat tanda tangan, kini dirinya segera datang ke bank untuk mencairkan cek yang baru bisa diambil besok siang. Baginya, itu bukan masalah besar, yang terpenting sebentar lagi ibunya akan jauh lebih baik.

****

Sesuai apa yang disepakati sebelumnya, kini rumahnya sudah kedatangan MUA serta stylish ternama yang biasa digunakan artis papan atas. Mereka menyulap wanita biasa yang memang sudah memiliki kecantikan alami dengan kulit putih kemerah-merahan, mata berwarna hazel, rambut panjang hitam dan lurus serta tinggi menjadi wanita yang cantik bagaikan tuan puteri keturunan keluarga konglomerat.

Tiga jam lamanya, kini Agatha sudah berubah menjadi wanita sosialita yang sangat cantik dan juga mempesona.

Christopher menjemput tepat pada waktunya, sebuah mobil mewah keluaran terbaru dan limited edition kini terparkir di depan rumahnya. Mobil yang sangat mengkilap membuat siapa saja yang memandang seperti silau.

Supir yang mengetahui jika Agatha sudah keluar rumah, segera membukakan pintu mobil dengan sangat sopan. “Terima kasih,” ucapnya sembari tersenyum ramah.

Sedangkan di dalam mobil, suasana menjadi tegang lantaran tatapan mata Christopher selalu tertuju kepadanya yang membuat terasa tidak nyaman.

“Apa ada yang salah dengan penampilan saya?” tanya Agatha ragu-agu.

“No…. it’s so pefect!” puji Christopher keceplosan yang berakhir dengan sikap salah tingkah.

“Maksud saya, sempurna jika nanti bertemu dengan keluarga.” Ralat Christopher hanya dijawab senyuman kecil oleh Agatha.

****

Tidak berselang lama, kini mereka sudah tiba di rumah megah dan juga luas. Agatha terpana dengan apa yang dilihat di depan matanya.

“Siapa dia?” 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status