Jaka merasakan seperti ada energi hangat masuk ke dalam tubuhnya. Secara perlahan, energi tersebut membuat rasa sakit di dalam tubuhnya menghilang. Tadi dia juga sempat merasakan, seolah kutukan yang selama ini ada dalam dirinya telah terlepas dan membuat dirinya merasakan lega.Dia berusaha untuk bangkit dari kesadarannya setelah merasakan bahwa luka dalamnya telah pulih dengan sempurna. Di saat kesadarannya mulai terkumpul, dengan samar-samar Jaka mendengar suara seseorang mengatakan ....“Tanpa bantuan dari sistem, aku hanyalah manusia lemah yang tidak bisa melakukan apa-apa.”Setelah mendengar suara itu, kesadaran Jaka langsung terkumpul dengan cepat. Suara tersebut membuat ingatannya kembali dengan cepat karena dia merasa seperti mengenal suara itu. Dengan cepat dia langsung membuka matanya, dan orang pertama yang dia lihat saat membuka mata adalah Kelvin yang sedang duduk di kursi sebelah kiri meja.Dengan cepat pria itu langsung bertanya, “Sistem? ... apa yang kau maksud deng
Tak terasa, sepuluh tahun telah berlalu. Dalam waktu sepuluh tahun ini, Suku Ndiwek sudah mengalami banyak perkembangan berkat keberadaan Kelvin dan Dewi Lily.Berbicara soal Dewi Lily, sampai sekarang pun dia masih menyembunyikan identitasnya dan hanya Kelvin saja yang tahu kalau dirinya adalah seorang dewi. Selama sepuluh tahun ini, dia mengunggunakan nama samaran Layla, dan semua orang di Suku Ndiwek memanggilnya dengan nama itu, termasuk Kelvin.Layla dan Kelvin masih tinggal satu rumah dengan Jaka. Namun, sekarang rumah Jaka tidak lagi terbuat dari bambu, melainkan kayu albasia. Tidak hanya rumah Jaka saja yang menggunakan kayu albasia, tetapi seluruh masyarakat Suku Ndiwek sudah menggunakan kayu albasia sebagai tembok rumah mereka.Sejak sembilan tahun yang lalu, masyarakat Suku Ndiwek diberi saran oleh Kelvin agar mereka menanam benih pohon albasia sebanyak mungkim, dan setelah pohon itu tumbuh, mereka membangun rumah menggunakan kayu pohon tersebut. Karena, pohon albasia adal
Bagas Arya adalah seorang pemuda berusia 19 tahun. Dia satu-satunya putra Ki Adi Pangestu dan Nyi Anantari. Saat ini dia sedang dalam perjalanan pulang menuju Suku Ndiwek—tempat tinggalnya. Namun, saat dia tiba di sana, dia mengernyitkan dahinya melihat Suku Ndiwek yang sepi, tidak seperti biasanya.“Di mana para warga Suku Ndiwek?” gumamnya sembari berjalan santai menuju ke arah rumahnya untuk beristirahat, karena dia merasa sangat lelah setelah melakukan patroli semalaman. Setelah jarak antara dia dan rumahnya hanya terpaut sekitar sepuluh meter, tiba-tiba seorang wanita berusia empat puluhan tahun keluar dari pintu rumah itu—itu adalah ibunya—Nyi Anantari.Melihat ibunya keluar dari rumah, Bagas mengernyitkan dahinya, karena tidak biasanya ibunya itu keluar rumah kecuali di hari Minggu. Karena, di hari Minggu semua warga Suku Ndiwek diwajibkan untuk ikut serta dalam pelatihan di arena latihan yang sudah dibangun sejak sembilan tahun yang lalu.Sementara sang ibu yang melihat Bagas
Pukul 18.21 malam.Setelah Jaka menyuruh semua orang untuk bersiap siaga dalam pertempuran yang akan datang, Kelvin memutuskan untuk pergi ke Hutan Ndiwek seorang diri. Di sana dia bertujuan untuk pergi ke tempat para burung-burung puter tinggal. Sesampainya di sana, dia langsung menangkupkan kedua tangannya hingga membentuk seperti ocarina, setelah itu dia meniup lubang yang terdapat pada sela-sela kedua tangannya yang dia tangkupkan itu, dan membuat suara yang mirip dengan kicauan burung puter.Beberapa saat kemudian, ratusan burung puter keluar dari habitatnya dan terbang berhamburan menghampiri Kelvin. Tentu saja, mereka sudah sangat akrab dengan Kelvin, karena Dewi Lily telah menceritakan kepada mereka semua kalau Kelvin adalah anak yang baik dan sayang terhadap burung puter.Dari ratusan burung puter itu, salah satunya diberikan kemampuan oleh Dewi Lily agar bisa berbicara, dia adalah pemimpin burung puter.“Apakah salah satu dari kalian ada yang mau membantuku?” tanya Kelvin.
“Hahahahahaha!”Suara-suara tawa seorang wanita terus bergema di telinga masing-masing masyarakat Suku Ndiwek yang telah bersiap untuk berperang. Mereka tahu kalau itu adalah suara Selena, karena dulu mereka pernah mendengar suara penyihir jahat itu tertawa seperti itu, sebuah tawa meremehkan yang terdengar seolah-olah penyihir jahat itu merasa kalau dirinya sangat hebat dan dapat mengalahkan mereka dengan mudah.Di sisi lain, Kelvin telah kembali dari hutan tempat habitat burung puter. Dia juga baru saja mendengar suara tawa seorang wanita, tetapi dia tidak bisa memprediksi dari mana asal suara itu. Dia merasa seolah-olah suara tawa itu seperti ada di mana-mana.Dengan segera, dia menghampiri Jaka dan semua orang yang berkumpul di halaman gedung area pelatihan. Sesampainya di dekat pria itu, dia bertanya, “Tadi itu suara tawa siapa, Ayah?”Jaka Kusuma, yang sekarang telah menjadi ayah Kelvin, menjawab dengan nada serius. “Itu adalah suara Selena, penyihir jahat yang dulu pernah menye
Pisau Naga Kembar adalah senjata pusaka yang dibuat oleh Ki Adi Pangestu sejak sepuluh tahun yang lalu. Dinamakan Pisau Naga Kembar, karena di dalam senjata pusaka tersebut diisi roh naga kembar, yaitu roh Naga Api dan roh Naga Es.Meskipun kelihatannya hanya seperti pisau biasa, tetapi siapa saja yang terkena serangan Pisau Naga Kembar tersebut akan merasakan panas dingin—jika terkena serangan Pisau Naga Api akan merasakan panas seperti terbakar, dan jika terkena Pisau Naga Es akan merasakan dingin yang teramat sangat, seolah-olah seperti membeku di dalam balok es.Namun, jika pengguna pusaka tersebut menggunakan jurus pamungkas, maka serangan dari kedua pusaka Pisau Naga Kembar tersebut tidak hanya bisa dirasakan, namun juga terlihat wujudnya.***Pasukan Iblis Serigala tersebut melolong, menghadap ke arah Jaka dan semua anggota kelompoknya.Awalnya Jaka mengira kalau lolongan Iblis Serigala itu hanyanyah lolongan biasa. Namun setelah merasakan tenaga dalam yang sangat kuat datang d
Setelah mengetahui bahwa tingkat energi spiritual Selena jauh lebih kuat daripada tenaga dalamnya, Bagas Arya memutuskan untuk memberitahu Layla. Di saat dia ingin bergerak untuk berlari ke arah Layla ....“Sial! Gerhana bulan total malah sudah tiba! Aku terlambat!”Baru sada dia mengatakan itu, tiba-tiba saja matanya terbelalak—Indera Ketujuh-nya itu melihat Layla terbang di atas udara. “Hah? Layla bisa terbang?”Dengan Indera Ketujuh-nya, dia melihat Layla membawa sebuah busur emas yang sangat keren, dan hal tersebut membuat dia terkesima, karena baru kali ini dia melihat busur panah seindah itu.“Itu pasti bukan busur biasa,” gumamnya.Dari sini, dia hanya menyaksikan pertempuran mereka seperti orang yang menonton film—dia melihat Layla melesatkan anak panah berkekuatan petir dari busur emas itu, menyambar dan menghancurkan pelindung gaib Selena. “Menakjubkan!”Kemudian, dia melihat para anggota kelompok Layla meluncurkan bola-bola meteor itu ke arah para pasukan serigala iblis it
“Akan kubasmi kalian semua!” teriak Ratu Iblis dengan penuh amarah. Bersamaan dengan itu, balok es yang mengekangnya hancur, dia terbebas. Terlihat, dia membentangkan tangannya, mengeluarkan energi spiritual yang sangat dahsyat.“Semuanya, satukan kekuatan!” Jaka berseru dengan lantang, dan semua anggota kelompoknya langsung mengikuti instruksinya, menyatukan kekuatan dan membentuk benteng tenaga dalam untuk menangkis serangan energi spiritual yang dahsyat dari Ratu Iblis itu.Layla pun juga melakukan hal yang sama, dia memerintahkan semua anggota kelompok sihir untuk merapalkan mantra Sihir Defense Support, melapisi benteng tenaga dalam Jaka dan kelompoknya dengan sihir itu, memperkuatnya.Layla kemudian turun ke daratan. Dia menapakkan kakinya di tanah, di sebelah Jaka dan Diva. Dia berkata kepada mereka berdua sembari mengepalkan tangan kanannya. “Semangat, Suamiku! Semangat, Putriku! Kalian pasti bisa!”“Apakah benar kau seorang dewi?” tanya Jaka. Dia ingin memastikan apakah yang