Aku akan bertahan mendampingimu meski kau tak pernah menganggapku ada. Jika aku lelah aku akan bersabar hingga cintamu hanya untuk milikku. Cintaku Telah memilihmu
Lihat lebih banyak🌹🌹🌹
"Na, Kamu bisa ya, bertahan dengan pria seperti Marvel itu!" celetuk sahabat Riana saat melihat gadis itu masih bertahan pada cinta yang begitu menyakitinya.
"Memangnya ada apa, Jen?"
"Kamu itu kena pelet atau gimana sih, Na! Coba buka matamu lebar-lebar untuk melihat keadaan!" sungut Jeni semakin kesal melihat sikap Riana yang biasa saja itu.
Gadis yang bernama Riana hanya tersenyum kecil dan menggedikkan bahunya.
Jeni makin kesal melihat tingkah Riana.
"Coba buka matamu, Na! Dengan santainya Marvel menggandeng seorang cewek dan lewat di depanmu! Kamu punya rasa gak sih!" cerocos Jeni makin tak mampu menahan diri.
Riana menarik nafas dalam dan berkata
"Terus aku harus gimana, Jen! Haruskah aku ngamuk di depannya dan mengacak-acak rambut wanita itu!"
"Setidaknya kamu bertindak, Na! Jadi wanita jangan lemah dong!"
Riana tertawa mendengar ucapan konyol sahabatnya. Ia hanya ingin menjadi kekasih yang baik, tak ingin mengekang pasangannya. Selama itu di batas kewajaran ia akan diam saja.
Sedang Jeni semakin tak abis pikir apa sebenarnya yang ada dalam pikirannya Riana mengapa selalu diam dan diam saat Marvel bergonta ganti pasangan dan yang paling menyakitkan Marvel segaja memanas-manasi perasaan Riana. Andai ia jadi gadis itu ingin rasanya ia rebus hidup-hidup si Marvel itu.
"Hatimu sudah kaya batu ya, Na!" gemes Jeni saat sahabatnya kembali berkutat pada buku bacaannya.
"Riana ....!" Jeni menarik buku yang ada di tangan Riana dan menangkupkan di wajah sahabatnya.
"Huh bikin kesel aja!" dengkusnya dan segera meninggalkan Riana yang hanya diam mematung melihat kepergiannya.
"Perempuan kok lemah gitu!" omel Jeni di kejauhan. Riana hanya menanggapi dengan tawa kecil.
Entahlah apa yang dicari oleh Marvel dengan bergonta-ganti pasangan. Sedang Riana selalu setia dan selalu ada saat pria itu membutuhkannya. Riana gadis tinggi semampai dengan kulit kuning Langsat dan lesung pipit menambah kecantikannya namun tak membuat seorang Marvel puas memilikinya.
Dan Riana bukanlah gadis bodoh seperti yang dikatakan sahabatnya. Ia hanya ingin berkomitmen pada satu pria dan menjaganya hingga takdir Tuhan menyatukan. Baginya mencintai cukup sekali saja dan itu hanya untuk satu pria. Dan cinta itu sudah jatuh kepada Marvel pria play boy di kampusnya. Riana tak menyesali semua itu bahkan cintanya buat Marvel kini semakin besar.
Cinta itu buta
"Na, Kamu bisa ya, bertahan dengan pria seperti Marvel itu!" celetuk sahabat Riana saat melihat gadis itu masih bertahan pada cinta yang begitu menyakitinya.
"Memangnya ada apa, Jen?"
"Kamu itu kena pelet atau gimana sih, Na! Coba buka matamu lebar-lebar untuk melihat keadaan!" sungut Jeni semakin kesal melihat sikap Riana yang biasa saja itu.
Gadis yang bernama Riana hanya tersenyum kecil dan menggedikkan bahunya.
Jeni makin kesal melihat tingkah Riana.
"Coba buka matamu, Na! Dengan santainya Marvel menggandeng seorang cewek dan lewat di depanmu! Kamu punya rasa gak sih!" cerocos Jeni makin tak mampu menahan diri.
Riana menarik nafas dalam dan berkata
"Terus aku harus gimana, Jen! Haruskah aku ngamuk di depannya dan mengacak-acak rambut wanita itu!"
"Setidaknya kamu bertindak, Na! Jadi wanita jangan lemah dong!"
Riana tertawa mendengar ucapan konyol sahabatnya. Ia hanya ingin menjadi kekasih yang baik, tak ingin mengekang pasangannya. Selama itu di batas kewajaran ia akan diam saja.
Sedang Jeni semakin tak abis pikir apa sebenarnya yang ada dalam pikirannya Riana mengapa selalu diam dan diam saat Marvel bergonta ganti pasangan dan yang paling menyakitkan Marvel segaja memanas-manasi perasaan Riana. Andai ia jadi gadis itu ingin rasanya ia rebus hidup-hidup si Marvel itu.
"Hatimu sudah kaya batu ya, Na!" gemes Jeni saat sahabatnya kembali berkutat pada buku bacaannya.
"Riana ....!" Jeni menarik buku yang ada di tangan Riana dan menangkupkan di wajah sahabatnya.
"Huh bikin kesel aja!" dengkusnya dan segera meninggalkan Riana yang hanya diam mematung melihat kepergiannya.
"Perempuan kok lemah gitu!" omel Jeni di kejauhan. Riana hanya menanggapi dengan tawa kecil.
Entahlah apa yang dicari oleh Marvel dengan bergonta-ganti pasangan. Sedang Riana selalu setia dan selalu ada saat pria itu membutuhkannya. Riana gadis tinggi semampai dengan kulit kuning Langsat dan lesung pipit menambah kecantikannya namun tak membuat seorang Marvel puas memilikinya.
Dan Riana bukanlah gadis bodoh seperti yang dikatakan sahabatnya. Ia hanya ingin berkomitmen pada satu pria dan menjaganya hingga takdir Tuhan menyatukan. Baginya mencintai cukup sekali saja dan itu hanya untuk satu pria. Dan cinta itu sudah jatuh kepada Marvel pria play boy di kampusnya. Riana tak menyesali semua itu bahkan cintanya buat Marvel kini semakin besar.
"Sampai kapan kamu akan bertahan, Na! Aku muak dengan kesabaranmu itu!" cetus seorang pria yang tiada lain adalah Marvel.
Pria itu sebenarnya sudah bosan dengan Riana, hingga ia selalu bergonta-ganti pasangan. Namun untuk memutuskan begitu saja ia berat hati, baginya Riana adalah wanita yang kuat menghadapi sikap brutal dan keras kepalanya.
"Sebenarnya apa yang kamu lihat dariku, Na! Aku hanya akan menyakitimu saja! Karena aku tidak mencintaimu sedikitpun!" ucapnya kasar dan berjalan meninggalkan ruangan Riana.
"Bruuuk ...." Satu sosok menubruknya dan seketika membuat Marvel terkejut.
"Pakai matamu kalau jalan!" sungut Marvel dengan kesal.
Jeni mencibir dan tak mengacuhkan kekesalan Marvel.
Marvel menggertakkan giginya ingin sekali ia menampar gadis di hadapannya itu namun segera ia urungkan saat melihat banyak mahasiswa yang menatap ke arah mereka berdua.
"Kali ini kamu selamat, lain kali kuinjak tubuh jelekmu itu!" Marvel segera meninggalkan tempat itu.
Riana tak sabar untuk menunggu Marvel selesai mandi, ia berjalan mondar-mandir seperti gasing. Yang ada dalam pikirannya saat ini apa mungkin Marvel akan mengakui semua perbuatannya itu.Tiba-tiba gawai Marvel berdering dan itu sangat mengejutkan Riana. Gadis itu segera mendekat dan melihat siapa yang kurang kerjaan menghubungi kekasihnya pagi-pagi begini."Siapa, Na?" teriak Marvel dari dalam kamar mandi."Aku tak melihatnya," sahut Riana malas."Tolong lihat, Na dan katakan aku sedang mandi!" titah Marvel lagiRiana membiarkan deringan itu terlewat begitu saja. Melihat nama sang pemanggil membuatnya begitu muak.Deringan kembali terdengar. Riana masih tetap membiarkan, ingin rasanya ia mencabik-cabik tubuh Marvel."Kamu kenapa sih, Na!" sungut Marvel saat keluar dari kamar mandi."Berpakaianlah, tak usah urus gawaimu dulu!" Riana mengambil lebih dulu gawai Marvel. Ia tak membi
25 cinta itu butaRiana benar-benar shock saat mendengar ucapan dari ayah Utari, yang mengatakan anaknya telah hamil dan itu adalah perbuatan Marvel. Gawai Riana terlempar begitu saja. Air matanya luruh seketika, apa lagi yang harus dipertahankan sekarang. Marvel telah menghancurkan kepercayaannya selama ini."Ternyata dugaanku selama ini benar, Ya Tuhan!" lirih Riana dengan linangan air mata.Secuek-cueknya Riana, namun ia masih sangat mencintai pria itu. Sekalipun Marvel telah berkali-kali menyakitinya, ia masih bisa memaafkan. Tapi saat ini berbeda, Marvel menghamili wanita lain dan itu membuat Riana begitu terpukul."Apa yang harus aku lakukan sekarang! Aku tak bisa membiarkan wanita lain menderita karena perbuatan bejat Marvel!" Riana perlahan menghapus air mata dan mencoba mencari gawainya yang ia lempar ke sembarang tempat.Tak lama Riana segera menghubungi nomor Marvel, namun nomor pria itu sedang sibuk
24 Cinta ini butaAyah Utari memendam kemarahannya saat melihat Utari hanya diam tanpa mau menjawab pertanyaan darinya, tentang siapa laki-laki yang telah menghamili."Utari ....""Maafkan aku, Yah!" sendu Utari mulai terisak."Apa laki-laki itu Marvel!" tanya ayah Utari lagi. Dan kali ini gadis itu hanya mampu menganggukkan kepala. Kini ayah Utari menarik napas lega, ia akan mudah menuntut pertanggungjawaban dari pria itu."Hubungi dia sekarang, Ayah mau bicara dengannya!" titah ayah Utari. Gadis itu gemetar mendengar perintah ayahnya. Utari tak mungkin mengatakan pada Marvel kalau dirinya hamil, ia tak mau pria itu semakin membencinya."Ayo hubungi sekarang! Ayah tak mau menanggung malu, jika sampai semua tetangga tahu keadaanmu!" ulang ayah Utari lagi.Utari semakin tak mampu mengendalikan hatinya. Ia takut Marvel akan menyakiti perasaan ayahnya."Apa lagi yang kamu tunggu, T
23 Cinta ini ButaSetelah mengantar Riana Marvel mengarahkan mobilnya ke rumah sakit tempat Utari dirawat. Ia ingin menjenguk gadis itu dan ingin bertanya apa dia juga telah menceritakan sesuatu pada Riana. Ia harus mencari tahu secepatnya.Marvel menyusuri lorong rumah sakit yang mulai sepi dari pengunjung dengan berbekal informasi dari Riana, ia dengan cepat menemukan ruangan tempat Utari di rawat.Marvel melihat ayah Utari sedang menunggui gadis itu, ia mulai ragu untuk masuk. Namun jika ia tak masuk bagaimana ia bisa tahu kalau Utari yang membocorkan rahasia mereka berdua pada Riana."Assalamualaikum ....!" sapa Marvel sambil membuka pintu. Ayah Utari menatap kedatangannya dengan tatapan dingin dan itu Marvel merasa risih."Darimana saja kamu! Calon istrinya sakit bukannya cepat datang malah keluyuran!" tegur pria tua itu."Calon istri!" Marvel menaikkan sebelah alisnya, apa maksud dari ucapan ayah Utari ini.&nb
🌹🌹🌹Marvel semakin kesal dengan jawaban Riana yang malas peduli. Ia tak ingin kedua orang tuanya tahu perbuatan kasarnya selama ini."Aku harus bisa membungkam bibir gadis itu, sebelum dia banyak bicara!" geram Marvel lalu mengikuti kemanapun langkah Riana. Ia harus mencari kesempatan untuk bicara berdua lagi sebelum semuanya terlambat."Na, maafkan aku! Ayolah kamu Jangan cuek begini!" lirih Marvel mengekor di belakang punggung Riana.Namun lagi-lagi gadis itu hanya mencibir tanpa sedikitpun menggubris ucapan Marvel."Ayolah, Na! Ayah dan Ibu akan curiga padaku!"Riana menatap sekilas lalu kembali melanjutkan mengatur makanan. Ia malas peduli, kali ini Marvel benar-benar membuatnya kesal."Na ...." geramnya sambil menahan tangan gadis itu.Riana menaikkan kedua alisnya sambil melirik tangannya yang dicekal Marvel."Sampai kapan kamu akan seperti ini, Vel! Aku capek menutupi terus s
🌹🌹🌹setelah mengantar Jeni pulang, Riana segera menghubungi kekasihnya, namun tak satupun panggilan yang di jawab oleh Marvel. Akhirnya Riana memutuskan untuk langsung ke rumah Marvel sekaligus menengok calon mertuanya.Riana melihat seorang wanita tengah membersihkan halaman. Ia segera mendatangi wanita itu dan mengucapkan salam."Riana ...." seru wanita itu yang tiada lain adalah ibunda Marvel. Ibu Diah sangat bahagia dengan kedatangan tiba-tiba gadis itu.Riana tersenyum dan mengecup lembut punggung tangan ibunda kekasihnya."Kamu sendiri?" tanya Ibu Diah saat melihat Riana hanya datang seorang diri."Jadi Marvel belum pulang, Bu!" kilah Riana tanpa menjawab pertanyaan Ibunda Marvel. Ia semakin kecewa melihat kekasihnya belum juga pulang.Ibu Diah menggelengkan kepalanya tak mengerti. Melihat mobil Marvel ia kira anaknya yang datang bersama Riana. Ternyata hanya Riana seorang diri."Aku memin
🌹🌹🌹Dengan ditemani oleh sahabatnya Riana menjenguk Utari. Meski tatapan bertanya dari kedua orang tua Utari saat tahu Marvel tak turut menjenguk anaknya. Riana hanya diam saja, enggan untuk berkomentar."Marvel mana, Na! Apa dia begitu sibuk, hingga tak bisa menjengukku!" tanya Utari saat membuka mata hanya melihat Riana dan Jeni di sampingnya."Tak usah hiraukan Marvel, yang terpenting saat ini adalah kesembuhanmu! jawab Riana sambil memegang lembut tangan Utari.Utari terdiam, ia tahu Marvel pasti sibuk mencari gadis-gadis lainnya lagi. Sakit hati semakin Utari rasakan setelah semua pengorbanannya tak berarti sedikitpun di mata Marvel."Bagaimana kamu sanggup melewati semua ini, Na!" celetuk Utari dan tak terasa butiran air matanya mengalir ke pipi.Riana hanya tersenyum menanggapi ucapan Utari, ia tahu gadis itu pasti terpukul dan putus asa mengetahui sikap asli Marvel yang hanya mempermainkannya.
Riana hanya diam mendengar penjelasan Marvel. Ia kini mulai bimbang haruskah ia bertahan dengan orang yang selalu menyakitinya atau mencari pengganti yang lebih baik lagi. "Kuharap kamu percaya padaku, Na! Aku hanya mencintaimu!" Marvel menarik tangan Riana lalu menggenggamnya erat. Marvel tak ingin kehilangan Riana, apa lagi gadis ini adalah pilihan orang tua dan keluarganya. Ia harus menutup sebisa mungkin kejadian yang terjadi antara dia dan Utari. Marvel tak ingin semuanya hancur begitu saja karena ulahnya. "Untuk saat ini aku percaya, tapi entah nanti!" cetus Riana pelan dan melangkah pergi meninggalkan Marvel namun dengan cepat pria itu menarik tangan Riana hingga gadis itu jatuh dalam pelukannya. "Aku mencintaimu, Na! Jangan tinggalkan aku, bertahanlah untukku!" bisik Marvel tepat di telinga Riana. Riana hanya diam, ia merasa lelah dengan semua ini entah sampai kapan ia mampu bertahan.
🌹🌹🌹Beberapa hari ini Riana sengaja menghindari kekasihnya, ia hanya ingin membuat pria itu sadar. Bahwa Riana juga seorang wanita yang mempunyai rasa. Berkali-kali Marvel menghubunginya namun Riana masih enggan untuk menjawab panggilan itu."Na, aku perhatikan dari kemarin wajahmu kusut amat, ya!" celetuk Jeni saat melihat Riana hanya duduk termenung tanpa melakukan sesuatu."Na ...." ulang Jeni lagi, dengan tergagap Riana menoleh ke arah sahabatnya."Ada apa sih, Jen!" sungut Riana dan memberikan tatapan sendunya."Kamu lagi ada masalah, atau kamu lagi galau karena play boy itu!" Jeni mencoba mencari tahu dari raut wajah Riana.Riana hanya diam. Pikirannya memang selalu tak bisa diajak damai, hanya Marvel dan Marvel yang selalu membayangi. Berulang kali ia mencoba untuk menepis namun Riana semakin rindu pada pria itu."Pasti dia membuatmu kesal lagi kan, Na!" tebak Jeni semakin yakin melihat pe
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen