Beranda / Romansa / The most beautiful mistake / 3. Percobaan bunuh diri.

Share

3. Percobaan bunuh diri.

Penulis: kaanbii
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Happy Reading.

Saat Aiden ingin memajukan wajah nya, terlihat Irene yang terkejut dan secara refleks langsung mendorong bahu Aiden dengan kuat.

Namun ternyata itu semua sia-sia saja, karena walau begitu kekuatan Aiden jauh lebih besar dari tenaga nya.

Karena tak ada pilihan lain akhirnya Irene menyetujui permintaan Aiden saat itu juga.

Setelah itu pria ini memberikan sebuah surat perjanjian pada Irene untuk ditanda tangani. Satu demi satu permintaan konyol yang Aiden cantumkan kian membuat Irene merasa jengkel.

"Perjanjian ini hanya menguntungkan mu, aku tidak mau," sahut Irene.

Ia sangat kesal dengan isi dari surat itu. Jika orang lain yang membaca itu pun pasti akan langsung menghajar siapa pun yang membuat nya. 

Surat perjanjian:

1. Pihak pertama yaitu Nona Irene wajib menuruti perintah apapun itu dari Tuan Aiden.

2. Nona Irene tidak boleh berdekatan dengan laki-laki manapun kecuali Tuan Aiden.

3. Segala yang ada pada Nona Irene akan menjadi milik Tuan Aiden.

4. Apapun keperluan dari Nona Irene akan menjadi tanggung jawab dari Tuan Aiden.

5. Saat setelah menyetujui perjanjian ini Nona Irene harus tinggal dimana pun Tuan Aiden menghendaki dan hanya boleh keluar saat Tuan Aiden memperbolehkan.

6.Pihak satu yaitu saudari Irene wajib mematuhi semua peraturan hingga masa yang ditentukan (1 Tahun).

"Kau yakin tidak mau? Baiklah Irene kalau begitu mulai besok kau akan melihat sahabat mu keluar dari pekerjaan nya" 

"Apa?" 

"Kau pasti tau diperusahaan mana gadis yang bernama Oktaviani Anggelista bekerja bukan?" 

Sial. Tak bisa Irene pungkiri. Sahabat nya bekerja dibawah perusahaan milik keluarga Cristover.

Ia bahkan masih ingat betul sebahagia apa sahabat nya saat mengetahui bahwa diri nya sudah diterima disalah satu perusahaan ternama dinegara mereka.

"Kalau kau menolak persyaratan ini, aku bisa dengan mudah memecat sahabat mu kapan saja, dan kupastikan tak akan ada satu pun perusahaan yang mau menerima nya lagi"

"Kau kejam sekali," gumam Irene yang masih bisa didengar oleh Aiden.

"Percayalah. Ini belum seberapa, aku bahkan bisa melakukan apapun untuk meraih apa yang menjadi tujuan ku"

"Maaf saja Tuan, tapi aku tidak bisa mempercayai ucapan mu begitu saja," ujar Irene sambil menendang kaki Aiden tepat dibagian tulang kering nya.

Tak berhenti sampai disitu gadis ini pun mengambil sebuah vas kecil disana dan mengarahkan nya pada pundak Aiden. Kemudian dengan kecepatan maksimal Irene berlari menuju pintu keluar.

Aiden yang melihat itu semua hanya tersenyum dan memilih duduk disofa sambil mengambil ponsel nya.

"Cari informasi lebih detail tentang gadis yang ku beri tau kemarin, dan kirim padaku secepatnya. Aku ingin data itu ada ditangan ku kurang dari setengah jam" ucap pria ini dengan tegas.

Satu hal yang pasti dalam kamus Aiden bahwa seseorang yang sudah ada dalam jangkauan nya, tak akan bisa datang dan pergi sesuka hati mereka.

"Ini akan menjadi semakin menarik sayang. Kau akan segera berada dalam kungkungan ku selamanya"

**

Disinilah gadis ini sekarang. Sebuah rumah kecil peninggalan ayah dan ibu nya. Sejak kematian kedua orang tua nya memang Irene memilih tinggal dirumah yang lain.

Karena terlalu banyak memori yang tersimpan didalam rumah bercorak belanda itu membuat nya semakin susah melupakan duka dalam hidup nya.

Mungkin ia hanya datang kesini 2 minggu sekali. Biasa nya saat ia sedang dalam masalah atau hanya sekedar membersihkan dan mengenang memori bersama ayah dan ibu nya.

Namun disinilah ia sekarang. Didalam suatu ruangan keluarga, diatas karpet ia duduk dengan menatap beberapa album keluarga nya. "Ayah ... ibu ... aku merindukan kalian. A-aku ingin bertemu kalian lagi" Air mata jatuh bercucuran dibarengi suara isakan tangis yang memilukan.

Kalian pasti bisa membayangkan saat merindukan sosok ayah dan ibu. Saat kau merindukan candaan mereka, saat ibu mu memarahi mu dan mungkin saat ayah mu membujuk mu saat kau sedang marah.

Dulu itu adalah kenangan yang teramat indah, namun sekarang? Itu mirip seperti siksaan yang paling menyakitkan bagi Irene, mengingat sekarang ia hanya seorang diri di dunia ini.

"Aku ingin bertemu kalian ... Tuhan kumohon bantu aku bertemu orang tua ku lagi," lirih Irene sambil menatap lengan nya. Dan satu pikiran gila terlintas diotak nya.

Tanpa berpikir panjang ia menuju ke dapur dan menatap sebuah pisau.

Sementara itu seorang pria tengah menatap nya dengan pandangan datar. Namun Irene tak tau kalau sejak tadi ada seseorang yang mengamati dan mendengar seluruh ucapan nya.

Namun tiba-tiba mata biru pria itu membulat kala melihat gadis dihadapan nya ingin menggores lengan nya menggunakan pisau hitam berujung runcing.

Dengan cepat ia menarik pisau itu dan melempar nya ke pojok ruangan. "Apa kau sudah gila hah!" bentak nya.

"Kau ...." lirih Irene karena terkejut melihat kedatangan Aiden dihadapan nya.

Tanpa berpikir panjang lagi Aiden dengan cepat menyeret Irene kembali ke ruang keluarga.

Dengan air mata yang masih mengalir Irene hanya diam meratapi segala yang sudah ia perbuat. "Minumlah dulu" Sebuah lengan terulur kearah Irene. Dengan lemas gadis ini mengambil gelas itu dan meminum air yang diberikan Aiden.

"Kenapa kau sampai melakukan hal ini?" tanya Aiden sambil mengusap air mata Irene.

"Itu tidak ada hubungan nya dengan mu" Entah mengapa Irene mengatakan hal ini, di dalam pikiran nya gadis ini hanya tak ingin orang lain masuk lebih lagi dalam kehidupan nya.

Terlebih untuk seseorang seperti Aiden yang memiliki derajat dan status sosial yang memang sangat jauh berbeda dengan nya. Secara ia hanya orang miskin biasa, dan ia tau bahwa Aiden memiliki banyak perbedaan dengan nya dari segi keuangan.

"Apa menurutmu aku akan diam saja melihat seseorang bunuh diri dihadapan ku," ujar Aiden.

"Kau bisa membunuh seseorang, lalu mengapa kau tidak bisa melihat seseorang mati dihadapan mu?" Emerlad dan Sapphire mereka saling bertemu. Memang itu adalah fakta, namun disisi lain Aiden kesal karena Irene seperti tidak peduli dengan hidup nya sendiri.

Akhirnya, secara tiba-tiba Aiden langsung menarik lengan kanan gadis ini dan mengangkat tubuhnya.

Jika dilihat dari kejauhan posisi mereka sudah sangat dekat dan terlihat seperti sedang berpelukan.

"Apa yang kau lakukan?!"

"Perkataan mu itu sangat benar Irene, aku bisa saja membunuh 10 orang atau lebih dalam waktu yang bersamaan. Tapi aku tak akan sanggup melihat satu orang yang ku cintai mati dihadapan ku. Dan menurutmu apa yang kau lakukan tadi hah?! Bunuh diri? Ingat ini baik-baik sayang. Bagiku itu hanya perbuatan yang dilakukan oleh seorang pecundang yang tidak bisa menerima kenyataan dalam hidup mereka"

Tidak tau mengapa rasanya sangat senang ketika mendengar ucapan Aiden. Namun bagai ditusuk ribuan jarum saat mendengar kalimat terakhir dari pria ini.

Memang benar, ia adalah seorang pecundang. Pecundang yang selalu menyalahkan Tuhan atas segala penderitaan nya. 

Ia lupa dengan siapa yang selalu menolongnya disaat saat sulit. Irene lupa bahwa setiap yang terjadi di kehidupan nya tidak lepas dari rencana Tuhan. Ia juga lupa pasti akan ada pelangi setelah hujan, dan Irene juga lupa bahwa Tuhan tidak akan memberikan suatu ujian melewati batas kemampuan anak-anak nya.

Setelah mengingat-ingat semua itu, secara refleks Irene langsung memeluk Aiden dengan erat. Ia menangis sekeras-keras nya di pelukan pria ini hingga secara perlahan rasa sesak didada nya mulai berkurang dan berganti dengan rasa nyaman.

Beberapa menit berlalu hingga Irene tertidur karena kelelahan.

Aiden tersenyum melihat Irene yang tengah tertidur dipangkuan nya. Dengan sangat hati-hati ia menggendong dan membawa nya ke salah satu kamar yang ada disana.

**

Tak terasa hari sudah menjelang malam. Irene terbangun dan kebingungan dengan apa yang tadi terjadi.

Tidak tau kenapa, dalam hati kecilnya berharap semua yang terjadi tadi bukan hanya sekedar mimpi. Namun ia merasa ragu karena tak mendapati keberadaan siapa pun selain dirinya.

"Apa dia sudah pulang? Atau tadi hanya mimpi?" Air mata kembali menetes membasahi pipi nya. Namun tiba-tiba.

"Kau mencari seseorang nona?"

Deg!

**

To be continue.

Bab terkait

  • The most beautiful mistake   4. First kiss.

    Happy Reading.."Kau mencari seseorang nona"Deg!Suara bariton terdengar di pendengaran Irene yang ajaib nya membuat rasa sedih gadis ini menghilang dalam sekejap. "Kau masih disini?" Ada perasaan tidak menyangka kalau pria ini mau berada disini sampai ia bangun dari tidurnya."Kau berniat mengusirku?""Tidak," jawab Irene dengan cepat sambil menggeleng-gelengkan kepala nya."Hm?""Itu ... aku ingin mengatakan sesuatu," ucap Irene dengan ragu-ragu. "Katakan""Aku minta maaf kalau ucapan ku sangat kasar semalam. Dan juga terima kasih banyak karena sudah menyelamatkan ku 2 kali" Aiden yang mendengar hal ini hanya diam. Kemudian setelah dirasa Irene selesai bicara baru ia membalas semua perkataan gadis ini."Jika itu orang lain aku tidak akan peduli saat dia meminta maaf. Tapi karena itu kau ...." Ucapan Aiden terputus sejenak, ia mengamati setiap ekspresi dan gerak gerik dari gadis dihadapan nya ini."I

  • The most beautiful mistake   5. Lorong misterius.

    Happy Reading."Irene kau menunggu apa? Masuklah sayang"Deg!Semua orang disana langsung menatap kearah Aiden yang sedang tersenyum. Mereka benar-benar tak menyangka seorang Aiden Cristover bisa mengatakan hal selembut ini pada seorang gadis. Antara syok dan bahagia itu bercampur menjadi satu disana.Namun berbeda dengan seorang gadis yang justru tengah mengepalkan tangan nya seperti siap untuk menyerang. Mata biru nya dengan tajam menatap Irene yang masuk dikediaman Cristover.'Tenang Luna. Kebahagiaan gadis itu tidak akan lama lagi,'Irene masuk ke kediaman Aiden dan emerlad nya dikejutkan dengan nuansa tenang, dan corak rumah yang bergaya belanda. Aiden membawa Irene masuk lebih dalam hingga berhenti didepan suatu kamar."Mulai sekarang ini adalah kamar mu" Saat itu juga senyuman nya mengembang, kemudian gadis ini menatap wajah Aiden dengan wajah penuh harap. "Terimakasih. Boleh aku berkeliling sebentar?"

  • The most beautiful mistake   6. Teror dan penderitaan.

    Happy Reading.Terhitung sudah 4 hari ia berada dikediaman Aiden, tak ada satu pun yang aneh kecuali sifat manja dan menjengkelkan dari pria ini yang tak kunjung hilang."Suapi" Seperti ini contoh nya, ketika sedang dimeja makan Aiden tak ingin menyentuh sedikit pun makanan itu tanpa disuapi oleh Irene."Tidak biasanya Tuan ingin makan makanan yang sudah disentuh orang lain," bisik salah satu penjaga yang ada disana.Namun rupa nya suara bisikan sekecil itu pun masih bisa di dengar oleh Aiden. "Kalian kemari ingin bekerja atau bergosip seperti itu?!" Suara bariton ini seolah seperti bunyi petir bagi semua pekerja disana.Tak hanya satu, bahkan semua orang yang tadi nya berkerumun dipojok ruangan itu dengan sekejap menghilang seperti ditelan bumi."Kau galak sekali," gumam Irene sambil tertawa pelan."Hn. Terkadang kita memang harus bersikap tegas kepada orang yang sulit di atur," ujar Aiden sembari menggarap tugas kantor nya yang tak

  • The most beautiful mistake   7. Tembakan.

    Happy Reading. "Temukan dia sampai dapat!" Suara keras ini memenuhi seluruh penjuru rumah. Aiden benar-benar dibuat kesal oleh tingkah seorang gadis yang tiba-tiba menghilang dari kediaman nya. "Tuan, kami sudah mencari ke seluruh ruangan, tapi belum menemukan dimana Nona Irene berada" Sedikit demi sedikit kesabaran Aiden mulai habis, hingga pada puncak nya ia menyuruh semua orang termasuk pelayan nya pulang dan menjauh dari hadapan nya. "Ck, sial kau dimana," gumam Aiden. Disisi lain seorang gadis tengah terikat di tiang dengan darah yang sudah bercucuran deras hingga membasahi kaki nya. Dengan nafas terengah-engah ia mencoba untuk memfokuskan pengeliatan nya pada satu titik. 'Dimana ini' pikir nya. "Akhirnya kau bangun juga" Suara ini membuat Irene langsung mengalihkan pandangan nya ke sudut gelap disebrang ruangan. "Siapa kau?" tanya Irene kepada wanita bertopeng di depan nya. "Siapa aku? Itu tidak penting. Yang jela

  • The most beautiful mistake   8. Sebuah rasa yang tidak pernah ada

    Aiden berlari menghampiri Irene yang sudah terbaring lemas. Tanpa banyak bicara ia segera menggendong gadis ini ke dalam mobil dan menyuruh salah satu anak buah nya untuk mengurus Luna.Rasa gelisah dan kawatir terus menghantui Aiden, ia mendekatkan wajah nya dan membisikan sesuatu pada gadis ini. "Sabarlah sebentar lagi kita sudah sampai dirumah sakit.""Tu-tuan Aiden ...." lirih Irene dengan sisa tenaga nya. Sesuatu di dalam diri pria ini bangun seketika saat mendengar rintihan kesakitan dari mulut Irene. Rasa yang tak pernah ada sebelumnya membuat Aiden sedikit kebingungan dengan apa yang telah terjadi.'Ada apa ini' pikir nya. Entahlah, Aiden merasa setiap detik dan setiap menit nya terasa sangat lama dan menyakitkan. "Sial. Apa tidak bisa lebih cepat!""Maaf Tuan diluar sedang macet." Tanpa menunggu lagi pria ini menggendong Irene keluar dari mobil dan berlari menuju rumah sakit terdekat.Tak peduli setiap langkah yang terbilang tidak beratura

  • The most beautiful mistake   9. Keadaan tragis.

    Suara itu seolah terdengar seperti ancaman. Namun jika di lihat dan diperhatikan ada nada bicara yang terdengar seolah menyimpan sejuta kesedihan. Aiden menggepalkan tangan kekar nya dan memilih melepaskan cekikan nya kemudian berbaring di sofa. Sebenarnya apa yang ia lakukan itu hanyalah gertakan dan pelampiasan. Pada akhirnya pria ini hanya bisa menghela napas pelan sebelum kegelapan membawa nya ke alam mimpi. Di sisi lain seorang pria tengah berada di kamar siksaan dan mengikat seorang wanita. "Lepaskan aku sialan! Aku ingin bertemu Aiden, aku sangat merindukan nya. Pasti kalian yang menghasut Aiden untuk menjauhi ku bukan?!" Keadaan Luna sekarang benar-benar seperti orang gila. Ia sedari tadi hanya berteriak dan menyalahkan semua orang atas apa yang dialami nya sekarang. Dengan pakaian yang lusuh dan air mata mengering hingga membuat penampilan nya semakin menyedihkan. "Abaikan saja, mungkin dia sudah gila," bisik bodyguard yan

  • The most beautiful mistake   10_Tamparan keras

    Pisau tajam itu langsung menggores lengan putih milik Luna hingga membuat sang pemilik terbangun. "Arrkh sakit dasar kau ... Aidenn," teriaknya sembari bangun dan refleks ingin memeluk pria itu.Namun sayang belum ada 5 detik ia merasakan kehangatan pelukan Aiden tiba-tiba terdapat benda runcing menusuk punggung nya."Sakit a-ada apa Aiden kenapa kau sangat marah?" tanya dengan hati-hati karena ia bisa melihat dengan jelas terdapat emosi dalam tatapan Aiden.Tak juga menjawab pria ini justru mendorong Luna sampai menabrak dinding dan berteriak. "Kau tanya kenapa? kau ini pura-pura tidak tau atau memang bodoh hah?!" sentak nya sembari memegang rambut gadis ini dan sedikit menarik nya ke atas."Dasar wanita gila!" bentak nya sambil mendorong gadis ini."Sakit Aiden hentikan.""Rasa sakit itu bahkan tak seberapa dengan rasa sakit yang kau berikan pada kekasih ku."'Deg'Mata nya membulat seolah ada benda yang menggores hati nya, air mata nya bahkan menetes kala mendengar penuturan pria i

  • The most beautiful mistake   1. Kebiasaan membunuh Aiden.

    Happy Reading Suara jerit kesakitan menggema jelas di seisi ruangan itu. Bagaimana tidak? Seorang pria dengan tangan terikat dikursi tengah menahan rasa sakit yang menjalar dari kepala hingga kaki nya. "Ampun tuan ... saya tidak akan pernah mengulangi kesalahan yang sama," ujar pria itu. Hening. Tak ada balasan apa pun kecuali suara asahan pisau di ujung sana. Hingga beberapa menit kemudian suara bariton terdengar jelas di ruangan itu. "Itu sudah pasti. Tapi bukankah setiap orang yang melakukan kesalahan harus dihukum hm?" Hancur sudah harapan nya untuk bebas dari genggaman bos besar ini. Karena satu kesalahan yang ia lakukan hingga menempatkan nya di situasi paling berbahaya. "Aaarkkh ...." Jerit kesakitan ia lontarkan dari mulut nya. Tak ada pilihan lain selain meratapi tubuhnya yang penuh sayatan karena ulah pria di hadapan nya ini. "Tolong Tuan, sudahi saja semua ini," lirih pria itu dengan sisa tenaga nya.

Bab terbaru

  • The most beautiful mistake   10_Tamparan keras

    Pisau tajam itu langsung menggores lengan putih milik Luna hingga membuat sang pemilik terbangun. "Arrkh sakit dasar kau ... Aidenn," teriaknya sembari bangun dan refleks ingin memeluk pria itu.Namun sayang belum ada 5 detik ia merasakan kehangatan pelukan Aiden tiba-tiba terdapat benda runcing menusuk punggung nya."Sakit a-ada apa Aiden kenapa kau sangat marah?" tanya dengan hati-hati karena ia bisa melihat dengan jelas terdapat emosi dalam tatapan Aiden.Tak juga menjawab pria ini justru mendorong Luna sampai menabrak dinding dan berteriak. "Kau tanya kenapa? kau ini pura-pura tidak tau atau memang bodoh hah?!" sentak nya sembari memegang rambut gadis ini dan sedikit menarik nya ke atas."Dasar wanita gila!" bentak nya sambil mendorong gadis ini."Sakit Aiden hentikan.""Rasa sakit itu bahkan tak seberapa dengan rasa sakit yang kau berikan pada kekasih ku."'Deg'Mata nya membulat seolah ada benda yang menggores hati nya, air mata nya bahkan menetes kala mendengar penuturan pria i

  • The most beautiful mistake   9. Keadaan tragis.

    Suara itu seolah terdengar seperti ancaman. Namun jika di lihat dan diperhatikan ada nada bicara yang terdengar seolah menyimpan sejuta kesedihan. Aiden menggepalkan tangan kekar nya dan memilih melepaskan cekikan nya kemudian berbaring di sofa. Sebenarnya apa yang ia lakukan itu hanyalah gertakan dan pelampiasan. Pada akhirnya pria ini hanya bisa menghela napas pelan sebelum kegelapan membawa nya ke alam mimpi. Di sisi lain seorang pria tengah berada di kamar siksaan dan mengikat seorang wanita. "Lepaskan aku sialan! Aku ingin bertemu Aiden, aku sangat merindukan nya. Pasti kalian yang menghasut Aiden untuk menjauhi ku bukan?!" Keadaan Luna sekarang benar-benar seperti orang gila. Ia sedari tadi hanya berteriak dan menyalahkan semua orang atas apa yang dialami nya sekarang. Dengan pakaian yang lusuh dan air mata mengering hingga membuat penampilan nya semakin menyedihkan. "Abaikan saja, mungkin dia sudah gila," bisik bodyguard yan

  • The most beautiful mistake   8. Sebuah rasa yang tidak pernah ada

    Aiden berlari menghampiri Irene yang sudah terbaring lemas. Tanpa banyak bicara ia segera menggendong gadis ini ke dalam mobil dan menyuruh salah satu anak buah nya untuk mengurus Luna.Rasa gelisah dan kawatir terus menghantui Aiden, ia mendekatkan wajah nya dan membisikan sesuatu pada gadis ini. "Sabarlah sebentar lagi kita sudah sampai dirumah sakit.""Tu-tuan Aiden ...." lirih Irene dengan sisa tenaga nya. Sesuatu di dalam diri pria ini bangun seketika saat mendengar rintihan kesakitan dari mulut Irene. Rasa yang tak pernah ada sebelumnya membuat Aiden sedikit kebingungan dengan apa yang telah terjadi.'Ada apa ini' pikir nya. Entahlah, Aiden merasa setiap detik dan setiap menit nya terasa sangat lama dan menyakitkan. "Sial. Apa tidak bisa lebih cepat!""Maaf Tuan diluar sedang macet." Tanpa menunggu lagi pria ini menggendong Irene keluar dari mobil dan berlari menuju rumah sakit terdekat.Tak peduli setiap langkah yang terbilang tidak beratura

  • The most beautiful mistake   7. Tembakan.

    Happy Reading. "Temukan dia sampai dapat!" Suara keras ini memenuhi seluruh penjuru rumah. Aiden benar-benar dibuat kesal oleh tingkah seorang gadis yang tiba-tiba menghilang dari kediaman nya. "Tuan, kami sudah mencari ke seluruh ruangan, tapi belum menemukan dimana Nona Irene berada" Sedikit demi sedikit kesabaran Aiden mulai habis, hingga pada puncak nya ia menyuruh semua orang termasuk pelayan nya pulang dan menjauh dari hadapan nya. "Ck, sial kau dimana," gumam Aiden. Disisi lain seorang gadis tengah terikat di tiang dengan darah yang sudah bercucuran deras hingga membasahi kaki nya. Dengan nafas terengah-engah ia mencoba untuk memfokuskan pengeliatan nya pada satu titik. 'Dimana ini' pikir nya. "Akhirnya kau bangun juga" Suara ini membuat Irene langsung mengalihkan pandangan nya ke sudut gelap disebrang ruangan. "Siapa kau?" tanya Irene kepada wanita bertopeng di depan nya. "Siapa aku? Itu tidak penting. Yang jela

  • The most beautiful mistake   6. Teror dan penderitaan.

    Happy Reading.Terhitung sudah 4 hari ia berada dikediaman Aiden, tak ada satu pun yang aneh kecuali sifat manja dan menjengkelkan dari pria ini yang tak kunjung hilang."Suapi" Seperti ini contoh nya, ketika sedang dimeja makan Aiden tak ingin menyentuh sedikit pun makanan itu tanpa disuapi oleh Irene."Tidak biasanya Tuan ingin makan makanan yang sudah disentuh orang lain," bisik salah satu penjaga yang ada disana.Namun rupa nya suara bisikan sekecil itu pun masih bisa di dengar oleh Aiden. "Kalian kemari ingin bekerja atau bergosip seperti itu?!" Suara bariton ini seolah seperti bunyi petir bagi semua pekerja disana.Tak hanya satu, bahkan semua orang yang tadi nya berkerumun dipojok ruangan itu dengan sekejap menghilang seperti ditelan bumi."Kau galak sekali," gumam Irene sambil tertawa pelan."Hn. Terkadang kita memang harus bersikap tegas kepada orang yang sulit di atur," ujar Aiden sembari menggarap tugas kantor nya yang tak

  • The most beautiful mistake   5. Lorong misterius.

    Happy Reading."Irene kau menunggu apa? Masuklah sayang"Deg!Semua orang disana langsung menatap kearah Aiden yang sedang tersenyum. Mereka benar-benar tak menyangka seorang Aiden Cristover bisa mengatakan hal selembut ini pada seorang gadis. Antara syok dan bahagia itu bercampur menjadi satu disana.Namun berbeda dengan seorang gadis yang justru tengah mengepalkan tangan nya seperti siap untuk menyerang. Mata biru nya dengan tajam menatap Irene yang masuk dikediaman Cristover.'Tenang Luna. Kebahagiaan gadis itu tidak akan lama lagi,'Irene masuk ke kediaman Aiden dan emerlad nya dikejutkan dengan nuansa tenang, dan corak rumah yang bergaya belanda. Aiden membawa Irene masuk lebih dalam hingga berhenti didepan suatu kamar."Mulai sekarang ini adalah kamar mu" Saat itu juga senyuman nya mengembang, kemudian gadis ini menatap wajah Aiden dengan wajah penuh harap. "Terimakasih. Boleh aku berkeliling sebentar?"

  • The most beautiful mistake   4. First kiss.

    Happy Reading.."Kau mencari seseorang nona"Deg!Suara bariton terdengar di pendengaran Irene yang ajaib nya membuat rasa sedih gadis ini menghilang dalam sekejap. "Kau masih disini?" Ada perasaan tidak menyangka kalau pria ini mau berada disini sampai ia bangun dari tidurnya."Kau berniat mengusirku?""Tidak," jawab Irene dengan cepat sambil menggeleng-gelengkan kepala nya."Hm?""Itu ... aku ingin mengatakan sesuatu," ucap Irene dengan ragu-ragu. "Katakan""Aku minta maaf kalau ucapan ku sangat kasar semalam. Dan juga terima kasih banyak karena sudah menyelamatkan ku 2 kali" Aiden yang mendengar hal ini hanya diam. Kemudian setelah dirasa Irene selesai bicara baru ia membalas semua perkataan gadis ini."Jika itu orang lain aku tidak akan peduli saat dia meminta maaf. Tapi karena itu kau ...." Ucapan Aiden terputus sejenak, ia mengamati setiap ekspresi dan gerak gerik dari gadis dihadapan nya ini."I

  • The most beautiful mistake   3. Percobaan bunuh diri.

    Happy Reading.Saat Aiden ingin memajukan wajah nya, terlihat Irene yang terkejut dan secara refleks langsung mendorong bahu Aiden dengan kuat.Namun ternyata itu semua sia-sia saja, karena walau begitu kekuatan Aiden jauh lebih besar dari tenaga nya.Karena tak ada pilihan lain akhirnya Irene menyetujui permintaan Aiden saat itu juga.Setelah itu pria ini memberikan sebuah surat perjanjian pada Irene untuk ditanda tangani. Satu demi satu permintaan konyol yang Aiden cantumkan kian membuat Irene merasa jengkel."Perjanjian ini hanya menguntungkan mu, aku tidak mau," sahut Irene.Ia sangat kesal dengan isi dari surat itu. Jika orang lain yang membaca itu pun pasti akan langsung menghajar siapa pun yang membuat nya.Surat perjanjian:1. Pihak pertama yaitu Nona Irene wajib menuruti perintah apapun itu dari Tuan Aiden.2. Nona Irene tidak boleh berdekatan dengan laki-laki manapun kecuali Tuan Aiden.3. Segala y

  • The most beautiful mistake   2. Risiko berurusan dengan Aiden Cristover.

    Entah sudah hari yang ke berapa Irene akhirnya terbangun dari pingsan nya. Sekarang emerlad nya menelisik dimana ia berada sekarang.Namun nihil. Hanya ada sepetak kamar tanpa ranjang dan tempat tidur yang beralaskan tikar dengan bantal.Mengabaikan itu semua, ia mendengar suara pintu yang terbuka membuat nya menjadi posisi siaga sekarang.Irene menyengitkan dahi nya kala melihat beberapa pria yang tengah berdiri di hadapan nya dengan wajah yang cukup mengerikan."Tenanglah gadis kecil, sebentar lagi pasti pangeran mu itu akan datang""Siapa? Dan apa yang kalian lakukan padaku?" Jujur saja Irene panik karena melihat darah yang keluar dari kaki kanan, kepala hingga ke pipi dan di lengan atas nya."Oh, apa kau terkejut melihat luka itu? Sebenarnya kami hanya menggores sedikit saja supaya kau cepat bangun. Dan lihat cara itu berhasil bukan?" Sungguh mendengar itu saja membuat gadis ini merasa sangat takut.Ia hanya bisa berdoa dan

DMCA.com Protection Status