Pukul 18.21 malam.Setelah Jaka menyuruh semua orang untuk bersiap siaga dalam pertempuran yang akan datang, Kelvin memutuskan untuk pergi ke Hutan Ndiwek seorang diri. Di sana dia bertujuan untuk pergi ke tempat para burung-burung puter tinggal. Sesampainya di sana, dia langsung menangkupkan kedua tangannya hingga membentuk seperti ocarina, setelah itu dia meniup lubang yang terdapat pada sela-sela kedua tangannya yang dia tangkupkan itu, dan membuat suara yang mirip dengan kicauan burung puter.Beberapa saat kemudian, ratusan burung puter keluar dari habitatnya dan terbang berhamburan menghampiri Kelvin. Tentu saja, mereka sudah sangat akrab dengan Kelvin, karena Dewi Lily telah menceritakan kepada mereka semua kalau Kelvin adalah anak yang baik dan sayang terhadap burung puter.Dari ratusan burung puter itu, salah satunya diberikan kemampuan oleh Dewi Lily agar bisa berbicara, dia adalah pemimpin burung puter.“Apakah salah satu dari kalian ada yang mau membantuku?” tanya Kelvin.
“Hahahahahaha!”Suara-suara tawa seorang wanita terus bergema di telinga masing-masing masyarakat Suku Ndiwek yang telah bersiap untuk berperang. Mereka tahu kalau itu adalah suara Selena, karena dulu mereka pernah mendengar suara penyihir jahat itu tertawa seperti itu, sebuah tawa meremehkan yang terdengar seolah-olah penyihir jahat itu merasa kalau dirinya sangat hebat dan dapat mengalahkan mereka dengan mudah.Di sisi lain, Kelvin telah kembali dari hutan tempat habitat burung puter. Dia juga baru saja mendengar suara tawa seorang wanita, tetapi dia tidak bisa memprediksi dari mana asal suara itu. Dia merasa seolah-olah suara tawa itu seperti ada di mana-mana.Dengan segera, dia menghampiri Jaka dan semua orang yang berkumpul di halaman gedung area pelatihan. Sesampainya di dekat pria itu, dia bertanya, “Tadi itu suara tawa siapa, Ayah?”Jaka Kusuma, yang sekarang telah menjadi ayah Kelvin, menjawab dengan nada serius. “Itu adalah suara Selena, penyihir jahat yang dulu pernah menye
Pisau Naga Kembar adalah senjata pusaka yang dibuat oleh Ki Adi Pangestu sejak sepuluh tahun yang lalu. Dinamakan Pisau Naga Kembar, karena di dalam senjata pusaka tersebut diisi roh naga kembar, yaitu roh Naga Api dan roh Naga Es.Meskipun kelihatannya hanya seperti pisau biasa, tetapi siapa saja yang terkena serangan Pisau Naga Kembar tersebut akan merasakan panas dingin—jika terkena serangan Pisau Naga Api akan merasakan panas seperti terbakar, dan jika terkena Pisau Naga Es akan merasakan dingin yang teramat sangat, seolah-olah seperti membeku di dalam balok es.Namun, jika pengguna pusaka tersebut menggunakan jurus pamungkas, maka serangan dari kedua pusaka Pisau Naga Kembar tersebut tidak hanya bisa dirasakan, namun juga terlihat wujudnya.***Pasukan Iblis Serigala tersebut melolong, menghadap ke arah Jaka dan semua anggota kelompoknya.Awalnya Jaka mengira kalau lolongan Iblis Serigala itu hanyanyah lolongan biasa. Namun setelah merasakan tenaga dalam yang sangat kuat datang d
Setelah mengetahui bahwa tingkat energi spiritual Selena jauh lebih kuat daripada tenaga dalamnya, Bagas Arya memutuskan untuk memberitahu Layla. Di saat dia ingin bergerak untuk berlari ke arah Layla ....“Sial! Gerhana bulan total malah sudah tiba! Aku terlambat!”Baru sada dia mengatakan itu, tiba-tiba saja matanya terbelalak—Indera Ketujuh-nya itu melihat Layla terbang di atas udara. “Hah? Layla bisa terbang?”Dengan Indera Ketujuh-nya, dia melihat Layla membawa sebuah busur emas yang sangat keren, dan hal tersebut membuat dia terkesima, karena baru kali ini dia melihat busur panah seindah itu.“Itu pasti bukan busur biasa,” gumamnya.Dari sini, dia hanya menyaksikan pertempuran mereka seperti orang yang menonton film—dia melihat Layla melesatkan anak panah berkekuatan petir dari busur emas itu, menyambar dan menghancurkan pelindung gaib Selena. “Menakjubkan!”Kemudian, dia melihat para anggota kelompok Layla meluncurkan bola-bola meteor itu ke arah para pasukan serigala iblis it
“Akan kubasmi kalian semua!” teriak Ratu Iblis dengan penuh amarah. Bersamaan dengan itu, balok es yang mengekangnya hancur, dia terbebas. Terlihat, dia membentangkan tangannya, mengeluarkan energi spiritual yang sangat dahsyat.“Semuanya, satukan kekuatan!” Jaka berseru dengan lantang, dan semua anggota kelompoknya langsung mengikuti instruksinya, menyatukan kekuatan dan membentuk benteng tenaga dalam untuk menangkis serangan energi spiritual yang dahsyat dari Ratu Iblis itu.Layla pun juga melakukan hal yang sama, dia memerintahkan semua anggota kelompok sihir untuk merapalkan mantra Sihir Defense Support, melapisi benteng tenaga dalam Jaka dan kelompoknya dengan sihir itu, memperkuatnya.Layla kemudian turun ke daratan. Dia menapakkan kakinya di tanah, di sebelah Jaka dan Diva. Dia berkata kepada mereka berdua sembari mengepalkan tangan kanannya. “Semangat, Suamiku! Semangat, Putriku! Kalian pasti bisa!”“Apakah benar kau seorang dewi?” tanya Jaka. Dia ingin memastikan apakah yang
Di dalam perisai pelindung, Kelvin merasa tegang ketika menyaksikan pertarungan sengit antara Dewi Lily dan Ratu Iblis. Ketika dia melihat datangnya sosok lain yang akan menembakkan laser merah ke arah Dewi Lily, dia membuka mulut ingin berteriak. Namun sebelum melakukan itu, dia melihat Dewi Lily tiba-tiba menghilang di kala laser itu hampir mengenainya.“Di mana Ibu?” Kelvin menoleh sembari memutar bola matanya ke kanan dan ke kiri, mencari ke mana Dewi Lily berpindah. Saat indera penglihatannya itu menemukan keberadaan ibu angkatnya itu, dia mengehembuskan napas lega. “Syukurlah, ternyata ibu di sana.” Dia sudah menduga, kalau Dewi Lily pasti menggunakan kemampuan teleportasinya untuk menghindari serangan dari sosok musuh baru itu. Dari sini, dia mengernyitkan dahi ketika melihat sosok musuh baru itu berjalan menghampiri Ratu Iblis. Dalam hati dia berkata, “Siapa dia?”Tiba-tiba saja Dewi Lily menjawab pertanyaannya melalui pikiran. “Dia adalah Raja Iblis! Lawan kita bertambah, i
Raja Iblis berkata kepada Ratu Iblis. “Kau urus saja keroco-keroco itu, biar aku sendiri yang menghadapi burung puter ini!” “Baiklah.” Ratu Iblis menyeringai sadis, lalu dia langsung melesat ke arah Jaka dan anggota kelompoknya yang sedang berlari ke arahnya, sembari bersiap mengumpulkan energi spiritual merahnya ke dalam pedangnya untuk menebas mereka. “Rasakan ini!”Sebuah gelombang energi merah berbentuk seperti bulan sabit keluar dari bilah pedangnya, saat Ratu Iblis itu mengayunkan pedangnya secara vertikal ke arah mereka.Melihat itu, Jaka dan anggota kelompoknya langsung menghentikan langkahnya, sementara sorot mata mereka menggambarkan kepanikan. Dalam hati masing-masing mereka beranggapan, bahwa ini mungkin akan menjadi akhir hayat mereka.Namun sebelum tebasan energi merah berbentuk seperti bulan sabit itu mengenai mereka, tiba-tiba saja sebuah api berbentuk seperti naga menabrak serangan Ratu Iblis itu, menimbulkan ledakan yang sangat nyaring di udara.Duar!Ledakan yang d
“Ultimate Skill: Bloody Aurora!” Tiba-tiba, kedua Naga Kembar dan tujuh belati yang terus mengejar Ratu Iblis membeku di udara, seolah-olah waktu berhenti. Kemudian, cahaya semerah darah menguar dari pedang Ratu Iblis, memancar dengan intensitas yang membakar retina. Dia mengayunkan pedangnya secara vertikal, sorot matanya memancarkan aura tajam yang menyayat. Sebuah gelombang cahaya semerah darah melesat keluar, melenyapkan Naga Kembar dan belati-belati dengan ledakan energi yang menggetarkan udara dan membuatnya berdesir. *** “Ayah, Kakak, dan juga semuanya...!” Diva berteriak, jari telunjuknya menunjuk ke langit. “Lihat itu!” Jaka mengikuti arah yang ditunjuk Diva, melihat ke arah langit. Seketika itu juga, matanya langsung membulat. Sebuah cahaya merah menyala, mirip aurora di langit kutub, menghiasi langit dengan spektakuler. “Apa itu?” gumam Jaka, keningnya berkerut. Kelvin dan Bagas, yang tadinya duduk bersila dengan mata terpejam, langsung membuka mata dengan cepa
Di dalam ruangan ini, Jaka melihat cahaya dari luar yang masuk melewati sela-sela pintu masuk yang ditutup. Dia mengernyitkan dahi. Karena penasaran, dia pun beranjak berdiri dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju ke arah pintu untuk mengecek, ada apakah di luar?Ketika dia sampai di dekat pintu dan tangannya hendak meraih tuas pintu tersebut, dia mendengar suara Xenovia dan Kelvin sedang berbicara di luar.Mendengar suara Kelvin yang berkata akan membangun Suku Ndiwek menjadi Kota, membangun istana, serta ingin menjadikan dia dan istrinya menjadi raja dan ratu, Jaka merasa terharu dan langsung membuka pintu tersebut sembari berkata, “Kau tidak perlu melakukan itu, Nak. Melihat kalian pulang dengan selamat saja aku sudah sangat bersyukur.” Pria itu kemudian mendekat ke arah mereka, lalu memeluk Kelvin dan Dewi Lily.“Tanpa bantuan Xenovia, kami tidak akan selamat, Ayah,” kata Kelvin, dia dan Dewi Lily membalas pelukan Jaka.“Tidak!” kata Xenovia. “Aku tidak melakukan apa pun. Sis
“Ibu angkatmu?” tanya Xenovia, tidak mengerti dengan yang baru saja diucapkan Kelvin. “Kekuatan cahaya kehidupan?”(Sepertinya pemuda itu ingin mengajak Master untuk menggabungkannya kekuatan Sistem Cahaya dengan Kekuatan Sistem Kehidupan.)Ketika Kelvin hendak membuka mulut untuk menjawab pertanyaan Xenovia, tiba-tiba gadis itu langsung berkata, “Apakah kau ingin menggabungkan kekuatan Sistem Cahaya dan Sistem Kehidupan?”Kelvin tidak terkejut dengan perkataan Xenovia, karena dia bisa menerka kalau gadis itu pasti baru saja diberitahu oleh Sistem Cahaya. Dia hanya merespon ucapannya dengan berkata, “Benar, aku ingin menghidupkan kembali Dewi Lily. Dia adalah ibu angkatku yang telah dibunuh oleh ayahmu.”“Dewi Lily? Dibunuh oleh ayahku?” ulang Xenovia. Dia penasaran denga sosok ‘Dewi Lily’ yang baru saja dikatakan Kelvin, tetapi dia juga merasa bersalah, ketika ayahnyalah yang membunuh ibu angkat pemuda itu. Dia tidak bisa membayangkan betapa sakitnya perasaan Kelvin setelah kehilanga
Xenovia melepaskan Radiant Crescent Blade, senjata tersebut melesat ke arah Alex dan berhenti tepat tiga meter di atas kepalanya.Pada detik-detik yang menegangkan itu, waktu seolah-olah membeku saat Xenovia mengucapkan kata kunci skill ...."Skill Ultimate: Lunar Radiance!"Semburan cahaya yang menyilaukan meledak dari senjata Radiant Crescent Blade, menelan Alex dalam kecemerlangannya yang membakar. Setiap serat dari tubuhnya berteriak kesakitan saat cahaya yang kuat itu meresap ke dalam kulitnya, membakar seperti seribu matahari yang berapi-api. Penglihatannya kabur, dikonsumsi oleh cahaya yang menyilaukan saat gelombang rasa sakit yang menyiksa melonjak ke seluruh tubuhnya, setiap denyut nadi terasa seperti belati yang menusuk dagingnya.Berjuang untuk mempertahankan ketenangannya, Alex mengertakkan gigi melawan siksaan yang luar biasa, otot-ototnya menegang dalam upaya yang sia-sia untuk menahan gempuran Lunar Radiance. Bulir-bulir keringat menetes di dahinya, berbaur dengan air
(Misi dimulai. Ucapkan kata kunci skill ‘Skill Evasion: Teleportasi’ untuk berpindah ke lokasi tujuan.)“Tolong beri aku penjelasan secara detail tentang kekuatan sistem dan cara menggunakannya!” Tentu saja Xenovia harus meminta penjelasan. Bagaimana mungkin dia bisa langsung terjun menjalankan misi, jika dia belum tahu sama sekali tentang seluk-beluk kekuatan sistem? (Master ucapkankan saja ‘Open Equipment’, nanti akan muncul layar hologram yang akan menunjukkan beberapa perlengkapan yang Master butuhkan.)Xenovia pun menurut dan langsung mengucapkan, “Open Equipment.”Setelah itu, muncullah sebuah layar hologram di depannya, yang menunjukkan beberapa item perlengkapan tempur._________________________Equipment1. Senjata -Radiant Crescent Blade [Use]2. Aksesoris-Topeng Lunar Luminescence [Use]-Gaun Dawnbreaker [Use]-Sepatu Dawnbreaker Sprint [Use]_________________________(Senjata dan aksesoris itu akan membantu Master dalam pertarungan melawan Master Sistem Kegelapan nanti.
Setelah mendengar penjelasan dari sistem, Kelvin Stewart dengan mantap membuat keputusan.“B!” serunya tanpa ragu.Dengan memilih huruf ‘B’, artinya Kelvin memilih Xenovia sebagai Master Pemilik Sistem Cahaya. Dia ingin gadis itu sendiri yang memutuskan nasib ayahnya. Dia ingin agar gadis itu sendiri yang memutuskan untuk membinasakan ayahnya atau tidak. (Sesuai pilihan Anda, saya akan menjadikan Xenovia sebagai Master saya.)Cahaya dan data-data yang berada di depan Kelvin tiba-tiba lenyap. Kelvin tahu Sistem Cahaya pasti telah pergi ke tempat Xenovia yang kini berada di Suku Ndiwek.***Di Suku Ndiwek, lebih tepatnya di dalam rumah Jaka, Xenovia sedang duduk tegak di kursi panjang ruang utama. Diva dan Jaka duduk di sisinya, tetapi sekarang mereka hanya diam saja karena sudah tidak memiliki topik pembicaraan setelah ngobrol berjam-jam dengannya.Dalam keheningan itu, tiba-tiba cahaya yang amat terang muncul di depannya, menghiasi ruangan dengan pesona yang mampu membuat siapa saja
“Skill Evasion: Teleportasi.”Setelah mengatakan kata kunci skill itu, dalam sekejap mata, Kelvin telah berpindah di Kota Terratory, lebih tepatnya di halaman taman mansion Xenovia yang megah dan indah.Namun, keindahan taman itu cepat sirna saat pandangan matanya menangkap pemandangan yang mengerikan—Master Sistem Kegelapan dengan kejamnya mencengkeram kaki satpamnya sendiri hingga terdengar suara 'crack' dari tempat Kelvin berdiri.“Aaaaaaaaarrgh!” Satpam tersebut berteriak kesakitan.Dari sini Kelvin juga melihat Xena berdiri di sana. Dia melihat wanita itu langsung meraih pistol yang berada di celananya dan mengarahkan pistol tersebut ke arah Master Sistem Kegelapan itu. Namun sebelum wanita itu menarik pelatuknya, pria itu lebih dulu meninjunya dengan kekuatan dahsyat.Duar!Tinju dahsyat dari Master Sistem Kegelapan yang telah mencapai level 100 itu menciptakan suara yang memekakkan telinga, menyebabkan Xena terlempar ke udara. Tubuh wanita itu melayang dan menabrak pohon sakura
Tanpa berpikir panjang, Kelvin pun langsung berlari menghampiri mereka. Meskipun atribut kecepatannya telah mencapai maksimum, tetapi kali ini dia berusaha untuk berlari dengan kecepatan seperti orang biasa pada umumnya.Mendengar suara langkah kaki dari belakang, Jaka menghentikan langkah kakinya, begitu juga dengan Diva, gadis itu juga mendengar suara langkah kaki orang yang sedang berlari di belakangnya. Secara bersamaan, mereka berdua kemudian menoleh ke arah belakang, dan seketika itu juga, mereka melihat seseorang sedang berlari ke arah mereka, dan orang itu sudah tidak asing lagi bagi mereka.“Itu kan ....” “Itu Kak Kelvin!” Diva langsung merespon dengan cepat sebelum Jaka menyelesaikan perkataannya. Gadis itu tersenyum sumringah melihat orang yang sangat dirindukannya.Setelah Kelvin sampai di hadapan mereka, Diva langsung memeluk kakaknya itu sembari berkata, “Kakak, akhirnya kau kembali juga. Diva kira Kakak akan lama tidak kembali lagi. Diva sudah sangat merindukan Kakak,
Sebuah serangan tenaga dalam yang sangat dahsyat menghantam Master Sistem Kegelapan itu hingga terpental, menabrak pagar tembok yang berada di sebelah pintu keluar itu hingga jebol—pria itu terlempar sekitar ratusan meter dan jatuh terguling-guling di taman.Satpam yang sedang duduk di kursi panjang yang terletak di sebelah gerbang terbelalak melihat itu. Dengan segera, satpam itu berlari menghampiri pria itu seraya berteriak, “Tuan Alex!”***Sementara di dalam rumah, Xenovia berkata pada Kelvin dengan suara bergetar. “Kelvin, tolong jelaskan maksud semua ini! Kenapa ayahku tiba-tiba menjadi jahat setelah melihatmu, dan kenapa kalian memiliki kekuatan mengerikan dan ingin saling membunuh?”“Aku akan menjelaskan semuanya, tetapi tidak di sini.” Kelvin berjalan mendekati Xenovia dan ibunya.“Di mana?” tanya Xenovia penasaran.Tanpa menjawab pertanyaan gadis itu, Kelvin langsung menyentuh tangan Xenovia dan ibunya sembari mengucapkan kata kunci skill.“Skill Evasion: Teleportasi.”***“
“Apa yang ingin kau lakukan?” Pria itu menepis tangan Kelvin dengan kasar di saat pemuda itu hendak menyentuh tangan Xenovia. Kelvin terkejut dengan apa yang baru saja pria itu lakukan padanya. Dia menundukkan kepalanya di saat melihat tatapan mata pria itu yang terlihat sangat tidak bersahabat. Kemudian, dia bertanya pada sistem melalui pikiran. “Sistem, apakah pria ini tahu kalau aku ingin menteleport Xenovia?”[Sepertinya Sistem Kegelapan bisa mendeteksi tindakan yang akan Master lakukan.]“Apa yang ayah lakukan?” Xenovia pun dibuat terkejut dengan perlakuan kasar ayahnya pada Kelvin. “Dia ini temanku!”“Iya, Xenovia benar! Kenapa kau bertindak kasar kepada calon menantu kita?” kata ibu Xenovia sembari berjalan dengan cepat menghampiri mereka. “Menantu kita?” Pria itu mendengus. “Aku tidak sudi memiliki menantu sampah seperti dia!”“Sampah?” ulang Kelvin sembari mengepalkan tangannya. “Ya! Kau hanyalah anak sampah!” kata pria itu. “Kau si anak pemulung yang tinggal di kolong jem