Share

The Story of NATHANIEL & KLARA
The Story of NATHANIEL & KLARA
Author: BabyElle

PROLOGUE

Author: BabyElle
last update Last Updated: 2021-03-06 11:49:06

Seperti kisah dongeng The Little Mermaid, di mana tokoh utama wanita, yakni putri duyung bermimpi untuk menikah dan hidup bahagia bersama sang tokoh utama pria, yakni seorang pangeran yang telah dicintainya sejak lama.

Begitu pun dengan Klara, tokoh utama wanita dalam kisah ini yang bermimpi untuk hidup bahagia bersama dengan tokoh utama pria yang telah dicintainya selama sembilan puluh enam purnama.

Pria itu adalah Nathaniel, berwajah tampan nan rupawan seperti sosok prince charming yang berasal dari negeri dongeng. Dengan sorot mata yang tajam, tulang hidung yang kokoh, bentuk bibir yang padat dan seksi, suara bariton yang terdengar merdu, gagah beran. Dada bidang dan perut six-pack serta kulitnya yang kecoklatan terlihat begitu menawan, mampu membuat semua wanita tergila-gila padanya.

Seperti dongeng The Little Mermaid pula, ketika si putri duyung mengalami patah hati karena tahu pujaan hatinya sudah memiliki kekasih. Akhirnya, putri duyung tersebut memilih untuk mengubur perasaannya dalam-dalam.

Begitupun dengan Klara yang harus menerima kenyataan pahit kalau pujaan hatinya sudah memiliki tambatan hati. Seorang wanita yang memiliki paras memukau bagaikan putri bangsawan, kaya raya dan sepadan dengan pria pujaan hatinya itu. Pada akhirnya, Klara memilih untuk memendam perasaannya dalam-dalam. Suatu perasaan yang cuma diketahui oleh dirinya dan sang maha kuasa, membiarkan perasaan itu menghilang dengan sendirinya, seiring berjalannya waktu.

Nathaniel memiliki sesuatu yang selalu didambakan oleh Klara; keluarga yang utuh. Sementara Klara mengalami sesuatu yang tidak pernah terbayangkan oleh Nathaniel; rasa sedih yang luar biasa akibat kehilangan keluarganya.

Karena memiliki latar belakang yang berbeda, Nathaniel dan Klara melihat dunia dari dua sisi yang berbeda. Realita dan khayalan—imajinasi.

Nathaniel adalah sosok pemikir dan realistis. Sedangkan, Klara adalah sosok kreatif dan inovatif. Begitu banyak perbedaan yang membuat mereka seolah-olah berasal dari dunia yang berbeda pula. Layaknya dua kaum; bangsawan dan jelata.

Namun, secara ajaib takdir mempertemukan dua insan ini dalam sebuah ikatan suci sebagai sepasang suami istri. Bahtera rumah tangga yang penuh gelombang dan badai membuat mereka menyadari satu hal.

Marriage is journey.

Setiap perjalanan pasti ada awal dan ada akhir. 

Layaknya perjalanan tokoh utama wanita dan pria dalam negeri dongeng yang diawali dengan pernikahan tanpa cinta yang utuh. Membuat sang tokoh utama pria sengaja menyakiti tokoh utama wanita agar mau berpisah. Hingga pada akhirnya terungkap rahasia terpendam yang disembunyikan dari mereka selama ini. Membuat mereka seakan-akan berada di antara jurang dan lautan dalam yang sama-sama mematikan. Memutuskan hal berdasarkan emosi sesaat akan melukai hati dan membunuh jiwa sang kekasih.

Happy ending.

Layaknya akhir cerita dari perjalanan panjang penuh liku yang membuat tokoh utama wanita berhasil meraih mimpinya; menjalani pernikahan penuh cinta dengan pujaan hatinya dan hidup bahagia selamanya.

Akankah kisah Nathaniel dan Klara mendapatkan akhir bahagia seperti di negeri dongeng? Mungkin ya, mungkin tidak ...

Sayangnya, mereka tidak tinggal di dunia dongeng yang penuh dengan keajaiban dan kebahagian. Tapi dunia nyata yang di dalamnya penuh dengan ratapan tangis, keragu-raguan dan ketidakpastian.

Happy ending atau sad ending ...?

Itu semua tergantung pada keputusan yang mereka ambil. Hanya mereka yang bisa menentukan jalan hidup mereka sendiri. Karena ini adalah kisah mereka berdua ...

Nathaniel dan Klara.

Related chapters

  • The Story of NATHANIEL & KLARA    CHAPTER 1: NATHANIEL'S STORY

    Klara POV Halo, namaku Klara. Aku adalah seorang wanita yang bermimpi untuk mendapatkan sedikit perhatian dari seorang pria yang kucintai sejak lama. Nama pria itu adalah Nathaniel. Saat ini ia sudah resmi menjadi suamiku, namun bukan karena kami saling mencintai layaknya suami istri, namun karena suatu hal ... Apa kalian penasaran seperti apa ceritanya? Baiklah, akan kuceritakan awal mula aku bertemu dengannya. Saat aku berumur tujuh tahun, adik dan kedua orangtuaku meninggal karena kecelakaan mobil. Sejak saat itu aku diasuh oleh pamanku, beliau merupakan adik dari mendiang ibuku, ia memang baru saja mendirikan sebuah yayasan panti asuhan. Akulah anak asuh pertama di panti asuhan miliknya. Ketika aku menginjak usia sepuluh tahun, aku bertemu dengan salah satu donatur tetap di panti asuhan milik pamanku, yang saat ini menjadi ayah mertuaku. Ia bernama Mr. Jonathan, beliau datang bersama Kak Nathaniel, yang saat itu masih berusia dua belas tahun. Ketika pertama kali melihatnya, aku

    Last Updated : 2021-03-06
  • The Story of NATHANIEL & KLARA    CHAPTER 2: A MOMENT BEFORE...

    Nathaniel POV Sudah empat tahun sejak aku menjalin hubungan dengan Stefani. Aku selalu punya rencana untuk melamarnya. Oleh karena itu, aku ingin membicarakan hal ini dengan Ayah dan Ibu untuk meminta restu mereka terlebih dahulu. Setelah menunggu sampai langit menggelap, mereka baru tiba di rumah. Setibanya mereka di ruang tamu, aku memberanikan diri untuk mengajak mereka membicarakan rencana pernikahanku. Kami langsung duduk di sofa ruang tamu untuk membicarakannya. Aku memulai percakapan, " Begini, Ayah, Ibu ... sebenarnya ini sudah direncanakan sejak lama, tapi aku baru bisa bilang sekarang ...." "Ada apa, nathan? tanya ibuku, memasang senyum tipis di wajahnya. "Err ... begini, aku berencana untuk melamar Stefani ...," ungkapku kemudian. Jantungku mulai berdegup dengan cepat. Mendengar perkataanku membuat mereka terlonjak. "Apa katamu?! KAMU INGIN MENIKAHI PEREMPUAN ITU!??" Wajah ayahku menjadi merah padam, seperti menahan amarah yang sudah memuncak. "Ya, aku ingin menikahi

    Last Updated : 2021-03-06
  • The Story of NATHANIEL & KLARA    CHAPTER 3: ARRANGED MARRIAGE

    Nathaniel POV Siang hari seperti biasa, Stefani mengajaku makan siang bersama di tempat yang biasa kami kunjungi. Tempat itu adalah tempat favorit kami untuk berkencan. Aku masih tidak mengerti alasan Ayah dan Ibu sangat menentang hubunganku dengan Stefani. Faktanya, dia adalah wanita yang sangat baik dan juga lembut. Dia juga sangat cantik dan berpendidikan. Apa yang kurang darinya? Apakah Stefani tidak memenuhi standar mereka? Atau karena mereka tidak ingin aku menikah seumur hidupku? Memikirkannya saja sudah membuatku sakit kepala. "Ada apa? Kenapa kamu melamun? Makanannya tidak enak ya?” tanya wanita yang masih berstatus menjadi kekasihku itu sambil tersenyum lembut. “Ah tidak, makanannya enak ... aku hanya memikirkan sesuatu ...," ujarku dengan sedikit terbata-bata. “Memikirkan tentang apa? Sepertinya cukup penting untuk membuatmu melamun,” ujarnya penasaran. “Erm, sepertinya aku tidak bisa memberitahumu sekarang, mungkin nanti ... di waktu yang tepat,” ucapku sedikit gugup

    Last Updated : 2021-03-06
  • The Story of NATHANIEL & KLARA    CHAPTER 4: FIRST CONFLICT

    Klara POV Hari ini merupakan hari pertama kami sebagai suami istri. Pagi ini aku sudah sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk Kak Nathaniel. Aku memasakan makanan favoritnya, yaitu capcay. Aku diberitahu oleh Mrs. Emily, yang sekarang sudah resmi menjadi ibu mertuaku. Beberapa saat kemudian, dia keluar dari kamarnya, sudah berpakaian rapi dan bersiap-siap untuk berangkat. "Kakak sudah mau berangkat? Tidak mau sarapan dulu?" tanyaku. Namun, ia tidak menghiraukannya dan langsung berangkat tanpa pamit terlebih dahulu. Melihat perilakunya membuatku sedikit sedih. Akhirnya, aku membungkus makanannya untuk kubawa sebagai bekal di tempatku bekerja. Tak terasa langit sudah kehilangan cahayanya, aku menunggu bus di halte dekat tempat kerjaku. Setiap berangkat maupun pulang aku selalu menggunakan bus, karena menghemat ongkos. Beberapa saat kemudian, bus tiba, kebetulan transportasi tersebut sudah penuh dengan penumpang. Mau tak mau aku harus mengalah dan menunggu bus selanjutnya. Selang du

    Last Updated : 2021-03-06
  • The Story of NATHANIEL & KLARA    CHAPTER 5: FEW MOMENTS

    Klara POV Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Mrs. Emily, membuatku dan Kak Nathaniel terkejut dan menghentikan kegiatan menyantap makan kami. Kak Nathaniel langsung menatap tajam Mrs. Emily kemudian melirik tajam ke arahku yang duduk di sebelahnya. Aku mendapat tatapan tajam dari Kak Nathaniel serta tatapan Mrs. Emily yang seolah-olah menuntutku untuk berbicara terus terang. Aku merasa mendapat tekanan dari kedua belah pihak. Sebenarnya, aku ingin berterus terang, tapi, aku tahu kalau hal itu akan merusak hubungan Kak Nathaniel dengan Mrs. Emily. Aku tidak ingin merusak hubungan antara ibu dengan anaknya, jadi aku terpaksa berbohong pada Mrs. Emily. “Ohh, emm ... begini, sebenarnya ...,” ucapku dengan terbata-bata, bingung memilih kata-kata yang tepat. “Sebenarnya ... aku resign karena aku merasa skill yang kumiliki belum cukup untuk bekerja di perusahaan sebesar itu. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk mendalami skillku terlebih dahulu, oh iya saat ini aku sedang mengiku

    Last Updated : 2021-03-06
  • The Story of NATHANIEL & KLARA    CHAPTER 6: OUR DEALS

    Klara POV Pada akhirnya, aku dikurung di kamarku sendiri. Tepatnya di atas tempat tidur. Kak Nathaniel melilitku dengan sprei, untuk mencegahku melakukan hal-hal yang tidak dia sukai. "Jadi, Kakak benar-benar mau membunuhku secara perlahan ya?" tanyaku saat Kak Nathaniel sedang sibuk membalut tubuhku dengan sehelai seprei katun polos dan mengikat kedua tanganku di belakang. "Kamu lebih suka diam atau aku lakban mulutnya?" tanyanya santai dengan gulungan lakban di tangan kirinya dan gunting di tangan kanannya. Dari sorot matanya, jelas sekali kalau dia menyimpan dendam terhadapku. "Baik, aku akan diam!" seruku singkat lalu menjulurkan lidahku sedikit. "Apa kamu baru saja menjulurkan lidah padaku?" ucapnya saat melirikku, sembari berbalik ke arahku. Oh, tidak aku ketahuan. "Itu cuma perasaanmu saja, Kak!" sahutku dengan jantung berdebar. Astaga, kumohon cepat keluar dari kamarku. "Awas saja, kalau kamu berani kabur, aku benar-benar akan menghabisimu. Mengerti?" tegasnya, lalu bera

    Last Updated : 2021-03-06
  • The Story of NATHANIEL & KLARA    CHAPTER 7: OUR DAILY LIFE

    Klara POV Mulai hari ini aku menjalani kehidupan normal kembali setelah sekian lama terkurung di apartemen. Usai membuat kesepakatan dengan Kak Nathaniel, aku bisa mendapatkan kebebasanku kembali dan mencari pekerjaan baru. Namun, hal itu sama sekali tidak mengurangi rasa sakit di hatiku. Karena perjanjian yang tertera di selembar kertas putih tersebut merupakan bukti nyata akan penolakan tegas Kak Nathaniel atas perasaanku padanya. Hanya saja, dia tidak tahu kalau aku memendam perasaan cinta padanya sejak dulu. Rasanya sakit seperti ditolak sebelum sempat menyatakan cinta. Kedengaran menyedihkan bukan? Tapi, mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa menandingi seorang Stefani. Dari segi mana pun aku kalah telak. Dan itu kenyataan yang harus kuterima. Lagipula pernikahan ini memang bukan murni karna cinta. Meski aku tahu menjalani pernikahan seperti ini begitu menyakitkan. Tapi, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk tetap memegang teguh janjiku pada Mr. Jonathan dan Mrs. Emily. Jad

    Last Updated : 2021-03-06
  • The Story of NATHANIEL & KLARA    CHAPTER 8: KLARA'S DAILY LIFE

    Klara POV Di hari Selasa pagi yang dingin ini, aku sudah bersiap-siap untuk berangkat karena mulai hari ini aku sudah menjadi salah satu staf divisi 3D Animator resmi di salah satu studio ternama bernama Animotion Studio. Sejujurnya, aku sangat gugup dan juga khawatir apakah aku akan mendapatkan teman di sana. Tapi aku berusaha untuk mengusir pikiran negatifku dan menggantinya dengan pikiran positif, pasti aku akan dapat teman di sana. Tanpa berlama-lama lagi, aku bergegas ke sana dengan menaiki bus seperti biasa. Cuaca hari ini sepertinya terasa lebih dingin dari kemarin, aku bahkan sengaja memakai pakaian tebal plus jaket yang tebal juga, sampai-sampai aku terlihat seperti penguin raksasa. Tapi aku tidak mempedulikannya, karena yang terpenting aku tidak kedinginan dan bisa fokus untuk menjalani hari pertamaku bekerja. Setibanya aku di tempat kerja, aku langsung menemui Mr.A

    Last Updated : 2021-03-06

Latest chapter

  • The Story of NATHANIEL & KLARA    CHAPTER 41: QUALITY TIME 2 (21+)

    Author POV “Apa!? ... mereka berdua sekarang bersama Jonathan Hamilton? Sial!” umpat pria bernama Felix Kemp Elliot itu sembari menggebrak meja dengan kepalan tangannya. “Pokoknya kalian harus terus ikuti mereka, kalau perlu habisi mereka selagi ada kesempatan. Jangan biarkan mereka sampai membongkar rencana kita! Paham?” sambungnya dengan nada tegas. “Paham, Tuan.” Usai itu, beberapa asisten pribadinya langsung mohon pamit meninggalkan ruang kerjanya. Setelah semua asisten pribadinya meninggalkan ruangan, pria paruh baya itu kembali meninju mejanya, guna melampiaskan emosi. ‘Awas saja kamu Jonathan Hamilton, akan kuhabisi semua orang terdekatmu, bila berani menghalangi rencanaku!’ . . . “Na-Nathan?” Tidak ada respon apapun dari sang suami. Hingga setengah jam berlalu, sepasang suami istri itu tiba di unit apartemen. Sesaat setelah mereka masuk dan menut

  • The Story of NATHANIEL & KLARA    CHAPTER 40: NOSTALGIA

    Author POV “Selamat ulang tahun, Selly dan Senna!” Suasana gegap gempita amat dirasakan oleh semua anak panti yang bersorak sorai dengan gembira, mengiringi saudara kembar cilik tersebut meniup lilinnya secara bersamaan. Nathan, Klara serta yang lainnya langsung bertepuk tangan semeriah mungkin usai si kembar meniup lilin berbentuk angka sebelas yang terpasang di kue fruit tart dan black forest berukuran besar. Tak lupa juga Klara mengabadikan momen berharga ini melalui kamera ponselnya. Wanita itu memasang timer otomatis dan menyuruh Paman Martin, semua anak panti serta Nathan, Stefani dan Marcus untuk saling berdiri berdekatan. Setelah selesai berfoto bersama, Selly dan Senna langsung memotong kue tersebut, lalu membaginya masing-masing ke Paman Martin dan anak-anak panti. Juga ke Klara dan Nathan. Di saat semua anak panti masih menyantap kue ulang tahun di ruang tengah, Paman Martin meman

  • The Story of NATHANIEL & KLARA    CHAPTER 39: PREPARING FOR BIRTHDAY PARTY

    Author POV "Kalian sepertinya begitu harmonis. Syukurlah ...," ujar Stefani sembari tersenyum tipis. "Eh ...? Hmm ... terima kasih," ucap Klara dengan ramah. "Bagaimana keadaanmu sekarang? Sudah lebih baik?" Kini giliran Nathan yang bertanya padanya. Wanita bersurai merah muda itu hanya mengangguk lemah tanpa mengeluarkan sepatah katapun. "Kalian pasti sudah tahu. Tapi, aku ingin bilang langsung pada kalian," ujarnya kemudian. "Tahu tentang apa?" tanya Klara merasa bingung. Sambil tersenyum tipis, Stefani berkata, "Ayah kalianlah yang telah menolongku. Beliau jugalah yang memberiku tempat tinggal untukku usai aku pulih. Kalian beruntung punya Ayah sebaik beliau." Nathan dan Klara sama-sama membelakakan kedua matanya. "Ka-kami berdua sama sekali tidak tahu-menahu soal itu," sanggah Nathan. "Hah? Lalu, kenapa kalian tahu kalau aku di sini?" tanya Stefani sembari mengerutkan dahiny

  • The Story of NATHANIEL & KLARA    CHAPTER 38: LIKE A FAMILY

    Author POV Seminggu berlalu sejak hari itu ... Seperti sebelumnya, Mr. Jonathan datang menjenguk Stefani dan Marcus yang saat ini sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa. Ketika pria paruh baya itu membuka pintu kamar rawat inap milik Stefani. Ia melihat sosok wanita itu sedang duduk di kasurnya, sambil menatap ke jendela. "Stefani ...," panggilnya kemudian. Sosok yang dipanggil namanya langsung menoleh ke arahnya dengan tatapan lesu. "Pak ... Jonathan ...," lirihnya. Pria paruh baya itu langsung menghampirinya dan berdiri di dekat tepi kasurnya. "Bagaimana keadaanmu hari ini?" tanyanya. "Masih sama seperti sebelumnya ...," balas Stefani dengan suara pelan. "Istirahatlah. Kamu harus sembuh," pinta Mr. Jonathan. Tertawa miris, wanita bersurai merah muda itu membalasnya, "Untuk apa? Ayah saya sendiri bahkan menginginkan saya untuk mati. Kenapa Anda malah mengingin

  • The Story of NATHANIEL & KLARA    CHAPTER 37: RESCUED

    Author POV "Sepertinya kita diikuti ...!" seru Stefani saat dirinya melihat sebuah mobil hitam mengikutinya dari belakang. "Baiklah, saya akan mengambil jalan pintas." Tanpa aba-aba, pria itu langsung membanting stir ke kiri dan masuk ke sebuah jalan komplek perumahan. Di situ terdapat banyak belokan. Pria itu ingin mengelabui mobil hitam tersebut. Setelah beberapa belokan, akhirnya mobil hitam tadi sudah tidak terlihat di belakang mereka lagi. Tampaknya sekarang mereka cukup aman. Akhirnya, mereka memutuskan keluar dari komplek perumahan itu dan kembali ke tujuan mereka. Namun, saat mereka baru keluar dari komplek perumahan itu. Tiba-tiba mobil hitam tadi muncul dan menghadang mobil mereka. Membuat Marcus menghentikan mobilnya secara mendadak. "Astaga ... mereka sedari tadi menunggu di sini ...?!" pekik Stefani dengan nada terkejut. Jantungnya berdegup dengan cepat ketika ia melihat pintu sebelah kanan mobil

  • The Story of NATHANIEL & KLARA    CHAPTER 36: RUNAWAY

    Author POV Hampa ... sakit ... sedih ... kecewa ... marah ... Semua emosi itu bercampur aduk menjadi satu kesatuan yang utuh. Menghasilkan suatu emosi baru yang tidak diketahui namanya. Entah apa namanya. Mungkin memang tidak ada namanya. Meski tak memiliki nama, emosi tersebut tetap terasa menyakitkan. Teramat menyakitkan. Rasanya seperti ingin menghilang saja dari dunia ini untuk selama-lamanya. Tidak ada gunanya ... sia-sia belaka ... Semua emosi itu hanya menggerogoti tubuhnya saja. Bagaikan sebuah lintah yang berjalan lambat namun mampu menghisap banyak darah manusia. Mematikan secara perlahan. Hal itulah yang dirasakan oleh Stefani selama hidupnya. Sejak ibunya meninggal, tidak ada lagi kebahagian yang tersisa dalam hidupnya. Semuanya terenggut darinya. Ia bahkan tidak memiliki satupun teman dekat. Ia hanya seorang diri. Bukan karena mereka jahat, hanya saja ia sendirilah

  • The Story of NATHANIEL & KLARA    CHAPTER 35: THE TRUTH ABOUT STEFANI

    Author POV Tok tok tok—cklek "Selamat pagi, Nona. Ini sarapan Anda," ucap Marcus dengan nada lugas, sembari membawa nampan yang berisi sepiring nasi goreng dan segelas air putih. "Untuk apa? Lebih baik aku mati saja ... aku lelah dengan semuanya ...," sahut Stefani dengan lirih. Wajahnya sudah pucat dan sedikit tirus. Badannya juga terlihat lebih kurus dan lesu, tak bertenaga. "Anda harus makan, Nona. Bukankah Anda mau keluar dari sini secepatnya?" tegur pria itu dengan sedikit menaikan suaranya. Stefani langsung menoleh ke arahnya. Kelopak matanya yang sudah lemas itu menatapnya dengan penuh tanda tanya. Pria itu berjalan mendekatinya, meletakan nampannya di atas meja lalu duduk di tepi kasurnya. "Saya terus memikirkan perkataan Anda. Dan saya akui, saya mulai berpikir kalau Anda selama ini benar. Jadi ... saya akan membantu Anda untuk kabur dari sini. Saya janji," ujarnya dengan raut wajah serius.

  • The Story of NATHANIEL & KLARA    CHAPTER 34: THE HOSTAGE

    Author POV "Akhirnya Klara mengetahuinya semuanya ...," ucap Mr. Jonathan sembari membenamkan wajahnya di pundak istrinya. "A-apakah ... dia akan meninggalkan Nathan ...?" "Entahlah Jonathan ... untuk saat ini kita hanya bisa berdoa supaya Klara mau memaafkan perbuatan kita ...," balas Mrs. Emily dengan raut wajah sendu. Pria paruh baya itu hanya bisa menghela napas pasrah. Sejujurnya ia sudah pasrah apabila menantunya memutuskan untuk pergi meninggalkan anaknya. Karena bagaimanapun juga, semuanya memang salah dirinya. Dialah yang menyebakan semua ini terjadi. Oleh karena kebodohannya sendiri, semua orang menjadi menderita. . . . "Ma-mau apa Anda ke sini ...?" pekik Stefani. "Wah, baru saja berpisah selama dua bulan lebih, kamu sudah berani kurang ajar pada ayahmu sendiri ...," sahut pria berjas hitam tersebut yang ternyata merupakan ayah dari wanita itu. "Mau ap

  • The Story of NATHANIEL & KLARA    CHAPTER 33: THE TRUTH - Part 2

    Author POV Di Sabtu siang yang cerah, tampak sepasang muda mudi sedang jalan-jalan mengitari sebuah taman bunga. Pasangan tersebut tak lain adalah Alex dan Dorothy. "Hmm ... sejak minggu lalu kamu tampak murung. Ada apa?" tanya Dorothy penasaran. "Umm ... aku sedang memikirkan sesuatu," sahut Alex, tampak sedikit ragu. "Apa itu?" tanyanya lagi. "Well ... masalah kerjaan ... as always," jawab pria itu usai terdiam sejenak. "Hmmm ...? I know you very well," sanggah wanita cantik itu. "Kamu lagi bohong, kan?." Seketika itu juga, langkahnya terhenti lalu menghela napas pelan. "Maaf ... tapi, aku sudah berjanji pada beliau untuk merahasiakannya ...." Mendengar hal itu, Dorothy hanya diam menatapnya. Sepertinya ia sedang mencoba untuk memahami kekasihnya itu. Kalau boleh terus terang, wanita itu tidak suka bila kekasihnya itu menyembunyikan s

DMCA.com Protection Status