Beranda / Romansa / The most beautiful mistake / 6. Teror dan penderitaan.

Share

6. Teror dan penderitaan.

Penulis: kaanbii
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Happy Reading.

Terhitung sudah 4 hari ia berada dikediaman Aiden, tak ada satu pun yang aneh kecuali sifat manja dan menjengkelkan dari pria ini yang tak kunjung hilang.

"Suapi" Seperti ini contoh nya, ketika sedang dimeja makan Aiden tak ingin menyentuh sedikit pun makanan itu tanpa disuapi oleh Irene.

"Tidak biasanya Tuan ingin makan makanan yang sudah disentuh orang lain," bisik salah satu penjaga yang ada disana.

Namun rupa nya suara bisikan sekecil itu pun masih bisa di dengar oleh Aiden. "Kalian kemari ingin bekerja atau bergosip seperti itu?!" Suara bariton ini seolah seperti bunyi petir bagi semua pekerja disana.

Tak hanya satu, bahkan semua orang yang tadi nya berkerumun dipojok ruangan itu dengan sekejap menghilang seperti ditelan bumi.

"Kau galak sekali," gumam Irene sambil tertawa pelan.

"Hn. Terkadang kita memang harus bersikap tegas kepada orang yang sulit di atur," ujar Aiden sembari menggarap tugas kantor nya yang tak kunjung selesai.

'Bersikap tegas ya' pikir gadis ini dalam hati.

Hari sudah menjelang malam. Saat ini Irene tengah berada di kamar tidur nya.

Ia masih menggunakan kimono handuk karena baru selesai dengan ritual mandi di malam hari.

Belum ada 5 langkah meninggalkan ranjang, ponsel nya berdering hingga berkali-kali.

"Siapa yang mengirim pesan selarut ini," gumam Irene sembari membuka satu persatu pesan masuk itu.

Namun aneh nya hanya ada beribu-ribu pesan yang bertuliskan 'Menjauhlah dari kekasih ku bitch' Hanya ini yang tertulis disana. 

Muncul rasa sedikit kesal, takut, dan jengkel terhadap satu kalimat itu. Hingga tiba-tiba.

'Ting' 

Satu message masuk ke ponsel pintar gadis ini. Karena geram Irene mencoba menghubungi siapa orang yang telah mempermainkan nya. 

"Hallo," ujar Irene.

Setelah itu tak ada jawaban kecuali suara teriakan mengerikan dari seorang wanita. "Jangan main-main dengan ku. Siapa kau sebenarnya?!" tanya Irene.

"Kau sedang apa?" Suara bariton ini membuat Irene langsung mematikan panggilan nya karena terkejut.

Menghela nafas pelan, gadis ini melanjutkan ucapan nya. "Apa kau tidak bisa mengetuk pintu?" 

"Apa aku perlu mengetuk pintu di rumah ku sendiri?" Aiden mendatangi Irene dan duduk di pinggir ranjang. Sambil menatap wajah cantik gadis ini membuat Aiden ingin sedikit mempermainkan emosi nya. 

"Hei ... kau sudah melanggar satu perjanjian kita tadi" Irene hanya menyengitkan dahinya ketika mendengar ucapan dari pria dihadapan nya.

"Apa?"

"Kau lupa? Peraturan tambahan ... dilarang berbicara lantang dan harus memanggil ku dengan sebutan Tuan" 

"Sejak kapan kita membuat kesepakatan itu?" tanya Irene.

"Bukan kita. Tapi hanya aku yang berhak membuat kesepakatan di sini, tugas mu hanya menurutinya saja"

'Dasar pria angkuh tidak tau malu, menyuruh orang seenak jidatnya. Aku bersumpah tidak akan ada gadis yang menyukai mu' umpat Irene dalam hati.

"Sekarang berikan ponsel mu."

"Tidak mau. Untuk apa aku memberikan ponsel ku"

Jujur saja, sampai selama ini tidak ada yang berani menatap mata Aiden saat sedang berbicara, dan tak ada yang sanggup melawan ucapan nya. Apalagi sampai berdebat seperti ini.

"Kau lupa perjanjian akan menuruti segala ucapan ku hah?!" bentak Aiden. 

Irene tak tau kenapa, karena setiap ada sedikit pergerakan aneh dari nya Aiden pasti akan berubah menjadi sensitif dan cepat marah.

Itu terkadang membuat Irene takut. Namun di dalam dirinya, Irene bukan seorang gadis yang mudah diperintah begitu saja.

Ia baru akan mendengarkan saat dirasa tidak mampu lagi untuk melawan.

"Iya ... tapi bukan berarti kau bisa seenaknya mencampuri urusan pribadi ku. Ini ponsel ku, yang berarti ini adalah privasi ku Tuan" 

Aiden menghela nafas pelan mendengar ucapan yang terbilang menantang dirinya.

"Seperti nya aku memang terlalu lembut pada mu" Pria ini berbicara dengan nada yang rendah dan berat.

"Lagi pula kelinci kecil seperti mu harus tau yang nama nya tata krama"

"Aku sudah tau tata krama dari awal. Dan kau tidak perlu mengajari nya!" sahut Irene dengan nada yang cukup tinggi.

Pria ini menatap tajam Irene dan keluar kamar tanpa berkata apa pun.

Untuk sejenak gadis ini bisa bernafas lega, namun itu tidak lama karena rupanya Aiden kembali dengan membawa pisau dan cambuk.

"Kenapa ... kau takut hm? Dimana sifat keras kepala mu tadi," ujar Aiden dengan tatapan yang tajam dan dingin.

"Apa yang ingin kau lakukan" 

"Berikan ponsel mu!" 

Karena masih bingung dengan ucapan Aiden Irene terdiam sejenak. Namun rupanya satu cambukan keras mengenai kulit putih nya. 

"Aarkkh" Sedikit demi sedikit darah mengucur dari lengan kanan Irene. 

"Ku bilang berikan ponsel mu Irene!" bentak Aiden. Dengan menahan rasa sakit nya Irene memberikan ponsel nya pada pria ini.

"Hiks ... hiks" Sakit, perih, panas. Itu yang dirasakan Irene saat ini.

Tapi gadis ini melupakan satu fakta bahwa Aiden saja mampu untuk menghabisi nyawa seseorang hanya dengan sekali tembakan.

Mungkin apa yang dilakukan sekarang ini hanya hal kecil menurut Aiden. "Tidak ada guna nya kau menangis. Memang sepertinya kau baru akan diam saat sudah merasakan penderitaan terlebih dahulu."

Mata Aiden beralih melihat kearah layar ponsel milik Irene. Ia sedikit terkejut mendapati beberapa pesan dari nomor yang tidak dikenal. 

"Kau bisa jelaskan tentang ini?" ujar Aiden sembari duduk menyamai gadis ini.

"Hiks ...." Irene hanya duduk menangis dan memegang lengan supaya darah nya berhenti mengalir keluar.

"Berhenti menangis dan jelaskan apa ini!" 

"A-aku tidak tau ... tadi saat aku telepon tidak ada yang berbicara. Hanya ada suara jeritan seorang wanita ... itu saja," ujar Irene ketakutan.

Tak lama kemudian Aiden menelepon seseorang dan menyuruh untuk melacak nomor tersebut.

Namun setelah diselidiki selama 3 jam belum ditemukan koordinat yang sesuai dengan nomor yang tercantum.

"Cari sampai dapat! Aku ingin menerima hasil nya kurang dari 24 jam," ujar Aiden.

1 hari 24 jam. Itu adalah waktu yang singkat jika dilalui dengan berbagai aktivitas.

Begitu pula dengan Aiden. Terlalu banyak aktivitas hingga ia tak menyadari seseorang telah pergi dari kediaman nya dengan membawa seorang gadis dalam keadaan pingsan.

"Tolong ... Tuan ... Aiden," lirih gadis ini sebelum kegelapan mendatangi nya.

Bab terkait

  • The most beautiful mistake   7. Tembakan.

    Happy Reading. "Temukan dia sampai dapat!" Suara keras ini memenuhi seluruh penjuru rumah. Aiden benar-benar dibuat kesal oleh tingkah seorang gadis yang tiba-tiba menghilang dari kediaman nya. "Tuan, kami sudah mencari ke seluruh ruangan, tapi belum menemukan dimana Nona Irene berada" Sedikit demi sedikit kesabaran Aiden mulai habis, hingga pada puncak nya ia menyuruh semua orang termasuk pelayan nya pulang dan menjauh dari hadapan nya. "Ck, sial kau dimana," gumam Aiden. Disisi lain seorang gadis tengah terikat di tiang dengan darah yang sudah bercucuran deras hingga membasahi kaki nya. Dengan nafas terengah-engah ia mencoba untuk memfokuskan pengeliatan nya pada satu titik. 'Dimana ini' pikir nya. "Akhirnya kau bangun juga" Suara ini membuat Irene langsung mengalihkan pandangan nya ke sudut gelap disebrang ruangan. "Siapa kau?" tanya Irene kepada wanita bertopeng di depan nya. "Siapa aku? Itu tidak penting. Yang jela

  • The most beautiful mistake   8. Sebuah rasa yang tidak pernah ada

    Aiden berlari menghampiri Irene yang sudah terbaring lemas. Tanpa banyak bicara ia segera menggendong gadis ini ke dalam mobil dan menyuruh salah satu anak buah nya untuk mengurus Luna.Rasa gelisah dan kawatir terus menghantui Aiden, ia mendekatkan wajah nya dan membisikan sesuatu pada gadis ini. "Sabarlah sebentar lagi kita sudah sampai dirumah sakit.""Tu-tuan Aiden ...." lirih Irene dengan sisa tenaga nya. Sesuatu di dalam diri pria ini bangun seketika saat mendengar rintihan kesakitan dari mulut Irene. Rasa yang tak pernah ada sebelumnya membuat Aiden sedikit kebingungan dengan apa yang telah terjadi.'Ada apa ini' pikir nya. Entahlah, Aiden merasa setiap detik dan setiap menit nya terasa sangat lama dan menyakitkan. "Sial. Apa tidak bisa lebih cepat!""Maaf Tuan diluar sedang macet." Tanpa menunggu lagi pria ini menggendong Irene keluar dari mobil dan berlari menuju rumah sakit terdekat.Tak peduli setiap langkah yang terbilang tidak beratura

  • The most beautiful mistake   9. Keadaan tragis.

    Suara itu seolah terdengar seperti ancaman. Namun jika di lihat dan diperhatikan ada nada bicara yang terdengar seolah menyimpan sejuta kesedihan. Aiden menggepalkan tangan kekar nya dan memilih melepaskan cekikan nya kemudian berbaring di sofa. Sebenarnya apa yang ia lakukan itu hanyalah gertakan dan pelampiasan. Pada akhirnya pria ini hanya bisa menghela napas pelan sebelum kegelapan membawa nya ke alam mimpi. Di sisi lain seorang pria tengah berada di kamar siksaan dan mengikat seorang wanita. "Lepaskan aku sialan! Aku ingin bertemu Aiden, aku sangat merindukan nya. Pasti kalian yang menghasut Aiden untuk menjauhi ku bukan?!" Keadaan Luna sekarang benar-benar seperti orang gila. Ia sedari tadi hanya berteriak dan menyalahkan semua orang atas apa yang dialami nya sekarang. Dengan pakaian yang lusuh dan air mata mengering hingga membuat penampilan nya semakin menyedihkan. "Abaikan saja, mungkin dia sudah gila," bisik bodyguard yan

  • The most beautiful mistake   10_Tamparan keras

    Pisau tajam itu langsung menggores lengan putih milik Luna hingga membuat sang pemilik terbangun. "Arrkh sakit dasar kau ... Aidenn," teriaknya sembari bangun dan refleks ingin memeluk pria itu.Namun sayang belum ada 5 detik ia merasakan kehangatan pelukan Aiden tiba-tiba terdapat benda runcing menusuk punggung nya."Sakit a-ada apa Aiden kenapa kau sangat marah?" tanya dengan hati-hati karena ia bisa melihat dengan jelas terdapat emosi dalam tatapan Aiden.Tak juga menjawab pria ini justru mendorong Luna sampai menabrak dinding dan berteriak. "Kau tanya kenapa? kau ini pura-pura tidak tau atau memang bodoh hah?!" sentak nya sembari memegang rambut gadis ini dan sedikit menarik nya ke atas."Dasar wanita gila!" bentak nya sambil mendorong gadis ini."Sakit Aiden hentikan.""Rasa sakit itu bahkan tak seberapa dengan rasa sakit yang kau berikan pada kekasih ku."'Deg'Mata nya membulat seolah ada benda yang menggores hati nya, air mata nya bahkan menetes kala mendengar penuturan pria i

  • The most beautiful mistake   1. Kebiasaan membunuh Aiden.

    Happy Reading Suara jerit kesakitan menggema jelas di seisi ruangan itu. Bagaimana tidak? Seorang pria dengan tangan terikat dikursi tengah menahan rasa sakit yang menjalar dari kepala hingga kaki nya. "Ampun tuan ... saya tidak akan pernah mengulangi kesalahan yang sama," ujar pria itu. Hening. Tak ada balasan apa pun kecuali suara asahan pisau di ujung sana. Hingga beberapa menit kemudian suara bariton terdengar jelas di ruangan itu. "Itu sudah pasti. Tapi bukankah setiap orang yang melakukan kesalahan harus dihukum hm?" Hancur sudah harapan nya untuk bebas dari genggaman bos besar ini. Karena satu kesalahan yang ia lakukan hingga menempatkan nya di situasi paling berbahaya. "Aaarkkh ...." Jerit kesakitan ia lontarkan dari mulut nya. Tak ada pilihan lain selain meratapi tubuhnya yang penuh sayatan karena ulah pria di hadapan nya ini. "Tolong Tuan, sudahi saja semua ini," lirih pria itu dengan sisa tenaga nya.

  • The most beautiful mistake   2. Risiko berurusan dengan Aiden Cristover.

    Entah sudah hari yang ke berapa Irene akhirnya terbangun dari pingsan nya. Sekarang emerlad nya menelisik dimana ia berada sekarang.Namun nihil. Hanya ada sepetak kamar tanpa ranjang dan tempat tidur yang beralaskan tikar dengan bantal.Mengabaikan itu semua, ia mendengar suara pintu yang terbuka membuat nya menjadi posisi siaga sekarang.Irene menyengitkan dahi nya kala melihat beberapa pria yang tengah berdiri di hadapan nya dengan wajah yang cukup mengerikan."Tenanglah gadis kecil, sebentar lagi pasti pangeran mu itu akan datang""Siapa? Dan apa yang kalian lakukan padaku?" Jujur saja Irene panik karena melihat darah yang keluar dari kaki kanan, kepala hingga ke pipi dan di lengan atas nya."Oh, apa kau terkejut melihat luka itu? Sebenarnya kami hanya menggores sedikit saja supaya kau cepat bangun. Dan lihat cara itu berhasil bukan?" Sungguh mendengar itu saja membuat gadis ini merasa sangat takut.Ia hanya bisa berdoa dan

  • The most beautiful mistake   3. Percobaan bunuh diri.

    Happy Reading.Saat Aiden ingin memajukan wajah nya, terlihat Irene yang terkejut dan secara refleks langsung mendorong bahu Aiden dengan kuat.Namun ternyata itu semua sia-sia saja, karena walau begitu kekuatan Aiden jauh lebih besar dari tenaga nya.Karena tak ada pilihan lain akhirnya Irene menyetujui permintaan Aiden saat itu juga.Setelah itu pria ini memberikan sebuah surat perjanjian pada Irene untuk ditanda tangani. Satu demi satu permintaan konyol yang Aiden cantumkan kian membuat Irene merasa jengkel."Perjanjian ini hanya menguntungkan mu, aku tidak mau," sahut Irene.Ia sangat kesal dengan isi dari surat itu. Jika orang lain yang membaca itu pun pasti akan langsung menghajar siapa pun yang membuat nya.Surat perjanjian:1. Pihak pertama yaitu Nona Irene wajib menuruti perintah apapun itu dari Tuan Aiden.2. Nona Irene tidak boleh berdekatan dengan laki-laki manapun kecuali Tuan Aiden.3. Segala y

  • The most beautiful mistake   4. First kiss.

    Happy Reading.."Kau mencari seseorang nona"Deg!Suara bariton terdengar di pendengaran Irene yang ajaib nya membuat rasa sedih gadis ini menghilang dalam sekejap. "Kau masih disini?" Ada perasaan tidak menyangka kalau pria ini mau berada disini sampai ia bangun dari tidurnya."Kau berniat mengusirku?""Tidak," jawab Irene dengan cepat sambil menggeleng-gelengkan kepala nya."Hm?""Itu ... aku ingin mengatakan sesuatu," ucap Irene dengan ragu-ragu. "Katakan""Aku minta maaf kalau ucapan ku sangat kasar semalam. Dan juga terima kasih banyak karena sudah menyelamatkan ku 2 kali" Aiden yang mendengar hal ini hanya diam. Kemudian setelah dirasa Irene selesai bicara baru ia membalas semua perkataan gadis ini."Jika itu orang lain aku tidak akan peduli saat dia meminta maaf. Tapi karena itu kau ...." Ucapan Aiden terputus sejenak, ia mengamati setiap ekspresi dan gerak gerik dari gadis dihadapan nya ini."I

Bab terbaru

  • The most beautiful mistake   10_Tamparan keras

    Pisau tajam itu langsung menggores lengan putih milik Luna hingga membuat sang pemilik terbangun. "Arrkh sakit dasar kau ... Aidenn," teriaknya sembari bangun dan refleks ingin memeluk pria itu.Namun sayang belum ada 5 detik ia merasakan kehangatan pelukan Aiden tiba-tiba terdapat benda runcing menusuk punggung nya."Sakit a-ada apa Aiden kenapa kau sangat marah?" tanya dengan hati-hati karena ia bisa melihat dengan jelas terdapat emosi dalam tatapan Aiden.Tak juga menjawab pria ini justru mendorong Luna sampai menabrak dinding dan berteriak. "Kau tanya kenapa? kau ini pura-pura tidak tau atau memang bodoh hah?!" sentak nya sembari memegang rambut gadis ini dan sedikit menarik nya ke atas."Dasar wanita gila!" bentak nya sambil mendorong gadis ini."Sakit Aiden hentikan.""Rasa sakit itu bahkan tak seberapa dengan rasa sakit yang kau berikan pada kekasih ku."'Deg'Mata nya membulat seolah ada benda yang menggores hati nya, air mata nya bahkan menetes kala mendengar penuturan pria i

  • The most beautiful mistake   9. Keadaan tragis.

    Suara itu seolah terdengar seperti ancaman. Namun jika di lihat dan diperhatikan ada nada bicara yang terdengar seolah menyimpan sejuta kesedihan. Aiden menggepalkan tangan kekar nya dan memilih melepaskan cekikan nya kemudian berbaring di sofa. Sebenarnya apa yang ia lakukan itu hanyalah gertakan dan pelampiasan. Pada akhirnya pria ini hanya bisa menghela napas pelan sebelum kegelapan membawa nya ke alam mimpi. Di sisi lain seorang pria tengah berada di kamar siksaan dan mengikat seorang wanita. "Lepaskan aku sialan! Aku ingin bertemu Aiden, aku sangat merindukan nya. Pasti kalian yang menghasut Aiden untuk menjauhi ku bukan?!" Keadaan Luna sekarang benar-benar seperti orang gila. Ia sedari tadi hanya berteriak dan menyalahkan semua orang atas apa yang dialami nya sekarang. Dengan pakaian yang lusuh dan air mata mengering hingga membuat penampilan nya semakin menyedihkan. "Abaikan saja, mungkin dia sudah gila," bisik bodyguard yan

  • The most beautiful mistake   8. Sebuah rasa yang tidak pernah ada

    Aiden berlari menghampiri Irene yang sudah terbaring lemas. Tanpa banyak bicara ia segera menggendong gadis ini ke dalam mobil dan menyuruh salah satu anak buah nya untuk mengurus Luna.Rasa gelisah dan kawatir terus menghantui Aiden, ia mendekatkan wajah nya dan membisikan sesuatu pada gadis ini. "Sabarlah sebentar lagi kita sudah sampai dirumah sakit.""Tu-tuan Aiden ...." lirih Irene dengan sisa tenaga nya. Sesuatu di dalam diri pria ini bangun seketika saat mendengar rintihan kesakitan dari mulut Irene. Rasa yang tak pernah ada sebelumnya membuat Aiden sedikit kebingungan dengan apa yang telah terjadi.'Ada apa ini' pikir nya. Entahlah, Aiden merasa setiap detik dan setiap menit nya terasa sangat lama dan menyakitkan. "Sial. Apa tidak bisa lebih cepat!""Maaf Tuan diluar sedang macet." Tanpa menunggu lagi pria ini menggendong Irene keluar dari mobil dan berlari menuju rumah sakit terdekat.Tak peduli setiap langkah yang terbilang tidak beratura

  • The most beautiful mistake   7. Tembakan.

    Happy Reading. "Temukan dia sampai dapat!" Suara keras ini memenuhi seluruh penjuru rumah. Aiden benar-benar dibuat kesal oleh tingkah seorang gadis yang tiba-tiba menghilang dari kediaman nya. "Tuan, kami sudah mencari ke seluruh ruangan, tapi belum menemukan dimana Nona Irene berada" Sedikit demi sedikit kesabaran Aiden mulai habis, hingga pada puncak nya ia menyuruh semua orang termasuk pelayan nya pulang dan menjauh dari hadapan nya. "Ck, sial kau dimana," gumam Aiden. Disisi lain seorang gadis tengah terikat di tiang dengan darah yang sudah bercucuran deras hingga membasahi kaki nya. Dengan nafas terengah-engah ia mencoba untuk memfokuskan pengeliatan nya pada satu titik. 'Dimana ini' pikir nya. "Akhirnya kau bangun juga" Suara ini membuat Irene langsung mengalihkan pandangan nya ke sudut gelap disebrang ruangan. "Siapa kau?" tanya Irene kepada wanita bertopeng di depan nya. "Siapa aku? Itu tidak penting. Yang jela

  • The most beautiful mistake   6. Teror dan penderitaan.

    Happy Reading.Terhitung sudah 4 hari ia berada dikediaman Aiden, tak ada satu pun yang aneh kecuali sifat manja dan menjengkelkan dari pria ini yang tak kunjung hilang."Suapi" Seperti ini contoh nya, ketika sedang dimeja makan Aiden tak ingin menyentuh sedikit pun makanan itu tanpa disuapi oleh Irene."Tidak biasanya Tuan ingin makan makanan yang sudah disentuh orang lain," bisik salah satu penjaga yang ada disana.Namun rupa nya suara bisikan sekecil itu pun masih bisa di dengar oleh Aiden. "Kalian kemari ingin bekerja atau bergosip seperti itu?!" Suara bariton ini seolah seperti bunyi petir bagi semua pekerja disana.Tak hanya satu, bahkan semua orang yang tadi nya berkerumun dipojok ruangan itu dengan sekejap menghilang seperti ditelan bumi."Kau galak sekali," gumam Irene sambil tertawa pelan."Hn. Terkadang kita memang harus bersikap tegas kepada orang yang sulit di atur," ujar Aiden sembari menggarap tugas kantor nya yang tak

  • The most beautiful mistake   5. Lorong misterius.

    Happy Reading."Irene kau menunggu apa? Masuklah sayang"Deg!Semua orang disana langsung menatap kearah Aiden yang sedang tersenyum. Mereka benar-benar tak menyangka seorang Aiden Cristover bisa mengatakan hal selembut ini pada seorang gadis. Antara syok dan bahagia itu bercampur menjadi satu disana.Namun berbeda dengan seorang gadis yang justru tengah mengepalkan tangan nya seperti siap untuk menyerang. Mata biru nya dengan tajam menatap Irene yang masuk dikediaman Cristover.'Tenang Luna. Kebahagiaan gadis itu tidak akan lama lagi,'Irene masuk ke kediaman Aiden dan emerlad nya dikejutkan dengan nuansa tenang, dan corak rumah yang bergaya belanda. Aiden membawa Irene masuk lebih dalam hingga berhenti didepan suatu kamar."Mulai sekarang ini adalah kamar mu" Saat itu juga senyuman nya mengembang, kemudian gadis ini menatap wajah Aiden dengan wajah penuh harap. "Terimakasih. Boleh aku berkeliling sebentar?"

  • The most beautiful mistake   4. First kiss.

    Happy Reading.."Kau mencari seseorang nona"Deg!Suara bariton terdengar di pendengaran Irene yang ajaib nya membuat rasa sedih gadis ini menghilang dalam sekejap. "Kau masih disini?" Ada perasaan tidak menyangka kalau pria ini mau berada disini sampai ia bangun dari tidurnya."Kau berniat mengusirku?""Tidak," jawab Irene dengan cepat sambil menggeleng-gelengkan kepala nya."Hm?""Itu ... aku ingin mengatakan sesuatu," ucap Irene dengan ragu-ragu. "Katakan""Aku minta maaf kalau ucapan ku sangat kasar semalam. Dan juga terima kasih banyak karena sudah menyelamatkan ku 2 kali" Aiden yang mendengar hal ini hanya diam. Kemudian setelah dirasa Irene selesai bicara baru ia membalas semua perkataan gadis ini."Jika itu orang lain aku tidak akan peduli saat dia meminta maaf. Tapi karena itu kau ...." Ucapan Aiden terputus sejenak, ia mengamati setiap ekspresi dan gerak gerik dari gadis dihadapan nya ini."I

  • The most beautiful mistake   3. Percobaan bunuh diri.

    Happy Reading.Saat Aiden ingin memajukan wajah nya, terlihat Irene yang terkejut dan secara refleks langsung mendorong bahu Aiden dengan kuat.Namun ternyata itu semua sia-sia saja, karena walau begitu kekuatan Aiden jauh lebih besar dari tenaga nya.Karena tak ada pilihan lain akhirnya Irene menyetujui permintaan Aiden saat itu juga.Setelah itu pria ini memberikan sebuah surat perjanjian pada Irene untuk ditanda tangani. Satu demi satu permintaan konyol yang Aiden cantumkan kian membuat Irene merasa jengkel."Perjanjian ini hanya menguntungkan mu, aku tidak mau," sahut Irene.Ia sangat kesal dengan isi dari surat itu. Jika orang lain yang membaca itu pun pasti akan langsung menghajar siapa pun yang membuat nya.Surat perjanjian:1. Pihak pertama yaitu Nona Irene wajib menuruti perintah apapun itu dari Tuan Aiden.2. Nona Irene tidak boleh berdekatan dengan laki-laki manapun kecuali Tuan Aiden.3. Segala y

  • The most beautiful mistake   2. Risiko berurusan dengan Aiden Cristover.

    Entah sudah hari yang ke berapa Irene akhirnya terbangun dari pingsan nya. Sekarang emerlad nya menelisik dimana ia berada sekarang.Namun nihil. Hanya ada sepetak kamar tanpa ranjang dan tempat tidur yang beralaskan tikar dengan bantal.Mengabaikan itu semua, ia mendengar suara pintu yang terbuka membuat nya menjadi posisi siaga sekarang.Irene menyengitkan dahi nya kala melihat beberapa pria yang tengah berdiri di hadapan nya dengan wajah yang cukup mengerikan."Tenanglah gadis kecil, sebentar lagi pasti pangeran mu itu akan datang""Siapa? Dan apa yang kalian lakukan padaku?" Jujur saja Irene panik karena melihat darah yang keluar dari kaki kanan, kepala hingga ke pipi dan di lengan atas nya."Oh, apa kau terkejut melihat luka itu? Sebenarnya kami hanya menggores sedikit saja supaya kau cepat bangun. Dan lihat cara itu berhasil bukan?" Sungguh mendengar itu saja membuat gadis ini merasa sangat takut.Ia hanya bisa berdoa dan

DMCA.com Protection Status