DASAR BENALU!

DASAR BENALU!

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-22
Oleh:  Ryu Jhye  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.6
19 Peringkat. 19 Ulasan-ulasan
18Bab
11.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Apa yang akan kamu lakukan saat pelakor hadir dalam rumah tangga? Marah? Menyalahkan diri? Meratapi kenyataan? Vienetta Kusuma memilih jalan berbeda. Tidak menuruti emosinya, dia memutuskan untuk menyiapkan rencana balas dendam. Untuk suaminya yang benalu juga Si pelakor. Dia berani menjamin setelah ini hidup mereka tidak akan bahagia sementara dia akan pergi dengan kepala terangkat. Tetapi..apakah dia mampu kembali menemukan bahagia?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Suami Tukang Ngutang

Bab. 1"Mas!"Mataku terbelalak melihat saldo tabungan yang sengaja aku cek melalui Mobile Banking. Reflek aku memanggil Mas Haris. Tanganku masih gemetaran memegang gawai. Jantungku mau melompat-lompat rasanya. "Jangan-jangan rekeningku kebobolan orang tak bertanggung-jawab," pikirku.Mas Haris segera menghampiriku yang masih membeku di samping wastafel dapur. Mataku tak berkedip terfokus pada aplikasi salah satu bank di layar bening itu."Ada apa, sih?" Dia datang dengan setengah berlari. Aku mendongak ke arahnya, "Uangku hilang, Mas!" Air mataku mulai menetes."Uang apa?""Saldo di rekeningku habis!" teriakku sambil menangis. Beberapa hari ini, hape Mas yang pegang, kan? Apa nggak ada notifikasi apa-apa? Ya, Allah...!" Aku masih terisak. Lututku lemas. Bukan jumlah uang yang sedikit. Hampir empat puluh juta, sisa sejuta, doang!"Owh, itu? Aku yang amb

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
kkot
Bukunya bagus banget mbak, semangat ya nulisnyaa ...
2021-07-31 02:07:00
0
user avatar
LP addict.
semangat Thor 🥰
2021-07-05 10:16:02
0
user avatar
Randria
Keren banget ceritanya Thor 👍👍👍 mantap Mampir juga di ceritaku ya, dengan judul Suami Pelitku Menyesal Setelah Berpisah Denganku Terimakasih
2021-07-01 12:49:19
0
user avatar
Iky A. Wijaya
Ceritamu keren kak. Plotnya unik, sudut pandang dan gaya penulisanmu juga menarik untuk di baca. Rekomen deh pokoknya
2021-06-27 09:20:08
0
user avatar
Dewi Taria
ceritanya bagus,,,tapi dah bersambung.
2021-06-26 09:20:49
0
user avatar
Indhira Syah
cerita yang seru dan penuh hikmah 👍
2021-06-26 07:59:36
0
user avatar
dylunaly
suka banget~ keeping update, ya, Kak^^
2021-06-23 19:01:08
0
user avatar
Fandii ahm
bagus banget ceritanyaa
2021-06-17 03:24:53
0
user avatar
Iky A. Wijaya
menarik nih critanya
2021-06-06 10:11:38
1
user avatar
Ibtisam
👍ceritanya menarik, Kak. Semangat💪
2021-05-06 17:14:05
1
user avatar
Nana J
Bagus banget ceritanya, feelnya dapaett🤙🏻👌🏻
2021-05-06 10:40:08
1
user avatar
Fn. Nurmala17
Aku Syukakk❤
2021-05-05 14:34:55
1
user avatar
Widdy Jutex
Ceritanya seru banget feel nya dapet 🌹
2021-05-05 11:41:16
2
user avatar
ChocoMatcha
Semangat terus kak!
2021-05-05 11:39:14
1
user avatar
Arrasyied99
sukaakkk🐣🐣🐣
2021-05-05 11:33:13
1
  • 1
  • 2
18 Bab

Suami Tukang Ngutang

Bab. 1"Mas!" Mataku terbelalak melihat saldo tabungan yang sengaja aku cek melalui Mobile Banking. Reflek aku memanggil Mas Haris. Tanganku masih gemetaran memegang gawai. Jantungku mau melompat-lompat rasanya. "Jangan-jangan rekeningku kebobolan orang tak bertanggung-jawab," pikirku.Mas Haris segera menghampiriku yang masih membeku di samping wastafel dapur. Mataku tak berkedip terfokus pada aplikasi salah satu bank di layar bening itu."Ada apa, sih?" Dia datang dengan setengah berlari. Aku mendongak ke arahnya, "Uangku hilang, Mas!" Air mataku mulai menetes."Uang apa?" "Saldo di rekeningku habis!" teriakku sambil menangis. Beberapa hari ini, hape Mas yang pegang, kan? Apa nggak ada notifikasi apa-apa? Ya, Allah...!" Aku masih terisak. Lututku lemas. Bukan jumlah uang yang sedikit. Hampir empat puluh juta, sisa sejuta, doang!"Owh, itu? Aku yang amb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Kebohongan

Bab 2"Nis, titip Yuka, yaa! Katakan kalau nanti mamanya pulang agak malam. Kalau sudah bangun, segera kamu ajak mandi, terus sarapan. Jangan lupa vitaminnya. Jaga dia baik-baik. Jangan lengah!" Aku berpesan kepada Nisa--asisten rumah tanggaku, yang juga merangkap untuk menjaga Yuka--anak semata wayangku."Nggak sarapan dulu, Mbak?""Nggak usah, nanti aku makan di kedai aja."Dari mimik wajahnya, aku tahu, Nisa tengah bertanya-tanya saat sekilas melihat mataku yang bengkak segede telor rebus. "Baik, Mbak...." jawabnya pelan seraya berlalu dari hadapanku menuju kamar Yuka.Dengan mata sembap karena menangis semalaman, aku berniat untuk berangkat menuju tempat usahaku. Badan masih lemas dan kepala terasa berat. Bahkan untuk membuka pintu garasi saja aku terpaksa menggunakan badanku untuk mendorongnya agar bisa bergeser. "Sampai kapan aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Tertangkap Basah

Bab. 3Tanganku terhenti saat hendak memutar gagang pintu. Aku seperti mendengar orang sedang bercanda. Mungkin suara itu berasal dari dapur ... atau mungkin kamar mandi. Aku fokus sejenak memastikan apa yang kudengar. Akhirnya kuputuskan  mengendap-endap melangkah mendekati sumber suara untuk memuaskan rasa penasaranku itu. Dengan siapa Nisa bercanda? Setahuku dia tidak punya teman di daerah sini.Aku mengintip dari pintu dapur yang sedikit terbuka. Tidak ada siapa-siapa. Kembali aku melongokkan kepala untuk melihat kondisi sekitar dapur. Benar, tidak ada orang.Tiba-tiba aku mendengar seseorang berkata dari balik pintu kamar mandi. Aku mendekat—perlahan—jangan sampai menimbulkan suara.“Mas, makasih, ya, uangnya. Tapi Mas yakin, kan, kalau Mbak Vi enggak tahu kalau uang itu Mas kasih ke aku?”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Terkunci di Kamar Mandi

Bab 4 Setelah pertempuran sengit, Haris dan Nisa pun terkulai di dalam bathtub. Entah sudah berapa kali mereka mengulangnya. Napas mereka masih terengah-engah. Nisa bergelung manja dalam dekapan laki-laki berumur tiga puluh lima tahun itu.“Kamu memang selalu hebat, Nis....” puji Haris sambil mengecup manja kening Nisa. Salah satu tangannya asik membelai rambut, sedang tangan yang lain tengah sibuk ”berbelanja” di tubuh wanita berbadan sintal itu. Nisa hanya mengulum senyum kemudian mendaratkan bibirnya pada bibir Haris. Sepuluh menit berlalu.Setelah kelelahan dan kehabisan napas, akhirnya mereka menyerah dan sepakat untuk mengakhiri. “Kamu memang luar biasa, Nis,” kata Haris dengan mimik wajah sumringah.“Mas juga luar biasa...,” Nisa tersipu. “Aku lapar...,” tambahnya sembari melepaskan pelukan Haris kemudian duduk. Kedua tangannya sibuk mer
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Rencana Pembalasan

Bab 5Jantungku masih berdegup sangat kencang. Napasku memburu. Aku seperti baru saja berperan sebagai pemain film action. Kulihat kedua tanganku masih bergetar seperti penderita parkinson yang sedang mengemudi. Tenggorokan ini terasa  sangat kering karena tidak menelan ludah beberapa saat.Aku meraih botol air mineral yang terletak di dekat tuas persneling dengan tangan kiriku. Mau tidak mau aku harus  membuka botolnya dengan satu tangan, sementara tangan yang lain memegang setir. Masih gemetar membuat pekerjaan sepele seperti ini menjadi sangat sulit untuk dilakukan.Astaga!Tiba-tiba air dalam botol tumpah ke wajahku karena tidak sadar lampu lalu lintas tiba-tiba menyala merah—mendadak mengerem membuat  isinya otomatis muncrat keluar karena berbenturan dengan mulutku waktu m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Cemas

Bab 6Mobil Aisha melaju kencang membelah jalanan kota Surabaya. Aku hanya menyandarkan kepalaku di jok mobil. Sesekali aku melirik sahabatku yang tengah sibuk memainkan setir itu. Dia memang selalu tampak keren. Hidung mancungnya menyembul di antara nosepad kacamata hitam yang dia kenakan. Wajah tirus Aisha serasi dengan rambut panjangnya yang hitam. Aku sangat bersyukur memiliki sahabat seperti dia. Selain cantik, dia juga cerdas.“Sha, aku, kok, pusing, ya?” keluhku pada Aisha yang tengah serius menyetir.“Laper, mungkin? Biasanya gitu, kan? Belum makan?” tanya Aisha tanpa menoleh ke arahku. Jalanan yang cukup padat membuatnya harus memusatkan perhatian penuh pada jalanan.“Udah. Sarapan emosi! Huwaaaaa ...! Mereka, kok, jahat banget sih, Shaaaa? Aku tuh kurang apa? Sebagai istri, aku kurang apaaaaa? Sebagai saudara, aku kurang apaaaaa? Apa salahku? Kok, mereka tega banget ngelakuin itu? Jahaaaaaaaat!” Tangisku pecah lagi untuk yang ke sekian kali.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Ketika Semua Terpampang di Depan Mata

Bab 7Pak RT bangkit dari duduknya sambil membetulkan sarungnya yang kendor. “Baiklah, kalau begitu. Saya mau mandi dulu. Bu Vi sama Bu ... siapa? Lupa belum kenalan....” tanya Pak RT sambil menoleh pada Aisha. “Aisha, Pak...!” sahut Aisha.“Ooh, Bu Aisha? Kok, sama cantiknya  dengan Bu Vienetta? Kembar, ya? Hahaha.” kelakar Pak RT.Dasar Buaya! Aku dan Aisha hanya saling pandang. “Bu Vi sama Bu Aisyah tunggu di sini dulu, ya ... saya mandi sebentar, ” pinta Pak RT sambil balik badan.“Aisha, Pak ... A-I-S-H-A. Bukan Aisyah!” sahut Aisha karena merasa namanya salah disebut.“Oh, maaf ... salah, ya? Iya, Bu Aisha ....” balas Pak RT sambil tertawa, lebih tepatnya menggoda.“Harus mandi dulu, ya, Pak?” Aku menyela sebelum Pak RT berbalik badan dan melangkah pergi. “Woiya, harus! Sebagai ketua RT, saya adalah panutan warga, jadi saya harus menjaga penampilan kalau di ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Kejutan Luar Biasa

Bab 8Seketika Nisa berlari ke arahku dan bersujud. Dia menangis memeluk kakiku lalu bersimpuh di lantai. Aku melempar tatapan mematikan pada laki-laki yang sedang bertelanjang dada itu. Mas Haris tidak berani melihat ke arahku. Dia mengusap wajah dengan kedua tangannya. Entah malu atau apa.“Kalian benar-benar bedeb*h!” umpatku tajam. Tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah gunting di keranjang sikat gigi yang tergantung tak jauh dari tempatku berdiri. Aku meraihnya dengan tangan kanan, kemudian mengacungkannya pada Mas Haris. Kurasakan pelukan Nisa di salah satu kakiku semakin erat. Dia menangis meraung-raung. Saat itu juga Mas haris melihat ke arahku dan mundur hingga punggungnya hampir melekat pada dinding.Aku gelap mata mengingat pengorbananku selama ini ternyata tidak ada harganya sama sekali. Tak kusangka bakal sesakit ini rasanya dihianati. Seandainya kalian berada di posisiku, mungkin akan melakukan hal y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Terkuaknya Sebuah Rahasia Besar

Bab 9“Bohong!” Aku berteriak sambil menutup telinga dengan kedua tanganku. Tangisku pecah. Harga diriku benar-benar tercabik-cabik. Hatiku dimutilasi dan dicacah tak berbentuk. Hancur!Aku melangkah mendekati laki-laki tak tahu diri itu. Dan....Plak!Aku menamparnya sekuat tenaga. Mas Haris memegangi pipinya dan meringis kesakitan. Napasku memburu hingga membuat dadaku naik-turun. “Sakit?” tanyaku sinis. “Itu belum seberapa dibandingkan dengan sakit hatiku, Mas!” Aku meremas kedua telapak tanganku geram.Tiba-tiba Nisa menghambur kepadaku.“Maafkan aku, Mbak. Sungguh ini di luar kendaliku. Aku mencintai Mas Haris ... bahkan jauh sebelum kalian menikah. Aku minta maaf, Mbak. Aku sudah mencoba membunuh perasaan itu tapi nggak bisa,” ungkap Nisa, masih dengan bersimpuh di kakiku memohon ampun.“Apa?!” Aku terkesiap mendengar pengakuan yang baru saja terlontar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Aku Berusaha Tegar Meski Hancur

 Aisha bergegas keluar rumah menemui sopir taksi yang sudah tiga kali memencet klakson. “Vi ... maafin aku, aku janji nggak akan melakukan kesalahan lagi. Ini tertakhir kali. Aku mohon maafkan aku. Aku khilaf,” pinta Mas Haris—masih berdiri di depan pintu kamar sambil memegangi pundaknya. Seketika Nisa menatap Mas Haris dengan tatapan nanar dan penuh kekecewaan. Entah janji manis apa yang pernah terucap dari bibir Mas Haris hingga membuat Nisa klepek-klepek dan mau melakukan apa saja untuknya. Mungkin perempuan itu tidak menyangka kalau laki-laki yang dia cintai setengah mati itu masih saja memohon ampun kepada istrinya dan menganggap bersamanya adalah sebuah kekhilafan semata. Padahal dia sudah menyerahkan semuanya. Tin! Tin! Klakson berbunyi untuk yang keempat kalinya. “Kalau sampai taxi itu pergi, artinya kalian bakal keluar dari sini dengan  jalan kaki. A
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status