Home / Romansa / The Sexy Stranger / 1. Tamu Terakhir

Share

The Sexy Stranger
The Sexy Stranger
Author: Black Aurora

1. Tamu Terakhir

Author: Black Aurora
last update Huling Na-update: 2025-02-22 18:42:01

Langit malam menumpahkan gerimis tipis, saat Elle menyandarkan tubuhnya di ambang pintu sebuah rumah penginapan, yang dalam waktu dekat ini bukanlah miliknya lagi.

Udara dingin menusuk hingga ke tulang, tetapi pikirannya lebih kacau dibandingkan cuaca yang tak bisa diprediksi.

Hari ini adalah malam terakhirnya di Lakeview Inn, tempat yang telah menjadi rumahnya selama ini.

Esok, bank akan mengambil alih segalanya.

Elle menghela napas panjang, mencoba menerima kenyataan meskipun terasa sangat pahit.

Penginapan kecil di tepi danau ini dulunya ramai oleh wisatawan, tetapi kini hanya menjadi bangunan sepi dengan ribuan kenangan yang memenuhi di setiap sudutnya.

Ia sudah mencoba segala cara untuk mempertahankannya.

Diskon besar-besaran, paket promo, bahkan bekerja lebih keras dari biasanya. Namun tetap saja, keadaan ekonomi tak juga berpihak padanya.

Saat Elle hendak masuk dan menutup pintu untuk terakhir kalinya, ia menatap lampu depan yang tampak berkedip hidup dan mati karena terkena percikan hujan, menerangi sesosok tinggi yang berdiri tak jauh dari sana.

Elle pun terkesiap, ketika menyadari ada seorang pria dengan jas panjang berwarna hitam berdiri di depan gerbang.

Tangannya menggenggam payung yang tampaknya sudah tak mampu melindunginya dari hujan yang semakin deras.

Di sampingnya ada dua anak kecil.

Seorang bocah lelaki tampan dan gadis kecil manis yang tampak berusia sekitar enam tahun yang berdiri kedinginan, tangan mereka erat menggenggam lengan pria itu.

Elle pun mengerutkan keningnya. Penginapan ini sudah lama tak menerima tamu, apalagi di tengah hujan deras seperti ini.

Lalu... siapa mereka?

Pria itu pun melangkah mendekat. Cahaya lampu teras memperjelas wajahnya yang ternyata sangat rupawan dengan rahang tegas, mata gelap yang tajam, dan ekspresi dingin yang sulit dibaca.

Kulitnya pucat dengan garis wajah khas keturunan perpaduan keturunan Asia.

Namun yang paling menarik perhatian Elle adalah sorot matanya yang tampak kelelahan, seperti seseorang yang telah menempuh perjalanan panjang tanpa henti.

“Maaf mengganggu.” Suaranya dalam dan sedikit serak. “Kami butuh tempat untuk bermalam.”

Elle menelan ludah. Tentu, sebenarnya ia bisa saja menolak.

Penginapan ini secara teknis bukan lagi miliknya, dan ia tidak ingin berurusan dengan masalah baru di malam terakhirnya.

Tapi melihat anak-anak itu yang tampak pucat serta menggigil kedinginan, hatinya pun sontak melunak.

“Kalian dari mana?” tanyanya, mencoba mencari tahu lebih banyak.

Pria itu terdiam sejenak sebelum menjawab. “Dari tempat yang sangat jauh.”

Jawaban itu tak memberi banyak kejelasan, tetapi Elle tahu bahwa ia tidak akan mendapat lebih banyak informasi lagi.

Dengan ragu, ia pun pada akhirnya membuka pintu lebih lebar. “Masuklah. Aku akan menyiapkan kamar untuk kalian.”

Anak-anak itu segera melangkah masuk lebih dulu, tetapi pria itu berhenti sejenak di ambang pintu sambil menatap wajah Elle dengan lekat selama beberapa saat, sebelum akhirnya berjalan ke dalam.

Di balik meja resepsionis, Elle mengambil buku tamu yang sudah lama tak diisi. Ia pun lalu menyodorkan pena kepada pria itu.

“Aku harus mencatat nama tamu yang menginap," ucapnya.

Pria itu menatap pena itu sejenak, lalu mengambilnya. Dengan tulisan tangan yang tegas, ia pun menuliskan namanya.

Ryuu Takahashi.

Elle mengamati nama itu, lalu melirik anak-anak yang masih berdiri di sampingnya. “Lalu, nama mereka siapa?”

“Mereka anakku. Akio dan Ayaka," sahut Ryuu.

Elle melirik sepasang anak yang sepertinya kembar itu. Akio tampak lebih tenang, sementara Ayaka bersembunyi di balik tubuh ayahnya, bola matanya yang hitam menatap Elle dengan penuh rasa ingin tahu.

"Halo Akio. Halo Ayaka. Namaku Elle, Elle Harper. Selamat datang di Lakeview Inn," ucap Elle seraya tersenyum ramah kepada kedua bocah itu.

"Apa kalian hanya bertiga? Atau..." Elle sengaja menggantungkan ucapannya.

Ia tidak ingin bersikap lancang dengan menanyakan keberadaan istri Tuan Ryuu Takahashi alias ibu dari kedua anak ini, tapi tentu saja tetap ia harus memastikan.

"Ya, kami hanya bertiga. Tak ada orang lain lagi," Ryuu menyambar dengan jawaban cepat, bahkan terlalu cepat.

“Baiklah, Tuan Ryuu Takahashi,” ucap Elle, menyebut nama pria itu untuk pertama kalinya. “Aku akan menyiapkan kamarnya.”

Elle menyalakan lampu di kamar tamu dan mengibaskan debu tipis dari seprai. “Maaf kalau tempat ini tidak terlalu nyaman. Aku sudah lama tidak menerima tamu.”

Ryuu ikut masuk ke dalam kamar dan mengamati sekelilingnya. Bangunan ini memang terlihat bobrok dari luar, tetapi bagian dalamnya masih sangat bersih.

Hanya saja, perabotan di dalamnya tampak tua dan ketinggalan zaman. Ia juga menyadari sesuatu, bahwa tidak ada satu pun pegawai yang terlihat di sini.

“Kamu mengurus tempat ini sendirian?” tanyanya tiba-tiba.

Elle terdiam sejenak sebelum mengangguk. “Mereka semua sudah pergi. Besok tempat ini akan diambil alih oleh bank.”

Ryuu mengangkat alisnya yang lebat, tetapi tidak bertanya lebih lanjut. Ia bisa melihat kelelahan di mata Elle, juga kepedihan yang tampak berusaha untuk disembunyikan.

“Terima kasih telah mengizinkan kami menginap,” ucapnya akhirnya.

Elle tersenyum tipis. “Tidak masalah. Aku akan menyiapkan makan malam untuk kalian.”

***

Di dapur, Elle membuka kulkas dan mengeluarkan bahan-bahan terakhir yang tersisa.

Dengan sedikit kreativitas, ia berhasil menyajikan pasta creamy dengan ayam panggang, mashed potato, dan salad sederhana.

Saat ia menyajikan makanan di meja makan kecil penginapan, Akio dan Ayaka memandang hidangan itu dengan mata berbinar.

“Ini kelihatan enak!” seru Ayaka.

Akio mengambil suapan pertama, dan beberapa saat kemudian bocah lelaki itu pun mengangguk setuju. “Aku suka, rasanya benar-benar enak.”

Elle pun tersenyum hangat mendengar pujian tulus itu. “Aku hanya menggunakan apa yang tersisa di dapur. Semoga kalian menyukainya.”

Ryuu ikut mengangkat sendoknya untuk mencicipi hidangan itu, lalu tersenyum kepada Elle. “Rasanya justru lebih baik daripada makanan di restoran mahal.”

Elle tertawa kecil, tak pelak merasa sedikit bangga. Untuk pertama kalinya malam ini, perasaannya sedikit lebih ringan.

Setelahnya tak ada lagi yang berbicara, karena mereka semua sibuk dengan makanan di piringnya.

Selesai makan, Elle berdiri untuk mengumpulkan piring kotor. Namun tiba-tiba saja Ryuu ikut berdiri dan mengambil tumpukan piring dari tangan Elle.

“Aku yang akan mencuci piringnya," ucap pria itu.

Elle tampak terkejut. Tunggu, mana mungkin ia membiarkan tamu penginapan mencuci piring? “Tidak perlu~”

“Aku ingin melakukannya," potong Ryuu.

Saat Elle hendak menolak lagi, tanpa sengaja kakinya menginjak percikan saus di lantai, hingga membuatnya kehilangan keseimbangan dan terpeleset.

Tubuhnya hampir saja jatuh, tetapi tangan Ryuu menangkap pinggangnya dengan kuat dalam sekejap.

Seketika Elle pun membeku. Ia bisa merasakan kehangatan tubuh pria itu, aromanya yang maskulin dan samar karena napas mereka yang begitu dekat.

“Kamu harus lebih hati-hati,” guman Ryuu dengan suara dalam, yang seketika membuat jantung Elle berdetak lebih cepat.

Elle pun buru-buru menjauh dengan wajahnya yang merona. “Uhm. Terima kasih…”

Ryuu hanya menyeringai samar sebagai jawaban, sebelum kemudian ia kembali meraih tumpukan piring di atas meja, untuk dibawa ke dalam bak cuci.

Tak menyadari jika Elle masih terus menatap punggungnya yang kekar dan lebar.

Sementara di meja makan, Akio dan Ayaka pun saling melirik penuh arti, seolah mengerti sesuatu yang tidak diketahui oleh Elle.

***

Malam yang semakin larut dengan hawanya yang semakin dingin, membuat Elle baru teringat bahwa kamar Ryuu dan anak-anaknya hanya memiliki satu selimut.

Dengan niat baik, ia mengambil selimut tambahan dari lemari penyimpanan dan menuju kamar mereka.

Ia mengetuk pintu dengan hati-hati.

Tak lama kemudian pintu itu pun terbuka, dan Elle merasa kepalanya mendadak pening dan hampir kehilangan napasnya.

Ryuu berdiri di hadapannya tanpa mengenakan atasan, hanya mengenakan celana panjang santai.

Cahaya lampu kamar menerangi kulitnya, memperjelas otot-ototnya yang terbentuk sempurna. Dada bidangnya naik turun perlahan, seakan menantang Elle untuk terus menatapnya.

Elle terdiam, lalu cepat-cepat menundukkan pandangan. Namun ia bisa merasakan wajahnya memanas.

“Aku… aku membawakan selimut tambahan,” ucapnya tergagap.

Ryuu menyeringai tipis, sudut bibirnya tampak melengkung nakal. Ia menyandarkan satu tangan di kusen pintu, dengan sengaja mencondongkan tubuh sedikit lebih dekat.

“Kamu sangat perhatian, Nona Elle,” gumamnya dengan suara rendah dan dalam. “Apa kamu selalu sebaik ini pada tamu?"

Elle meneguk ludah, tak berani mengangkat wajah. “Aku hanya… hanya ingin memastikan kalian merasa nyaman.”

Ryuu mengambil selimut itu dari tangannya, dengan ujung jarinya yang menyentuh kulit Elle sekilas dan membuat wanita itu merinding.

“Terima kasih,” ucapnya, masih dengan nada menggoda. “Tapi aku rasa mendapatkan kehangatan bukanlah masalah besar bagiku.”

Elle buru-buru mengangguk dan melangkah mundur, mencoba mengabaikan kalimat ambigu pria itu.

“Selamat malam,” ucapnya sebelum berbalik dengan wajah memerah.

Saat pintu tertutup di belakangnya, Elle segera menyandarkan diri ke dinding, menepuk dadanya yang berdebar kencang.

Ryuu Takahashi jelas-jelas bukan pria biasa. Pria ini... terlalu menggoda.

***

Pagi harinya saat Elle bangun, suasana penginapan terasa sunyi, terlalu sunyi hingga membuatnya gelisah.

Cahaya matahari yang menyelinap melalui celah tirai memberikan kehangatan samar, tetapi ada sesuatu yang terasa berbeda.

Dengan langkah ragu, ia berjalan keluar kamar menuju meja resepsionis, berharap menemukan seseorang di sana.

Namun yang ia temukan hanyalah sebuah catatan yang tergeletak rapi di atas meja.

(Elle, terima kasih untuk segalanya)

Jantung Elle berdegup kencang. Tangannya sedikit gemetar saat meraih kertas itu, membaca kembali tulisan yang singkat namun penuh arti.

Perasaan tak enak segera menjalar ke seluruh tubuhnya. Dengan napas tertahan, ia bergegas menuju kamar Ryuu.

Pintu kamar itu terbuka sedikit, dan ketika ia mendorongnya lebih lebar, yang ia lihat hanyalah kekosongan.

Tempat tidur rapi, tidak ada satu pun barang yang tersisa, seolah Ryuu dan yang lainnya tak pernah ada di sana.

Ia memutar tubuh, mencoba mencari jejak keberadaan mereka tapi tetap sia-sia.

Namun yang benar-benar membuatnya panik adalah satu hal, yaitu kunci mobilnya yang juga ikut menghilang.

***

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (4)
goodnovel comment avatar
parentsmartkidshappy
keren juga
goodnovel comment avatar
Bianca
keren lanjut thor
goodnovel comment avatar
Black Aurora
terimakasih sudah berkenan mampir di sini kak 🫶🫶 oh iya, utk buku ini memang on going dan belum tamat ya, aku akan usahakan selalu tayang tiap hari 🫶🫶
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • The Sexy Stranger    2. Kembali

    Elle duduk di tangga balkon penginapan tua itu, sambil memeluk kedua lututnya erat-erat. Angin pagi ini berhembus sepoi-sepoi menyapa kulitnya dengan lembut, tetapi tidak cukup untuk menenangkan pikirannya yang kacau dan berkabut. Matanya masih terpaku pada jalanan berumput yang membentang di depan properti itu, berharap keajaiban akan terjadi. Bahwa mobilnya akan kembali, bahwa ini semua hanya mimpi buruk yang akan segera berakhir. Tapi kenyataan berkata lain. Mobilnya telah hilang. Dicuri oleh pria asing yang baru saja menginap semalam di penginapannya. Satu-satunya harta yang tersisa, satu-satunya cara untuk pergi dari tempat ini dan memulai kembali hidupnya, telah lenyap begitu saja. Di usia yang masih dua puluh empat tahun, hidupnya sudah seperti puing-puing reruntuhan. Bangkrut. Tak punya uang. Tak punya tempat tinggal. Dan kini, bahkan tak punya kendaraan untuk sekadar mencapai halte bus yang berjarak lima kilometer dari sini. Elle menghembuskan napas panja

    Huling Na-update : 2025-02-24
  • The Sexy Stranger    3. Beri Aku Alasan

    "Maaf karena membawa mobilmu," Ryuu akhirnya berbicara lagi, kali ini dengan nada yang lebih santai. "Aku membutuhkannya untuk... mengurus sesuatu yang mendesak." Elle mengerjap pelan beberapa kali, lalu menghela napas pendek sebelum menjawab, "Tak apa... yang penting mobilnya sudah kembali." Ryuu tidak segera menjawab. Bola matanya yang gelap mengunci Elle dalam tatapan tajam yang membuat gadis itu merasa sulit untuk berpaling. Langkah Ryuu perlahan mendekat dengan gerakan yang penuh kendali, dan entah bagaimana membuat debaran di dada Elle semakin liar tak terkendali. Akio yang masih memeluknya, tiba-tiba menarik pelan kemeja oversize yang dikenakan Elle. Bocah itu mendongak seraya menatapnya dengan mata polos penuh harap. "Elle, aku sangat lapar... Apa kamu sudah masak untuk makan siang?" Elle tersentak dari pikirannya. Ia menunduk untuk mengusap lembut rambut hitam tebal Akio sebelum tersenyum kecil. "Maaf, Sayang. Hari ini aku belum memasak. Makanan di dapur suda

    Huling Na-update : 2025-02-25
  • The Sexy Stranger    4. Istri?

    Ryuu menatap Elle yang masih terdiam dengan ekspresi sulit ditebak, mengira bahwa keheningan gadis itu adalah sebuah tanda persetujuan. Jadi tanpa ragu, pria itu pun mengulurkan tangannya, bermaksud untuk menyentuh dagu Elle agar gadis itu bisa menatapnya langsung. Seketika Elle pun tersentak dari lamunannya. Dengan cepat dia pun segera melepaskan tangannya dari cengkeraman Ryuu, lalu bergerak mundur selangkah. Ya Tuhan. Ternyata ia tidak salah mendengar! Ryuu adalah pria yang sangat tampan, Elle harus akui hal itu. Wajahnya yang Asia dengan aura berwibawa serta tubuhnya yang tinggi penuh otot adalah perpaduan yang sempurna, dan Elle pun yakin jika tak kan ada wanita normal yang tidak akan terpikat oleh visualnya. Dan karena itulah semula ia mengira dirinya saja yang terlalu terbawa perasaan karena kedekatan tubuh mereka, dan Elle pun mengira bahwa ia mulai mengkhayal yang tidak-tidak. Dan sekarang jantungnya tak bisa berhenti berdebar, seolah ingin meloncat keluar dari

    Huling Na-update : 2025-03-04
  • The Sexy Stranger    5. Alasan

    Ayaka berlari masuk ke dalam penginapan dengan langkah mungilnya yang gesit. Sepatu pink ballerina kecilnya menapaki lantai kayu dengan suara berdebum pelan. Manik gelapnya langsung mencari sosok yang ingin ditemuinya. Dan di sanalah Daddy-nya, berdiri di dekat jendela besar yang menghadap ke danau, dengan tangan bersidekap di dada. "Daddy! Daddy!" panggil Ayaka dengan penuh semangat. Ryuu menoleh ke arah putrinya dengan sedikit mengernyit. "Ada apa, Ayaka? Kenapa kamu berlari-lari seperti itu?" Ayaka langsung berhenti di hadapan ayahnya, napasnya sedikit terengah karena terlalu bersemangat. "Daddy! Hari ini adalah hari spesial!" Ryuu menatap putrinya dengan penuh tanda tanya. "Hari spesial apa?" Ayaka mengangkat kedua tangannya ke udara dengan penuh antusias. "Hari ini Elle akan menikah dengan Daddy!" Ruangan yang semula tenang mendadak dipenuhi keheningan yang canggung, sementara Ryuu pun terpaku di tempatnya. "... Apa?" Ryuu akhirnya bersuara, suaranya dalam dan t

    Huling Na-update : 2025-03-06
  • The Sexy Stranger    6. Membuatnya Terikat

    Suasana ruang makan terasa hangat dan akrab. Aroma keju leleh dan saus tomat yang gurih memenuhi udara saat empat kotak pizza besar terbuka di tengah meja. Sesuai janji sebelumnya, Ryuu telah memesan makan siang kesukaan putra-putrinya, ia sengaja melakukan itu agar Elle tidak lelah memasak untuk mereka. "Ayaka, jangan ambil yang terbesar lagi," tegur Akio dengan suara datarnya, tapi matanya melirik ke arah potongan pizza yang sudah diambil oleh saudara kembarnya. "Tapi ini yang paling banyak kejunya!" protes Ayaka, pipinya sudah menggembung karena gigitan sebelumya. Elle pun tertawa pelan, diam-diam sungguh menikmati kebersamaan mereka. Ayaka yang imut dan lucu serta Akio yang cool tapi ternyata juga berisik, membuat gadis itu merasakan sesuatu yang menyenangkan di dalam hatinya. Namun tawa itu pun seketika terhenti, ketika ponselnya bergetar di atas meja. Ia mengambilnya dan melihat sebuah e-mail masuk. [Draft Kontrak Kerja Sama: Lakeview Inn Investment] Alis Ell

    Huling Na-update : 2025-03-07
  • The Sexy Stranger    7. Serba Salah

    Ketika Elle akhirnya melanjutkan kembali belanjaannya, ia mulai merasakan tidak nyaman. Bukan karena barang-barang di keranjang belanjanya yang jumlahnya semakin bertambah, melainkan karena tatapan orang-orang yang ada di sekitarnya. Sejak mereka masuk ke supermarket, Elle sudah merasakan bagaimana mata para wanita tertuju pada Ryuu. Pria itu memang tampak mencolok dengan tubuhnya yang maskulin, wajah tampan khas warga Jepang, serta aura percaya diri yang luar biasa. Bahkan hanya dengan berdiri santai sambil memegang troli, Ryuu terlihat seperti model di sebuah iklan eksklusif. Telinga Elle pun juga mendengar bisik-bisik di sekelilingnya. "Siapa pria tampan itu? Seperti orang Jepang ya?" "Lihat otot lengannya. Astaga, dia seksi sekali!" "Apa dua anak itu adalah anaknya? Hah? Tapi siapa wanita di sebelahnya??" Elle pun menundukkan wajahnya seraya berusaha mengabaikan bisikan-bisikan itu, sebelum seseorang menepuk pundaknya dengan lembut. "Elle, sayang… bagaimana kabarm

    Huling Na-update : 2025-03-07
  • The Sexy Stranger    8. Seperti Seorang Ibu

    Elle menghela napas panjang saat menutup pintu bagasi mobil, memastikan semua kantung belanjaan sudah tersusun rapi di dalamnya. Namun sebelum ia bisa melangkah ke sisi pintu penumpang, suara Ryuu yang tenang namun penuh arti tiba-tiba membuatnya berhenti. "Jadi..." Ryuu menyandarkan satu tangan di pinggiran bagasi, menatapnya dengan ekspresi penasaran. "Pria itu, si Bradley Scott, apakah dia adalah alasan kenapa kamu tidak tertarik untuk menjalin hubungan lagi?" Elle tampak menegang sejenak, lalu dengan perlahan ia pun memutar tubuhnya menghadap Ryuu. Pria ini ternyata lebih jeli dari yang ia kira. Dia pasti sudah menebak. Jadi, apa gunanya menyembunyikannya lagi? Elle mengangkat bahunya, berusaha untuk terdengar santai. "Ya, dia mantan tunanganku. Dan sekarang dia akan menikah dengan mantan sahabatku, Catherine." Sejenak, Ryuu terlihat benar-benar terkejut. Manik monolid-nya yang gelap terlihat sedikit membesar, bibirnya sedikit terbuka seolah ingin mengatakan ses

    Huling Na-update : 2025-03-08
  • The Sexy Stranger    9. Sedikit Hiburan

    Pagi ini, Elle bangun lebih awal dari biasanya. Ia langsung menuju dapur bermaksud untuk menyiapkan sarapan, sebelum semua tamunya bangun. Ia ingin menyibukkan diri dengan sesuatu yang konkret seperti memasak, membersihkan, melakukan pekerjaan yang memang menjadi bagian dari rutinitasnya. Namun harapannya pun pupus, ketika ia menemukan seseorang sudah berdiri di sana, mengenakan kaus putih sederhana dan celana jogger abu-abu. Ryuu. Pria itu terlihat sedang membuka lemari dapur dengan ekspresi bingung. Wajahnya masih sedikit mengantuk, rambut hitamnya agak berantakan, dan kancing atas kausnya sedikit terbuka, memperlihatkan kulitnya yang putih khas Asia. Elle membeku di ambang pintu. "Apa yang kamu lakukan di sini?" Ryuu menoleh dengan santai, seolah tidak melihat sesuatu yang aneh dengan kehadirannya di dapur ini. "Mencari kopi," sahutnya dengan senyuman. Elle mengerjap. "Kamu bisa meminta padaku untuk dibuatkan kopi. Aku yang mengelola penginapan ini, dan kamu

    Huling Na-update : 2025-03-08

Pinakabagong kabanata

  • The Sexy Stranger    33. Selain Aku

    Pintu kamar mandi itu tiba-tiba terbuka dari dalam, diiringi oleh Ryuu yang mengayunkan langkah keluar dengan Elle yang berada di dalam dekapannya. Tubuh gadis itu menempel pada tubuh Ryuu seperti koala. Kedua tangannya mengalung di leher pria itu dan kedua kaki Elle melingkari pinggangnya. Ryuu pun melangkah pasti dengan bibirnya yang masih asyik mencumbu bibir lembut Elle yang adiktif. Dengan tubuh yang masih sama-sama setengah basah sehabis bercinta dan mandi sesudahnya, Elle mengenakan bath robe putih yang menutupi tubuhnya, sementara Ryuu hanya mengenakan boxer. Pria itu lalu merebahkan tubuh Elle di atas ranjang, ciuman mereka pun sontak terlepas kala Ryuu menatap lekat penuh damba pada sosok gadis miliknya. Ia memandangi rambut coklat gelap yang mengikal lembut karena setengah basah, tampak berserakan dengan kontras di atas seprai putih. Wajah Elle yang cantik itu juga ikut memandangi dirinya, membuat Ryuu menatap pada manik bening berkilau dan bibir penuh yang tampak r

  • The Sexy Stranger    32. Karena Kamu

    Ryuu membawa Ayaka dan Akio ke dalam kamar mereka. Langit di luar jendela mulai berubah warna meskipun masih siang hari, menandakan cuaca yang mendung dan mungkin akan diwarnai oleh butiran hujan dari langit. Suasananya tampak syahdu, tenang dan nyaman. Namun bagi Ryuu, ini adalah momen yang paling tepat. "Daddy mau kalian istirahat siang sekarang," ujarnya sambil berdiri di tepi tempat tidur, menatap kedua anak kembarnya yang langsung mengernyit tak suka. "Daddy bercanda?" cetus Ayaka sambil mendengus serta menyilangkan tangan di dada mungilnya. "Aku kan belum mengantuk!" Akio pun ikut menatap Ryuu dengan sorot penuh curiga. "Hm, ya. Rasanya ada yang aneh. Daddy sangat jarang menyuruh kami untuk tidur siang tanpa alasan." Ryuu tertawa kecil. Ia pun memutuskan untuk duduk di tepi ranjang dan menatap mereka secara bergantian. Sebuah seringai samar mewarnai wajahnya yang tampan, karena ia akan mengajukan penawaran yang sulit ditolak oleh kedua anak kembarnya itu."Baiklah. Ka

  • The Sexy Stranger    31. Sang CEO Yang Telah Kembali

    Perjalanan pulang dari restoran dipenuhi oleh suara riang Ayaka, yang tak henti-hentinya bercerita tentang berbagai hal. Dari rasa es krim yang mereka beli, tempat-tempat yang mereka lewati, hingga bagaimana Ryuu dengan mudah meringkus pria yang hendak menculik seorang anak kecil di depan restoran tadi. "Daddy itu keren banget! Gerakannya cepat sekali, juga langsung menangkap orang jahatnya hanya seorang diri!" seru Ayaka dengan mata yang berbinar-binar. Akio mengangguk setuju, meskipun tidak ikut sebanyak bicara seperti saudara kembarnya. "Benar. Aku sampai penasaran, Daddy ini sebenarnya manusia apa bukan ya?" Elle yang duduk di samping Ryuu hanya mendengarkan sambil tersenyum, tapi sebenarnya dengan benak yang tengah jauh melayang. Ia masih memikirkan kejadian tadi. Bagaimana Ryuu bergerak begitu cepat dengan tangannya yang cekatan, dan tatapan matanya yang berubah tajam dalam sekejap ketika menyelamatkan anak kecil itu. Elle masih larut dalam lamunannya, ketika

  • The Sexy Stranger    30. Pria Yang Menyembunyikan Sesuatu

    Begitu mereka melangkah keluar dari restoran, dua pria berpakaian hitam dengan kacamata gelap sudah menunggu di dekat pintu. Tubuh mereka tegap, postur kaku, dan aura mereka begitu kuat sehingga membuat orang-orang yang lewat secara refleks bergerak menjauh. Begitu melihat Ryuu, kedua pria itu langsung membungkukkan tubuh penuh hormat, melakukan salam khas Jepang yang dalam dan penuh tata krama. Elle berhenti di tempatnya dengan jantung yang mulai berdetak lebih cepat. Seketika ia melirik Akio dan Ayaka, tapi kedua anak itu tampak biasa saja seolah ini bukan sesuatu yang aneh bagi mereka. "Takahashi-shachou (Presiden Direktur Takahashi)," salah satu pria menyapa Ryuu dengan sopan. Ryuu mengangguk ringan. "Tunggu sebentar," ucapnya pada pria itu, lalu berbalik ke arah Elle dan anak-anaknya. "Kalian tunggu di sini, aku harus bicara dengan mereka sebentar." Elle hanya mengangguk pelan, tapi matanya tidak lepas dari Ryuu dan kedua pria itu saat mereka berjalan sedikit

  • The Sexy Stranger    29. Rahasia

    Elle kembali duduk di kursinya, tapi pikirannya masih terpaku pada apa yang baru saja terjadi. Ryuu menangani penculik itu dengan cara yang terlalu cepat, terlalu efisien, dan sama sekali tidak seperti orang biasa. Bahkan polisi pun terlihat terkejut saat mereka tiba di lokasi dan melihat betapa mudahnya Ryuu melumpuhkan pria berbadan besar itu. Namun, Ayaka dan Akio tampak menganggap semua itu sebagai hal biasa. Mereka sama sekali tidak kaget, malah terlihat bangga seolah ini adalah sesuatu yang sering mereka saksikan. Elle melirik ke arah Ryuu yang kini kembali menyantap makan siangnya dengan tenang, seakan kejadian barusan hanyalah sebuah gangguan tak berarti dalam harinya. "Ada yang mau tambah minum?" tanya Ryuu santai, sama sekali tidak menyadari bahwa Elle masih menatapnya dengan penuh kebingungan. Elle membuka mulutnya, ingin menanyakan sesuatu tetapi masih ragu. Haruskah ia bertanya sekarang? Atau lebih baik menunggu waktu yang lebih tepat? Akhirnya ia mena

  • The Sexy Stranger    28. Misteri Ryuu

    "Apakah aku boleh bertanya... tentang ibu kandung dari si kembar?" Mendengar pertanyaan Elle yang tiba-tiba itu, Ryuu tampak diam dengan jemarinya yang saling bertaut, seakan sedang mencari kata-kata yang tepat untuk diucapkan. Pria itu menghela napas pelan seraya menatap wanita bersurai coklat di sampingnya dengan lekat. "Ibu kandung Ayaka dan Akio… dia bukan wanita biasa," pria itu pun akhirnya membuka suara dengan nada yang rendah dan hampir berbisik. "Dari awal, hidupnya selalu dikelilingi oleh bahaya." Elle mengerutkan kening, menunggu Ryuu melanjutkan. Pria itu lagi-lagi menghela napas sebelum kembali berbicara. "Dunia tempatnya berasal, adalah tempat yang tidak akan pernah membiarkan Ayaka dan Akio hidup dengan tenang jika mereka tetap berada di sisinya." Elle terdiam. Ia bisa melihat kesedihan yang tersembunyi di mata Ryuu. Sekilas, pria itu tampak seperti sedang berperang dengan dirinya sendiri, seakan ada bagian dari cerita ini yang tak seharusnya ia ungkap

  • The Sexy Stranger    27. Pertanyaan

    Pintu kamar itu tiba-tiba terbuka dari dalam, dan Ryuu pun keluar dengan menggendong Elle yang berada di dalam pelukannya. Langkahnya tegas dan genggamannya begitu kokoh, seolah ingin selalu memastikan agar Elle tak akan terluka lagi. Sedangkan Elle, gadis itu hanya bisa menyandarkan dirinya dengan pasrah di dada pria itu seraya merasakan denyut jantung Ryuu yang stabil, dan entah sejak kapan telah menjadi buaian yang membuatnya merasakan ketenangan. Ryuu membawa Elle ke ruang tamu, dan ternyata ada Akio yang sejak tadi sudah berdiri menunggu di sana dengan wajah yang murung. Bocah itu menatap Elle dengan manik gelapnya yang berkaca-kaca dipenuhi rasa bersalah, tampak seperti sekuat tenaga menahan tangisnya. Kedua tangannya mengepal di sisi tubuhnya yang sedikit gemetar. "Elle..." Akio berucap dengan suaranya lirih berbisik. "Maaf... Aku... aku sudah membuatmu terluka. Kalau saja aku tidak memanjat pohon itu..." Bibirnya bergetar, seolah satu kata lagi akan membuat

  • The Sexy Stranger    26. Aku Tidak Akan Kemana-mana

    Ryuu telah selesai mengompres bengkak di pergelangan kaki Elle, lalu membersihkan sisa air dengan lap bersih, sebelum kemdian memasang perban elastis dengan hati-hati. Jemarinya yang besar dan kokoh bekerja dengan ketelitian serta cermat. Elle memperhatikan setiap gerakan dengan pandangan yang tertuju pada ekspresi serius pria itu. Ada kelembutan tersembunyi dalam cara pria itu menangani lukanya, hingga melukiskan senyum yang terbit di bibirnya. Ryuu yang tanpa sengaja mendongak dan menangkap ekspresi Elle, seketika langsung mengangkat alisnya. "Kenapa tiba-tiba tersenyum?" tanyanya. Elle mengangkat bahu ringan. "Karena kamu. Aku tidak menyangka jika kamu ternyata begitu terampil merawat kakiku." Ryuu pun tertawa tanpa suara. "Aku adalah orang tua tunggal dengan dua anak, Elle. Mengatasi kecelakaan kecil seperti ini sudah jadi bagian dari hidupku." Elle ikut tersenyum, entah kenapa ia merasakan kehangatan yang menelusup di dalam dadanya karena perkataan Ryuu. "Aya

  • The Sexy Stranger    25. Tak Ada Jalan Keluar

    Ryuu tetap diam di ambang pintu, memperhatikan pemandangan di hadapannya dengan perasaan yang sulit diungkapkan. Ayaka masih menempel manja pada Elle, sementara Akio berdiri di samping mereka dengan ekspresi yang lebih terkendali, meskipun Ryuu bisa melihat kilatan kehangatan di matanya. Elle tertawa kecil, mengusap lembut kepala Ayaka. "Kalian datang ke sini sendirian?" Ayaka mengangguk bersemangat. "Iya! Kita naik mobil dengan Renjin!" Ryuu mendengus pelan dan menggerutu dalam hati ketika mendengar nama Renjin. Seharusnya orang itu mengawasi kedua anak kembarnya, bukan malah melepas mereka untuk mengganggunya. Akio yang sejak tadi diam akhirnya ikut angkat bicara. "Ini salah Ayaka. Dia menangis seharian dan bilang kangen dengan Elle, makanya Renjin mengantarkan kita ke sini." Seketika Ayaka mengerucutkan bibirnya. "Kamu juga kangen dengan Elle kan, Akio? Mengaku saja!" Akio hanya menghela napas dan mengedikkan bahu malas, tampak enggan berdebat. Elle tersenyum

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status